Walaupun diagul-agulkan sebagai bapa orang beriman, namun faktanya, tradisi perkawinan Abraham dan keluarganya benar-benar mengenaskan dan biadab. Mungkinkah dijadikan panutan bagi yang mau bercerai?

Fanatik artinya teramat kuat kepercayaannya terhadap suatu ajaran. Iman adalah perasaan nyaman meyakini sesuatu sebagai kebenaran tanpa mempertanyakan kebenarannya. Indoktrinasi adalah penyampaian ajaran secara mendalam (tanpa kritik) atau penggemblengan mengenai suatu paham atau doktrin tertentu dengan melihat suatu kebenaran dari arah tertentu saja.

Kerabatku sekalian, itulah cara-cara orang Kristen menyebarkan agamanya ke seluruh dunia sejak purbakala. Mereka yang menentang ajaran agamanya langsung dikutuk dan dihujat lalu diteror juga disiksa bahkan dibunuh secara kejam dalam nama Yesus demi kemuliaan Allah. Banyak yang dipenjara bahkan dibakar hidup-hidup.

Terus terang saja, bukan para pemuka agama Kristenlah, namun para pejuang HAM-lah yang menggugah kesadaran hukum dan HAM serta toleransi beragama masyarakat dunia. Walaupun tidak menggunakan kekerasan lagi karena negara melarangnya dan Hukum mengawalnya namun para terorisme agama Kristen alias front pembela Kristen masih gentayangan di seluruh dunia meneror sesama manusia.

Anda bisa melihat di Internet, bagaimana para front pembela Kristen itu menghujat, mengejek, menghina, memfitnah dan mengkriminalisasi suhu hai hai bengcu? Anda juga bisa melihat bagaimana orang-orang Kristen bahkan para penatua dan pendeta GKI menghalalkan segala cara untuk mengkriminalisasi anggota-anggota GKI Yasmin.

Mengajarkan ajaran Alkitab apa adanya saja dan membongkar kedok ajaran-ajaran sesat serta pembohongan publik para pengkotbah Kristen secara logis dan ilmiah adalah cara untuk mengikis terorisme agama Kristen dari muka bumi.

Ayah Abraham namanya Terah. Anaknya tiga: Abraham, Nahor dan Haran. Ketika Haran mati, Ayahnya menikahi janda anaknya maka lahirlah Sarah. Artinya Abraham menikahi anak ayahnya namun bukan anak ibunya.

Bagaimana dengan Nahor? Dia menikah dengan anak Haran adiknya, artinya mengawini ponakannya sendiri. Lot adalah saudara Sarah namun ponakan Abraham. Artinya, Lot adalah cucu Terah alias ponakan Abraham dan Nahor. Nampaknya, Lot menikah dengan adiknya sendiri.

Sarah mengumpankan budaknya untuk dikawini Abraham. Abraham mengumpankan istrinya Sarah untuk dikawini oleh Firaun. Abraham juga lalu mengumpankan istrinya Sarah untuk dipakai oleh Abimelekh, raja Gerar. Bagi keluarga Abraham perilaku Abraham demikian bukan masalah besar. Namun bagi Firaun dan Abimelekh, itu perilaku biadab.

Abraham menelantarkan Hagar istrinya dan Ismail anaknya tanpa perasaan bersalah. Abraham mengusir gundiknya Ketura dan anak-anaknya demi Ishak. Bagi kita hari ini, perilaku Abraham demikian benar-benar biadab dan raja tega.

Ishak anak Abraham mengawini saudara sepupuhnya Ribkah. Di Gerar, Abimelekh, raja orang Filistin, memergoki Ishak melakukan tindakan yang persis dilakukan oleh bapaknya Abraham yaitu mengumpankan istrinya Ribkah dan yang bersangkutan yaitu Ribkah, menganggap hal itu biasa saja.

Alkitab mencatat bahwa Ishak dan Ribkah tidak suka Esau anaknya menikahi orang luar karena mereka penganut perkawinan sesama keluarga. Karena menganggap ajaran demikian adalah kebenaran, itu sebabnya kedua anak Lot lalu mengumpankan dirinya untuk ditiduri oleh ayah kandungnya sendiri, Lot.

Laban saudara Ribkah mengawinkan kedua anaknya kepada Yakub. Kedua istri Yakub masing-masing mengumpankan budaknya kepada Yakub. Bahkan tercatat bahwa anak tertua Lea istri Yakub, Ruben alias anak sulung Yakub meniduri istri ayahnya sendiri yaitu Bilha. Dan Tamar menantu Yehuda, anak Yakub, menjebak mertuanya sendiri untuk bersundal.

Kerabatku sekalian, Tradisi perkawinan Abraham dan keluarganya memang biadab namun tidak berarti jahat. Kita sebut biadab artinya bertentangan dengan adat kebiasaan zaman ini. Kita sebut jahat artinya merugikan orang lain dan membahayakan orang lain.

Tindakan Abraham menelantarkan istrinya Hagar dan anaknya Ismail di padang benar-benar jahat dan tidak berperikemanusiaan karena selain merugikan keduanya juga mengancam keselamatan mereka.

Menyatakan Abraham tidak jahat namun beriman karena dia bertindak atas perintah Elohim (Allah) dan lagi Malak Elohim (malaikat Allah) akhirnya menolong anak istrinya tepat pada waktunya, sama sekali tidak mengurangi kejahatan Abraham sama sekali.

Umumnya, orang Kristen percaya bahwa Abraham adalah “bapa semua orang percaya,” apakah itu berarti kita harus meneladaninya dalam hal kehidupan perkawinan? Kalau tidak meneladaninya, bukankah itu berarti kita bukan orang percaya alias orang beriman alias bukan orang Kristen sejati?

Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik. 1 Tesalonika 5:21

Diuji apanya? Tentu saja kegunaannya. Kalau tidak berguna, silahkan saja kalau tetap dipelihara. Namun kalau itu mendatangkan malapetaka bagi umat manusia? Itulah tanda bahwa itu harus dihentikan dan ditentang.