
Gambar: golgothaministry.org
Meskipun merasa paling berjasa mendirikannya namun Budi Asali tersingkir dari GRII. Berapa besar dendamnya kepada Stephen Tong? Saya tidak tahu! Namun saya tahu kali ini dia gagal membalas dendam lagi.
Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” Matius 28:19-20
Sebab sebagai pengatur rumah Allah seorang penilik jemaat harus tidak bercacat, tidak angkuh, bukan pemberang, bukan peminum, bukan pemarah, tidak serakah, melainkan suka memberi tumpangan, suka akan yang baik, bijaksana, adil, saleh, dapat menguasai diri dan berpegang kepada perkataan yang benar, yang sesuai dengan ajaran yang sehat, supaya ia sanggup menasihati orang berdasarkan ajaran itu dan sanggup meyakinkan penentang-penentangnya. Titus 1:7-9
Mereka juga harus diuji dahulu, baru ditetapkan dalam pelayanan itu setelah ternyata mereka tak bercacat. 1 Timotius 3:10
Kerabatku sekalian, Matius 28:19-20 mencatat bahwa setelah hari Pentakosta maka BAPTIS adalah satu-satunya URAPAN yang bisa didapat oleh umat manusia karena hanya itulah urapan yang dijanjikan bagi umat manusia, Urapan untuk menjadi murid Yesus.
Pendeta bukan rasul namun penatua dan penilik serta diaken. Bukan Yesus juga bukan Allah namun Jemaatlah yang empunya hak prerogatif untuk MEMILIH (menguji) dan MENGANGKAT penatua dan penilik serta diaken. Itu sebabnya ajaran Budi Asali bahwa “Gereja hanya alat Tuhan dalam mentahbiskan, sedang pentahbisan itu adalah dari Tuhan sendiri,” adalah PENIPUAN publik. Hanya dung dung pret yang mau DITIPU oleh Budi Asali bahwa kependetaan pendeta tidak bisa ditanggalkan oleh Jemaat karena tidak ada rasul yang ditanggalkan kerasulannya oleh jemaat.
Terserah! Itu adalah kebebasan mereka. GRII adalah gereja yang mendidik, gereja yang mengajar, gereja yang mengundang, gereja yang mentahbiskan kedua pendeta tersebut. Tetapi telah terjadi pemberontakan dan penyangkalan terhadap konstitusi GRII.
Di Sidney warta gereja dari awal pakai nama GRII dan sampai sekarang tetap melanjutkan nomor warta mingguan, tapi mengatakan bahwa dari permulaan tidak ada hubungan dengan GRII.
Ketika 5 orang dari sinode diutus kesana, saya mengatakan tidak perlu berdebat dan bertengkar, tanyakan saja 4 pertanyaan.
- Apakah Bp. Effendi dulu murid Pdt. Stephen Tong?
- Apakah dulu dia diundang dan diajar dalam sekolah theologia dan akhirnya engkau diundang menjadi pendeta di GRII?
- Apakah Bp. Effendi ditahbiskan menjadi pendeta oleh GRII?
- Apakah Bp. Effendi dikirim oleh GRII ke Sidney menjadi hamba Tuhan disitu?
Tetapi pertanyaan ini tidak dijawab. Malah ia mengatakan bahwa dari permulaan tidak ada hubungan dengan pusat. Ini kalimat yang berlawanan dengan fakta. Maka sinode mengambil keputusan mencabut kependetaannya.
Silahkan dia menjadi pendeta di luar GRII, itu kebebasan dia. Tapi dia tidak mungkin lagi diundang berkhotbah di semua GRII, karena kependetaannya dalam GRII sudah dicabut. Kita jelas sekali dalam melakukan semua ini, semua teratur, logis dan sesuai dengan kehendak Tuhan.
Pdt. Peter Wongso yang mentahbiskan karena harus senior yang diakui otoritasnya. Apakah Pdt. Peter Wongso mempunyai pendirian theologia Reformed? Tidak. Beliau seorang injili yang mengatakan doktrin predestinasi tidak usah dipercaya.
Pertanyaan saya, gereja baru dinamakan apa oleh Bp. Effendi? Kalau masih pakai nama Reformed Evangelical, mengapa orang yang tidak bertheologia Reformed yang menahbiskan dia?
Ini semua sudah bukan tanggung jawab saya. Sekarang saya mengatakan betul-betul setelah pemberontakan itu terjadi, mereka tidak ada lagi hubungan dengan gereja pusat.”
