Hidup Tak Semudah Cocote


Image result for Hak asasi manusiaSetelah hidup selama tiga puluh tahun Yesus lalu mengajar selama 3,5 tahun. Ajaran Yesus dan murid-murid serta Paulus tercatat di dalam Alkitab Perjanjian Baru. Nyatanya hidup tidak semudah cocote.

Harapan adalah milik terakhir anak manusia kecuali harga diri. Itu sebabnya seumur hidupnya anak manusia terus berharap dan mereka yang bunuh diri, tidak melakukannya karena putus harapan namun karena harga dirinya terluka tak tersembuhan.

Karena harga dirilah maka tradisi bunuh diri marak di Tiongkok dan Jepang sejak purbakala. Di luar itu, mereka sangat tabah sebab sejak kecil diajari bahwa: Habis gelap terbitlah terang, setelah musim dingin mencapai puncaknya lahirlah musim semi yang ceria. Nenekku sering berkata, “Sim siu, sim siu, siu ku to u. Hatiku berpikir, hatiku berpikir, berpikir terus lama-lama jadi kenyataan,” suhu hai hai bengcu berkata, “Jangan takut hidup miskin karena lama-lama kita akan terbiasa.”

Agama Kristen mencapai puncak kemasyurannya karena menawarkan harapan. Itu sebabnya walaupun sedikit sekali menyelesaikan masalah kehidupan, karena hidup tidak semudah cocote, namun tetap saja Agama Kristen yang paling diagul-agulkan.

Kecuali “Hidup tidak semudah cocote …,” saya belum pernah menemukan para pendeta dan pengkotbah yang mengutip ucapan Mario Teguh dalam kotbah mereka, padahal menurut saya, ucapan-ucapan Mario Teguh itu mirip sekali dengan ucapan-ucapan dalam Alkitab.

Kenapa orang Yahudi tidak menerapkan syariat Taurat di negara Israel? Kenapa Israel mengijinkan 50% lebih orang Palestina memeluk agama Yahudi? Bukankah Alkitab mencatat: Hanya keturunan Yakub yang boleh beribadah kepada YHWH (Tuhan Israel)? Karena agama Yahudi sudah sering mengalami reformasi.

Nyatanya, Taurat adalah hukum alias panduan tertulis bagi bangsa Israel untuk menjalani kehidupan bermasyarakat agar tidak kacau. Setelah disosialisasikan selama 39 tahun lebih, diakhir tahun ke 40, barulah dibukukan oleh Musa secara lengkap dalam Kitab Ulangan.

Cara kerja hukum Taurat adalah menghimbau masyarakat agar “janganlah berbuat bla bla bla,” dan “haruslah melakukan bla bla bla,” mengancam bila melanggar, “pastilah dihukum bla bla bla,” dan penegakkan hukumnya dilakukan oleh “hakim-hakim” dan nabi serta imam.

1.500 tahun setelah dijalankan sejak jaman Musa, pada jaman Yesus, hukum Taurat benar-benar sudah kehilangan otoritasnya. Bukan hanya dianggap angin lalu oleh masyarakat, bahkan para imam Yahudi pun tidak menjalankannya lagi dengan murni. Hanya kaum Farisi yang masih kekeh jumekeh mengagul-agulkannya dengan konsisten dan konsekuen.

Kisah penyaliban Yesus adalah bukti bahwa hukum Taurat sudah tumpul, itu sebabnya perlu politisasi dan menghasut rakyat agar hukumannya ditegakkan oleh gubernur Pontius Pilatus. Karena sudah tumpul dan tidak mau ribet itu sebabnya kelompok radikal Yahudi pun main hukim sendiri merajam Stefanus.

Keempat Injil mencatat dengan gamblang bahwa Yesus bukan hanya terang-terangan menentang hukum Taurat bahkan mengejek dan menghina para Imam dan kaum Farisi. Bahkan sampai hari ini, para Imam dan kaum Farisi masih menjadi bulan-bulanan, diejek dan hina sebagai penjahat dan munafik.

Ketika para pengusaha Tour & Travel merekrut para pendeta dan pengkotbah serta selebritis menjadi tenaga penjualan (Marketing) paru waktu (part time) muncullah “gerakan” mengagul-agulkan YHWH (Tuhan orang Yahudi) dan syariat Taurat (Hukum Israel kuno) di kalangan Kristen Indonesia.

