Budi Asali Duda DiCeRai Paling Goblok Sedunia


Gambar: Wallpapertube.com

Apabila perceraian adalah jalan kelepasan, seharusnya setelah bercerai  masalahnya pun selesai, bila tidak itu berarti alih-alih menyelesaikan masalah, perceraian justru menambah masalah. Budi Asali harus menempuh cara lain.

Menurut hai hai, perceraian Budi Asali benar atau salah? Itulah pertanyaan yang dilontarkan kepada saya berulang-ulang. Budi Asali tidak pernah menurut hai hai apalagi perceraiannya. Apakah orang Kristen boleh cerai? Itulah pertanyaan selanjutnya. Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik. Apabila perceraian memang jalan kelepasan, seharusnya setelah bercerai  masalahnya pun selesai, bila tidak itu berarti alih-alih menyelesaikan masalah, perceraian justru menambah masalah. Bila perceraian tidak menyelesaikan masalah, itu berarti harus ditempuh cara lain untuk menyelesaikan masalah suami istri.

Memberanikan diri bertanya, inilah cerita tentang perceraian versi Budi Asali, versi yang benar:

Cerita (baca gosip/fitnah) tentang saya berzinah, sehingga lalu dicerai dsb, sudah banyak beredar, dan bahkan itu yang paling banyak diketahui/didengar orang. Tetapi itu cerita versi mereka! Tak usah heran karena di pihak sana ada beberapa/banyak ‘radio amatir’, yang jauh lebih hebat dari ‘Suara Surabaya’. Yang terutama Yovita (ex mertua perempuan saya), Sisca (ex istri saya), Pdt. Sutjipto Subeno, Sundoro, Febrianne dan banyak orang lagi. Untuk para pemfitnah ini, dan para pemfitnah yang lain, saya beri peringatan ini:

“Remember:  God knows who you are and what you did, even though I don’t!”  (=Ingatlah: Allah tahu siapa kamu dan apa yang telah kamu lakukan, sekalipun saya tidak tahu!)

Karena itu, sekarang saya mau menceritakan secara singkat versi saya tentang hal itu. Kalau para pemfitnah/penggosip saya menceritakan tanpa saksi atau bukti, saya akan menceritakan dengan saksi/bukti! Bagi pembaca tulisan ini, saudara mau percaya yang mana itu urusan saudara (dengan Tuhan)!

Perceraian dengan istri. Kami menikah pada tahun 1991, dan mendapatkan anak (Kevin) pada tahun 1994. Kira-kira mulai 1995, hubungan kami mulai retak, dan makin lama makin memburuk (karena sifat-sifat kami memang sangat banyak yang saling bertentangan). Pada sekitar tahun 2003, ada seorang cewek dalam gereja saya, yang dekat dengan saya maupun dengan istri saya. Jadi, mula-mula hubungan kami bertiga baik. Tetapi dalam hubungan dengan cewek itu saya lalu melihat bahwa ia mempunyai problem dan saya merasa harus memberikan counseling kepada dia. Itu membuat dia lebih dekat lagi dengan saya dan ini akhirnya membuat istri saya cemburu (buta).

Pada suatu hari kecemburuan buta itu meledak dengan dia melaporkan persoalan itu, yang ia anggap sebagai suatu affair/perselingkuhan, kepada majelis/pengurus gereja saya (waktu itu GKRI Exodus). Ini membuat saya sangat marah, karena saya dan cewek itu, sekalipun dekat, tidak mempunyai/melakukan affair/perselingkuhan dalam bentuk apapun, dan tidak ada rencana apapun untuk melakukan affrair/perselingkuhan/perzinahan.

Saya tidak pernah pergi berdua dengan dia, kecuali 2-3 x mengantar dia dari gereja pulang ke rumahnya yang membutuhkan waktu hanya sekitar 10 menit, dan kami tidak pernah mampir ke manapun.

Biasanya kalau pergi bertiga (dengan adiknya yang juga cewek, atau berempat, dengan adiknya yang lain lagi, yang adalah cowok). Tetapi bagaimana pun saya mau menjelaskan hal ini kepada istri saya, ia tak mau mendengarkannya. Mungkin pembaca tahu perempuan biasanya memang lebih condong main perasaan dari pada logika, apalagi kalau sudah berurusan dengan kecemburuan!

Gegeran makin hebat sehingga akhirnya pada pertengahan tahun 2004, istri saya membawa anak kami dan semua barang-barangnya, dan meninggalkan rumah.

Catatan: tindakan meninggalkan rumah (minggat) seperti ini bukan hal baru, karena sebelumnya sudah pernah terjadi 2 x (masing-masing berlangsung selama 2-3 bulan), tanpa ada kasus ‘another woman’ (= wanita lain), jadi hanya karena gegeran biasa. Dan selama waktu itu, pada saat anak saya kangen/rindu dengan saya dan mau bicara dengan saya pun tidak diijinkan! Dari sini saya sudah menyimpulkan bahwa perempuan ini (istri saya) adalah orang yang sangat jahat!

Pada waktu ia ‘minggat’ untuk ke 3x nya ini, saya sudah merasa bahwa ini adalah untuk selama-lamanya. Singkat cerita, pada tahun 2006 ia lalu mengajukan gugatan cerai (saya dengar atas dorongan orang tuanya, yang notabene adalah jemaat Pdt. Sutjipto Subeno, yang katanya anti cerai dalam kasus apapun). Gugatan itu dilakukan BUKAN ATAS DASAR PERZINAHAN (perhatikan surat gugatan di bawah ini), dan ini merupakan sesuatu yang aneh/tak masuk akal. Kalau saya memang berzinah dan ia bisa membuktikan, mengapa tak menggugat cerai dengan dasar zinah? Kalau tak punya bukti (dan jelas memang tak punya) mengapa tetap menggugat cerai?

