
Quo vadis
Ketika berpapasan dengan Yesus di pintu gerbang Roma. Petrus bertelut dan bertanya kepada Yesus, “Quo vadis? Mau ke mana?” Yesus menjawabnya, “Romam eo iterum crucifigi. Ke Roma untuk disalibkan lagi.”
Pada awalnya Roma hanya sebuah kota. Lalu muncul daerah-daerah lain yang mengakui kepemimpinan Roma. Kesaksian atau pengakuan kepemimpinan Roma tersebut dinyatakan dalam bentuk piagam yang disebut MARTIR. Martir adalah terjemahan literal kata Yunani MARTUS, artinya SAKSI. Marturian artinya BERSAKSI atau KESAKSIAN.
Kata-Nya kepada mereka: “Ada tertulis demikian: Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga, dan lagi: dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem. Kamu adalah SAKSI dari semuanya ini. Lukas 24:46-48
“Berhasilnya KESAKSIAN adalah menceritakan tentang Yesus kepada seseorang di bawah pimpinan Roh kudus dan menyerahkan hasilnya kepada Allah.” Itulah definisi kesaksian yang diajarkan oleh LPMI (Lembaga Pelayanan Mahasiswa Indonesia) kepada saya waktu SMA kelas satu dan sampai hari ini tetap saya jalankan.
Saya hanya saksi Kristus. Bukan salesmen. Bersaksi apa adanya saja. Tidak perlu meyakinkannya. Kalau dia tidak mau, aku ra po po. Kalau dia tidak mau jadi orang Kristen, itu urusan dia dengan Allah. Nggak perlu ngarang cerita hebat. Itu sebabnya aku tidak pernah merasa ditolak apalagi membencinya karena dia nggak mau jadi Kristen.
Hilang Atau Membual?
Santo Jerome (347-420) menyatakan bahwa kesaksian Petrus bertemu dengan Yesus di pintu gerbang Roma tercatat di dalam buku Santo Heggesippus yang berjudul Hypomnemata yang terdiri dari 5 jilid. Menurutnya, buku tersebut berisi sejarah gereja sejak Yesus dicobai sampai kini (Heggesippus menulisnya).
Lebih lanjut St Jerome menyatakan bahwa pengetahuannya tersebut dia dapat dari buku Eusebius (260/265-339/340). Faktanya, buku Hypomnemata karya Heggesippus tersebut tidak pernah ditemukan jejaknya sampai hari ini. Yang tertinggal hanya delapan kutipan Eusebius (260/265-339/340) yang menyatakan Hegesippus menulis lima jilid buku dalam bahasa sederhana mengenai kisah para rasul dengan judul Hypomnemata.
Apa yang terjadi? St. Jerome membual dan mengerang cerita bohong? Jerome pernah membaca buku tersebut namun kemudian buku tersebut hilang?
Hoax Quo vadis
Ketika diberitahu bahwa Petrus akan dihukum mati oleh Kaisar Nero, murid-muridnya pun mendorongnya untuk segera melarikan diri. Dalam pelariannya, saat sampai di pintu gerbang, Petrus berpapasan dengan Yesus. Petrus pun bertelut dan bertanya kepada Yesus, “Quo vadis? Mau ke mana?” Yesus menjawab, “Romam eo iterum crucifigi. Ke Roma untuk disalibkan lagi.”
Konon, Petrus lalu kembali ke Roma karena melalui pertemuan tersebut dia tahu bahwa waktu untuk menderita dan mati bagi Yesus guna memuliakan Allah (Yohanes 21:19) sudah tiba. Ketika ditangkap dan dieksekusi, Petrus memohon kepada kepala pasukan agar disalibkan dengan posisi terbalik karena dia menganggap dirinya tidak layak untuk disalibkan dalam posisi yang sama dengan Yesus Tuhan-nya.
