Cara kerjanya adalah sebagai berikut: Sang dukun memanggil pocong lalu memasukannya ke tubuh seseorang. Selanjutnya orang itu pun berlaku kerasukan pocong dan berperilaku seolah dirinya adalah pocong tersebut.

Nontonlah video dari padepokan Singa Luhur tersebut. Setelah menontonnya, bacalah catatannya. Mari kita mengulitinya helai demi helai seperti menguliti bawang bombai sehingga kelihatan itu PENIPUAN atau sandiwara? DUKUN palsu atau sutradara gak bener?

Kalau pocong itu benar, sudah pasti dipekerjakan di kantor pos untuk meludahi surat dan

CATATAN

1. Dukun bersaksi bahwa dia lewat dan melihat POCONG di warung itu, makanya ditariknya. Menurutnya warung itu laris sekali. Ada dua pocong di warung itu. Itu pocong pesugihan. Yang satu tugasnya MELUDAHI makanan di dapur agar terasa ENAK dan disukai pembeli. Yang lain meludahi makanan di meja.

2. Dukun bilang, pocong itu di bawa-bawa dalam buntelan dan buntelannya di gantung.

3. Dukun itu bilang, di dapur ada yang ditakuti dan tidak mau DICIUM oleh pocong yaitu: BAWANG dan BAU bawang. Dukun itu bersaksi bahwa BARANG yang ditakuti oleh POCONG itu tidak dibawa olehnya.

4. Dukun itu menangkap pocong itu dan menenangkannya. “Jadi nggak senang bau bawang?” kata dukun. “Ini sandal cah bawang,” lanjutnya. “Nggak seneng?” tanya dukun sambil mendekatkan sandal bawangnya ke pocong. Pocong itu menunduk ketika dukun itu berkali-kali mendekatkan sendal bawang ke hidung pocong itu namun dia sama sekali tidak bereaksi MENOLAK-nya. Itu sebabnya sandal itu lalu dilemparkan ke penonton begitu saja.

BENGCU MENGGUGAT:

DUKUN adalah pawang yang memiliki kesaktian memanggil dan menyuruh roh merasuki media. MEDIATOR adalah orang yang dirasuki roh. Sejak awal, dukun sudah menentukan siapa yang menjadi mediatornya dan roh apa yang merasukinya.

Pertunjukkan dimulai dengan mediator berkonsentrasi dan menutup matanya. Dukun memulai pertunjukkan dengan BERSUARA. Suara dukun itulah yang menjadi TANDA bagi mediator untuk mulai beraksi.

Bagaimana cara membuktikan kongkalikong antara dukun dan mediator? Suruh dukunnya diam saja dan suruhlah Paijo untuk bergerak agar mediator menduka dukun sedang beraksi. Suruh dukunnya berteriak agar mediator menduga pertunjukkan sudah mulai. Dengan cara demikian maka ketahuanlah kedok mediator itu bahwa dia sama sekali tidak kerasukan. Dia hanya berlagak kerasukan.

Suruh dukun memberi daftar roh-roh yang mampu dipanggilnya. Berdasarkan daftar tersebut kitalah yang menentukan roh apa yang harus dipanggil oleh dukun tanpa memberi tahu mediatornya. Dijamin, tanpa pemberitahuan dari dukun, mustahil mediator itu bisa menentukan dirinya harus berlagak kerasukan roh apa?

Lihatlah catatan nomor 4. Kelihatan gamblang sekali, kerena menutup matanya maka mediator tidak berlagak takut bawang ketika dukun mengasong-asongkan sendal jepit yang sudah diolesi bawang oleh dukun. Kalau memang kerasukan pocong takut bawang, pastilah mediator kelimpungan, bukan?

Bukankah dukun mengaku tahu alamat warung berpocong tersebut? Bukankah pocong di warung itu takut bawang? Datangilah warung tersebut kemudian periksalah:

1. Suru dukun sebutkan dengan detail buntelan yang dia maksud kemudian periksalah, benarkah buntelan untuk membawa pocong itu ada di warung tersebut?

2. Mustahil makanan di warung tersebut tidak memakai bawang.

2. Mustahil tidak ada bawang di dapur warung tersebut.

Kalau memang ludah pocong berkhasiat untuk membuat makanan menjadi enak, itu berarti gedebok pisang bahkan tahi kerbau pun pasti rasanya enak karena sudah diludahi pocong. Jadi untuk apa lagi pemilik warung membuat masakan yang lain kalau tahu kerbau saja enak dan laris manis?

Kisanak, dukun yang mengaku punya kesaktian untuk membuat warungnya laris manis adalah penipu karena faktanya si empunya warung TETAP harus bersusah payah memasak makanan yang dijualnya. Dukun yang mengaku punya kesaktian menangkap pocong pesugihan juga penipu karena yang dilakukannya adalah kongkalikong belagak kerasukan pocong.