Pada tahun 2007, gugatan itu dikabulkan oleh pengadilan negeri. Harap diketahui bahwa kalau satu pihak secara mutlak sudah tak mau melanjutkan pernikahan, pengadilan pasti menyetujui perceraian itu. Saya lalu naik banding. Saya naik  banding sebetulnya bukan untuk mempertahankan pernikahan, karena saya tahu itu sudah begitu buruk dan tidak bisa dipertahankan. Saya naik banding untuk menunjukkan/membuktikan bahwa perceraian itu sama sekali bukan inisiatif saya, dan memang tidak saya setujui. Saya berpendapat bahwa bagaimanapun buruknya hubungan suami istri, harus tetap dipertahankan. Cerai hanya boleh kalau ada perzinahan (Mat 5:32 Mat 19:9). Dan dalam hal ini saya tidak berzinah dengan siapapun. Dia tak punya bukti atau pun saksi sama sekali!

Pada tanggal 22 – 12 – 2009, gugatan itu dikabulkan lagi/dikuatkan oleh PengadilanTinggi, dan saya tidak naik banding lagi, karena toh tak ada gunanya. Tetapi saya tidak menandatangani persetujuan apapun berkenaan dengan perceraian itu. Dan 2 minggu setelah tak ada permohonan banding, maka keputusan itu mempunyai kekuatan hukum yang sah (awal tahun 2010). Jadi, siapa yang mencerai? Istri saya dan pengadilan! Saya DI cerai, bukan MENcerai! Dan tak ada apapun yang bisa saya lakukan untuk mencegah terjadinya hal itu.

Catatan: kalau ada yang berzinah, itu mungkin adalah istri saya sendiri. Yang pasti dia sudah pernah berpacaran dengan cowok lain, pada saat perceraian belum resmi/belum disahkan oleh pengadilan! Dan ini diakui bahkan oleh Yovita, dan juga diketahui oleh banyak orang, dan dilihat oleh sedikitnya 2 orang (yang tak mau disebut namanya) yang melihat mereka pergi berdua di toko/mall dengan bergandengan tangan! Bagus sekali! Bagi saya, ini sebetulnya sudah merupakan perzinahan!

Pemecatan saya oleh gereja saya (GKRI Exodus). Tuduhan/fitnahan tanpa bukti dari istri saya (dan mertua perempuan saya) diterima oleh banyak orang, termasuk oleh gereja saya sendiri (GKRI Exodus). Gereja yang saya didik sehingga mengerti Alkitab dengan baik ini tidak mungkin tidak tahu tentang:

Janganlah engkau menerima tuduhan atas seorang penatua kecuali kalau didukung dua atau tiga orang saksi. 1Timotius 5:19

Dalam kasus saya, satu saksipun tidak ada, dan bukti juga tidak ada. Dan ingat, yang disebut ‘saksi’ harus orang yang tahu sendiri perkara itu, bukan orang yang mendengar dari orang lain, dsb. Bandingkan juga dengan Ul 19:15-21.

Satu orang saksi saja tidak dapat menggugat seseorang mengenai perkara kesalahan apapun atau dosa apapun yang mungkin dilakukannya; baru atas keterangan dua atau tiga orang saksi perkara itu tidak disangsikan. Ulangan 19:15

Apabila seorang saksi jahat menggugat seseorang untuk menuduh dia mengenai suatu pelanggaran, Ulangan 19:16

maka KEDUA ORANG YANG MEMPUNYAI PERKARA ITU haruslah berdiri di hadapan TUHAN, di hadapan imam-imam dan hakim-hakim yang ada pada waktu itu. Ulangan 19:17

Maka hakim-hakim ituharus memeriksanya baik-baik, danapabila ternyata, bahwa saksi itu seorang saksi dusta dan bahwa ia telah memberituduhan dusta terhadap saudaranya, Ulangan 19:18

maka kamu harusmemperlakukannya sebagaimana ia bermaksud memperlakukan saudaranya.Demikianlah harus kauhapuskan yang jahat itu dari tengah-tengahmu. Ulangan 19:19

Maka orang-orang lain akan mendengar dan menjadi takut, sehingga merekatidak akan melakukan lagi perbuatan jahat seperti itu di tengah-tengahmu. Ulangan 19:20

Janganlah engkau merasa sayang kepadanya, sebab berlaku: nyawa gantinyawa, mata ganti mata, gigi ganti gigi, tangan ganti tangan, kaki ganti kaki.’” Ulangan 19:21

Dilakukan beberapa kali sidang gereja dan:

