Banyak yang menuduh Yesus bukan Tuhan dan bukan Allah sementara orang-orang Kristen kekeh jumekeh menyatakan Yesus adalah Tuhan dan Allah karena Yesus adalah Anak Allah. Siapa yang benar?
Tuhan Yesus
Pada tahun 1612, untuk keperluan menerjemahkan Alkitab ke dalam bahasa Melayu Albert Conelisz Ruyl, orang Belanda, tinggal di Batavia, menambahkan huruf H pada kata TUAN sehingga menjadi TUHAN untuk digunakan secara khusus bagi Yesus dan Allah (Theos).
Alkitab Perjanjian Baru ditulis dalam bahasa Yunani. Tuan dalam bahasa Yunani adalah KURIOS. Itu sebabnya menerjemahkan kata “kurios” yang artinya “tuan” menjadi “Tuhan” adalah tindakan bodoh yang menyebabkan penyesatkan.
Ruyl juga menghilangkan lafal U dan mengganti lafal O menjadi A dalam lafal AULLOH (AWLLOH) yang digunakan oleh umat Islam Nusantara sehingga menjadi ALLAH untuk menerjemahkan kata Yunani THEOS (Inggris: God) artinya Sang Pencipta.
Menggunakan istilah “kurios” alias “Rabb” alias “tuan” alias “junjungan” bagi Sang Pencipta alias God alias Theos alias Allah hanya dipakai oleh Alkitab Perjanjian Lama (agama Yahudi) dan Perjanjian Baru (agama Kristen) serta Alquran (agama Islam).
Itu sebabnya menggunakan kata “Tuan” alias “Tuhan” secara tunggal dengan maksud God alias Theos alias Allah sama sekali tidak tepat. Kata tersebut harus dipakai menyatu dengan maksud God alias Theos alias Allah sehingga menjadi “Tuhan Allah”.
Oleh karena itu, pertanyaan yang benar adalah, “Apakah Yesus adalah Allah?” bukan “Apakah Yesus adalah Tuhan?”.
Yesus Bukan Anak Allah
Apakah Yesus adalah Allah? Bukan. Alkitab mencatat bahwa Yesus bukan Allah.
Anak kambing pasti kambing. Itu sebabnya Anak Allah pasti Allah. Karena Yesus disebut Anak Allah itulah bukti bahwa Yesus adalah Allah. Benarkah demikian? Tidak mungkin.
Lalu datanglah si pencoba itu dan berkata kepada-Nya: “Jika Engkau Anak Allah, perintahkanlah supaya batu-batu ini menjadi roti.” Matius 4:3
Matius 4:3 di atas tidak membuktikan bahwa Yesus adalah Anak Allah namun ayat-ayat selanjutnya justru membuktikan bahwa Yesus adalah orang yang cerdas, itu sebabnya pandai mencari alasan untuk tidak melakukan mujizat.
Dari banyak orang keluar juga setan-setan sambil berteriak: “Engkau adalah Anak Allah.” Lalu Ia dengan keras melarang mereka dan tidak memperbolehkan mereka berbicara, karena mereka tahu bahwa Ia adalah Mesias. Lukas 4:41
Kenapa di dalam Lukas 4:41 Yesus melarang setan-setan menyebut diri-Nya Anak Allah? Tentu saja karena Yesus bukan Anak Allah. Yesus tidak mau disebut anak Allah karena takut orang banyak menyangka Dia Anak Allah, padahal bukan.
Dan orang-orang yang ada di perahu menyembah Dia, katanya: “Sesungguhnya Engkau Anak Allah.” Matius 14:33
Orang-orang yang ada di perahu dalam Matius 14:33 tersebut tidak punya otoritas untuk membuktikan bahwa Yesus Anak Allah. Karena kagum setelah diselamatkan dari bahaya tenggelam mereka pun memuji-muji Yesus. Namun pujian mereka tidak punya legitimasi sama sekali.
