Buku Bengcu Menggugat Teologi Alam Roh Dan Pendeta GKI


Gambar: Satu harapan.com

Pertama-tama saya ingin menyatakan penghargaan saya atas usaha saudara saya, Hai Hai Beng Cu, yang telah bekerja keras untuk menerbitkan buku ini. Melihat isi buku dan tebalnya, saya membayangkan Hai Hai sudah menghabiskan banyak sekali waktu – entah berapa tahun – untuk menggali isi Alkitab dan menggumuli pertanyaan-pertanyaan yang muncul di dalam hatinya. Saya jarang sekali menemukan anggota gereja seperti Hai Hai yang mempunyai ketekunan untuk menggali isi Alkitab dengan sungguh-sungguh serius, mencoba menggali kata-katanya dalam bahasa aslinya, bahasa Ibrani dan Yunani, dst. Continue reading

Beginilah Cara Bengcu Menggugat Pendeta-pendeta Kristen Indonesia


By: Tante Paku

BengcuTanteBagi pembaca setia Sabda Space tentu sudah tak asing dengan blogger yang bernama Hai Hai dengan artikel-artikelnya yang sebagian besar menguliti ajaran-ajaran kekristenan yang diajarkan dengan pemahaman yang tidak sesuai dengan Alkitab, melainkan ditafsirkan sekehendak hatinya itu, begitulah alasan utamanya. Continue reading

Buku Bengcu Menggugat Gereja Memboikot


Peluncuran sekaligus diskusi buku Bengcu Menggugat Teologi Alam Roh, Di Mata Seorang Tionghoa Kristen, diboikot beberapa gereja di Medan. Perhelatan di kafe Ye Xiang Coffee, Komplek Asia Mega Mas Medan, pada 25 Agustus 2013 itu hanya dihadiri beberapa orang. Tokoh gereja dan sarjana teologi yang diundang, tidak muncul. Continue reading

Daftar Isi Buku Bengcu Menggugat Teologi Alam Roh Di Mata Seorang Tionghoa Kristen


Peruntukan

v

Prakata

xi

Kata Sambutan Pdt. Thomy J. Matakupan SE, MTh

xiii

Kata Sambutan  Tommy Wijaya S.K.M, MDiv

xvii

Bab Satu: Bengcu Menggugat Karena Bertanggung Jawab

1

  1. Menghakimi Karena Mengasihi

3

  1. Ujilah Dan Peganglah Yang Baik

5

  1. Cara Mudah Menguji Secara Ilmiah

7

  1. Alkitab Harus Dipahami Tidak Boleh Ditafsirkan

10 Continue reading

Menafsir Bengcu Menggugat Pendeta


Oleh Nusya Kuswantin*

Gambar: jualbukusastra.blogspot.com

Pada penutup bagian Prakata di halaman viii, Bengcu menuliskan namanya dalam huruf kecil semua: hai hai bengcu ang ci yang. Bisa ditebak bahwa nama yang diberikan oleh orangtuanya adalah Ci Yang saja, dengan Ang adalah nama keluarga, sementara Bengcu dan Hai Hai adalah julukan tambahan. Berangkat dari nama ini saya ingin menafsir Bengcu dalam bukunya “Bengcu Menggugat Teologi Alam Roh” (Atma Bina Semesta Jakarta, 2013, 286 halaman). Cara menuliskan nama – yang dengan huruf kecil semua – saya tafsir sebagai upaya Bengcu menunjukkan sisi kerendahhatiannya. Ini bisa disetarakan ketika dalam bahasa Inggris orang memilih menggunakan i (huruf kecil) untuk menggantikan I (yang bermakna saya, yang menurut konvensi harus ditulis dalam huruf besar) dengan dalih bahwa penggunaan huruf besar menyiratkan keakuan yang arogan. Continue reading