  1. Tak pernah satu kalipun istri saya hadir dalam sidang gereja pada saat saya ada. Dia jelas tak berani hadir dalam sidang pada saat ada saya, karena dia tahu bahwa semua dusta dan fitnahnya pasti akan saya hancurkan. Tetapi tak pernah hadirnya dia, bertentangan dengan Ul 19:17 di atas, yang mengharuskan kedua orang yang berperkara sama-sama hadir!
  2. Majelis/pengurus, bahkan penginjil yang pro saya dikeluarkan dari ‘rapat’. Memang dalam rapat resmi mereka diikutkan, tetapi dalam ‘rapat tidak resmi’ mereka tidak diikutkan, padahal di sinilah semua rencana dan keputusan dibuat!
  3. Dalam seluruh proses itu, penginjil resmi dari GKRI Exodus yaitu Ev. Edy Purwani, tidak pernah dimintai pendapatnya (karena mereka tahu ia pro saya). Dan sebaliknya mereka minta pendapat dari Ev. Yakub Tri Handoko (yang sekarang jadi Gembala/pendeta di GKRI Exodus) dan Andhika Gunawan, yang keduanya bukan majelis/pengurus, bahkan bukan jemaat kami juga. Betul-betul proses yang lucu! Bukankah persoalan yang begitu sensitif seperti itu seharusnya dirahasiakan dalam kalangan majelis/pengurus? Itu sebabnya beberapa bulan setelah saya dikeluarkan Ev. Edy Purwani lalu mengundurkan diri.
  4. Ada tuduhan-tuduhan yang dilakukan di belakang saya, yang baru saya ketahui dari salah satu majelis (nama: Dora) setelah saya dipecat. Kalau saja tuduhan konyol itu diberikan di depan saya, dengan mudah bisa saya hancurkan!
  5. Saya tak pernah satu kalipun kalah dalam perdebatan dalam sidang gereja itu!
  6. Dalam surat-surat yang diberikan kepada saya, yang merupakan hasil rapat, ada begitu banyak dusta/fitnah dan hal-hal yang gila, yang tidak saya tanggapi, karena saya tahu bahwa segala sesuatu telah mereka tetapkan dan tak ada apapun dapat mengubah mereka.
  7. Hasil sidang-sidang gereja, seperti pada waktu saya diskors, dan juga pada waktu saya dipecat, bisa diketahui dan di-sms-kan kepada saya oleh seseorang yang tak dikenal, satu hari SEBELUM sidang dilakukan/keputusan keluar!! Ini saya tanyakan dalam sidang dengan berkata ‘Bagaimana orang yang kirim sms ini bisa tahu keputusan rapat sebelum rapat dilaksanakan? Atau ia adalah orang luar yang entah bagaimana bisa menguasai rapat, atau rapat sudah memutuskan hasilnya sebelum rapat dilaksanakan’. Mereka (Lieman) menjawab: kebetulan. Jawaban gila dan idiot dari orang dengan lidah bercabang!! Memangnya saya anak umur 3 tahun? Mengapa tidak bilang saja bahwa Tuhan yang maha tahu yang kirim sms???

Ini menurut saya membuktikan secara kelewat jelas bahwa sidang gereja itu SUDAH DIATUR/DIREKAYASA, dan karena itu saya sebut sebagai sidang gereja YANG TERKUTUK! Gereja saya, yang saya didik mati-matian, dengan pengorbanan waktu, tenaga, pikiran (yang juga berperan membuat perpecahan pernikahan kami menjadi memburuk), selama sekitar 13 tahun (1992-2005), akhirnya memecat saya pada tahun 2005. Betul- betul KEPUTUSAN TERKUTUK, dan mereka yang ikut ambil bagian dalam pemecatan itu harus bertanggung jawab atas keputusan terkutuk mereka! Satu hal yang penting adalah: pemecatan itu dilakukan juga BUKAN DENGAN ALASAN ZINAH, karena mereka memang tidak punya saksi dan bukti tentang hal itu. Jadi mereka memakai alasan ‘karena hubungan yang tidak baik dengan istri sehingga tak bisa jadi teladan’. Berikut ini saya berikan bukti surat pemecatan supaya pembaca bisa melihat alasan pemecatan.

Kesimpulan:

  1. Cerai memang ya, tetapi saya dicerai, bukan mencerai.
  2. Dan tentang tuduhan zinah/affair/selingkuh tak pernah ada bukti ataupun saksi. Jadi, kembali kepada kelompok Pdt. Sutjipto Subeno, Sundoro, Febrianne dan sebagainya. Mereka mengatakan cerai, zinah dan sebagainya, berdasarkan apa?

Kalian memang pemfitnah biadab! Pada waktu saya bertanya kepada Pdt. Sutjipto Subeno (dalam gegeran antara saya dan dia pada tahun 2008) tentang bukti, dia secara bodoh berkilah, bahwa tidak setiap dosa/tuduhan harus dibuktikan (bukti email ada pada saya)! Omongan yang luar biasa tolol! Karena kalau itu benar, maka saya juga bisa menuduh bahwa Pdt. Sutjipto Subeno dan bahkan Pdt. Stephen Tong, juga berzinah (tak perlu bukti karena tidak setiap dosa/tuduhan harus dibuktikan!). Dan bagaimana dengan gosip yang beberapa bulan lalu beredar bahwa Pdt. Stephen Tong itu homosex? Tak perlu dibuktikan juga, dan karena itu harus/boleh diterima? Menurut saya, dalam sidang manapun yang beradab, suatu dosa/kesalahan yang bagaimanapun mencurigakannya, kalau tidak bisa dibuktikan, maka harus dianggap tidak ada! Melakukan sebaliknya merupakan suatu kebiadaban!

Sekarang saya ingin bahas omongan gila dari Sundoro Tanuwidjaja tentang ‘anjuran’ kepada saya untuk menulis buku berjudul ‘indahnya hidup perceraian’.

Keledai bodoh ini pasti merasa bangga dengan serangan konyolnya dan memikir saya tak  bisa menjawab. Hmmm, bukan Budi Asali kalau tidak bisa menjawab! Saya bisa saja menulis buku seperti itu secara bermutu, sekalipun saya memang tak akan menulisnya. Saya akan jelaskan beberapa hal:

Apakah hidup dalam perceraian itu indah? Jawabannya: pertama-tama, ‘indah’ atau ‘buruk’ itu merupakan istilah-istilah yang relatif. Dunia ini indah, tetapi kalau dibandingkan dengan surga, pasti luar biasa buruk. Bahkan Pdt. Sutjipto Subeno indah wajahnya kalau dia sedang ada di kebun binatang! Dan Febrianne juga indah bentuk badannya kalau dibandingkan dengan babi atau kuda nil! Tetapi baik Pdt. Sutjipto Subeno, Febrianne maupun Sundoro Tanuwidjaja, sangat buruk mulutnya kalau dibandingkan dengan binatang apapun (termasuk ular  beludak!), karena mereka tukang fitnah, sedangkan binatang tidak.