Maka jawab Simon Petrus: “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!” Matius 16:16
Jawaban Simon Petrus dalam Matius 16:16 di atas memang tidak punya legitimasi sama sekali. Namanya juga murid, bisa saja dia menjilat gurunya alias tuannya alias Tuhannya setinggi langit.
Kepala pasukan dan prajurit-prajuritnya yang menjaga Yesus menjadi sangat takut ketika mereka melihat gempa bumi dan apa yang telah terjadi, lalu berkata: “Sungguh, Ia ini adalah Anak Allah.” Matius 27:54
Jawaban kepala pasukan dalam Matius 27:54 di atas juga tidak punya legitimasi sama sekali. Namanya saja tidak disebut bagaimana mungkin dia dipakai sebagai ahli?
mereka berkata: “Hai Engkau yang mau merubuhkan Bait Suci dan mau membangunnya kembali dalam tiga hari, selamatkanlah diri-Mu jikalau Engkau Anak Allah, turunlah dari salib itu!” Matius 27:40
Orang-orang dalam Matius 27:40 itu ngeledek, bukan membuktikan Yesus Anak Allah.
Tetapi Yesus tetap diam. Lalu kata Imam Besar itu kepada-Nya: “Demi Allah yang hidup, katakanlah kepada kami, apakah Engkau Mesias, Anak Allah, atau tidak.” Matius 26:63
Ucapan Imam Besar dalam Matius 26:63 itu mempertanyakan bukan membuktikan bahwa Yesus Anak Allah.
Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya, Lukas 1:32
Ucapan malaikat Gabriel dalam Lukas 1:32 adalah bukti bahwa Yesus bukan Anak Allah karena kalau Yesus adalah Anak Allah, dia pasti Anak Allah sejak kecil, bukan setelah dia menjadi besar. Karena setelah menjadi besar baru akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi itu membuktikan bahwa Yesus bukan Anak Allah.
Yesus hanya namun akan disebut Anak Allah. Disebut Anak Allah? Bukankah Petrus, orang di perahu, Kepala pasukan dan setan-setan menyebut Yesus Anak Allah setelah Dia besar? Karena di sorga yang terbesar adalah anak-anak.
Dalam bahasa sunda, anak kambing disebut ceme. Anak ikan bandeng disebut nener.
Apakah anak kambing pasti kambing ? iya. Tapi namanya ceme belum menjadi KAMBING sempurna.
Apakah anak ikan bandeng pasti bandeng ? iya. Tapi namanya nener, belum menjadi BANDENG sempurna.
Apakah Anak Allah pasti Allah ? iya. Tapi namanya Yesus, belum menjadi Allah sempurna.
Mari kita telaah tulisan Bengcu :
Bengcu :
Kenapa di dalam Lukas 4:41 Yesus melarang setan-setan menyebut diri-Nya Anak Allah? Tentu saja karena Yesus bukan Anak Allah. Yesus tidak mau disebut anak Allah karena takut orang banyak menyangka Dia Anak Allah, padahal bukan.
Jawab :
Ini adalah opini Bengcu, karena tidak ada tercatat di dalam alkitab seperti yang Bengcu katakan tsb. Opini lawanlah dengan Opini. Kenapa Yesus tidak mau disebut Anak Allah ? karena saatnya belum tepat, Dia belum menunaikan apa yang diperintahkan oleh Bapanya.
Bengcu :
Orang-orang yang ada di perahu dalam Matius 14:33 tersebut tidak punya otoritas untuk membuktikan bahwa Yesus Anak Allah. Karena kagum setelah diselamatkan dari bahaya tenggelam mereka pun memuji-muji Yesus. Namun pujian mereka tidak punya legitimasi sama sekali.
