SANTET adalah cara untuk melampiaskan KEBENCIAN tanpa KEKERASAN. TENAGA DALAM dan ILMU KEBAL adalah cara untuk BERLAGAK SAKTI di masyarakat. Bukan hanya di Nusantara, di Tiongkok hal emikian marak sejak purbakala.

Buat orang-orangan yang kau BENCI lalu MATERAI-kan dia (sumpahi dia) lalu SAKITILAH orang-orangan itu dengan menusukinya dengan jarum. Kalau orang yang kau benci itu tidak mati setelah kau sakiti dan sumpahi, minimal anda merasa PUAS setelah menyantetnya demikian bukan.

TENAGA DALAM dan ILMU KEBAL adalah cara untuk BERLAGAK SAKTI di masyarakat. Tenaga dalam dan ilmu KEBAL adalah SULAP untuk BERDAMAI tanpa BERPERANG, kata lainnya adalah GERTAK SAMBAL. Dengan berlagak bisa menghajar orang lain dari jarak jauh dan kebal senjata, siapa tahu orang lain menjadi gentar?

Bagaimana cara untuk menjadi pendekar sakti? Caranya adalah MEMBAYAR seseorang untuk BERPERAN bertarung denganmu  dimana engkau menghajarnya abis-abisan dengan tenaga dalam bahkan berlagak kebal GOLOK padahal golok itu TUMPUL.

Kalau saya melatih anda untuk MENDETEKSI alias MERASAKAN tenaga dalam maka anda pun dengan GIAT melatih dirimu untuk MERASAKAN tenaga dalam dan seiring waktu berlalu anda pun menjadi PAKAR untuk MERASAKAN tenaga DALAM dan BERPERILAKU saat MERASA mendapat SERANGAN tenaga dalam.

Karena RAJIN berlatih maka semakin hari anda pun MAKIN PAKAR dalam MENDETEKSI dan MERASAKAN serta BERPERILAKU saat MERASA mendapat SERANGAN tenaga dalam.

Jadilah anda pandai MERASAKAN dan MENDETEKSI padahal TENAGA dalam itu TIDAK ADA. Yang ada hanya PERASAAN anda dan PERILAKU anda MERASAKAN.

Salah satu sahabat saya yang saya kenal 30 tahun lalu sejak awal menuduh saya ahli reiki karena dia mengaku mampu mendeteksi kekuatan reiki saya. Padahal saya tidak pernah belajar reiki sampai hari ini.

Suatu kali saya mengajaknya untuk bertemu dengan seorang yang aku sebut ahli Reiki. Saya minta sahabat saya mengajak teman-teman ahli reikinya untuk hadir. Saya mereka menguji kekuatan reiki orang tersebut.

Dalam pertemun tersebut, sahabat saya dan teman-temannya itu memberitahuku bahwa ahli reiki itu memang memiliki kekuatan reiki yang luar biasa. Sebelumnya aku beritahu mereka bahwa ahli reiki itu S2 dan S3 lulusan Jepang.

Setelah itu saya memberitahu sahabat saya itu dan teman-temannya bahwa orang yang aku sebut ahli reiki itu bukan hanya tidak pernah belajar reiki bahkan anti reiki karena menganggap Reiki adalah ilmu tepu-tepu alias HOAX.

Kenapa sahabatku dan teman-teman reikinya BISA mendeteksi KEKUATAN reiki temanku yang tidak pernah belajar reiki bahkan anti reiki? Karena saya memberitahu mereka bahwa temanku itu S2 dan S3 lulusan Jepang. Mereka pun LAGSUNG menyangka doktor itu adalah ahli REIKI.

Kenapa sahabatku dan teman-teman reikinya BISA mendekti keekuatan REIKI doktor Jepang itu padahal dia anti reiki dan tidak pernah belajar reiki? Karena MERASA mampu mendeteksi kekuatan REIKI adalah HOAX alias PERASAAN, bukan FAKTA. Apa susahnya merasa KAYA padahal tidak punya uang?

