
foto: pendoasion.wordpress.com
Diajari main gitar dengan kunci yang salah. Semakin giat berlatih, dia semakin ahli. Semakin sering bermain dia semakin terlatih. Namun sayang seribu kali sayang, kunci yang dimainkannya SALAH. Itu sebabnya, semakin terlatih dan semakin ahli, semakin ngaco-belo. Sistem pendidikan sekolah teologi Kristen benar-benar MENGENASKAN. Mahasiswa teologi sibuk belajar BUKU teologi sehingga nggak sempat belajar Alkitab. Semakin tinggi sekolahnya, kian banyak buku yang harus dibacanya dan makin sedikit waktunya untuk belajar Alkitab. Kian banyak gelarnya, makin banyak buku teologi yang dibacanya namun semakin BANYAK ajaran Alkitab yang dilupakannya karena nggak sempat mempelajarinya ulang. Doktor Teologi Ioanes Rakhmat adalah salah satu KORBAN sistem pendidikan Teologi Kristen yang mengenaskan. Semakin belajar semakin JAUH dari Alkitab. Kenapa demikian? Karena sibuk belajar buku teologi dan nggak sempat belajar Alkitab. Dengan berlalunya waktu, semakin banyak ajaran Alkitab yang dilupakannya.
Memberanikan diri bertanya, dalam tulisannya yang berjudul Mitos Taman Eden, Adam, dan Hawa, Ioanes Rakhmat menulis:
Meskipun kita akan segera masuk ke tahun 2012, banyak orang di Indonesia, bahkan yang terpelajar juga, menolak sains evolusi Darwinian karena adanya kisah skriptural tentang Taman Eden yang konon di dalamnya Adam dan Hawa diciptakan langsung besar sebagai manusia dewasa dan semula ditempatkan oleh Allah. Bagi mereka, kisah ini adalah kisah nyata, bukan fiksi, ada dalam kitab-kitab suci sebagai wahyu ilahi yang tak mungkin salah, karena itu harus dipercaya dan dipertahankan apapun juga taruhannya. Jelas, budaya yang menguasai Indonesia adalah budaya agama (di samping budaya korupsi), bukan budaya saintifik.
Karena itu, untuk membangun suatu budaya saintifik, hemat saya, tak ada jalan lain, selain menunjukkan kepada anda bahwa kisah tentang Taman Eden adalah 100 persen dongeng. Tak percaya? Mari simak penyelidikan berikut.
Hanya dalam dongeng saja, ada sepasang manusia purba, lelaki dan perempuan, yang tidak memiliki pusar sama sekali karena tidak pernah menjadi janin dalam rahim seorang ibu, berhubung keduanya diciptakan langsung besar. (Kalaupun keduanya diciptakan sebagai sepasang bayi yang juga tak mempunyai pusar, kedua bayi ini akan pasti mati karena tak ada induk yang dapat menyusui dan memelihara mereka.)
Rabalah perut anda, dan rasakan apakah anda memiliki sebuah pusar; kempot ke dalam atau bodong keluar, tak masalah. Kalau anda keturunan langsung Adam dan Hawa mitologis, haruslah perut anda juga tidak memiliki pusar. Anda ternyata keheranan, dari mana asal-usul paling awal udel anda, bukan? Semoga anda langsung tersadarkan bahwa andalah manusia yang real, sedangkan Adam dan Hawa cuma dua makhluk khayalan.
Hanya dalam dongeng saja, manusia perempuan muncul dari satu tulang rusuk lelaki, sementara semua tulang rusuk pria hingga kini selalu komplit.
Menurut sains, homo sapiens nenek moyang anda bukan muncul pertama kali di Taman Eden sebagaimana dikisahkan kitab suci anda, melainkan di Afrika, 300.000 tahun yang lalu, sebagaimana ditunjukkan oleh bukti-bukti arkeologis./1/
Hanya dalam dongeng saja ada sebatang pohon moral yang menurut kisahnya tumbuh di tengah Taman Eden, yang jika buahnya dimakan, si pemakan akan langsung cerdas, minimal cerdas secara moral, tanpa perlu melewati proses panjang pembelajaran!
Sama seperti sekeping biji ketika dilempar ke tanah keesokan harinya telah tumbuh seketika menjadi sebatang pohon bayam yang puncaknya sampai ke langit, yang bisa membawa manusia ke suatu negeri kaya raya di atas awan-awan dan yang bisa membuatnya kaya raya dalam sekejap! Kisah tentang sekeping biji ini tentu saja dongeng ciptaan Hans Christian Andersen yang sangat menawan kanak-kanak, yang sesudah dikisahkan kepada mereka, mereka langsung tertidur.
Anda tentu teringat kisah dongeng yang serupa dalam bagian akhir kitab Yunus dalam Tenakh Yahudi, tentang sebatang pohon jarak yang tumbuh tinggi dan mengeluarkan daun-daun lebat dan lebar hanya dalam semalam! Yunus murka kepada Allah dan minta mati, ketika pohon jarak itu, yang daun-daun lebarnya dijadikannya tempat berteduh dari sengatan cahaya Matahari, dibuat mati oleh Allah!
Hanya dalam dongeng saja ada seekor ular berkaki, yang cerdas dan bisa berbicara bahkan berhasil meyakinkan manusia tentang sebuah kebenaran yang konon hanya Allah saja yang tahu.
Hanya dalam dongeng saja, curiosity atau rasa ingin tahu yang besar pada diri Hawa yang mendorongnya memetik dan memakan buah pohon moral itu, harus dikutuk dan dijadikan alasan untuk menghukum manusia, sementara dalam dunia real modern masa kini curiosity-lah, selain kebutuhan survival manusia, yang membuat sains maju dan terus berkembang di tangan manusia-manusia cerdas dan pemberani, seperti dicontohkan oleh Hawa dalam mitos Taman Eden.
