Sejarah Dosa


Akibat Dosa Asal | HIDUPKATOLIK.comDosa adalah kata yang digunakan oleh Albert Cornelius Ruyl tahun 1612 untuk menerjemahkan kata Yunani HAMARTIA yang artinya tidak tepat sasaran alias melenceng alias meleset ke dalam bahasa Melayu. Dari mana kata DOSA didapatnya?

Kita sudah tahu bagaimana Ruyl mengedit kata TUAN menjadi TUHAN dan kata AULOH menjadi ALLAH ketika dia menerjemahkan Alkitab. Tujuannya adalah agar ajaran Kristen mudah dipahami oleh masyarakat Nusantara namun tidak menimbulkan kegaduhan dengan umat agama lain.

Seorang teman memberitahuku, nampaknya Ruyl berdasarkan kata TAUBAH dalam bahasa Arab yang telah diterjemahkan secara literal menjadi TOBAT alias TAUBAT lalu membuat istilah TOFA untuk menerjemahkan HAMARTIA ke dalam bahasa Melayu. Oleh penerjemah Alkitab yang lainnya, Brouwerius (1667) dan Klinkert (1663) kata tersebut mereka edit menjadi DOSA.

Teman yang lain bertanya, “Mungkinkah maksudnya AMITOFA yang biasa digunakan oleh umat Buddha?” Mustahil karena orang Hokkien tidak mengucapkan AMITOFO namun OMITOHUD, di samping itu, omitohud hanya diucapkan oleh biksu untuk memberkati umatnya, tidak dipakai oleh umat untuk saling memberkati seperti saat ini.

Pada tahun 1600-an istilah Tionghoa belum dipakai di Nusantara maupun di Tiongkok. Orang-orang Hokkien di Tiongkok dan Nusantara menyebut dirinya Tenglang, singkatan dari Banli Tengsia Lang (wànlǐ chángchéng rén 萬里 長城 人) artinya orang dari tembok sepuluh ribu li panjangnya. Mereka saling menyebut yang lainnya Cin A (Qīnzī 親仔) artinya akrab namun tidak ada ikatan kekeluargaan (saudara).

Sesuai kesusilaan (li 禮) Tiongkok kuno, rakyat jelata hanya boleh mendirikan satu dari dua altar sembahyang yaitu: Altar Pintu (hù 戶 ) atau Altar Tungku (Zao 灶) dan orang Hokkien memilih Altar Pintu untuk menyembah Thi (Tiān 天) yang maha tinggi. Di samping itu, anak sulung juga melakukan sembahyang kakek nenek almarhumnya.

Setiap tanggal 1 dan 15 kalender Tionghoa orang-orang Cina sembahyang di Kelenteng untuk menyembah Thithe (Tiāndì 天地) yang maha tinggi dan maha rendah.

Dalam tradisi Tiongkok kuno, dua kata berulang artinya SANGAT. Dalam bahasa Hokkien, kata Sia (Xiè 谢) artinya terima kasih. Siasia (Xièxie 谢谢) artinya sangat berterima kasih. Tuasia duōxiè 多謝 artinya terima kasih banyak. Kedua ucapan di atas dipakai untuk berterima kasih kepada orang lain tanpa merasa berhutang budi. Simsia (shēnxiè 申謝) artinya bersyukur di dalam hati sendiri.

Kamceng (gǎnqíng 感情) atinya hutang budi. Kamsia (gǎnxiè 感謝) artinya merasa berterima kasih dan berhutang budi. Siai (xièyì 謝意)artinya terima kasih atas kebetulan ini. Tosia (dàoxiè 道謝) artinya mengucap syukur alias terima kasih kepada jalan (Dao 道). Boisia (bùxiè 不謝) artinya tidak perlu berterima kasih alias kembali kasih.

Setiap kali sembahyang orang Hokkien mengangguk-angguk sambil berkata, “Tosia, Tosia, Tosia – dàoxiè 道謝) artinya mengucap syukur alias terima kasih kepada jalan (Dao 道).

Mungkinkah kata TOFA dari Albert Cornelius Ruyl dan kata DOSA dari Brouwerius dan Klinkert berasal dari kata TOSIA yang diucapkan oleh orang-orang Hokkien waktu sembahyang? Saya tidak tahu.

One thought on “Sejarah Dosa

  1. Sejarah dosa dan sejarah kata “dosa” adalah dua hal yang berbeda, saudaraku..

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.