Jadi, apakah hidup dalam perceraian itu indah? Tergantung dibandingkan dengan apa! Kalau dibandingkan dengan hidup dalam pernikahan yang harmonis, tentu saja itu buruk. Tetapi kalau hidup dalam perceraian itu dibandingkan dengan hidup dalam pernikahan yang buruk dengan istri yang berhati busuk, dan mertua bermulut busuk  yang suka memfitnah, maka harus saya katakan bahwa hidup dalam perceraian itu betul-betul sangat indah!

Tentang mertua dengan mulut busuk itu, saya ingin infokan, bahkan pada saat hubungan saya dengan istri masih baik, mertua perempuan bermulut terbusuk di dunia ini (Yovita) sudah memfitnahkan banyak hal tentang saya. Pada saat saya dipecat dari GRII, Pdt. Sutjipto Subeno dalam emailnya mengatakan bahwa saya mencuri 80% jemaat (bukti email ada pada saya). Tentang omongan dusta dan busuk ini saya ingin beri beberapa komentar:

  1. Sejak awal berdirinya MRII itu (Januari 1989) sampai terjadi gegeran antara Bpk. Leo Sutanto dengan saya (hanya gara-gara saya menikah di bukan gedung gereja, yang ia anggap sebagai sesuatu yang salah) pada sekitar tahun 1991, 85-90% khotbah, saya yang melakukan, dan tak ada satupun khotbah dari Bpk. Leo Sutanto. Pdt. Stephen Tong pernah khotbah hanya 1-2 kali! Jadi, jemaat itu sebetulnya jemaat siapa? Saya mencuri? Hmmm, si ular itu fitnah lagi!
  2. Pada waktu saya dipecat (tahun 1992) jemaat terpecah menjadi 3. Sebagian ikut saya (kira-kira cuma sekitar 15-20 orang, bukan 80% seperti yang dikatakan oleh ular beludak itu), sebagian ikut mereka, sebagian lagi hilang (pergi ke gereja lain), mungkin karena kecewa karena adanya perpecahan itu.
  3. Mengapa ada sebagian yang tetap tinggal di gereja itu, padahal saya pengkhotbah tetapnya? Tidak lain karena mulut busuk Yovita yang memfitnah saya habis-habisan (pada saat saya dan istri masih baik hubungannya!).

Satu hal lagi: pada saat saya baru masuk LRII (sekitar tahun 1988-1989), dan Bpk. Leo Sutanto masih dekat dengan saya, ia pernah memperingati saya: “Budi, dalam LRII ini ada dua orang yang mulutnya sangat harus diwaspadai. Yang pertama adalah X (saya tak perlu buka identitasnya, karena tak ada hubungannya dengan persoalan ini), dan yang kedua adalah ‘nyonya yang tangannya kutung’!”

Tak ada nyonya lain yang tangannya kutung di LRII/MRII selain Yovita (dia memang cacat sejak lahir), yang belakangan jadi mertua saya! Jadi, kalau mau tahu orangnya, pergi saja ke GRII Andhika Plaza, dan cari nyonya dengan tangan kiri yang lebih pendek dari tangan kanannya. Kalau tanda ini masih kurang jelas, maka saya tambah satu ciri khas lagi, yaitu: wajahnya berantakan seperti baru ditabrak lokomotif!

Catatan: Kalau saudara anggap kata-kata ini kurang ajar, maka saya katakan: saya memang mau kurang ajar, karena saya merasa salah kalau saya menghormati perempuan brengsek pemfitnah, yang merusak gereja habis-habisan seperti ini!

Dan saya memang membuktikan bahwa kata-kata Bpk. Leo Sutanto itu benar sekali! Nyonya dengan tangan kutung itu memang bermulut sangat busuk! Tetapi ironisnya, pada saat Bpk. Leo Sutanto geger dengan saya, dia jadi baik dengan ‘nyonya yang tangannya kutung’ itu! Sayang sekali dalam hal ini yang tahu hanya Bpk. Leo Sutanto dan saya, karena itu merupakan pembicaraan pribadi. Dan karena itu tidak ada saksi karena Bpk. Leo Sutanto sudah meninggal dunia.

Baru tadi malam (tgl 29 Juli 2013), ada seorang tamu (saudara Yohanes dari GKI Pregolan) datang ke rumah saya dan bertanya, kalau ex istri saya bertobat dan mau kembali dengan saya, apakah saya mau menerimanya kembali?

Saya jawab: menikahi dia dulu merupakan kesalahan terbesar dalam hidup saya, dan tidak akan saya ulangi dengan menikahi orang itu untuk kedua-kalinya!

Perhatikan: Pernikahan saya membuat saya dipecat dari gereja saya yang pertama (sekalipun yang ini bukan salahnya dia), dan perceraian saya membuat saya dipecat dari gereja saya yang kedua (yang ini jelas salahnya dia). Jadi, bagi saya, hidup dalam perceraian jauh lebih indah dari pada hidup dalam pernikahan (dengan perempuan seperti itu, dan mertua busuk seperti itu). Dan sebetulnya banyak (tidak semua) orang lain juga seperti itu, hanya saja biasanya mereka berbicara secara munafik kalau ‘pernikahannya indah’, dan sebagainya.

Sebagai orang Kristen, apalagi pendeta, saya percaya pada:

Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.” Roma 8:28

  1. Ayat ini berlaku hanya bagi anak Tuhan yang sejati, dan saya yakin saya adalah anak Tuhan yang sejati.
  2. Kata-kata ‘segala sesuatu’ yang saya garis-bawahi, berlaku mutlak, dan pasti mencakup perceraian. Jadi, sekalipun perceraian itu merupakan sesuatu yang buruk, tetapi kalau sudah terjadi, maka itu memang ditetapkan dan diatur oleh Tuhan (tanpa membuang tanggung jawab kami yang bercerai), dan Tuhan turut bekerja dalam hal itu untuk mendatangkan kebaikan bagi saya. Jadi, mengapa ‘kehidupan dalam perceraian’ tidak indah? Bagaimana Sundoro Tanuwidjaja? Puas dengan jawaban saya? Hehehe. Seperti sudah saya katakan, jangan debat dengan saya. Baik kamu, Febrianne, maupun gurumu (Pdt. Sutjipto Subeno), terlalu bodoh untuk itu. Cobalah belajar berdebat dengan keledai dulu! Itu setingkat dengan kemampuan kalian!

