Seorang teman yang jarang sekali telepon tiba-tiba menelponku. Nomor teleponnya tidak ada di dalam daftarku. Ketika kuangkat dia langsung menyapaku. Ketika saya bertanya, “Siapa ya?” Dia tertawa lalu berkata, “Gua!” Ketika saya bertanya lagi, “Maaf, ini siapa? Ada perlu apa ya?” Dia kembali ngakak dan berkata, “Mau Yapcagi elu!” Saya langsung tertawa, karena hanya ada satu orang teman yang ketika bertarung selalu menggunakan Yapcagi, tendangan samping. Dia bertanya tentang alamat seorang dokter. Dia juga cerita tentang bayinya. Continue reading →