Membongkar Penipuan Hipnotis Lupa


Gbr: brainlesstales.com

Gbr: brainlesstales.com

Master Hipnotis (pakar hipnotis hiburan) dan Master hipnoterapi (pakar hipnotis terapi) sama-sama menyatakan hipnotis adalah ilmu (science) bahkan cabang ilmu psikologi padahal bukan sebab hipnotis adalah fiksi ilmiah (science fiction) belaka.

Hipnotis Menurut Yan Nurindra

Tentang Hipnotis, Yan Nurindra Pendiri dan presiden The Indonesian Board of Hypnotherapy (IBH) mengajarkan: Manusia memiliki 2 area kesadaran, yaitu: Pikiran Sadar (Conscious Mind) dan Pikiran Bawah Sadar (Subconscious Mind). Ada juga yang menyebutnya sebagai alam sadar dan alam bawah sadar.

Conscious Mind adalah area pikiran yang bersifat logis, rasional, dan kritis, atau seringkali (walaupun kurang tepat) disebut sebagai otak kiri. Subconscious Mind adalah area pikiran yang lebih ke arah emosional, relatif kurang kritis (netral), dan di area inilah letaknya memori, belief system, dan juga self image.

Subconscious Mind atau pikiran bawah sadar adalah suatu area pikiran yang “netral” atau kurang kritis, sehingga dapat menerima sugesti yang terkadang tidak masuk akal bagi pikiran normal (Conscious Mind). Kepiawaian seorang Hypnotist adalah bagaimana “menembus” Subconscious Mind ini sehingga selanjutnya dapat diberikan sugesti yang dikehendaki.

Subconscious Mind ini dapat diumpamakan seperti sebuah ruangan yang memiliki pintu, di mana pintu ini dijaga oleh seorang penjaga, yaitu Conscious Mind. Jika pintu ini terbuka lebar, maka sugesti dapat dengan mudah memasuki Subconscious Mind, sebaliknya jika pintu ini tertutup, maka sugesti tidak akan dapat memasuki ruangan ini. Pintu ini dalam terminologi pengetahuan Hipnotis dikenal dengan nama “Critical Area” atau area kritis, yang bertindak sebagai filter yang menentukan apakah suatu informasi diteruskan seluruhnya, diteruskan sebagian, atau ditolak sama sekali.

Critical Area dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: Value, etika, belief system (sistem keyakinan), Fokus & minat serta Situasi & kondisi.

Seorang Hypnotist memiliki kepiawaian agar seseorang dapat membuka Critical Areanya, dan dilakukan dengan cara-cara yang sesuai dengan sifat dari Critical Area itu sendiri, yaitu: Memberikan sugesti secara bertahap, dari yang masuk akal, kemudian sedikit tidak masuk akal, dan selanjutnya mungkin menjadi sugesti yang benar- benar tidak masuk akal. Proses bertahap ini disebut juga proses induktif, sehingga dikenal pula istilah “induksi” atau “induction” dalam proses membawa seseorang ke kondisi Hipnotik (trance). Membuat seseorang menjadi lebih fokus dan menjadi lebih berminat terhadap suatu hal. Menempatkan seseorang ke dalam keadaan dan situasi yang hipnotik.

Manusia ketika berpikir atau bereaksi terhadap suatu hal, selalu dipengaruhi oleh kedua sisi area pikiran ini, dan area yang memiliki dominasi lebih besar adalah Subconscious Mind. Sebuah buku bahkan mengatakan bahwa Subconscious Mind memiliki kontribusi sebesar 88%, sedangkan Conscious Mind memiliki kontribusi 12%. Hal ini seringkali digambarkan sebagai fenomena gunung es, dimana bagian yang tampak di permukaan hanyalah bagian yang kecil, dan ini menggambarkan pikiran sadar (Conscious Mind), sedangkan bagian yang lebih besar atau Subconscious Mind justru terletak jauh di bawah permukaan.

Salah satu teknik paling dasar untuk membuat Conscious Mind dari Subyek berkurang tingkat kekritisannya, adalah dengan membuat sisi kesadaran ini menjadi rileks, bahkan menjadi “tertidur”. Ketika sisi Conscious Mind sudah lebih rileks atau tertidur, maka sugesti akan relatif lebih mudah untk memasuki sisi Subconscious Mind. Oleh karena itu, Hipnotis Formal seringkali di-identikkan dengan proses “menidurkan” Subyek.