Ketahuilah, sama seperti dalam kisah skriptural Taman Eden, seorang suci Santo Augustinus (354-430 M), yang dipuja dalam gereja dari abad ke abad, dengan terbuka mengutuki rasa ingin tahu (kuriositas), tulisnya,
“Ada satu bentuk godaan lagi, bahkan lebih berbahaya, yakni penyakit ingin tahu. Rasa ingin tahu inilah yang selalu mendorong kita untuk mencoba menemukan rahasia-rahasia alam, rahasia-rahasia yang sebetulnya berada di luar kemampuan kita untuk memahaminya, yang hanya akan membuahkan kesia-siaan jika dicari, yang seharusnya manusia tidak ingin pelajari.”/2/
Hanya dalam dongeng saja Allah punya tubuh, kaki, tangan, kepala, rambut, mata, alis, hidung, telinga dan mulut, sehingga membuatnya bisa berjalan-jalan di Taman itu mencari-cari Adam dan Hawa, melihat-lihat, pada hari yang sejuk./3/ Saya membayang-bayangkan, jika Allah sang Bapa ini bugil seperti Adam dan Hawa, bagaimana penampilannya. Seandainya Allah ini berbusana, mungkin saja dia memakai baju batik dan kain sarung, dan memakai blangkon sebagai kopiahnya. :))
Kenapa Allah mencari Adam dan Hawa? Karena keduanya, sehabis memakan buah ajaib itu, ketakutan lalu mencari tempat bersembunyi, menghilang dari pandangan Allah.
Hanya dalam dongeng saja seorang manusia lelaki dan seorang manusia perempuan yang keduanya bugil total tidak terangsang secara seksual satu sama lain, sekian lama, bahkan masing-masing tidak menyadari kalau keduanya telanjang bulat.
Hanya dalam dongeng saja, Adam dan Hawa, lelaki dan perempuan, setelah sekian lama hidup bersama baru sadar bahwa keduanya telanjang bulat setelah memakan buah ajaib mitologis tadi.
Hanya dalam dongeng saja ada manusia berusia sampai empat ratus atau lima ratus tahun, dengan tetap muda dalam jangka waktu yang sangat panjang.
Hanya dalam dongeng saja ada sebuah pohon lain di sebelah timur Taman Eden mitologis yang jika buahnya dimakan, Adam dan Hawa akan hidup abadi, sehingga konon Allah menempatkan beberapa malaikat berpedang bernyala untuk menjaga pohon ajaib kedua ini.
Kita tahu Drakula atau Vampire bisa hidup abadi karena meminum darah manusia, korban-korban mereka. Tapi kita juga sangat tahu bahwa dua makhluk abadi peminum darah ini hanya hidup dalam dongeng-dongeng dari negeri-negeri Eropa dan Amerika, sama seperti Leak hanya ada dalam dongeng rakyat Bali. Kita juga tahu ada satu makhluk menyeramkan, monster manusia, yang dibuat dengan menyatukan, lewat jahitan, serpihan-serpihan dan potongan-potongan mayat, lalu dihidupkan kembali dengan tenaga listrik dan petir. Tetapi monster manusia ini, yang diciptakan seorang profesor gila yang bernama Frankenstein, hanya ada dalam novel karya Mary Shelley yang edisi keduanya terbit 1831 di Inggris. Pesan novel ini jelas: dengan dijahit, serpihan-serpihan mayat bisa dihidupkan lagi, kematian bukan akhir! Tentu saja, pesan ini hanya berlaku dalam dunia dongeng.
Cukuplah sudah saya memperlihatkan kepada anda bahwa kisah skriptural tentang Taman Eden dan semua kejadian yang dikisahkan di dalamnya adalah dongeng belaka.
Setiap kisah skriptural, juga yang berupa kisah fiktif atau fantasi, ditulis pasti dengan suatu tujuan oleh si penulisnya dulu. Nah, apa tujuan penulisan kisah fiktif Taman Eden?
Penulis kisah Taman Eden dalam Kejadian 2:8-3:24, yakni mazhab Yahwis yang bekerja pada abad sepuluh SM di istana raja Daud/raja Salomo, sudah lama memperhatikan banyak kejadian yang berkaitan dengan lingkungan hidup, manusia, binatang, kerja keras, moralitas, doktrin agama, nafsu berahi, persalinan perempuan, kematian, dan lain-lain.
Semua yang mereka lihat, mereka renungkan dalam-dalam, dengan banyak tujuan, salah satu di antaranya adalah untuk menemukan jawaban mengapa ada penderitaan dalam dunia ini, sebuah pertanyaan yang juga sangat mengganggu pikiran Śākyamuni Siddhārtha Gautama di tempat dan zaman yang lain (563-483 SM) yang membuatnya meninggalkan istana lalu masuk ke dalam kehidupan tapa brata untuk mencari jawaban-jawaban yang dapat membebaskan manusia dari dukkha./4/
Lalu mereka, para sastrawan Yahwis ini, memberi jawab dengan menulis kisah tentang asal-usul (etiologi) yang sepenuhnya fiktif spekulatif. Dus, kisah Taman Eden historisnya tidak dimulai di permulaan kehidupan di zaman yang sangat lampau, tetapi dimulai di abad sepuluh SM di negeri Israel.
Para sastrawan Yahwis ini menemukan satu jawaban teologis sangat sederhana dan satu dimensi bahwa semua penderitaan manusia adalah akibat dari ketidaktaatan Hawa dan Adam terhadap ketetapan primordial Allah!
Kalau Gautama Buddha, setelah dia tercerahkan dan menemukan akar-akar timbulnya penderitaan, memberikan jalan-jalan keluar dari penderitaan yang musti dijalankan sendiri dengan berdisiplin oleh orang-orang yang mau mendengarkannya,/5/ para sastrawan Yahwis ini sama sekali tak memberi jalan keluar apapun, selain rasa putus asa yang dalam terhadap kemalangan manusia, Bumi dan makhluk-makhluk lainnya. Para sastrawan ini hanya memberikan etiologi, tapi tak menawarkan soteriologi, doktrin tentang ihwal bagaimana manusia bisa mencapai keselamatan (Yunani: sōtēria), terlepas dari penderitaan./6/
Nah, salah satu hal yang para sastrawan ini selalu temukan dan amati pada abad sepuluh SM adalah kenyataan bahwa ketika setiap manusia mati, lalu mayatnya dikuburkan, mayat ini segera mulai membusuk lalu perlahan menjadi satu dengan tanah.
Dari pengamatan ini, mereka lantas menyimpulkan: kalau mayat akhirnya menyatu dengan tanah atau menjadi bagian dari tanah/Bumi, sudah mustinya manusia berasal pada awal sekali dari tanah, dari Bumi! Ini adalah cara berpikir siklikal yang umum ditemukan dalam masyarakat agraris zaman kuno, yang hidup di bawah kendali musim-musim yang datang dan pergi silih berganti, sebagai siklus yang abadi.
