
Hari itu dia memberitahu adikku bahwa dia tidak kuat lagi untuk menggantung sangkar-sangkar burung-burung kesayangannya. Tanpa musiawarah, dia dan istrinya serta anak-anaknya pun tahu bahwa hitung mundur sudah dimulai.
Continue readingHari itu dia memberitahu adikku bahwa dia tidak kuat lagi untuk menggantung sangkar-sangkar burung-burung kesayangannya. Tanpa musiawarah, dia dan istrinya serta anak-anaknya pun tahu bahwa hitung mundur sudah dimulai.
Continue readingAneh bin ajaib! Saat diteriaki, “CINA SIALAN LU!” Tionghoa Indonesia langsung meradang dan sakit hatinya tuh di sini padahal MEREKA sama sekali tidak tahu, “SIALAN,” artinya apa? Mereka juga tidak tahu kenapa MARAH diteriaki, “CINA LU!”?
Continue readingCatatan: Siapa saja bisa membacanya karena tulisan Kwee Tek Hoay (1886–1951) yang terbit pertama kali dalam Moestika Romans, 1933 enak dibaca dan mudah dipahami. Walaupun belum merdeka (1945) namun istilah “Indonesia” sudah lazim.
Continue readingFaktanya, orang Tionghoa di Tiongkok dan perantauan (Amerika, Eropa, Jepang, Asia Tenggara) pada jaman Sun Yat Sen (1866 -1925) memang hidup dalam TAKHAYUL. Takhayul menyebabkan KEBODOHAN an KEMISKINAN.
Continue readingTidak punya muka baru bisa sukses! (Bùyào liǎn de rén cáihuì chénggōng 不要 脸 的 人 才会 成功). Namun kenapa tidak diajarkan Bùyào miànzi de rén cáihuì chénggōng 不要 面子 的 人 才会 成功 (Tidak punya muka baru bisa sukses)?
Continue reading