Hal yang perlu dicatat, bahwa walau Hipnotis Formal di-identikkan dengan “menidurkan” Subyek, akan tetapi sebenarnya kondisi tidur yang dimaksud sangat berbeda dengan tidur biasa (alami), karena yang “ditidurkan” adalah sisi Conscious Mind dari Subyek, sedangkan sisi Subconscious Mind tetap aktif dan harus tetap aktif, agar sugesti dapat diterima dengan efektif. Keadaan ini disebut juga sebagai “tidur hipnotik” atau trance.

Sebagai ilustrasi, fenomena mengigau aktif (sleep walker) adalah contoh dari “tidur hipnotik” yang terjadi secara alami, dimana pelaku dapat melakukan berbagai kegiatan, bahkan membuka mata seakan-akan berada dalam kondisi normal, berjalan-jalan, terkadang berpindah lantai (naik tangga), dan akhirnya tertidur kembali. Dimana ketika dilakukan konfirmasi terhadap yang bersangkutan, maka yang bersangkutan sama sekali tidak menyadari apa yang dilakukannya, ia hanya merasa tidur normal seperti biasa. Penjelasan ini sekaligus menggambarkan bahwa walaupun seseorang dalam kondisi trance, ia tetap dapat melakukan berbagai hal seperti biasa, hanya saja seperti pesawat yang dikemudikan secara “auto pilot”, hanya dapat melakukan hal-hal yang biasa dilakukannya, bukan hal-hal baru yang membutuhkan kekritisan berpikir.

Dalam teknik yang lebih lanjut (advanced), Hipnotis Formal dapat juga dilakukan dengan cara menggeser Conscious Mind (Shifting Consciousness), sehingga Conscious Mind kehilangan kekritisannya, hal ini nantinya dikenal juga dengan istilah “Waking Hypnosis”, dimana Subyek di satu sisi Conscious Mind-nya masih sedikit aktif, tetapi reaksinya lebih di-dominasi oleh sisi Subconscious Mind.

http://www.hipnotis.net/hipnotis-dan-mekanisme-kesadaran-manusia/

http://www.hipnotis.net/mekanisme-filter-pikiran-bawah-sadar/
 
Bengcu Menggugat

Berdasarkan sadar (conscious) alias INGAT, Sigmund Freud membagi pikiran manusia menjadi tiga tingkat yaitu: Sadar (conscious), prasadar (preconscious) alias bawah sadar (subconscious) dan tidak sadar (unconscious).

Ketika digebukin pada tanggal 14 Mey 1998, peristiwa itu ada di dalam tingkat sadar (conscious) si Aliong. Setelah pulang ke rumah, peristiwa itu ditekan oleh pikiran Aliong ke tingkat prasadar (preconscious) alias bawah sadarnya (subconscious). Dalam kondisi demikian, Aliong masih bisa mengingat peristiwa tersebut dan merasakan seolah itu sedang terjadi. Pada waktu-waktu tertentu peristiwa digebukin itu muncul dalam pikiran Aliong. Bahkan peristiwa itu muncul dalam mimpi-mimpi Aliong. Dengan berlalunya waktu dan karena tidak suka dengan rasa takut yang ditimbulkan oleh munculnya kenangan peristiwa itu maka pikiran Aliongk pun menekannya ke tingkat tidak sadarnya (unconsious). Pada tahun 2015 ini, setelah peristiwa itu berlalu 16 tahun kenangan akan peristiwa tersebut tidak muncul lagi dalam pikiran Aliong juga tidak muncul lagi dalam mimpinya. Bahkan ketika ditanya, Aliong sudah lupa detail peristiwanya. Namun, meskipun tidak mengingat peristiwa digebukin pada tanggal 14 Mey 1998 lagi namun setiap kali melihat kumpulan masa, Aliong merasa ketakutan dan keringat dingin mengucur deras.

Kerabatku sekalian, itulah yang diajarkan oleh Sigmund Freaud. Dia mengajarkan tentang tiga TINGKAT kesadaran manusia akan suatu peristiwa atau hal, yaitu: Sadar (conscious), prasadar (preconscious) dan tidak sadarnya (unconsious). Sigmund Freud sama sekali tidak pernah mengajarkan bahwa pikiran manusia dibagi menjadi tiga AREA apalagi dua AREA.