Bengcu Menjawab:
Alkitab adalah kumpulan kitab yang ditulis oleh banyak penulis. Kitab pertama, kitab Kejadian ditulis oleh Musa sekitar 1.500 SM sementara kitab terakhir, kitab Wahyu ditulis oleh Yohanes abad pertama masehi. Kitab-kitab di dalam Alkitab diwariskan dari generasi ke generasi dimana setiap generasi mengemban TITAH bahwa yang tertulis di dalam Alkitab tidak boleh ditambah dan tidak boleh dikurangi serta tidak boleh diubah baik dengan sengaja maupun tidak sengaja. Baiklah kita namakan TITAH untuk melestarikan Alkitab sebagai Amanat Lestari.
Apakah setiap generasi berhasil menggenapi Amanat Lestari? Saya tidak tahu! Kita hanya mempunyai Alkitab yang kita miliki saat ini. Ada yang BERIMAN alias merasa nyaman meyakini bahwa Amanat Lestari berhasil diemban oleh generasi ke generasi sehingga Alkitab yang kita miliki saat ini tidak berkurang, tidak bertambah dan tidak berubah. Namun, ada pula yang BERIMAN alias merasa nyaman meyakini bahwa Amanat Lestari tidak berhasil diemban sehingga Alkitab yang kita miliki saat ini mungkin berkurang, bertambah dan berubah. Perasaan NYAMAN meyakini sesuatu (IMAN) muncul sendiri tanpa dikehendaki. Itu sebabnya seseorang mustahil disalahkan atas apa yang diimaninya. Namun, apa pun yang diimaninya sama sekali tidak mengubah isi Alkitab yang kita miliki saat ini. Ada pula yang memaksa diri meyakini isi Alkitab tidak berkurang, tidak bertambah dan tidak berubah, itu pun tidak mengubah isi Alkitab sama sekali.
IR: Penulis kisah Taman Eden dalam Kejadian 2:8-3:24, yakni mazhab Yahwis yang bekerja pada abad sepuluh SM di istana raja Daud/raja Salomo, sudah lama memperhatikan banyak kejadian yang berkaitan dengan lingkungan hidup, manusia, binatang, kerja keras, moralitas, doktrin agama, nafsu berahi, persalinan perempuan, kematian, dan lain-lain.
Lalu Musa menuliskan segala firman TUHAN itu. Keesokan harinya pagi-pagi didirikannyalah mezbah di kaki gunung itu, dengan dua belas tugu sesuai dengan kedua belas suku Israel. keluaran 24:4
haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun. Ulangan 6:7
Tetapi seorang nabi, yang terlalu berani untuk mengucapkan demi nama-Ku perkataan yang tidak Kuperintahkan untuk dikatakan olehnya, atau yang berkata demi nama allah lain, nabi itu harus mati. Ulangan 18:22
Di abad ke 20 seseorang, entah siapa, MENGARANG cerita bahwa pada abad ke 10 SM mazhab Yahwis yang bekerja pada raja Daud dan Salomo menulis dongeng kisah penciptaan Adam dan Hawa. Meskipun mengagulkannya sebagai ilmiah namun kisah yang DIKARANG di abad ke 20 tentang mazhab Yahwis di abad ke 10 SM Itu hanya dongeng belaka. Kenapa demikian? Karena kisah yang ditulis 3.000 tahun setelah zamannya berlalu, mustahil kisah nyata.
Kitab Keluaran mengajarkan bahwa kitab Kejadian ditulis oleh Musa. Musa menulis kitab Kejadian berdasarkan cerita YHWH (TUHAN) yang terlibat langsung di dalam kisah tersebut. Kisah tersebut kita warisi dari generasi ke generasi yang mengemban Amanat LESTARI.
Mana yang lebih berbobot Ilmiah? Kisah yang DIKARANG oleh entah siapa 3.000 tahun setelah zamannya berlalu tanpa sumber pustaka untuk menjawab pertanyaan: Kenapa yang diciptakan Allah dalam Kejadian 1 diciptakan lagi oleh TUHAN Allah di Kejadian 2? Atau kisah yang ditulis oleh Musa berdasarkan cerita TUHAN yang terlibat langsung dalam kisah tersebut dan catatannya diwariskan dari generasi ke generasi yang mengemban Amanat Lestari?
IR: Hanya dalam dongeng saja, ada sepasang manusia purba, lelaki dan perempuan, yang tidak memiliki pusar sama sekali karena tidak pernah menjadi janin dalam rahim seorang ibu, berhubung keduanya diciptakan langsung besar. (Kalaupun keduanya diciptakan sebagai sepasang bayi yang juga tak mempunyai pusar, kedua bayi ini akan pasti mati karena tak ada induk yang dapat menyusui dan memelihara mereka.)
ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup. Kejadian 2:7
Selanjutnya TUHAN Allah membuat taman di Eden, di sebelah timur; disitulah ditempatkan-Nya manusia yang dibentuk-Nya itu. Kejadian:8
Ilmu pengetahuan mengajarkan bahwa tali pusar adalah alat yang digunakan oleh JANIN untuk MENGHISAP sari makanan dari INDUKNYA. Apakah tanpa tali pusar janin pasti mati? Janin tanpa tali pusar bukan saja tidak akan mati bahkan bertumbuh kembang dengan baik asal sari makanan yang diperlukannya terpenuhi. Bagaimana dengan janin yang bertumbuh kembang menjadi bayi tanpa induk yang menyusui? Dia tidak akan mati dan akan bertumbuh kembang dengan baik selama mendapat makanan yang cukup. TUHAN Allah membuat tempat khusus yaitu taman di Eden untuk manusia yang dibentuk-Nya. Itulah bukti bahwa manusia mendapat pemeliharaan dan perawatan yang baik dari TUHAN Allah.
Kisah penciptaan manusia yang tercatat di dalam kitab Kejadian diceritakan kepada Musa untuk diceritakan kepada bangsa Israel pada zaman itu guna dipahami. Selanjutnya kisah tersebut pun diajarkan kepada generasi-generasi selanjutnya untuk dipahami pula. Itu sebabnya meskipun 3.500 tahun telah berlalu namun kisah tersebut masih dapat kita pahami dengan benar bahkan jauh lebih gamblang dibandingkan dengan pemahaman generasi saat kitab tersebut ditulis.
