Kongzi berkata, “Apabila JALAN-nya (dao 道) adalah PERATURAN dan UKURAN-nya adalah HUKUMAN, maka rakyat yang melanggar pun tidak merasa MALU. Apabila jalannya adalah KEBAJIKAN (de 德) dan UKURAN-nya adalah KESUSILAAN (li 禮), maka yang memiliki RASA MALU akan selalu menaatinya. Lunyu 2:3 – Weizheng”

Viralkan agar POLISI bertindak agar nanti DIA pun DIPENJARAKAN. Biar KAPOK!!!” Itulah yang banyak terjadi pada jaman Jokowi hari-hari belakangan ini. Bukan gigi ganti gigi namun gigi DIBALAS dengan PENJARA. Dan hatinya PUAS sambil-sambil mengagulkan diri laksana PAHLAWAN karena SUKSES memenjarakan orang lain, padahal itu hanya PEMBOROSAN sumber daya NEGARA demi memuaskan PRIBADI yang tidak ada sumbangsihnya bagi negara dan PERI KEMANUSIAAN.

ADIDAS artinya Anak Desa Ingin Dasyat. Siang malam membina diri dan bekerja keras sehingga akhirnya sukses. Karena siang malam DIPUJI dan DIUMPAK maka akhirnya SAKITNYA tuh di sini ketika ada yang MENGEJEK apa lagi MENGHINANYA. GADA KUASA berlagak PENEGAKKAN hukum pun menggebrak meja hijau. Memenjarakan bukan lagi CARA untuk membina manusia namun tempat untuk membalas dendam dan untuk KUASA.

Aku ingat masa kecilku dulu, ketika diejek dan dihina kami ganti mengejek dan menghina lalu masalahnya pun selesai. Mudah dan murah.Sekarang kami harus lapor polisi dulu lalu Hakim pun tampil sementara Jaksa dan Pengacara saling adu perkara.

Kenapa yang dulu mudah dan murah sekarang jadi RIBET dan MAHAL? Karena kami mau MEMENJARAKAN orang. Ganti mengejek dan menghina ketika aku dihina dan diejek tidak CUKUP lagi SEBAB aku mau MEMENJARAKAN sesama. Ha ha ha ha …

Jurusnya tetap sama yaitu DEBAT dan POLEMIK serta BERAPOLOGEKA, namun sekarang harus melibatkan POLISI dan JAKSA serta PENGACARA serta HAKIM di pengadilan karena Pemerintah dan DPR sudah membuat HUKUM-nya.

Tujuannya adalah MEMENJARAKAN orang lain. Padahal masalahnya bisa diselesaikan dengan MUDAH dan MURAH.