Bengcu Menggugat:

Taruhlah aku seolah meterai di hatimu, laksana meterai di  lenganmu, karena cinta kuat seperti maut, CEMBURU (qinah) KEJAM (qasheh) seperti alam maut. Berkobar-kobar lautan api.  Kidung Agung 8:6 – terjemahan hai hai

CEMBURU Lelaki = takut kehilangan + tidak percaya

PERCUMA kutak-katik radio bila masalahnya ada di pemancar. Percuma membenahi televisi bila kerusakannya tidak pada televisi anda. Sesungguhnya CEMBURU seorang lelaki berbeda dengan cemburu seorang perempuan. Namun baik cemburu lelaki maupun perempuan bukan tanda cinta. Cemburu lelaki adalah takut kehilangan dan tidak percaya kepada kekasihnya. Itu sebabnya cemburunya diatasi dengan membuntuti istrinya atau melarangnya pergi.

Bagaimana dengan cemburu perempuan? Dalam kisah Budi Asali dan Sisca, kebanyakan orang menyangka andai kata Budi Asali akrab dengan seorang perempuan yang hidungnya keriting, giginya mancung, bibirnya bertanjung, jemarinya busung dan jalannya pak ketipang, ketipung, mustahil istrinya cemburu. Ada begitu banyak perempuan yang akrab dengan Budi Asali, namun Sisca hanya cemburu pada Sandera (bukan nama sebenarnya). Sandera (bukan nama sebenarnya) pasti cantik dan seksi luar biasa. Itu sebabnya Sisca merasa tidak mampu bersaing dan takut kehilangan Suaminya.

Kebanyakan orang menyangka istri CEMBURU karena takut suaminya direbut orang. Tidak demikian! Apabila takut kehilangan, mustahil Sisca minggat. Apabila takut kehilangan nggak mungkin Sisca menggugat cerai. Bila demikian, apa sesungguhnya yang terjadi? Apa itu cemburu perempuan?

Cemburu. Baik lelaki maupun perempuan adalah sakit JIWA. Kita sebut saja sakit ASMARA. Ketika seseorang melampiaskan rasa cemburunya, saat itu dia sedang memberitahu dunia, “Aku sakit ASMARA!” Dalam kondisi demikian, meskipun sehat jasmani namun tidak sehat rohani dan akal budi. Aneh bin ajaib! Alih-alih MENOLONGNYA, pasangannya justru mengagul-agulkan dirinya SETIA dan mengejeknya cemburu buta. Perilaku demikian, ibarat kutak-katik radio padahal pemancarnya yang rusak.

YHWH bukannya tidak tahu bahwa berhala tidak bernyawa dan tidak ada rohnya. Namun kenapa YHWH cemburu ketika bangsa Israel menyembah berhala? Ketika bangsa Israel memyembah berhala, mereka sama sekali tidak lupa menyembah YHWH. Ketika bangsa Israel menyembah berhala, mereka tetap menyembah YHWH sebagai yang paling utama. YHWH yang mahakuasa cemburu kepada berhala yang mahatiada? YHWH yang mengaku pencipta manusia cemburu kepada ciptaan manusia ciptaannya? Mengenaskan! Namun itulah FAKTANYA. Itulah cemburu perempuan.

Firman-Nya kepada perempuan itu: “KESUSAHANMU (itstsabown) waktu mengandung banyak sekali (rabah rabah); dengan SUSAH PAYAH (etseb) engkau akan melahirkan anakmu; namun engkau akan BERAHI (tashuwqah) kepada LELAKI (Iysh), namun ia akan berkuasa atasmu.”  Kejadian 3:16

Pada waktu itu orang tidak akan berkata lagi: Ayah-ayah makan buah mentah, dan gigi anak-anaknya menjadi ngilu, melainkan: Setiap orang akan mati karena kesalahannya sendiri; setiap manusia yang makan buah mentah, giginya sendiri menjadi ngilu. Yeremia 31:29-30

Pada saat makan buah pengetahuan, perempuan itu sudah memiliki nama yaitu Hawa. Bila hanya dimaksudkan baginya, pastilah namanya disebutkan. Namun tidak. Itu berarti tidak hanya berlaku bagi Hawa namun bagi seluruh umat perempuan. Karena setiap orang menanggung pembalasan TUHAN (YHWH) atas tindakannya sendiri, maka Kejadian 3:16 bukan kutukan namun KODRAT perempuan.

Kata Ibrani tashuwqah (lafal: tesokaw) diterjemahkan menjadi BERAHI. Apa itu berahi? Berahi adalah keinginan berhubungan sex. Itulah yang dipahami kebanyakan orang. Sesungguhnya BERAHI bukan hanya keinginan berhubungan SEX namun nafsu untuk MENDOMINASI bagi perempuan dan nafsu untuk BERKUASA bagi lelaki.

Itu sebabnya bayangan ketika masturbasi seorang lelaki adalah mencumbu lawan sexnya hingga menggelinjang-gelinjang kehilangan kendali. Dengan cara demikianlah dia menunjukkan KUASANYA atas lawan sexnya. Bayangan ketika masturbasi seorang perempuan adalah lawan sexnya hilang kendali sehingga mencumbu dirinya habis-habisan. Dengan cara demikianlah dia menunjukkan DOMINASINya.

