Tradisi Sembahyang Thi kong Orang Tionghoa


Pai Thikong

Pai Thikong

Hanya suku Hokkien yang melakukan sembahyang Yang Mahatinggi (Tian 天) pada hari ke sembilan tahun baru Imlek. Mereka melakukannya dengan hikmat karena mengerti maknanya walaupun tidak tahu sejarahnya.

Setelah pohon-pohonan (tebu) dan buah-buahan juga daging-dagingan serta ikan-ikanan disajikan di atas meja di depan pintu rumahnya, maka sambil bertulut, tiga batang hio (dupa) diacungkan sambil menatap tinggi ke langit, tiga kali menyembah,

Pai pai Thikong menyembah Yang Mahatinggi Yang Mulia,” sementara doa dan harapan dipanjatkan, “Po phi hap ke peng an. Semoga semua anggota keluarga bersatu (rukun) dan panjang selamat.

Itulah sembahyang Thikong Yang Mahatinggi yang mulia yang dilakukan oleh setiap kepala keluarga Hokkien saat sembahyang Thikong di hari ke sembilan bulan pertama kalender Imlek pada dini hari antara jam 23.00-01.00.

Hari itu adalah Ce kao Thikong she artinya tanggal sembilan hari ulang tahun Yang Mahatinggi Yang Mulia (Chujiu Tiangong Sheng 初九 天公 聖).  Masyarakat Hokkien menggunakan istilah Pai (Bai 拜) artinya “menyembah” sementara umat Khonghucu Hokkien menyebutnya King (Jing 敬). Thikong (Tiangong 天公) artinya Yang Mahatinggi Yang Mulia.

Hari-Hari Besar Tahun Baru Imlek

Agama Khonghucu menetapkan hari pertama bulan pertama kalender Imlek alias hari pertama musim semi sebagai hari tahun baru Imlek. Menurut Agama Honghucu Indonesia, tersebut di bawah ini adalah hari-hari besar sehubungan tahun baru Imlek yaitu:

1. 21/22 Desember – hari genta rohani.
2. 24 bulan 12 Imlek – hari dewa dapur (zaojun gong 灶君公) naik ke langit.
3. 29 bulan 12 Imlek – hari tutup tahun.
4. 1 bulan 1 Imlek – hari tahun baru.
5. 9 bulan 1 Imlek – hari sembahyang Tikhong.
6. 15 bulan 1 imlek – hari bulan purnama

Hari Tahun Baru Imlek Hokkien  

Orang Hokkien sangat kolot alias kekeh jumekeh hanya menjalankan tradisi leluhurnya walaupun tidak mengerti sejarahnya.

Pada malam tahun baru orang Hokkien hanya berkumpul dan makan-makan namun tidak melakukan sembahyang. Bahkan pada hari tahun baru alih-alih sembahyang mereka saling bersilahturahmi dan saling memberi angpao. Pada hari ke sembilanlah orang Tionghoa melakukan sembahyang Tahun baru. Tanya kenapa?

Walaupun dinasti Ming (1368-1644) sudah runtuh karena istananya sudah dikuasai oleh pasukan Qing (1644-1911) namun orang-orang Hokkien tetap bertahan habis-habisan. Baru 20 tahun kemudian, pada tahun 1683 pemerintahan kaisar Kangxi (1661-1722) yang merupakan kaisar Qing yang keempat, orang-orang Hokkien tunduk.

Saya tidak tahu siapa yang mengarangnya sama seperti saya juga tidak tahu siapa yang menyebarkan dongengnya namun dewasa ini banyak orang Tionghoa yang meyakininya. Karena diajarkan berulang-ulang maka meyakininya sebagai kebenaran.

Konon, suatu kali pasukan Qing menyerang Hokkien habis-habisan sehingga mereka dikalahkan. Penduduk Hokkien bersembunyi di kebun tebu untuk menghindari pembantaian. Setelah pasukan Qing mengundurkan dirilah penduduk keluar dari persembunyian kebun tebu ke rumah masing-masing.

Pada hari itu seluruh masyarakat Hokkien bersyukur dari bencara peperangan tersebut dengan melakukan Pai Thikong sembahyang Yang Mahatinggi Yang Mulia. Ternyata hari itu adalah hari ke 9 tahun baru Imlek. Untuk mengenang hari itulah orang-orang Hokkien Pai Thikong sampai hari ini.

Lima Kitab Dan Empat Buku

Kongzi berkata, “Hanya meneruskan, tidak menulis. Aku sungguh meyakini ajaran-ajaran kuno. Aku diam-diam membandingkan diriku dengan Laopeng. Lun Yu VII:1 –  Shuer

Yang dimaksud Khongzi dengan, “Hanya meneruskan,” adalah menyalin Lima Kitab (Wujing 五经) yang merupakan pusaka raja Yao  (2356 SM – 2255 SM), Raja Shun (2255  SM – 2205 SM), Kerajaan Xia (2070 SM – 1600 SM), kerajaan shang (1600 SM – 1046 SM) dan kerajaan Zhou (1046 SM – 256 SM) yang terdiri dari:

1. Shijing 詩經 – Kitab Sajak
2. Shujing 書經 – Kitab Hikayat
3. Yijing 易經 – Kitab Perubahan
4. Lijing 禮經 – Kitab Kesusilaan
5. Yuejing 樂經 – Kitab Musik

Khongzi hanya menulis satu kitab yaitu Kitab Musim Semi Dan Gugur (Chun Qiu Jing 春秋經) mencatat sejarah periode yang disebut: Musim Semi Dan Gugur (770 SM – 476 SM).