Kitab kejadian mencatat bahwa manusia lelaki diciptakan dari SATU butir debu tanah. TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup. Itulah yang tercatat di dalam Kejadian 2:7. Alkitab sama sekali tidak mencatat bahwa satu BUTIR debu tanah ujug-ujug menjadi janin atau menjadi bayi apalagi menjadi orang dewasa.
SATU butir debu tanah menjadi makluk hidup alias menjadi manusia lalu BERTUMBUH kembang menjadi janin yang bertumbuh kembang menjadi bayi yang bertumbuh kembang menjadi anak kecil yang bertumbuh kembang menjadi dewasa. Itulah yang dipahami oleh mareka yang sehat jasmani, sehat rohani dan sehat akal budi ketika membaca kisah TUHAN Allah membentuk manusia dari SATU butir DEBU tanah. Orang yang kurang sehat akal budinya, mungkin saja menyangka TUHAN Allah membentuk manusia seperti penjunan membentuk patung manusia. Namun orang-orang demikian langsung menyadari kesalahannya begitu dijelaskan bahwa TUHAN Allah tidak membentuk manusia dari TANAH liat (kumpulan debu tanah) namun dari SATU butir debu tanah. Mohon maaf, tanpa mengurangi rasa hormat, hanya Doktor Teologi dungu alias tumpul otaknya alias tidak cerdas alias BEBAL yang kekeh jumekeh meyakini dan menipu dunia dengan mengajarkan bahwa Alkitab MENDONGENG bahwa manusia diciptakan dari debu tanah yang ujug-ujug menjadi orang dewasa.
Alkitab memang tidak mencatat bahwa setelah satu butir debu tanah menjadi makluk hidup alias manusia, dia lalu membelah menjadi 2 debu. Dari 2 membelah menjadi 4. Dari 4 menjadi 8 dan akhirnya menjadi janin yang lalu tumbuh membesar dan dewasa. Namun, dengan pengetahuan genetika demikian, menjadi tidak sulit bagi kita untuk memahami kisah TUHAN Allah membentuk manusia dari SATU butir debu tanah alias satu SEL.
Setiap orang yang membaca tahu bahwa Alkitab tidak mendongeng tentang manusia diciptakan dari debu tanah yang ujug-ujug menjadi orang dewasa. Namun, kenapa Doktor Teologi Ioanes Rakhmat justru membual bahwa Alkitab mendongeng bahwa manusia diciptakan dari debu tanah yang ujug-ujug menjadi orang dewasa? Karena sibuk belajar buku teologi maka nggak sempat belajar Alkitab. Itu sebabnya semakin tinggi gelarnya, makin jauh dari ajaran Alkitab.
IR: Hanya dalam dongeng saja, manusia perempuan muncul dari satu tulang rusuk lelaki, sementara semua tulang rusuk pria hingga kini selalu komplit.
Paimin menjual salah satu ginjalnya untuk biaya nikah dengan Pai shu chen yang semlohai. Paimin dan Pai shu chen lalu bersetubuh dan lahirlah si Paijo. Mohon maaf, tanpa mengurangi rasa hormat, Hanya Doktor Teologi dung dung alias dungu yang mengharuskan si Paijo bahkan seluruh keturunan si Paimin yang lelaki HANYA boleh punya ginjal SATU biji karena Paimin sudah MENJUAL satu ginjalnya untuk biaya menikahi Pai shu chen. Untung saja yang dijual si Paimin adalah ginjal, bukan BIJI. Masak semua keturunannya yang lelaki hanya boleh punya satu BIJI? Piye jan? Ha ha ha ha ha ha ….
MENGHARUSKAN semua lelaki keturunan Adam tulang rusuknya harus kurang satu BIJI gara-gara tulang rusuk Adam diambil satu untuk membangun Hawa? Ha ha ha ha ha …… Bagaimana mau to enlighten the human mind bila pikiran sendiri GELAP GULITA, Doktor Teologi Ioanes Rakhmat yang saintifik? ha ha ha ha ha …… Saintifik dari hongkong?
IR: Menurut sains, homo sapiens nenek moyang anda bukan muncul pertama kali di Taman Eden sebagaimana dikisahkan kitab suci anda, melainkan di Afrika, 300.000 tahun yang lalu, sebagaimana ditunjukkan oleh bukti-bukti arkeologis./1/
Secara biologis para ilmuwan mengelompokkan manusia di antara makluk lainnya sebagai spesies: Homo Sapiens (Latin, Manusia yang tahu). Ordo: Primata. Kelas: Mamalia. Dengan demikian, Ioanes Rakhmat yang mulia, bukan hanya nenek moyang namun diri anda sendiri adalah Homo Sapiens. Anggap saja yang anda ajarkan benar, kenapa nggak mikir bahwa setelah diusir dari taman Eden, Adam dan Hawa tinggal di Afrika, itu sebabnya para Ilmuwan menyimpulkan bahwa semua manusia berasal dari satu perempuan yang tinggal di Afrika?
Temuan arkeologis apa yang menunjukkan bukti-bukti 300.000 tahun yang lalu? Memangnya para arkeolog menemukan akte kelahiran perempuan tersebut dan disana tercantum tanggal 300.000 tahun yang lalu? Ha ha ha ha … 300.000 tahun yang lalu hasil kutak-katik biar ngait sama sekali bukan bukti-bukti arkeologi, Doktor Teologi Ioanes Rakhmat yang ilmiah.
IR: Hanya dalam dongeng saja ada sebatang pohon moral yang menurut kisahnya tumbuh di tengah Taman Eden, yang jika buahnya dimakan, si pemakan akan langsung cerdas, minimal cerdas secara moral, tanpa perlu melewati proses panjang pembelajaran!
Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: “Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati.” Kejadian 2:16
Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu: “Sekali-kali kamu tidak akan mati, tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat.” Kejadian 3:4-5
Tentang pohon pengetahuan, TUHAN Allah berkata, “Pada hari memakannya, pastilah engkau mati.” TUHAN Allah sama sekali tidak memberitahu bahwa buah pohon pengetahuan akan menjadikan yang makan ujug-ujug tahu yang baik dan yang jahat. Ular memberitahu perempuan itu bahwa dia akan ujug-ujug tahu tentang yang baik dan yang jahat seperti Allah karena makan buah pohon pengetahuan. Dari mana TUHAN Allah dan Ular mendapatkan pengetahuan mereka? Saya tidak tahu. Alkitab tidak mengajarkannya. Namun, kitab Kejadian mencatatnya dengan tegas dan gamblang sehingga mustahil menyangkalnya: Baik ucapan TUHAN Allah maupun ucapan Ular sama-sama TIDAK terjadi. Setelah makan buah pengetahuan, Adam dan Hawa tidak MATI. Keduanya pun nggak ujug-ujug tahu tentang yang baik dan yang jahat. Kitab Kejadian justru mencatat bahwa sebelum makan buah pengetahuan Hawa sudah tahu yang baik dan yang jahat.
Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminyapun memakannya. Kejadian 3:6
Maka terbukalah mata mereka berdua dan mereka tahu, bahwa mereka telanjang; lalu mereka menyemat daun pohon ara dan membuat cawat. Kejadian 3:7
Ketika mereka mendengar bunyi langkah TUHAN Allah, yang berjalan-jalan dalam taman itu pada waktu hari sejuk, bersembunyilah manusia dan isterinya itu terhadap TUHAN Allah di antara pohon-pohonan dalam taman. Kejadian 3:8
Tetapi TUHAN Allah memanggil manusia itu dan berfirman kepadanya: “Di manakah engkau?” Kejadian 3:9
Ia menjawab: “Ketika aku mendengar, bahwa Engkau ada dalam taman ini, aku menjadi takut, karena aku telanjang; sebab itu aku bersembunyi.” Kejadian 3:10
Firman-Nya: “Siapakah yang memberitahukan kepadamu, bahwa engkau telanjang? Apakah engkau makan dari buah pohon, yang Kularang engkau makan itu?” Kejadian 3:11
Apa alasan Hawa memutuskan untuk memetik buah pohon pengetahuan lalu memakannya? Karena menurutnya buah itu BAIK (dan menarik) untuk dimakan dan JAHAT (tidak baik) bila tidak dimakan. Itulah bukti bahwa Hawa sudah paham yang BAIK dan yang JAHAT sebelum makan buah pengetahuan.
Ucapan TUHAN Allah bahwa manusia PASTI mati bila makan buah pengetahuan sama sekali tidak terjadi, adalah BUKTI bahwa yang diucapkan TUHAN Allah belum tentu benar. Bila membaca kisah taman Eden dengan teliti dan hati-hati memang nampak bahwa TUHAN Allah menarik kesimpulan: Gara-gara makan buah pengetahuan, terbukalah mata Adam dan Hawa sehingga tahu dirinya telanjang. Takut dilihat orang karena telanjang adalah kesadaran ETIKA alias KESUSILAAN, mustahil tanda tahu tentang yang baik dan yang jahat. Itu sebabnya, kesimpulan TUHAN Allah bahwa buah pohon pengetahuan berkhasiat menjadikan yang makan tahu yang baik dan yang jahat SALAH.
TUHAN Allah SALAH, memang tidak pernah diajarkan oleh para teolog Kristen. TUHAN Allah SALAH memang bertentangan dengan doktrin TUHAN mahatahu dan BENER terus. Namun TUHAN Allah SALAH adalah fakta yang tercatat di dalam Alkitab dengan tegas dan gamblang. Silahkan menolaknya namun mustahil menyangkal kebenarannya.
Buah pohon pengetahuan pasti menyebabkan kematian adalah TAHYUL yang dihembuskan TUHAN Allah untuk MENCEGAH manusia makan buah pohon pengetahuan. Buah pohon pengetahuan berkhasiat menjadikan tahu yang benar dan yang jahat adalah ajaran Nachas (ular) yang dipercaya oleh Hawa dan TUHAN Allah. TUHAN Allah MENIPU Adam sementara Nachas membangkitkan harapan kosong kepada Hawa. Yang satu TAHYUL yang lainnya DONGENG. Alkitab memang mencatat kisah TAHYUL dan DONGENG namun sama sekali bukan kitab tahyul dan dongeng.
Ioanes Rakhmat yang mulia, to enlighten the human mind HARUS dimulai dengan to enlighten the mind of diri sendiri. Caranya adalah dengan BELAJAR bukan BERLAGAK pintar lalu tunjuk-tunjuk namun nggak becus kasih petunjuk. Nggak becus memahami ajaran Alkitab dengan benar lalu memfitnah Alkitab adalah DONGENG? Ho ho ho ho ….. Hanya doktor Teologi Ioanes Rakhmat yang melakukannya. Untung dia udah dipecat oleh GKI. Ha ha ha ha …..
IR: Anda tentu teringat kisah dongeng yang serupa dalam bagian akhir kitab Yunus dalam Tenakh Yahudi, tentang sebatang pohon jarak yang tumbuh tinggi dan mengeluarkan daun-daun lebat dan lebar hanya dalam semalam! Yunus murka kepada Allah dan minta mati, ketika pohon jarak itu, yang daun-daun lebarnya dijadikannya tempat berteduh dari sengatan cahaya Matahari, dibuat mati oleh Allah!
Yunus telah keluar meninggalkan kota itu dan tinggal di sebelah timurnya. Ia mendirikan di situ sebuah pondok dan ia duduk di bawah naungannya menantikan apa yang akan terjadi atas kota itu. Yunus 4:5
Lalu atas penentuan TUHAN Allah tumbuhlah sebatang pohon jarak melampaui kepala Yunus untuk menaunginya, agar ia terhibur dari pada kekesalan hatinya. Yunus sangat bersukacita karena pohon jarak itu. Yunus 4:6
Tetapi keesokan harinya, ketika fajar menyingsing, atas penentuan Allah datanglah seekor ulat, yang menggerek pohon jarak itu, sehingga layu. Yunus 4:7
Pertumbuhan binatang dan tanaman bisa dipacu. Pohon padi yang dulu perlu waktu 6 bulan untuk panen, sejak 30 tahun yang lalu sudah dipacu untuk panen 3 bulan sekali. Ayam yang dipacu pertumbuhannya bisa dipanen saat umurnya baru 21 hari. Pohon duren yang berbuah setahun sekali bisa dipacu untuk berbuah sepanjang tahun. Memacu pohon jarak bertumbuh kembang dalam beberapa jam, sama sekali bukan DONGENG. Seekor ulat menggerek pohon jarak hingga layu, juga bukan dongeng.
Kenapa tidak membuktikan secara ilmiah bahwa pohon jarak MUSTAHIL dipacu bertumbuh kembang melampaui kepala Yunus dalam beberapa jam, sebelum memvonis kisah Yunus dan pohon jarak serta ulat adalah dongeng? Karena meskipun gelarnya Doktor namun Ioanes Rakhmat bukan seorang saintifik namun Freethinker alias orang yang meyakini pikiran seenak jidatnya pasti benar.