Tanggapan Budi Asali:
2) Sebetulnya kalau ada seseorang dalam gereja melakukan kesalahan, maka prosedur yang harus dilakukan ada dalam Alkitab, yaitu dalam Mat 18:15-17. Kalau dari kutipan di atas, saya tidak melihat dilakukannya prosedur ini, tetapi Pdt. Stephen Tong mengatakan bahwa apa yang ia lakukan sudah ‘sesuai dengan kehendak Tuhan’.
Bengcu Menggugat:
Sebab dengan wewenang apakah aku menghakimi mereka, yang berada di luar jemaat? Bukankah kamu hanya menghakimi mereka yang berada di dalam jemaat? Mereka yang berada di luar jemaat akan dihakimi Allah. Usirlah orang yang melakukan kejahatan dari tengah-tengah kamu. 1 Korintus 5:12-13
Kerabatku sekalian, sudah sejak lama saya tahu kebodohan Budi Asali, namun tidak menyangka dia sedungu itu. Mungkinkah dendamnya kepada GRII dan dengkinya kepada Stephen Tong menjadikannya MATKAL, mati akal? Saya tidak tahu.
Budi Asali yang mulia, anda nggak ngerti yang diajarkan oleh Paulus dalam 1 Korintus 5:12-13 ya? Yang boleh ditegor hanya sesama jemaat goblok. Itu sebabnya pesan Stephen Tong kepada 5 utusan Sinode GRII ke Sidney adalah melakukan konfirmasi benarkah Effendi pendeta GRII? Karena si Effendi kekeh jumekeh mengaku sejak semula tidak ada hubungan dengan GRII itu sebabnya jabatan pendeta GRII-nya pun ditanggalkan. Karena bukan pendeta GRII makanya tidak ditegor bloon. Yang dikatakan Stephen Tong benar tolol, dia sudah melakukan sesuai dengan kehendak Tuhan yang tertulis di dalam 1 Korintus 5:12-13.
Tanggapan Budi Asali:
3) Saya percaya suatu gereja berhak memecat seorang pendeta kalau memang salah, tetapi saya tidak percaya bahwa suatu gereja berhak mencabut kependetaan dari seorang pendeta sekalipun pendeta itu ditahbiskan di dalam gereja itu. Gereja hanya alat Tuhan dalam mentahbiskan, sedang pentahbisan itu adalah dari Tuhan sendiri. Jadi, kalau sebuah gereja memecat seorang pendeta, maka sekalipun keluar dari gereja itu, maka pendeta itu tetap adalah seorang pendeta!
Bahkan Yudas Iskariot tidak pernah dicabut kerasulannya, kecuali oleh kematiannya. Kisah Para Rasul 1:20, Maz 109:8
Kalau memang gereja berhak mencabut kependetaan, maka logikanya / konsekwensinya, gereja juga berhak mencabut baptisan terhadap seseorang sehingga orang itu dinyatakan sebagai kafir / belum dibaptis. Ini jelas konyol / tak masuk akal!
Bengcu Menggugat:
Alkitab mencatat bahwa kuasa untuk memilih dan menetapkan (menahbiskan) pendeta (penatua, penilik dan diaken) adalah hak prerogatif Jemaat. Itu sebabnya, pendeta yang dipecat oleh Jemaat berarti ditanggalkan jabatan pendetanya. Pendeta yang pindah ke Sinode lain ditanggalkan jabatan pendetanya karena tidak terikat PELAYANAN lagi. Pendeta yang menyangkal hubungannya dengan Jemaat yang menahbiskannya ditanggalkan jabatan pendetanya.
Budi Asali yang mulia, mohon maaf tanpa mengurangi rasa hormat, karena ajaran Alkitab tentang jabatan pendeta sudah diungkapkan maka anda tidak bisa lagi melakukan penipuan publik dengan ajaran TOLOL bahwa pendeta ditahbiskan oleh Yesus. Ha ha ha ha …
Tanggapan Budi Asali:
4) Tentang Pdt. Peter Wongso, saya mendapatkan informasi yang bisa dipercaya, bahwa beliau sudah membuang doktrin Arminianismenya, dan memeluk Calvinisme. Bahkan Pdt. Peter Wongso menarik buku-bukunya, yang berhaluan Arminianisme dari peredaran, dan memberitahu murid-muridnya kalau ajarannya yang dulu itu salah. Kelihatannya Pdt. Stephen Tong tidak tahu tentang hal ini, sehingga ia tetap menganggap Pdt. Peter Wongso sebagai seorang Arminian.