Jawab :
Orang dinilai dari intergritasnya, yaitu selaras antara ucapan dan perbuatannya. Mereka melihat, mendengar dan merasakan tindakan dari Yesus, dan mereka takjub, timbul penghargaan dari hati yang tulus, dan pujian yang dilontarkan adalah untuk ucapan terimakasih. Tidak diperlukan legitimasi untuk mengagumi dan berterimakasih kepada orang yang dihormati dan telah melakukan perbuatan baik.
Bengcu :
Jawaban Simon Petrus dalam Matius 16:16 di atas memang tidak punya legitimasi sama sekali. Namanya juga murid, bisa saja dia menjilat gurunya alias tuannya alias Tuhannya setinggi langit.
Jawab :
Apakah kamu bisa membedakan antara pernyataan dengan menjilat ?
Petrus melihat dengan mata kepala sendiri sesuatu peristiwa yang mustahil dilakukan manusia, karena itu lah keluar pernyataan dari mulutnya. Menjilat adalah ketika peristiwanya biasa saja lalu dipuji setinggi langit.
Bengcu :
Jawaban kepala pasukan dalam Matius 27:54 di atas juga tidak punya legitimasi sama sekali. Namanya saja tidak disebut bagaimana mungkin dia dipakai sebagai ahli?
Jawab :
Ucapan kepala pasukan yang dicatat Om Matius, dimaksudkan bahwa dari berbagai kalangan dan profesi, hati mereka merasakan bahwa sungguh Yesus adalah Anak Allah. Tidak ada urusan dengan legitimasi. Basi lo Beng hehe
Bengcu :
Ucapan malaikat Gabriel dalam Lukas 1:32 adalah bukti bahwa Yesus bukan Anak Allah karena kalau Yesus adalah Anak Allah, dia pasti Anak Allah sejak kecil, bukan setelah dia menjadi besar. Karena setelah menjadi besar baru akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi itu membuktikan bahwa Yesus bukan Anak Allah.
Jawab :
Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya, Lukas 1:32
Simak dari Ayat Lukas tsb ya Beng, dan perhatikan baik-baik. Ayat tsb menyatakan bahwa Yesus adalah Anak Allah. Anak Allah yang bagaimana ? Anak Allah yang maha gantengkah ? Oh bukan begitu maksud Gabriel, Gabriel bilang, Yesus itu adalah Anak Allah yang Mahatinggi. Ngarti ora son ?
Punya legitimasikah malaikat Gabriel itu wahai Bengcu dung dung pret ?
Demikianlah Bualan Bengcu kembali menjadi sampah. Anak-anak culun kembali terselamatkan. Imannya kembali lagi kepada Alkitab. Hore monster Bengcu sudah dikalahkan. Hopo seh.
anda harus mempunyai Hikmat dr TUHAN untuk mengerti FirmanNya, bukan logika anda. Jika anda sudah mendapatkannya, anda baru bisa mengerti dan percaya dengan hati, jiwa, dan akal anda 😊🙏
Ha ha ha …. Kisanak, tunjukkan HIKMAT anda lalu bandingkan tulisan saya yang penuh LOGIKA tersebut. Dengan demikian kita bisa TAHU AJARAN yang benar menurut HIKMAT anda bro. ha ha ha
Ko hai siapa yang disebut Tuhan Allah di dalam kitab kejadian? Klo dia adalah YHWH, knp adam/bapa takut kepada Tuhan Allah?
Kata TUHAN di dalam perjanjian Lama diterjemahkan dari kata YHWH. Selain YHWH, ada pula yang disebut Elohim. YHWH dan Elohim adalha oknum yang berbeda. Kita bisa melihat buktinya dalam kisah nabi Nuh.
Dalam kisah nabi Nuh, Elohim menyatakan bahwa binatang-binatang AKAN datang kepada Nuh, masing-masing SEPASANG. YHWH menyuruh Nuh untuk MENGAMBIL binatang-binatang, masing-masing SEPASANG untuk yang HARAM dan TUJUH pasang yang halal.