Di dalam kitab Yunus sama sekali tidak ada dongeng tentang sebatang pohon jarak yang tumbuh tinggi dan mengeluarkan daun-daun lebat dan lebar hanya dalam semalam yang lalu dibuat mati oleh Allah. Bila demikian, kenapa Doktor Teologi Ioanes Rakhmat membual bahwa dongeng demikian ada di dalam kitab Yunus? Saya tidak tahu. Mungkin dia sengaja mengacau untuk membalas dendam karena dipecat oleh GKI sehingga tidak mendapat gaji lagi. Kisanak, berapa gaji yang anda harapkan agar tidak memfitnah Alkitab? Ha ha ha ha … Mungkin pula itulah yang hai hai maksudkan dengan semakin belajar semakin JAUH dari Alkitab. Kenapa demikian? Karena sibuk belajar buku teologi dan nggak belajar Alkitab. Dengan berlalunya waktu, semakin banyak ajaran Alkitab yang dilupakannya.
IR: Hanya dalam dongeng saja ada seekor ular berkaki, yang cerdas dan bisa berbicara bahkan berhasil meyakinkan manusia tentang sebuah kebenaran yang konon hanya Allah saja yang tahu.
Adapun ular (Nachas) ialah yang paling cerdik (Aruwm – Erwm) dari segala binatang di darat (chay sadeh) yang dijadikan oleh TUHAN Allah. Ular itu berkata kepada perempuan itu: “Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?” Kejadian 3:1
Alkitab Perjanjian Lama ditulis dalam bahasa Ibrani. Maka dari itu, Perjanjian Lama yang bukan bahasa Ibrani adalah Alkitab terjemahan. Ketika mempelajari Alkitab terjemahan, yang paling utama adalah meyakini bahwa terjemahannya benar-benar AKURAT. Komputer dan Internet serta program Alkitab dan Alkitab online memungkinkan orang-orang yang tidak menguasai bahasa Ibrani untuk menguji keakuratan terjemahan Perjanjian Lama. Kebanyakan orang yang melakukan hal demikian hanya memeriksa arti suatu kata di kamus, padahal yang lebih penting dari itu adalah memeriksa konsistensi penggunaan kata tersebut dan terjemahan kata tersebut di seluruh perjanjian Lama.
Di dalam Perjanjian Lama kata Ibrani NACHAS dibedakan menjadi dua yaitu:
NACHAS <05172> = Telaah; Penelaah
NACHAS <05175> = Ular; naga
Meskipun diterjemahkan menjadi ULAR namun NACHAS <05175> sama sekali tidak pernah digunakan dengan arti: seekor binatang ular atau seekor ular sejati. Itu sebabnya menafsirkan kata NACHAS <05175> dalam Kejadian 3:1 sebagai seekor ular atau seekor binatang ular, benar-benar ngaco belo. Bila demikian, kenapa para sarjana teologi melakukannya? Karena para teolog umumnya hanya membaca Alkitab terjemahan, tidak membaca Alkitab bahasa aslinya. Itu sebabnya mereka sangat terpengaruh oleh frasa yang mengikuti kata Nachas yaitu “ialah yang paling cerdik dari segala binatang di darat.
Mereka keduanya telanjang (aruwm – Mymwre), manusia dan isterinya itu, tetapi mereka tidak merasa malu. Kejadian 2:25
Frasa “yang paling cerdik” dalam Kejadian 3:1 diterjemahkan dari kata Ibrani Erwm (lafal: arum). Kata telanjang dalam Kejadian 2:25 diterjemahkan dari kata Ibrani Mymwre (lafal: arumah). Menurut kamus Ibrani, kedua kata tersebut berasal dari kata dasar yang sama yaitu: Aruwm <06173> (lafal: arom) yang berarti cerdik; bijaksana. Namun kamus yang sama juga mengajarkan bahwa kedua kata tersebut berasal dari kata dasar arowm <06174> (lafal: arom) yang berarti telanjang.
Apabila kata Ibrani Erwm (lafal: arum) dalam Kejadian 3:1 diterjemahkan sebagai TELANJANG, maka para pembaca pun langsung paham bahwa Nachas adalah Adam alias manusia, mustahil seekor ular. Namun para penerjemah LAI sudah menerjemahkan kata tersebut sebagai “yang paling cerdik.” Apakah terjemahan demikian menjadikan Nachas seekor ular? Mustahil! Kenapa demikian? Karena mustahil ada binatang yang cerdik alias BIJAK.
Adakah BINATANG yang CEDIK? Tidak ada! Adakah binatang yang paling CERDIK dari segala binatang? Tidak ada! Kenapa demikian? Karena untuk CERDIK harus punya AKAL BUDI. Apa bedanya punya akal budi dan tidak punya akal budi? Yang tidak punya akal budi tidak bisa berguru dan menggurui. Yang punya akal budi bisa BELAJAR dari yang lain dan MENGAJARI yang lain.
Bebek adalah binatang. Bebek tidak punya akal budi. Itu sebabnya tidak ada bebek yang mengajari bebek lainnya berenang. Juga tidak ada bebek yang minta diajari berdansa oleh bebek lainnya. Manusia punya akal budi. Makanya hai hai bisa belajar dari Alkitab lalu mengajari orang banyak agar tidak tertipu oleh bualan Ioanes Rakhmat.
Itu sebabnya ular (Nachas) ialah yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang dijadikan oleh TUHAN Allah adalah seorang manusia, namanya Adam, bukan seekor ular yang bisa melingker-lingker di atas pager.
Doktor Teologi Ioanes Rakhmat yang mulia, anda benar, hanya dalam dongeng saja ada seekor ular berkaki, yang cerdas dan bisa berbicara bahkan berhasil meyakinkan manusia tentang sebuah kebenaran yang konon hanya Allah saja yang tahu. Itu sebabnya Alkitab tidak mencatat dongeng demikian. Namun sayang, meskipun digaji mahal oleh GKI bahkan disekolahkan hingga jadi Doktor biar pintar, namun sayangnya and dung dung pret alias otak anda tumpul bukan alang kepalang, itu sebabnya selama 25 tahun menjadi pendeta GKI alih-alih mengajarkan ajaran Alkitab anda justru mengajarkan dongeng seekor ular berkaki, yang cerdas dan bisa berbicara bahkan berhasil meyakinkan manusia tentang sebuah kebenaran yang konon hanya Allah saja yang tahu.
