Lagu tersebut diciptakan oleh Boni Siahaan dahttps://www.youtube.com/watch?v=eH12gLLcedEn sangat populer di Indonesia bahkan dunia ketika dinyanyikan oleh Gordon Tobing. Kenapa orang-orang di negeri Tiongkok sangat menyukai lagu tersebut?

Dalam kunjungannya ke Tiongkok tahun 1960, Gordon Tobing bukan saja membuat Presiden Soekarno namun orang-orang Tionghoa terlena dengan lagu lagu Batak yang dinyanyikannya di bandara. Salah satu lagu yang dinyanyikannya adalah Sing Sing So.

Akibat diskriminasi yang dilakukan oleh Pemerintah dengan diterbitkannya PP No. 10 tahun 1959, ada 100 ribu orang Tionghoa Indonesia lebih yang lalu diusir ke Tiongkok. Itu adalah kerugian besar bagi Indonesia dan keuntungan luar biasa bagi Tiongkok karena orang-orang itu adalah para guru, sarjana dan pekerja keras, mandiri dan terlatih mendukung pembangunan China.

Pemerintah Tiongkok menganggap mereka sebagai aset yang luar biasa itu sebabnya melarang mereka untuk kembali ke Indonesia atau pindah ke negara lain sampai mereka pensiun. Mereka sangat dihormati dan dihargai sumbangsihnya atas Tiongkok. Lagu itu dinyanyikan dengan megah dan indah dalam Penutupan Asian Games 2010 Guangzho untuk menunjukkan betapa akrabnya hubungan.

Selain “Bengawan Solo,” lagu “Sing Sing So” adalah lagu yang paling sering mereka nyanyikan untuk mengobati rasa rindunya kepada kampung halamannya Indonesia. Saya pernah bertemu dengan teman-teman kedua orang tuaku ketika mereka pensiun dan diizinkan pemerintah Tiongkok untuk pulang ke Indonesia. Saat itu saya bertanya, tentang lagu tersebut kepada mereka, “Kami menyanyikannya sambil meneteskan air mata diam-diam, rindu sekali.”

A SING SING SO

Ue… (Ya…)
Lugahon au da parau (Lajulah perahu, bawalah daku.)
Ullushon au da alogo (Tiupkanlah aku angin, jauh)
Tu huta ni da tulang i (ke kampung pamanku.)

Ue… (Ya…)
Lugahon au da parau (Lajulah perahu, bawalah aku.)
Ullushon au da alogo (Tiupkanlah aku angin.)
Manang tu dia pe taho (Entah, ayo ke mana pun.)

Sotung manimbil roham da hasian (Janganlah berpaling perhatianmu, sayang.)
Paima so ro sirongkap ni tondim (Menunggu datangnya jodohmu.)
Tiur ma tongtong langkani baoadi (Terang dan selamat langkahku.)

Tarsongon … (Seperti …)
Parbissar ni mata niari da (Terbitnya cahaya matahari)