Saya punya seorang sahabat, seorang guru silat yang punya kekuatan ILMU KONTAK. Dengan kekuatannya dia bisa memukul ANAK BUAHNYA dan yang dipukul bukan hanya mental bahkan klojotan. Sahabat saya itu juga seorang S3.

Saya lalu mengajak sehabat saya itu untuk membuktikan bahwa tenaga dalam itu HOAX dan ilmu KONTAK itu tepu-tepu. Sahabat saya itu lalu mengajak temannnya dan anak buahnya untuk membuktikan bahwa tenaga dalam dan ilmu kontak itu NYATA.

Setelah sahabat saya menunjukkan KESAKTIANNYA menjatuhkan temannya dan anak buahnya dengan tenaga galam. Saya menyuruhnya untuk MENJATUHKAN saya dengan mata tertutup. Untuk latihan, saya suruh sahabat saya itu menutup matanya lalu menyerang temannya dan anak buahnya. Hasilnya adalah mereka pun jatuh bangun tunggang langgang.

Setelah sahabat saya itu menutup matanya, saya lalu menyuruh temannya dan anak buahnya untuk berdiri menghadap ke belakang. Saya lalu suruh teman saya menyerang DIRI saya padahal yang dia serang adalah teman dan anak buahnya. Yang diserang sama sekali tidak JATUH.

Kenapa mereka tidak JATUH? Karena saya membisiki mereka bahwa yang akan MENYERANG adalah diri saya, bukan SAHABAT saya. Orang-orang itu tidak jatuh karena mereka tidak tahu bahwa yang menyerang adalah sahabat saya.

Saya lalu menyuruh teman saya menyerang saya dan teman saya yang lain yang tidak pernah belajar ilmu kontak dan seperti saya mereka juga sama sekali tidak jatuh.

Saya pernah melakukan survey terhadap teman-teman yang mengaku PERNAH DIISI sehingga KEBAL. Mereka bersaksi telah KEBAL dan DIISI karena buktinya ketika mereka DIBACOK dirinya tidak terluka sama sekali. Namun selain pembuktian di PERGURUAN mereka belum pernah MENYURUH orang lain untuk membacok dirinya untuk membuktikan dirinya sudah BERISI karena PANTANGAN dari guru mereka agar JANGAN SOMBONG.

Jadi, ketika saya UJI, ternyata mereka tidak KEBAL sama sekali. Bahkan ketika saya ajak mereka bertemu dengna guru-guru kebal mereka, hasilnya adalah guru-guru kebal itu babak belur saat digebuk dan ketakutan waktu mau dibacok.

Sebenarnya banyak juga temanku yang belajar ilmu SANTET. Mereka diajari MANTERANYA namun tidak pernah DIBUKTIKAN bahwa santetnya SAMPAI. “Santet itu TIDAK hilang pakunya. Pakunya tetap ada di sini. Karena pakunya tetap ada di sinilah makanya kamu BISA menyakiti orang yang kau santet,” kata guru santet.

Santet dengan menunjukkan ada paku di dalam telor dan di dalam kelapa itu bukan SANTET sejati buktinya telornya sama sekali tidak rusak demikian juga kelapanya. SANTET itu seharusnya menyiksa orang dan membuat orang kesakitan.

Namun tidak ada yang MATI bahkan tidak ada yang SAKIT? “Kalau anda menghadapi orang yang tidak sakit waktu disantet, sebaiknya minta maaflah kepada DIA. Itu terjadi pasti karena ILMUNYA atau ILMU dukun yang membelanya lebih TINGGI atau karena orang itu dilindungi oleh Tuhan,” itu ajaran dukun santet.

Jadi, kalau ada yang mengaku dirinya diserang santet dan gagal, itu adalah HOAX alias PEMBUAL. Kalau ada dukun mengaku dia telah menyantet dan santetannya gagal, itulah  bukti bahwa dia orang BAIK.

UJILAH karena tidak sulit untuk mengujinya dengan akal budi.