Mereka dinamai: Kaum Namais alias Penyembah Nama alias Yahweisme. Karena membangkitkan fanatisme dan militanisme bahkan radikalisme yang bila dibiarkan akan melahirkan terorisme Kristen Indonesia, itu sebabnya kita menentangnya dengan membongkar penipuan para pengkotbahnya dan memicu gerakan gemar membaca Alkitab dari Kejadian sampai Wahyu.

Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik. 1 Tesalonika 5:21

Negara Israel tidak menjalankan syariat Taurat. Dengan membandingkan Hukum Taurat dengan UUD dan UU negara Israel nampak sekali bahwa Hukum Taurat sudah ketinggalan jaman dan banyak pasal-pasalnya yang bertentangan dengan HAM. Menentang HAM (Hak Asasi Manusia) bukan menentang kebebasan individu.

Apa perbedaan HAM dan Hak Individu (kebebasan individu)? Kebebasan individu mengajarkan bahwa selama kita tidak merugikan orang lain, silahkan saja. HAM adalah perikemanusiaan. Itu sebabnya ketika HAM dilanggar, seluruh dunia bertindak melindunginya.

Aseng mau bunuh diri. Dia menulis surat di atas meterai menyatakan sehat jasmani dan rohani serta tidak dalam tekanan siapa pun. Namun niatnya dicegah oleh pak Polisi dengan segala cara. Menurut Aseng, bunuh diri adalah kehendak pribadinya dan itu hak individunya, itu sebabnya dia marah dan menuduh hak asasinya dicampuri oleh dicampuri orang lain apalagi pak Polisi.

HAM bukan Hak Individu. HAM bukan hak individu untuk melakukan apa pun asal tidak merugikan orang lain. Itu sebabnya tindakan Aseng membunuh dirinya sendiri adalah pelanggaram HAM. Dia melanggar perikemanusiaan. HAM alias perikemanusiaan bukan milik seseorang namun milik seluruh umat manusia. Kenapa Polisi berusaha menangkap Aseng? Untuk menegakkan HAM dan melindungi HAM Aseng dari ancaman dirinya sendiri. HAM bukan hak individu.

Gereja GKI Yasmin didirikan menurut UUD 45 dan UU Indonesia secara sah bahkan berkuatan hukum tetap menurut keputusan MA. UUD 45 menjamin kebebasan setiap warga negara Indonesia untuk beragama dan beribadah menurut ajaran agamanya masing-masing. Walikota Bogor menyegel gereja tersebut atas rekomendasi kelompok intoleransi. Selain melanggar HAM itu juga melanggar Hukum dan toleransi beragama Indonesia.

Apa yang dilakukan oleh para pendeta dan penatua GKI? Mereka menghalalkan segala cara untuk membubarkan GKI Yasmin dengan alasan menimbulkan perpecahan di antara orang Kristen dan bangsa Indonesia. Ada yang menolak namun banyak yang mendukung GKI Yasmin. Inilah cara para pendeta dan penata GKI menghasut orang-orang GKI dan seluruh orang Kristen bahkan seluru warga negara Indonesia.

“GKI Yasmin harus dibubarkan karena tidak sesuai ajaran Yesus: Orang Kristen harus mengalah, kalau ditampar pipi yang kiri, berilah pipi yang kanan. Allah tidak hadir dalam hebaktian bagimu negeri di depan istana GKI Yasmin dan HKBP Filadelfia. kita harus beriman bahwa Allah sanggup memberikan gereja yang lebih besar dan lebih indah. GKI Yasmin harus dibubarkan demi keutuhan NKRI.” Kisanak, Hidup Tak Semudah Cocote.

3 thoughts on “Hidup Tak Semudah Cocote

  1. Meski bhasa mmang mslah rasa (sense), dan pilihan kata cocote bg sbgian org itu sngat kasar, tp bg saya, sy ckup pham dg mksud tulisan ini, jd tak mslah…yg pnting esensi dr tulisan ini bs sy tangkap…bhwa hidup ini emang tak semudah ucapan2 para bijaksana itu, atau bhkan kata2 sakti kitab suci…
    Sering, justru, kata2 yg indah itu kita lnggar…

    Mantap pak hai, gebrak terus…!!

  2. Sebagian orang Jawa, akan marah besar kalau orang memaki seseorang, “Mata mu,” artinya matamu. Sebenarnya kata COCOT itu adalah kata baru yagn baru muncul sekitar tahun 70 an, ciptaan preman-reman Sunda untuk menghaluskan kata, “Bacot,” artinya omonganmu, “kata mulutmu.”

Leave a reply to Desfortin

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.