Tidak punya muka baru bisa sukses! (Bùyào liǎn de rén cáihuì chénggōng 不要 脸 的 人 才会 成功). Namun kenapa tidak diajarkan Bùyào miànzi de rén cáihuì chénggōng 不要 面子 的 人 才会 成功 (Tidak punya muka baru bisa sukses)?

Karena zhōng 中 artinya tidak menyebelah sehingga, meskipun kedua aksara itu terjemahannya SAMA yaitu: MUKA, namun Liǎn 脸 – MUKA bukan Miànzi 面子 – MUKA.

Makanya, Calon Besan yang jaga muka (ài miànzi 爱面子) merasa mukanya di buang (diū miànzi 丟面子) pun minta dikasih muka (Gěi miànzi 给面子) namun karena tidak ada yang mau menyelamatkan mukanya (yàomiàn zi 要面子) dia pun kalap rebutan muka (zhēng miànzi 爭面子) hingga kehilangan muka (shī miànzi 失面子) diterika nggak punya muka (bùyào liǎn 不要臉) alias nggak tahu malu! Benar-benar mengenaskan, kasihan sekali.

Itu sebabnya, sebelum menjaga muka (zuòliǎn 做臉 ) anda harus mengerti dulu bahwa MUKA (Liǎn 脸) bukan MUKA (Miànzi 面子) karena Miànzi 面子 berasal dari dua kata yaitu: Miàn 面 artinya WAJAH dan Zi 子 adalah gelar bangsawan tingkat kedua dari kelima gelar bangsawan Tiongkok (wǔděng juéwèi 五等 爵位) yaitu: gōng 公, hóu 侯, bó 伯, zǐ 子, nán 男.

Kerabatku sekalian, Mukamu (Miànzi 面子) adalah WAJAH-mu (Miàn 面) yang lu MULIAKAN dengan gelar ningrat Zǐ 子. Lu waras? Itu sebabnya ke mana pun lu pergi, lu berusaha mempercantiknya dan memaksa orang lain untuk MENJAGA Miànzi 面子 itu? Ha ha ha … Itu sebabnya setiap kali anda sok jagoan, Raden jawa langsung mengingatkan, “Rai mu!?” ha ha ha …

Di Tiongkok kuno, diajarkan bahwa, “Tidak punya MUKA baru bisa sukses! Bùyào liǎn de rén cáihuì chénggōng 不要 脸 的 人 才会 成功.” Ha ha ha ….

PACARNYA tidak mencintai anak gadismu lagi dan janjinya untuk segera menikahinya palsu. Apa yang harus dilakukan dengan akal sehat? Kalau akal sehatmu kurang sehat, berpeganglah kepada kesusilaan (Lǐ 禮) dan tetaplah hidup dijalan kebajikan (dé德 ). Mau orang Indonesia, Singapura, Taiwan, China, Amerika, pokoknya di seluruh kolong langit kesusilaannya sama saja.

Kenapa anda biarkan dia berpacaran dengan anak gadismu? Karena dia nampak orang-orang baik. Kalau anda yakin dia orang baik-baik, tunggu saja sampai dia berbicara lagi sementara ini, hiburlah anakmu. Bila waktu yang lebih baik tiba, dia pasti akan memberitahumu kesulitannya.

Ternyata dia BAJINGAN! Bersyukurlah ternyata BAJINGAN itu masih punya ITIKAD baik hingga memutuskan anakmu.

KAMI MALU! Lebih baik MALU anakmu PUTUS atau punya menantu BANJINGAN?

Bangsat! Bapaknya diam saja!

Lu aja malu, memangnya lu pikir bapaknya nggak MALU? Emaknya sama perempuannya dengan LU, lu pikir dia tek jing … tek jing … kesenangan? Di juga sama MALU-nya dengan lu! Namun mereka DIAM SAJA! Karena MALU makanya diam seribu bahasa! Bukanlah DIAM menahan MALU dan membiarkan diri dipermalukan adalah kesusilaan (Lǐ 禮) dan kebajikan (dé德 ) kolong langit, saja? Tionghoa, Jawa, Arab, batak, sama saja.

Ternyata selama ini BANGSAT itu main samping! Bersyukurlah akhirnya dia BERTOBAT dan BERJANJI nggak akan MENJAHATI anakmu lagi. Menangislah dalam syukur! Maralah dalam syukur.

BATAL BESANAN minimal kita tetap bisa BERSAHABAT kalau tidak mau bersahabat minimal kita adalah sesama manusia (rén人), kalau nggak mampu mencintainya (ai 愛) jagalah perikemanusiaan (rén仁), AGAPE – jangan membenci walaupun tidak suka.