
Tangren jie
Chinatown dipakai orang-orang berbahasa Inggris untuk menyebut komunitas Tionghoa namun Huábù dan Tángrénjiē adalah misteri yang jarang dimengerti bahkan disalahpahami orang-orang Tionghoa generasi ini.
Tángrénjiē artinya jalan yang dijalani sendirian alias jalan sendirian di jalanan. Itu adalah jalan yang dijalani oleh orang-orang Tionghoa di perantauan. Jalan itu sangat sepi karena, walaupun ramai namun aku sendirian. Semua kepahitan dan air mata di kunyah sendiri lalu ku telan sendiri. Tidak ada rasa takut karena aku sudah siap untuk mati demi mengejar cita-citaku.
Tenglang dan Tengsua
Nenekku bilang, “Aku dan kakekmu adalah Tengsualang karena kami lahir di Tengsua. Meskipun tidak lahir di Tengsua namun kamu adalah Tenglang artinya orang panjang, sebab kamu keturunan Banli tengsia lang.”
Tengsua (Tóngshān 㠉山) artinya gunung dan pegunungan. Tengsualang (Tóngshān rén 㠉山 人) artinya orang Tengsua. Tenglang (Chángrén 長人) artinya orang panjang. Tenglang adalah singkatan dari Banli tengsia lang (wànlǐ chángchéng rén 萬里 長城 人) artinya orang tembok yang sepuluh ribu li panjangnya.
Kenapa kita disebut Tenglang walaupun tidak dilahirkan di Banlitengsia? Karena darah kakekmu diwariskan kepada ayahmu lalu diturunkan kepada dirimu selanjutnya menurun ke anak cucumu. Itulah yang disebut Si (Xìng 姓) artinya marga.
Tengsua Bukan Tangshan
Pada tahun 645 kaisar Tang Taizong mengubah nama gunung Dàchéng shān 大城 山 menjadi Tángshān 唐山 untuk mengenang selirnya yang mati muda dalam perjalanan pulang ke ibu kota setelah menaklukan Korea.
Tengsua (Tóngshān 㠉山) bukan Tángshān 唐山 karena nama gunung Tángshān baru muncul 1.000 tahun lebih setelah orang Hokkien menyebut ibu pertiwinya Tengsua. Di samping itu gunung Tángshān pun jaraknya 1.000 km lebih dari daerah Hokkien. Menyatakan Tengsua adalah dialek Hokkien dari kata mandarin Tángshān adalah pembohongan sejarah.
Taishan Bukan Tangshan
Taishan 台山 alias táishān shì 台山市 adalah nama kota di provinsi Guǎngdōng 廣東 bukan Tángshān 唐山 (Dàchéng shān 大城 山) nama gunung di provinsi Héběi 河北.
Tóngshān 㠉山 (Tengsua) bukan Tángshān 唐山. Tengsua (Tóngshān 㠉山) artinya gunung dan pegunungan, itu adalah cara bangsa Tiongkok menyebut tanah airnya. Tangsua (Tángshān 唐山) artinya gunung Tang, itu adalah nama gunung yang dulunya disebut Dàchéng shān 大城 山 oleh kaisar Tang Taizong dari dinasti Tang.
Istilah Tengsua lang (Tóngshān rén 㠉山 人) tidak pernah dipakai di orang-orang Cina daratan juga tidak dipakai oleh orang-orang Cina perantauan. Mereka menyebut dirinya Tenglang (Chángrén 長人), singkatan dari Banlitengsia lang (wànlǐchángchéng rén 萬里長城 人) artinya orang tembok yang sepuluh ribu li panjangnya.
Kata Tángshān rén 唐山 人 selain tidak pernah dipakai di Cina daratan juga tidak pernah dipakai oleh para perantau Cina.
Tidak Ada Kampung Cina Di Nusantara
Orang Eropa dan Amerika menyebutnya Chinatown. Pecinan adalah istilah Chinatown yang diindonesiakan. Kampung Arab memang kita temukan di berbagai kota di Indonesia namun Kampung Cina apalagi Pecinan tidak ada di dalam tradisi Indonesia.
Kampung Cina di perumahan Kota Wisata dan Pecinan Semarang di kota Semarang, menurut saya, adalah pembohongan sejarah Indonesia dan pertanda Tionghua Indonesia mulai melupakan tradisinya karena kesusilaan (lǐ 禮) tidak diajarkan lagi dengan lengkap dan benar.
Apa yang kita sebut pecinan hari ini bukan peninggalan akan kehebatan orang Tionghoa perantauan apalagi kejayaan bangsa Tionghoa di seluruh dunia namun bukti diskriminasi rasial dan penganiayaan terhadap orang Tionghoa perantauan dari para penguasa pribumi dan pemerintah China.
Itu sebabnya, handai taulanku sekalian, ingatlah senantiasa bahwa, “Tanah yang memberimu makan adalah negerimu. Jangan menyangka Tengsua itu hebat karena kami miskin sekali di sana,” menurut nenekku, itulah ucapan kakekku yang selalu diulang-ulangnya kepada ke delapan anaknya dan keponakan-keponakannya juga penduduk kampung kita.