Sigmund Freud tidak pernah mengajarkan keberadaan Conscious mind AREA alias AREA pikiran yang bersifat logis, rasional dan kritis. Dia tidak mengajarkan tentang Critical AREA yang bertindak sebagai filter penyaring apakah suatu informasi diteruskan seluruhnya, diteruskan sebagian ke area unconscious mind atau ditolak sama sekali dengan pertimbangan: Value, etika, belief system (sistem keyakinan), fokus & minat serta Situasi & kondisi. Dia juga tidak mengajarkan tentang Subconscious Mind AREA alias area pikiran yang lebih ke arah emosional, relatif kurang kritis (netral) yang berisi memori, belief system, dan juga self image.

Apabila Aliong menghubunginya untuk mempertanyakan kenapa dirinya selalu merasa ketakutan dan keringat dingin mengucur deras setiap kali melihat kerumunan masa, maka Sigmund Freud akan melakukan hipnotis alias membantu Aliong untuk merasa santai alias rileks lalu mengingat-ingat peristiwa masa lalunya untuk menemukan peristiwa mana yang membuat Aliong demikian. Sigmund Freud mustahil menembus critical area Aliong lalu memberi sugesti kepada subconscious area Aliong agar tidak merasa takut dan keluar keringat dingin bila melihat kerumunan.

Berdasarkan fakta tersebut di atas maka menyatakan Sigmund Freud mengajarkan: Pikiran manusia terdiri dari tiga AREA yaitu Conscious mind area, Critical Area dan Subconscious Mind area, adalah pembohongan publik. Tindakan demikian adalah fitnah.

Karena Sigmund Freud tidak pernah membagi pikiran manusia menjadi Conscious mind area, Critical area dan Subconscious mind area seperti yang diakui oleh para master hipnoterapi, maka terbuktilah sudah bahwa tindakan para master hipnotis membagi pikiran manusia menjadi tiga area tersebut di atas bukan ilmu pengetahuan (Science) namun Fiksi Ilmiah (science fiction).

Ketika mengangkat telepon, secara otomatis anda berkata, “Halo!” Saat melihat lampu lalulintas merah menyala anda langsung berhenti. Ketika mengendarai sepeda, motor dan mobil, saat makan, mandi, mengenakan pakaian, dll, semuanya anda lakukan tanpa memikirkan caranya. Anda melakukan semua hal itu secara otomatis alias tanpa memikirkannya. Hal demikian terjadi karena semua kegiatan tersebut telah menjadi reflek.

Sebetulnya yang dimaksudkan oleh ilmu pengetahuan (Science) adalah 88% tindakan manusia sehari-hari dilakukan secara reflek tanpa pertimbangan dan hanya 12% tindakan yang dilakukan dengan pertimbangan dulu. Itu sebabnya tindakan Yan Nurindra dan para master hipnoterapi menyatakan 88% tindakan manusia dilakukan atas inisiatif Subconscious Mind area dan hanya 12% yang dilakukan atas inisiatif  Conscious Mind area ilmu (science) namun fiksi ilmiah (science fiction).

Handai taulanku sekalian, IDI (Ikatan Dokter Indonesia) mengakui Pijat Refleksi sebagai cara pengobatan alternatif, namun tidak mengakui Pijat Refleksi sebagai ilmu pengobatan ilmiah apalagi mengakui kebenaran klaim-klaim kesaktian para pemijat refleksi.

Tahun 1955 British Medical Association, tahun 1958 American Medical Association dan tahun 1960 American Psychological Association (APA) mengakui Hipnoterapi sebagai cara pengobatan psikis alternatif, namun ketiganya tidak pernah mengakui Hipnoterapi sebagai ilmu pengobatan psikis ilmiah apalagi mengakui kebenaran klaim-klaim kesaktian para master hipnoterapi.

Itu sebabnya mengagul-agulkan pengakuan ketiga lembaga tersebut di atas atas keberasaan hipnoterapi sebagai pengakuan hipnoterapi sebagai ilmu pengobatan psikis ilmiah apalagi mengakui kebenaran klaim-klaim kesaktian dan ajaran para master hipnoterapi adalah penyesatan.

berdasarkan fakta-fakta kebohongan para master hipnotis dan hipnoterapi di atas maka nampak gamblang sekali bahwa hipnotis dan hipnoterapi bukan ilmu (science) apalagi cabang ilmu psikologi namun fiksi ilmiah (science fiction) alias dongeng ilmiah. Itu sebabnya tidak ada satu universitas pun di dunia ini yang membuka jurusan hipnotis. Dan tidak ada jurusan kedokteran yang membuka kuliah spesialis hipnotis juga tidak ada jurusan psikologi yang membuka subjurusan hipnotis.

Yan Nurindra Di Kupas Tuntas

Di dalam video di atas Yan Nurindra menunjukkan kemampuannya menyuruh subconscious mind area pembawa acara agar lupa akan apa yang akan disampaikannya. Di bawah ini adalah transkripnya.