Ketika memperkosa, seorang lelaki menunjukkan KUASANYA dengan MENGANCAM sementara perempuan menunjukkan DOMINASINYA dengan MENGINTIMIDASI.

Di rumah bordil para pelacur pasang aksi dalam akuarium. Lelaki palanggan menunjukkan KUASANYA dengan memilih. Di rumah gigolo, lelaki duduk-duduk di ruangan lalu  perempuan pelanggan menunjukkan DOMINASINYA dengan melenggang cari perhatian.

Naluri dominasi berbeda dengan naluri berkuasa. Naluri dominasi adalah naluri untuk menjadi yang paling utama atau yang paling penting sementara naluri berkuasa adalah naluri untuk memerintah orang lain.

Kebanyakan istri menyangka suaminya suka jajan karena pelacur memiliki teknik sex yang luar biasa. Itu sebabnya banyak istri lalu diam-diam belajar dan berlatih aneka jurus sex namun frustasi ketika mempraktekkannya saat bersetubuh dengan suaminya, bahkan tidak jarang, suaminya justru semakin getol jajan dan semakin jarang menjamahnya. Istri-istri demikian sama sekali tidak menyadari bahwa jurus-jurus sexnya MENGINTIMIDASI suaminya dan merongrong kuasanya.

Kebanyakan suami menyangka GAGAH adalah besar dan panjang. JANTAN adalah tahan lama. Kuasa adalah membuat perempuan minta ampun karena tidak kuat merasakan nikmat. Umumnya suami dominan menjadi tidak suka sex karena selalu orgasme duluan. Keengganannya meningkat ketika merasa TERINTIMIDASI oleh istri yang kecewa karena tidak orgasme. Akibatnya, dia baru mengajak istrinya bersetubuh setelah tidak kuat lagi menahan berahi. Tindakan demikian membuat dirinya semakin cepat. Ketika istri mulai menunjukkan kekecewaannya bahkan menuntut orgasme maka tidak jarang suami bokek dan atau tidak bernyali memilih masturbasi dari pada menyetubuhi istrinya. Suami berduit dan bernyali mencari pelacur.

Lelaki suka sex karena selain enak sekali juga asyik. Itu sebabnya bila ada yang lebih mengasyikkan lelaki melupakan sex. Perempuan suka sex karena saat berhubungan sex dia merasa dominan. Itu sebabnya istri dominan suka sekali bersetubuh. Bila tidak terpenuhi, umumnya muncul sindrom jabelai, jarang dibelai. Suami dominan yang cepat keluar umumnya menghindari sex karena merasa diintimidasi setiap kali orgasme duluan. Akibatnya adalah sindrom gila kerja.

Sindrom jabelai memicu pertanyaan, “Kenapa suami jarang menjamahku lagi?” Pertanyaan demikian memacu prasangka, “Jangan-jangan dia melakukannya dengan orang lain.” Prasangka pun berubah menjadi pernyataan, “Dia selingkuh!” itulah CEMBURU yaitu rasa FRUSTASI karena nafsu DOMINASI tidak terpenuhi. Kemarahan karena cemburu adalah unjuk DOMINASI. Makanya dikatakan: Cemburu tanda tak mampu. Itu sebabnya, SEMUA pelampiasan CEMBURU adalah UNJUK dominasi. Bukan perasaan TAKUT kehilangan namun NAFSU untuk mendominasi alias nafsu untuk dianggap PENTING.

Cemburu tanda tak mampu. Marah tanda tak berdaya. Marah karena cemburu? Tolonglah aku.

Kerabatku sekalian, dalam hal ini saya tidak menyatakan uraian di atas adalah masalah  Budi Asali dan Sisca istrinya. Tujuan penjelasan di atas adalah menjelaskan APA itu CEMBURU? Tujuan lainnya adalah menunjukkan bahwa Budi Asali dan penatua gereja SALAH menanggapi dan menangani KECEMBURUAN Sisca.

HARGA DIRI! Itulah yang selalu diucapkan oleh istri-istri yang diabaikan dan disalahkan bahkan diejek ketika CEMBURU. Mempertahankan harga diri! Itulah yang diucapkan oleh istri cemburu untuk membenarkan semua tindakan UNJUK dominasinya. Istri-istri demikian akan mereka-reka bahkan menghalalkan segala cara untuk unjuk DOMINASI.

Sisca minggat. Kenapa Sisca minggat? Karena dia menyangka itulah cara untuk menghukum Budi Asali agar menyadari dirinya memang penting. Kenapa Sisca melarang anaknya bertemu Budi Asali? Karena itulah caranya unjuk dominasi. Kenapa sisca minta cerai? Apakah dia benar-benar mau cerai? Tidak! Bila demikian, kenapa minta cerai? Karena dia menyangka CARA demikian manjur untuk memaksa Budi Asali mengakui dirinya memang DOMINAN alias PENTING. TAKLUK atau saya HUKUM! Saya HUKUM kamu sampai TAKLUK! Itulah yang ada di dalam pikiran istri-istri cemburu.

Apa yang dirasakan suami TOLOL ketika istrinya minggat? Dia merasa lepas dari mulut buaya. Apa yang dirasakannya ketika istrinya minta cerai? Suami Goblok pasti merasa NAMA baiknya bisa tercemar. Itu sebabnya, si DUNGU itu pun memberitahu istrinya bahwa dia TIDAK mau cerai bukan karena MENCINTAI atau karena istrinya penting baginya namun karena mau menjaga KESUCIANNYA sebagai Reformed sejati sebab  Yesus menentang perceraian.

Harga diri! Penghinaan seperti itu terlalu berat bagiku. Aku harus menegakkan harga diriku! Itu sebabnya yang semula hanya ANCAMAN mau tidak mau harus dilaksanakan karena itulah satu-satunya CARA untuk menjaga harga diri.