Huábù Artinya Orang Dermaga
Chinatown adalah istilah yang digunakan oleh orang-orang berbahasa Inggris untuk menyebut komunitas Tionghoa di luar negara China, namun Huábù dan Tángrénjiē bukan istilah yang mereka gunakan untuk menyebut komunitas Tionghoa, bahkan mereka tidak mengerti artinya.
Huábù dan Tángrénjiē juga tidak digunakan oleh orang Tionghoa perantauan untuk menyebut dirinya. Itu sebabnya walaupun sebagian dari mereka mengerti artinya namun tidak mengingat-ingatnya apalagi menceritakannya kepada anak cucunya.
Huá artinya bunga. Bunga adalah istilah yang digunakan orang Tionghoa untuk menyebut dirinya. Bù artinya dermaga. Huábù 華埠 artinya orang Tionghoa dermaga. Itulah istilah yang digunakan penduduk lokal untuk menyebut para perantau yang sedang menunggu kapal yang akan membawa mereka ke negeri asing. Para perantau itu bukan penduduk lokal. Mereka tidak tahu kapan kapal akan datang dan berangkat, itu sebabnya mereka hanya menunggu di dermaga.
Tángrénjiē Artinya Jalan Sendirian
Kerabatku sekalian, Táng bukan nama dinasti. Tang bukan dinasti Tang. Dinasti Tang kata mandarinnya adalah Tángcháo 唐朝. Periode dinasti Tang atau generasi dinasti Tang bahasa mandarinnya adalah Tángdài 唐代. Orang dinasti Tang bahasa mandarinnya adalah Tángcháo rén 唐朝 人. Jalan dinasti Tang bahasa mandarinya adalah Tángcháo jiē 唐朝 街.
Kata mandaring Táng 唐 artinya kosong. Rén 人 artinya orang. Jiē 街 artinya jalan. Tángrénjiē 唐人街 artinya bukan jalan dinasti Tang. Tángrénjiē adalah istilah yang digunakan oleh orang-orang Tionghoa di perantauan untuk mengungkapkan kesebatangkaraannya dan kesepiannya dan penderitaan yang ditanggungnya sendirian di tengah-tengah keramaian.
Tángrénjiē artinya jalan yang dijalani sendirian alias jalan sendirian di jalanan. Itu adalah jalan yang dijalani oleh orang-orang Tionghoa di perantauan. Jalan itu sangat sepi karena, walaupun ramai namun aku sendirian. Semua kepahitan dan air mata di kunyah sendiri lalu ku telan sendiri. Tidak ada rasa takut karena aku sudah siap untuk mati demi mengejar cita-citaku.
Hoax Tenglang Dan Tangrenjie
Dosen Akuntansi saya, bapak Budiman PI sering berkata, “Di antara orang-orang buta, dia yang picek adalah raja.”
Ada orang yang ingin menjadi raja meskipun matanya picek. Dia pun membual tentang sejarah Tionghoa dan Tiongkok karena karena menduga orang-orang Tionghoa Indonesia buta.
Dia membual bahwa “Tenglang” adalah dialek Hokkien dari kata mandarin “Tángrén” yang artinya orang dinasti Tang.
Ketika ditanya kenapa orang Tionghoa menyebut dirinya orang Tengsualang? Dia pun mengarang dongeng, Tengsualang adalah dialek Hokkien dari kata mantarin Tangshanren yang artinya orang gunung Tangsan.
Ketika ditanya, “Chinatown disebut Tángrénjiē?” Dia pun membual, “Tangrenjie artinya jalan orang Tang adalah cara orang Tionghoa perantauan menyebut dirinya keturungan dinasti Tang yang berkuasa tahun 618–907.”
Ketika ditanya, “kenapa Chinatown disebut Huábù?” dia membual, “Huábù artinya orang Tionghoa pelabuhan karena mereka bekerja di pelabuhan.”
Kerabatku sekalian, jangan mau ditipu. Jangan mau dibodohi.
wakkakkakakkaakaakka…..suhu sama muridnya memang cocok…….
banyak alasan wakkkakakkakaka
Daripada elu, selain gak beralasan pentang bacot. Dengarnya setengah, tahunya seperempat, ngomongnya double, celaka tu, wkwk….
“5.000 tahun sejarah dan 7.000 tahun kebudayaan,” itulah semboyan orang Tionghoa di seluruh dunia yang bukan hanya puji namun dihormati seluruh dunia. Kebudayaan dan sejarah Tionghoa, bukan satu-satunya yang tertua di dunia namun satu-satunya yang BERTAHAN sampai hari ini. Itu sebabnya kita bukan mengagul-agulkan Tiongkok dan Tionghoa namun sedang MENJAGA-nya agar menjadi warisan dunia.
Sejarah. Kita harus mempelajarinya dan menjaganya agar berguna bagi generasi ini dan generasi selanjutnya. Awalnya saya merangsang yang lain untuk belajar apa yang saya ajarkan tentang sejarah Tionghoa. Selanjutnya setelah kita menguasai TEKNIKNYA maka kita pun bisa bisa MENGGALI sejarah Nusantara bersama-sama.
Silahkan bang. Pengetahuan itu untuk disebarkan dan diajarkan kepada yang lainnya.
goblok lu, bo nao