Ketika kaisar Qin Shi Huang (259-210) berkuasa, dia memusnahkan kitab-kitab lainnya kecuali Yijing. Selain melarang siapa saja untuk mempelajarinya dia juga melarang siapa saja untuk mengajarkannya. Menurut catatan ada 400 guru besar agama Khonghucu yang dikubur hidup-hidup.

Yuejing – Kitab Musik tidak berhasil diselamatkan. Chun Qiu Jing Kitab Musim Semi Dan Gugur pun ditambahkan sehingga tetap disebut Lima Kitab (Wujing).

Ketika Khongzi wafat, murid-muridnya mendirikan pondok untuk berkabung di makamnya selama tiga tahun. Selama perkabungan tiga tahun itu mereka membahas ajaran-ajaran Khongzi. Catatan murid-murid itulah yang kita kenal sebagai kitab Lunyu 論語 (Tanya Jawab).

Murid Khongzi yang bernama Chengi 程子 menulis kitab Daxue 大學. Cucu Khongzi yang bernama Zisi子思 menulis kitab Zhongyong 中庸 dan muridnya yang bernama Mengzi menulis kitab Mengzi 孟子. Kempat kitab tersebut lalu dijadikan dalam satu kitab dan diberi nama Sishu 四书.

Sembahyang Musim Semi

Pada bulan ini, tegaklah musim semi (lichun 立春). Tiga hari sebelum lichun, dashi 大史 (sejarahwan agung) menghadap Tianzi 天子 (Anak Yang Mahatinggi) dan berkata, “Hari Lichun telah tiba, kuasa kebajikannya (chengde 盛德) mewujud dalam kayu.” Tianzi pun mempersiapkan diri. Hari Lichun.  Tianzi memimpin sangong 三公 (tiga pengeran), jiuqing 九卿 (sembilan menteri), zhuhou 諸侯 (rajamuda) dan dafu 大夫 (pembesar) menyambut musim semi di perbatasan kota timur (dong jiao 東郊). Setelah kembali dibagikan penghargaan kepada tiga pangeran, sembilan menteri, raja muda dan pembesar di balairung. Liji IVA:I:10 – Yueling

Pai Thikong

Pai Thikong

Setiap kali Tianzi 天子(Anak Yang Mahatinggi – Raja) sembahyang Sheji 社稷 (bumi dan tanaman) dia menggunakan binatang besar (dalao 大牢). Setiap kali rajamuda (zhuhou 諸侯) sembahyang Sheji dia menggunakan binatang kecil (shaolao 少牢). Pembesar (Dafu 大夫) dan pejabat (shi 士) ketika sembahyang di kuil leluhur (zhongmiao 宗廟), tentang korban, dikatakan: Ada tanah ada korban (ji 祭). Tidak ada tanah hanya ada sajian (jian 薦). Rakyat jelata (Shuren 庶人) sembahyang musim semi (chun 春) menyajikan bawang putih (jian 薦), sembahyang musim panas (xia 夏) menyajikan gandum,  musim gugur (Qiu 秋) menyajikan jelai, musim dingin (dong 冬) menyajikan beras. Bawang putih setara dengan telur. Gandum setara dengan ikan. Jelai setara dengan babi kecil. Padi setara dengan angsa liar. Liji III:III:9 – Wangzhi    

Tianzi 天子(Anak Yang Mahatinggi – Raja) melakukan sembahyang Yue 礿  (musim semi) secara pribadi. Sembahyang Di 禘 (musim panas) dan sembahyang Chang 嘗 (musim gugur) serta sembahyang zheng 烝 (musim dingin) dilakukan bersama-sama. Apabila Zhuhou 諸侯 rajamuda) melakukan sembahyang Yue, maka dia tidak melakukan sembahyang Di. Bila sembahyang Di, tidak sembahyang Chang. Bila sembahyang Chang tidak sembahyang Zheng. Melakukan sembahyang Zheng tidak sembahyang Yue. Rajamuda juga melakukan sembahyang Yue secara pribadi. Sembahyang Di dilakukan satu kali secara pribadi dan satu kali bersama-sama. Sembahyang Chang dan Zheng dilakukan bersama-sama. Liji III:III:8 – Wangzhi

Kerabatku sekalian, setelah membaca keempat ayat Lijing Kitab Kesusilaandi atas dengan teliti dan hati-hati maka anda tidak akan mengalami kesulitan lagi untuk mengerti kenapa orang Hokkien Pai Thikong pada hari ke 9 tahun baru Imlek.

Tiga hari sebelum melakukan Pai Thikong, Tianzi (Anak Yang Mahatinggi – Raja) mempersiapkan diri. Ketika Tianzi Pai Thikong, tidak boleh ada yang ikutan-ikutan.

Setelah tiga hari mempersiapkan diri maka giliran para raja muda Pai Thikong. Pada hari itu tidak boleh ada yang ikut-ikutan. Itu sebabnya orang Hokkien tidak boleh kerja pada hari ke 3 tahun baru Imlek.

Setelah tiga hari mempersiapkan diri maka giliran para pembesar Pai Thikong. Pada hari itu tidak boleh ada yang ikut-ikutan. Pada hari ke 6 tahun baru Imlek orang-orang Hokkien tidak diajarkan agar tidak boleh bekerja karena para pembesar Pai Thikong sebab rakyat jelata orang-orang Hokkien itu sedang mempersiapkan diri untuk Pai Thikong pada hari ke 9.

#Paithikong #PaipaiThikong #Tanggal9Tahunbaruimlek #TahunbaruImlek

One thought on “Tradisi Sembahyang Thi kong Orang Tionghoa

  1. Wakakkakkaka….gw kira hasil karya tulisan sendiri ……ternyata dari mbah G juga tokh…..wakakakakakakaka….
    memang haus pujian lu tua bangke sialan!!!!

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.