Apa TUJUAN Sisca melaporkan Budi Asali ke penatua gereja dengan tuduhan selingkuh? Untuk minta TOLONG. “Tolonglah! Aku CEMBURU! Sakit asmara aku! Tolong selamatkan pernikahan kami. Tolong perbaiki hubungan kami.” Apa yang dilakukan oleh para penatua gereja kepada Sisca? Alih-alih MENOLONG, mereka justru mengutip ayat-ayat tentang istri teladan baginya. Bahkan lebih lanjut mereka mengutip ayat-ayat untuk MENGHARUSKAN Sisca begini dan TIDAK boleh begitu.

Tindakan demikian ibarat menyiram api dengan minyak. Sisca pun unjuk gigi. Sisca pun unjuk dominasi. Sisca pun CEMBURU karena penatua lebih mementingkan Budi Asali dari pada dirinya. Itu sebabnya Sisca pun MENCARI cara untuk MENDOMINASI. Dia pun mengemukakan 1001 alasan penatua harus mendukung dia dan memusuhi Budi Asali.

Apa yang terjadi ketika penatua berhadapan dengan Budi Asali? Selama ini si TOLOL itu menyangka gereja dan semua anggota jemaatnya adalah milik kepunyaannya. Tiba-tiba saja dia menyadari bahwa dirinya TIDAK punya KUASA sama sekali. Itu sebabnya dia pun UNJUK dominasi dengan membenarkan diri dan mengintimidasi dengan menyatakan dirinyalah yang bekerja keras selama ini dan kotbah setiap minggunya, itu sebabnya Budi Asali adalah mahaguru yang harus dihormati bahkan ditaati. Makanya, ketika unjuk dominasinya sia-sia, Budi Asali pun merasa DIKHIANATI.

Siapa yang bersalah? Di mata Budi Asali, tentu saja Sisca dan Yovita mertuanya serta para penatua Gerejanya. Apa STANDAR kebenaran yang digunakan untuk MENIMBANG? Nampak gamblang sekali dalam kesaksiannya. STANDAR kebenarannya adalah NILAI-NILAI yang diyakini Budi Asali sebagai KEBENARAN. ABS adalah singkat Always Blame Somebody Else!

Budi Asali tidak pernah MAJU karena dia tidak pernah SALAH. Dia tidak pernah SALAH karena tidak mau mengakui kesalahannya dengan menyalahkan orang lain alias mencari kambing hitam. Karena merasa tidak pernah salah maka Budi Asali pun tidak pernah membina diri. Budi Asali tidak pernah membina diri karena merasa dirinya tidak pernah salah. Kalau pun mengakui kesalahannya pasti ada kambing hitamnya. Itu sebabnya dia mengakui KESALAHAN terbesar di dalam hidupnya adalah MENIKAHI perempuan jahat bernama Sisca sehingga memiliki mertua tangan puntung bernama Yovita.

Pernahkah terpikir oleh Budi Asali bahwa masalahnya DIMULAI dengan KESALAHAN dirinya MENYANGKA cewek itu perlu KONSELING lalu mendekatinya lebih khusus? Pernahkah terpikir oleh Budi Asali bahwa cewek itu melalui bahasa tubuhnya menyatakan kepada umum bahwa dirinya adalah pacar Budi Asali? Pernahkah terpikir oleh Budi Asali bahwa menolong cewek itu bisa dilakukan dengan CARA lain yang tidak MEMACU cemburu istrinya dan prasangka dari anggota jemaatnya? Pernahkah terpikir oleh Budi Asali bahwa CARA lain itu adalah mengajari istrinya mengkonseling cewek itu? Pernahkah terpikir oleh Budi Asali bahwa sebagai suami dirinya benar-benar menyebalkan? Tentu saja TIDAK PERNAH! Sampai hari ini si TOLOL Budi Asali masih meyakini dirinya tidak SEMPURNA namun BELUM PERNAH melakukan KESALAHAN.

Ganda Campuran

Dan firman-Nya: Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging (. Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia.” Matius 19:5-6

Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging. Mereka keduanya telanjang, manusia dan isterinya itu, tetapi mereka tidak merasa malu. Kejadian 2:24-25

Pernikahan itu ibarat ganda campuran. Suami istri harus saling mendukung. Benarkah demikian? Benar! Masalahnya adalah yang satu main bulutangkis yang lainnya main tenis meja. Itu sebabnya, semakin saling mendukung semakin ngaco-belo. Karena tidak menyadari fakta demikianlah maka kebanyakan suami istri pun saling menuduh pasangannya alih-alih mendukung justru menjegalnya dari belakang. Bila kondisi demikian dibiarkan maka keduanya pun saling menghukum agar yang lainnya bertobat lalu mendukung dirinya.

Suami istri menjadi satu daging. Kebanyakan orang menyangka menjadi satu daging itu terjadi ketika suami istri bersetubuh. Itu sebabnya suami istri harus mengambil hikmah dari persetubuhan mereka. Dari pemahaman demikianlah lahir ajaran: Jadi orang jangan seperti kontol, setelah dikasih nikmat justru meludah sembarangan. Jadi orang harus seperti memek, meskipun diludahi justru menikmati. Benarkah menjadi satu daging yang dimaksudkan oleh Kejadian 2:24-25 adalah bersetubuh? Mustahil!

Ada pula yang menafsirkan bahwa menjadi satu daging artinya  keduanya telanjang namun tidak merasa malu. Telanjang namun tidak merasa malu mustahil menjadi satu daging.