Setelah dipecat oleh GKI, anda menyangka telah mendapat PENCERAHAN karena menyadari bahwa hanya dalam dongeng saja ada seekor ular berkaki, yang cerdas dan bisa berbicara bahkan berhasil meyakinkan manusia tentang sebuah kebenaran yang konon hanya Allah saja yang tahu? Itu sebabnya anda mengagulkan diri sedang to enlighten the human mind dengan mengejek Alkitab mendongeng tentang seekor ular berkaki, yang cerdas dan bisa berbicara bahkan berhasil meyakinkan manusia tentang sebuah kebenaran yang konon hanya Allah saja yang tahu? Bila anda memang mendapat pencerahan, mustahil nggak tahu kalau Alkitab bukan buku dongeng, bukan? Ha ha ha ha ha ha …..
IR: Hanya dalam dongeng saja, curiosity atau rasa ingin tahu yang besar pada diri Hawa yang mendorongnya memetik dan memakan buah pohon moral itu, harus dikutuk dan dijadikan alasan untuk menghukum manusia, sementara dalam dunia real modern masa kini curiosity-lah, selain kebutuhan survival manusia, yang membuat sains maju dan terus berkembang di tangan manusia-manusia cerdas dan pemberani, seperti dicontohkan oleh Hawa dalam mitos Taman Eden.
TUHAN Allah melarang Adam makan buah pohon pengetahuan. Adam dan Hawa melanggar perintah-Nya. TUHAN Allah marah lalu mengutuk dan mengusir Adam dan Hawa dari Taman Eden. Itulah FAKTA yang tercatat di dalam Alkitab. Mustahil mengubah kejadian tersebt. Kita hanya bisa belajar dari fakta tersebut dengan mengambil hikmahnya.
IR: Ketahuilah, sama seperti dalam kisah skriptural Taman Eden, seorang suci Santo Augustinus (354-430 M), yang dipuja dalam gereja dari abad ke abad, dengan terbuka mengutuki rasa ingin tahu (kuriositas), tulisnya,
IR: “Ada satu bentuk godaan lagi, bahkan lebih berbahaya, yakni penyakit ingin tahu. Rasa ingin tahu inilah yang selalu mendorong kita untuk mencoba menemukan rahasia-rahasia alam, rahasia-rahasia yang sebetulnya berada di luar kemampuan kita untuk memahaminya, yang hanya akan membuahkan kesia-siaan jika dicari, yang seharusnya manusia tidak ingin pelajari.”/2/
Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik. 1 Tesalonika 5:21
Yang diajarkan Paulus di atas sangat TEGAS dan GAMBLANG sehingga mustahil menyangkalnya apalagi berlagak pilon. Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik. Itu pula yang sedang kita lakukan atas tulisan Doktor Teologi Ioanes Rakhmat yang mulia, bukan? Ha ha ha ha …
IR: Hanya dalam dongeng saja Allah punya tubuh, kaki, tangan, kepala, rambut, mata, alis, hidung, telinga dan mulut, sehingga membuatnya bisa berjalan-jalan di Taman itu mencari-cari Adam dan Hawa, melihat-lihat, pada hari yang sejuk./3/ Saya membayang-bayangkan, jika Allah sang Bapa ini bugil seperti Adam dan Hawa, bagaimana penampilannya. Seandainya Allah ini berbusana, mungkin saja dia memakai baju batik dan kain sarung, dan memakai blangkon sebagai kopiahnya. :))
Ketika mereka mendengar bunyi langkah TUHAN Allah, yang berjalan-jalan dalam taman itu pada waktu hari sejuk, bersembunyilah manusia dan isterinya itu terhadap TUHAN Allah di antara pohon-pohonan dalam taman. Kejadian 3:8
Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya. Yohanes 1:18
Bapa yang mengutus Aku, Dialah yang bersaksi tentang Aku. Kamu tidak pernah mendengar suara-Nya, rupa-Nyapun tidak pernah kamu lihat, dan firman-Nya tidak menetap di dalam dirimu, sebab kamu tidak percaya p kepada Dia yang diutus-Nya. Yohanes 5:37-38
Mantan Pendeta Ioanes Rakhmat yang mulia, setelah digaji sebagai pendeta oleh GKI selama 25 tahun dan disekolahkan hingga meraih gelar Doktor Teologi, mustahil anda nggak tahu bahwa Alkitab bukan buku dongeng itu sebabnya tidak mencatat dongeng Allah punya tubuh, kaki, tangan, kepala, rambut, mata, alis, hidung, telinga dan mulut, sehingga membuatnya bisa berjalan-jalan di Taman itu mencari-cari Adam dan Hawa, melihat-lihat, pada hari yang sejuk. Namun sayang, anda hanya KORBAN sistem pendidikan teologi Kristen yang mengenaskan. Itu sebabnya meskipun bergelar Doktor Teologi namun pengetahuan Alkitabnya benar-benar MEMILUKAN. Makanya meskipun nampak hebat ketika berdebat dengan sesama sarjana Teologi namun langsung kelihatan dung dung ketika ajarannya dikuliti oleh hai hai yang jemaat GKI doang, sumpih ….., hai hai bukan sarjana teologi. Ha ha ha ha …
Tidak perlu jadi genius, hanya perlu membaca Alkitab dengan teliti dan hati-hati tanpa prasangka untuk tahu bahwa TUHAN Allah yang jalan-jalan di taman Eden bukan Allah yang ada si sorga karena Allah yang ada di sorga tidak pernah didengar dan dilihat oleh manusia. 25 tahun menjadi pendeta GKI dan disekolahin sampai Doktor Teologi namun nggak tahu kebenaran demikian? Ha ha ha ha ha …. Selama itu anda ngapain aja? Makan gaji buta ya? Ha ha ha ha ….
IR: Hanya dalam dongeng saja seorang manusia lelaki dan seorang manusia perempuan yang keduanya bugil total tidak terangsang secara seksual satu sama lain, sekian lama, bahkan masing-masing tidak menyadari kalau keduanya telanjang bulat.
IR: Hanya dalam dongeng saja, Adam dan Hawa, lelaki dan perempuan, setelah sekian lama hidup bersama baru sadar bahwa keduanya telanjang bulat setelah memakan buah ajaib mitologis tadi.
