Kisah-Kisah Cinta Tak Sampai – Lelaki dan Rembulan


Gambar: Tapuccino Shop

Valentine segera tiba namun Kristik itu belum jadi juga. Sudah berbulan-bulan aku membuatnya. Entah kenapa, aku merasa wanita dalam gambar tersebut adalah diriku. Seperti pelukis, aku sedang membuat kristik foto diri sendiri. Aku membuatnya untuk dia. Kekasihku. Hadiah ulang tahun sekaligus hadiah valentine dariku. Dia akan memasangnya di dinding kamarnya dan setiap kali memandangnya, dia akan merasa sedang memandang foto diriku. Kekasihnya. Continue reading

Suatu Sore


Foto: Felix S Wanto

Maret merah, 83
Untuk kamu
Alfa november golf staff

Ia datang begitu saja, tanpa kuundang. Ia duduk tanpa kupersilahkan, lalu diam. Tanpa menggubris pertanyaanku. “Ada perlu apa datang ke sini?”

Lima belas menit ia duduk, diam. Air jeruk yang kusuguhkan sudah setengahnya yang berpindah ke dalam perutnya. Sudah beberapa kali aku mengulangi pertanyaanku, menanyakan keperluannya datang ke rumahku. Tak satupun dijawabnya. Aku memandanginya dengan gelisah. Entah karena kedatangannya yang tidak biasanya, entah karena tingkahnya yang aneh, menyebalkan. Continue reading

Papamu Adalah Papaku


“Siapa tuh?” Dia bertanya sambil menunjuk lelaki yang duduk santai memeluk ibuku di beranda rumahku.
“Itu papaku, kenapa? Jawabku enteng.
“Papamu?” Dia bertanya sambil mencengkram tanganku. Dia menatapku dan entah mengapa, aku merasa dia nampak seolah orang yang baru melihat setan. Mungkin aku salah, namun menurutku, mata itu menyiratkan ketakutan. Oh ….. tiba-tiba aku merasa bulu kudukku berdiri, entah mengapa, aku pun merasa takut tanpa mengetahui sebabnya. Continue reading

Bubuk Kristal Dewa, Jalan Pintas Ke Neraka


Tingginya 172cm sedangkan beratnya 60kg, sebagai seorang lelaki tubuhnya tidak kekar dan wajahnya pun tidak tampan. Ketika berjalan langkah kakinya ringan namun mantap menapak bumi, tubuhnya tegak dengan dada sedikit busung dan perut rata, dia nampak langsing dan sehat namun tidak istimewa. Di mall baru itu dia melangkah sendirian, santai namun tidak malas, waspada tanpa prasangka, hal itu nampak dari bahunya yang rileks dan ayunan tangannya yang ringan. Wajahnya yang tidak tampan nampak berseri, bibirnya yang tipis terkatup damai pandangan matanya penuh percaya diri dan cerdas serta memancarkan perasaan bahagia dan puas. Dia melangkah lepas seolah orang paling bahagia di kolong langit ini. Walau beberapa kali dahinya kerkerut sedikit ketika berpapasan dengan orang, namun apa yang dia pikirkan hanya dia yang tahu sebab tidak nampak sama sekali pada mimik wajahnya. Di sungai telaga dunia persilatan dia dikenal dengan nama pendekar Kelana Sinting alias hai hai (dengan huruf kecil). Continue reading