Sesungguhnya, terjemahan yang lebih akurat adalah menjadi satu tubuh. Menjadi satu tubuh artinya bersatu. Hidung tidak menjadi satu daging dengan lobang pantat namun keduanya bersatu menjadi satu tubuh. Apakah hidung dan lobang pantat saling mendukung? Benar! TOLERANSI! Itulah cara hidung dan lobang pantat saling mendukung? Mustahil! Kenapa demikian? Karena hidung tidak pernah TOLERANSI dengan BAU BUSUK dari lobang pantat. Bila demikian apa yang terjadi? TEPASELIRA alias SATU tubuh BANYAK anggota. AGAPE. Tidak membenci walaupun tidak SUKA. Itulah hubungan lobang pantat dan hidung.

Lelakinya adalah seorang pengusaha kaya. Perempuannya adalah staf akuntansi di sebuah perusahaan kecil. Apa yang terjadi ketika keduanya menikah? Sang istri berhenti kerja lalu diangkat menjadi direktur di perusahaan suaminya? Pertanyaannya adalah: Mampukah Sang istri menjadi direktur? Sang istri berhenti kerja lalu menjadi ibu rumah tangga saja. Masalahnya adalah: Sang istri mencintai pekerjaannya.

Apa yang terjadi bila sang istri kekeh jumekeh bekerja? Sang suami akan menyalahkan istrinya dengan tuduhan TIDAK mendukungnya namun menjegalnya. Bagaimana bila sang istri menuntut sang suami mendukung dirinya dengan membiarkannya menikmati karirnya sebagai staf akuntansi di perusahaan kecil tersebut?

Yesus tidak pernah mengutuk tindakan Petrus menyangkal diri-Nya. Yesus tidak pernah mengutuk tindakan Pontius Pilatus cuci tangan ketika mengadilinya. Yesus pun tidak pernah mengutuk sidang mahkamah agama Yahudi yang menjatuhkan vonis hukuman mati bagi diri-nya. Yesus tidak pernah mendebat orang-orang yang mengejek dan menghina-Nya ketika Dia disalib.

Yesus MENYELESAIKAN masalah tanpa  MEMVONIS siapa yang SALAH!

Itulah yang dilakukan oleh Yesus. Cara yang ditempuh oleh Sisca untuk menyelesaikan MASALAH sudah terbukti GAGAL. Demikian pula cara yang ditempuh oleh Budi Asali. Bila memang mau menyelesaikan masalah, bukankah sudah waktunya untuk mencoba CARA lain? Dan bila gagal, COBA lagi cara lain? Bukankah itu yang disebut namanya juga usaha? Belajarlah untuk jangan membenci meskipun tidak suka. Itulah Agape alias ren alias peri kemanusiaan.

NB.
Untuk membaca blog-blog hai hai yang lain tentang Budi Asali, silahkan Klik di SINI.

89 thoughts on “Budi Asali Duda DiCeRai Paling Goblok Sedunia

  1. Saya kaget baca komentarnya pendeta Budi Asali, tidak sesuai dengan ajaran Kasih yg diajarkan oleh TUHAN YESUS, tidak menjadi teladan, sangat kasar. Kalau mengenai Bengcu …..sama saja dengan pendeta Budi Asali, sama sama kasar, tukang kritik hamba TUHAN. Gak jauh beda.

  2. Sayang sekali keduanya “menegur” dan “kritik” dengan cara yang tidak pantas apalgi di share di website shg bnyk orang bs melihat kata2 mereka yang “kasar”….

    Semoga bisa introspeksi
    Gbu.

  3. Kisanak, yang perlu INTROSPEKSI itu diri anda. Anda belum pernah baca alkitab dari Kejadian sampai Wahyu bahkan anda belum pernah membaca alkitab dari Matius 1:1 sampai Matius 28:20, itu sebabnya belum pantas bicara. Baca alkitab dulu baru belajar bicara kisanak. ha ha ha ha …

  4. Maaf… Tapi jd Pendeta itu harus bijak… Budi Asali sama sekali gak bijak, mana boleh Pendeta Cowok mengkonseling jemaat cewek hanya berdua? Cowok mengkonseling cowok, cewek mengkonseling cewek. Gitu Om Budi Asali… Masa gitu aja ga tau???

    Makanya Om Budi Asali janga Fokus menjatuhkan Orang Lain, jd ga konsen kan pd kehidupan pribadi…??? Fokus aja pd kehidupan pribadi n klo mau ngoreksi orang lain ya hrs dgn KASIH, bukannya malah menghakimi org lain lewat blog… Hadeuhhh…

  5. Shalom Pak Hai Hai, apakah yang bapak tulis itu merupakan tulisan dari Kevin Asali ?
    Jika enar, Pak Hai Hai dapat darimana ?

    Terima Kasih, GBU

  6. Oalah Buud, Buud…
    Kowe kuwi pendeto model opo…???

    Jarene Hamba Tuhan terkenal, tapi kok emosian, tidak punya kasih, bahkan memaki-maki sesama hamba Tuhan.
    Tuhan Yesus ketika diperhadapkan di Mahkamah Agama ae meneng, menghindari debat, menyerahkan hidup sepenuhnya kepada Bapa yang Maha Adil.

    “Pdt. Sutjipto Subeno indah wajahnya kalau dia sedang ada di kebun binatang!
    Dan Febrianne juga indah bentuk badannya kalau dibandingkan dengan babi atau kuda nil!
    Tetapi baik Pdt. Sutjipto Subeno, Febrianne maupun Sundoro Tanuwidjaja, sangat buruk mulutnya kalau dibandingkan dengan binatang apapun (termasuk ular beludak!)…”

    Byuh, byuuuhhh…
    Sikap dan perkataan seorang Hamba Tuhan itu hendaknya menjadi panutan bagi jemaat dan orang-orang yang sedang mencari Tuhan seperti saya.

    Lha nek caramu koyok ngono, sebagai jemaat yo gak salah lek saiki aku ngatain kowe PENDETA CANGKEM TAEK!!!

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.