Orang-orang Papua. Misalnya suku Dani. Bagi mereka, koteka hanya digunakan oleh orang-orang dewasa bahkan tidak semua lelaki memakainya. Apa yang digunakan oleh perempuan dewasa? Rok rumbai-rumbai yang meskipun MENUTUPI namun tidak menyembunyikan apa pun. Berapa tahun yang dihabiskan oleh anak lelaki suku Dani dalam telanjang bulat sebelum mulai memakai koteka? Berapa tahun yang dihabiskan oleh anak perempuan suku Dani sebelum memakai rumbai? Saya tidak tahu. Namun saya tahu, meskipun lelaki suku Dani sudah pakai Koteka dan perempuan suku Dani sudah pakai rumbai, namun di mata hai hai, mereka TETAP TELANJANG.
Kapan suku Dani baru menyadari bahwa mereka telanjang? Setelah penyuluhan selama puluhan tahun oleh para penginjil Kristen dan pemerintah Republik Indonesia. Melihat wanita telanjang namun nggak ngaceng, bagi Ioanes Rakhmat memang hanya terjadi dalam DONGENG. Kenapa demikian? Karena bagi Ioanes Rakhmat, jangankan melihat perempuan telanjang, melihat anjing betina telanjang aja dia NGACENG melulu. Ha ha ha ha ha ha …
IR: Cukuplah sudah saya memperlihatkan kepada anda bahwa kisah skriptural tentang Taman Eden dan semua kejadian yang dikisahkan di dalamnya adalah dongeng belaka.
Cukuplah sudah saya menunjukkan kepada anda bahwa Ioanes Rakhmat bukan hanya GALAU namun dia KALUT bahkan akhirnya KALAP karena dipecat oleh GKI. Itu sebabnya dia pun membabibuta. Ha hah ha ha ha …
Epilog:
Ketika Ioanes Rakhmat mengejek dan menghina pendeta-pendeta lelaki sehubungan dengan gaji yang mereka terima dari GKI, hai hai nggak peduli. Lelaki VS lelaki. Ketika Ioanes Rakhmat mengejek dan menghina pendeta-pendeta perempuan dan istri pendeta sehubungan dengan gaji yang mereka terima dari GKI, hai hai berjanji: Setelah Sinode selesai ber-acara, hai hai akan mengejek dan menghina Ioanes Rakhmat untuk setiap RUPIAH yang diterimanya dari GKI dan setiap rupiah yang tidak diterimanya dari GKI lagi sampai dia mengakui bahwa tindakannya menghina dan mengejek pendeta-pendeta wanita dan istri pendeta GKI sama sekali tidak ksatria atau sampai para pendeta perempuan dan istri pendeta GKI yang dihina dan diejeknya meminta hai hai berhenti BALAS DENDAM atas nama mereka.
Menggelari dirinya pemikir dan mengagulkan diri to enlighten the human mind? Mohon maaf, tanpa mengurangi rasa hormat, LAGAK setinggi langit LAKU setinggi LADAM. Yang dilakukannya melalui tulisan-tulisannya benar-benar jauh panggang dari api. Apa yang ingin dia CAPAI dengan berteriak ini DOGENG dan itu DONGENG? To enlighten the human mind dari hongkong? Dia hanya membalas DENDAM kepada jemaat GKI yang memecatnya dengan mengejek ajaran mereka. Itu sebabnya dia tidak segan-segan MENGARANG dongeng lalu mengajarkannya sebagai ajaran Alkitab lalu mengejeknya habis-habisan. Perilaku demikian ibarat membuat orang-orangan jerami lalu menamainya hai hai kemudian menghajarnya habis-habisan lantas mengagulkan diri telah MENANG bertarung lawan hai hai.
Kebanyakan klenik kalian, dangdutan aja gih..
kisah di buku kejadian adalah’bukti jelas sekaligus keterangan ttg awal mula kehidupan manusia yg awalnya punya prospek hidup bahagia dlm kondisi sempurna
(sempurna artinya mrk punya hubungan istimewa dgn pencipta untuk menghargai karunia kehidupan sbg manusia sempurna yg hidup taat punya hak kebebasan) plus secara fisik mrk tdk bisa tua/sakit/mati
nah kejadian 2:28,29 (mrk’ bisa melestarikan keturunan manusia yg sempurna juga keseluruh’ planet bumi)
singkat kata adam hawa semestinya bisa hidup abadi alias tdk mati kalo ‘TAAt’ kpd hukum penciptanya. namun mrk memilih utk tdk taat dan akhirnya mrk mati (mmg ga langsung mati saat itu pada waktunya mrk paham krn alami dampak dosa dari ketdk sempurnaan manusia yaitu mrk menjadi tua dan mati juga pada saatnya) *nah kita semua mewarisi dosa ke’tdk sempurnaan juga makanya mengalami hal yg sama.
makanya ketika adam & hawa sdh mewarisi problem utk keluarga manusia kelak, saat itu jg pencipta langsung mempersiapkan program penyelamatan baca kej 3:15 ( di nubuatkan nanti akan ada benih yg akan memulihkan semuanya) siapakah gerangan benih tsb? kunjungi jw.org
Kisanak, anda jangan sok tahu dulu dech. Anda kan belum pernah baca alkitab dari Kejadian sampai Wahyu? Bahkan baca alkitab dari Matius 1:1 sampai Matius 28:20 saja anda belum pernah. ha ha ha ha …
alasan berbelit belit tetap saja dongeng.
ular(nachas) adalah adam
manusia adalah adam
Allah adalah adam
Bilang aja
adam jumlahnya ada tiga.
kalau masih salah juga bilang aja Adam tritunggal.
Pak loanes kalau lihat guguk betina langsung birahi dan …………
Betul juga sih, si pdt. loanes itu isi otaknya cuma hal2 mesum doank. Makanya tidak bisa berfikir jernih. Dari dulu error melulu tulisan2 nya. Kasihan juga sih. Pdt. banyak yg stress berat, salah satunya ya loanes rakhmat itu.
Saya malah baru tahu pdt banyak yang stres berat?
Sewaktu saya di semarang memang pernah menjumpai beberapa pdt yg mengalami stres. Juga mendengarkan kesaksian dari pdt. Yakub susabda, dimana dia juga seorang konselor yg mengatakan bhw dari klien2 nya banyak yg hamba Tuhan mengalami depresi dikarenakan tidak pernah bisa menyelesaikan/menuntaskan dosa2nya.