Bengcu Menggugat:
Budi Asali tolol, ketahuilah bahwa Pdt. Peter Wongso berkali-kali menyatakan dirinya Arminian dan mengatakan “doktrin predestinasi tidak usah dipercaya,” di depan banyak saksi. Itu sebabnya sebelum dia menyatakan hal sebaliknya di depan banyak saksi, anda jangan KEPOH. Lu pikir lu siapa bloon?
Tanggapan Budi Asali:
Dan seandainya Pdt. Peter Wongso memang tetap adalah seorang Arminian, lalu apa salahnya seorang Reformed ditahbiskan menjadi pendeta oleh seorang pendeta Arminian? Pdt. Stephen Tong sendiri mengakui Pdt. Peter Wongso sebagai ‘seorang injili’! Lalu mengapa tidak boleh mentahbiskan orang Reformed menjadi pendeta?
5) Siapa yang mentahbiskan Stephen Tong menjadi pendeta? Semua ini membuat saya bertanya-tanya: “Siapa gerangan pendeta yang mentahbiskan Stephen Tong sendiri”? Mengingat itu pasti sudah lama sekali, dan pada saat itu rasanya Reformed belum ngetrend di Indonesia, maka rasanya sukar bisa saya bayangkan bahwa ia ditahbiskan oleh seorang pendeta Reformed. Saya lalu mencari informasi tentang hal itu.
Setelah saya bertanya-tanya kepada beberapa teman (salah satunya adalah seorang pendeta yang dulunya menjadi pendeta di GKKK), maka saya mendapat informasi yang sangat mengejutkan saya! Ada 2 sumber yang berbeda, yang mengatakan hal yang sama, yaitu bahwa yang mentahbiskan Stephen Tong menjadi pendeta JUGA ADALAH Pdt. Peter Wongso!!!!
Ini menjadi suatu kekonyolan yang luar biasa, karena Pdt. Stephen Tong mengkritik Pdt. Effendi, Pdt. Nico, Pdt. Rajali, karena mereka ditahbiskan oleh Pdt. Peter Wongso, padahal Pdt. Stephen Tong sendiri juga ditahbiskan oleh orang yang sama! BAGUS SEKALI!!! Apakah Pdt. Stephen Tong lupa bahwa yang mentahbiskan dia adalah orang yang sama dengan yang mentahbiskan 3 orang yang ia bicarakan????
Dan kalau 3 orang ini ditahbiskan oleh Pdt. Peter Wongso yang sudah berubah pandangan menjadi Reformed, maka Pdt. Stephen Tong ditahbiskan oleh Pdt. Peter Wongso, pada saat Pdt. Peter Wongso jelas-jelas masih Arminian!!!
Bengcu Menggugat:
Budi Asali tolol, ketahuilah bahwa pendeta tidak punya kuasa untuk menahbiskan pendeta sebab yang berkuasa menahbiskan pendeta adalah Jemaat. Peter Wongso tidak menahbiskan namun memimpin kebaktian penahbisan pendeta Stephen Tong.
Mas Budi Asali sayang, jangan dung dung pret dong ah. Coba lihat piagam penahbisan pendeta anda. Yang menahbiskan anda jadi pendeta itu Jemaat, goblok. Pendeta tidak menahbiskan namun memimpin kebaktian penahbisan, tolol. GOBLOK kok lu piara sich?
Stephen Tong: “Pdt. Peter Wongso yang mentahbiskan karena harus senior yang diakui otoritasnya. Apakah Pdt. Peter Wongso mempunyai pendirian theologia Reformed? Tidak. Beliau seorang injili yang mengatakan doktrin predestinasi tidak usah dipercaya. Pertanyaan saya, gereja baru dinamakan apa oleh Bp. Effendi? Kalau masih pakai nama Reformed Evangelical, mengapa orang yang tidak bertheologia Reformed yang menahbiskan dia?”
Budi Asali tolol, anda goblok sekali ya? Yang dipertanyakan oleh Pdt Dr Stephen Tong bukan penahbisan pendeta namun penahbisan gereja alias sinode baru yang didirikan oleh si Effendi, TOLOL. Itu sebabnya Stephen Tong bertanya, “GEREJA baru dinamakan apa? Kalau Reformed Evangelical, mengapa orang yang tidak bertheologia Reformed yang menahbiskan dia?”
Jaka sembung bawa golok, nggak nyambung Budi Asali GOBLOOOK! Ha ha ha ha …
Kisanak, PUASKANLAH diri anda dengan TULISN yang ada karena saya tidak menulis untuk diri anda. Kalau anda mau tulisan yang anda suka, silahkan PESAN dan BAYAR nak. Kalau untuk tulisan gratis sebaiknya anda jangan MINTA macem-macem. ha ha ha