Kerabatku sekalian, apakah cerita tersebut di atas adalah HOAX atau kisah nyata? Mari kita mengujinya.
Menggantung Petrus sampai mati adalah pekerjaan mudah. Jerat saja lehernya lalu lempar talinya melingkari cabang pohon kemudian ikatkan talinya ke pelana kuda. Gebah kudanya sehingga Petrus pun mati terjerat.
Tentu saja para prajurit Romawi tidak akan mengalami kesulitan untuk menyalib Petrus dengan gaya terbalik. Masalahnya, Petrus bukan Kaisar Romawi yang harus ditaati keingingan dan perintahnya oleh para prajurit yang sedang menyalipnya.
Hukuman salib ada tujuannya dan prosedurnya. Itu sebabnya mustahil para prajurit Romawi mengabulkan permintaan Petrus agar disalib terbalik sambil TELOLET om, telolet. Itu sebabnya dongeng Perus disalib terbalik adalah HOAX.
Di samping itu, kalau benar Petrus kabur untuk menyelamatkan diri, kenapa dia kabur sendirian? Kenapa dia nggak mengajak murid-muridnya? Kenapa nggak sekalian ngajak rasul Paulus yang saat itu tinggal di Roma?
Kerabatku sekalian, itulah bukti-bukti bahwa ajaran Santo Jerome tentang Petrus kabur dan ketemu Yesus di pintu gerbang Roma lalu disalib terbalik adalah HOAX.
Tokoh Gereja pertama yang secara spesifik memberitahukan bentuk penderitaan St. Petrus dengan cara disalib posisi terbalik bukan St. Hieronimus (Jerome) apalagi Eusebius, tapi Origen :
“Sementara itu para rasul yang kudus dan para murid dari Juruselamat kita tersebar ke seluruh dunia…Parthia…ditentukan untuk Thomas,…Scythia untuk Andreas, Asia untuk Yohanes…Petrus…telah berkhotbah di Pontus. Galatia, Bitinia, Kapadokia, dan Asia kepada umat Yahudi yang tercerai berai. Dan akhirnya, setelah datang ke Roma, beliau disalibkan terbalik, sebab beliau memohon untuk disalibkan dengan cara demikian… Paulus, menjadi martir di Roma, di bawah kekuasaan Nero.” [Homiliae in Genesim vol. 3]
Ane hanya mencoba menilai secara objektif bang..
Ane juga sebagai muslim gak sejalan sama mayoritas muslim di indonesia yang cenderung memiliki sifat fanatik buta..
Salah satunya “habib riziq” masalah uang itu… dia tuh apa apaan coba, emangnya penduduk indonesia itu cuma muslim aja.. karna menurut ane gak ada masalah tuh.. gak ganggu. gak bikin haram….” itulah sebenarnya, kalau islam tuh di coreng sama sikap muslim-muslim itu sendiri… salah satunya teroris!!
sama dgn pendeta-pendeta pendusta
yang mencoreng nama baik keyakinan mereka…”
ane sebagai seorang bocah cuma belajar objektif aja.. gak mau mengambil kesimpulan yang menguntungkan diri sendiri saja dan memojokan kesalahan orang lain
jadi dalam hal beginian ane lebih suka bersikap seolah-olah menjadi seperti orang ateis aja… itulah bang indonesia susah maju gak kaya orang-orang israel.. orang-orangnya aja kaya gitu” hehehe…
Dan anda semakin hombreng wakakakkakakkakakakkakaka
Just write what u want to write
thanks informasinya.
Saya hanya mengajarkan pengetahuan. Kalau yang saya pahami itu memang salah, ya diungkapkan saja apa adanya. Itu artinay tidak berpihak dan tidak menjadikan agama sebagai ALAT untuk menarik keuntungan bagi diri sendiri.
Nah, itulah yang membuat saya salut..
Karna sangat jarang sekali bahkan mungkin tidak ada…
terima kasih pujiannya.