Yan Nurindra: Nggak tahu gimana, nanti ketika anda terbangun …. anda berada di depan kamera ya. Anda hendak mempersembahkan sesuatu tapi entah gimana, Selama 1 menit anda merasa bingung sekali karena apa yang INGIN anda katakan betul-betul HILANG dari ingatan anda. Sehingga anda betul-betul merasa BINGUNG. Dan UNGKAPKAN kebingungan itu selama SATU menit. Satu menit kemudian semuanya normal anda bisa menceritakan dari mana dan apa yang anda rasakan selama eh masa hipnosis ya. ingat sebentar lagi anda bangun tapi betul-betul anda blank dan di dalam mengungkapkan apa pun juga yang seharusnya bisa anda katakan ok, entah gimana gak apa sebabnya tapi satu menit kemudian semua kembali normal dan anda benar-benar impres karena bisa menceritakan apa yang terjadi.

Yan Nurindra: Katakan apa yang ingin anda katakan di depan kamera, silahkan.

Presenter: hm…….

Yan Nurindra: Ini di televisi lho

Presenter: OK, I know!

Presenter: Eh ….

Presenter: houi ….

Presenter: Saya nggak tahu harus ngomong apa. … ya?

Yan Nurindra: coba, coba, coba digali anda akan ngomong apa tadi?

Presenter: ini on ya?

Yan Nurindra: ini on nich. Ya!

Presenter: hm he he he

Presenter: Saya sedang ada di …. OK

Yan Nurindra: di hipnotis kali ya? Kita sedang bicara tentang hipnotis, dua sisi baik dan sisi jelek … trus …

Presenter: OK……… mmmmm …… Saya tidak tahu apa yang baru saja terjadi. Eh ….. Tiba-tiba saya kehilangan kata-kata tapi saya rasa ini saatnya saya memberitahukan kepada anda pemirsa bahwa itulah eh … hipnosis dan saya akan segera ke Riau untuk menunjukkan kepada anda bahwa ada praktek hipnosis lain di sana.

https://bengcumenggugat.wordpress.com/2013/11/03/bengcu-menggugat-karena-yan-nurindra-dikupas-tuntas/

Kerabatku sekalian, seseorang yang lupa akan apa yang ingin dia KATAKAN, tidak akan mengatakan apa pun karena setiap kali INGIN mengatakan sesuatu dia langsung lupa sebab yang ingin dia katakan HILANG dari ingatannya. Apabila Yan Nurindra tidak membual tentang hipnotis sehingga pertunjukkannya di dalam video tersebut di atas adalah FAKTA maka hal demikianlah yang seharusnya terjadi.

Nyatanya pembawa acara itu TIDAK lupa dengan apa yang ingin dia katakan. Yang INGIN dia ucapkan tidak lenyap dari ingatannya. Itu sebabnya dia pun MENGATAKAN yang ingin dia katakan. Kita melihat dia mengatakan yang ingin dikatakannya. Kita mendengar dia mengucapkan yang ingin dia ucapkan.

Kerabatku sekalian, skenario pertunjukkan hipnotis dalam video di atas kualitasnya KW3. Itu sebabnya mudah sekali membongkar HOAX-nya. Pembawa acara tersebut sama sekali tidak lupa dengan apa yang ingin dia katakan. Dia hanya BERLAGAK lupa dengan apa yang ingin dia katakan.

Berdasarkan ajaran Yan Nurindra maka hipnotis adalah ilmu menembus critical area seseorang untuk menyuruh subconscious-nya melakukan sesuatu. Itu berarti Yan Nurindra hanya bisa menyuruh seseorang melakukan hal yang MAMPU dilakukan orang itu. Itu berarti Yan Nurindra mustahil menyuruh seseorang melakukan hal yang TIDAK mampu dilakukan orang itu.

Mustahil menyuruh subconscious seseorang yang tidak bisa terbang untuk terbang. Mustahil menyuruh yang tidak mampu mengangkat beban 1 ton untuk mengangkat beban 1 ton. Mustahil menyuruh yang tidak bisa naik sepeda untuk naik sepeda.

Kerabatku sekalian, manusia mustahil menyuruh dirinya LUPA. MELUPAKAN alias LUPA bukan HAL yang BISA dilakukan oleh MANUSIA atas KEINGINANNYA sendiri apalagi atas keinginan orang lain. Coba anda SURUH diri anda untuk LUPA! Bisakah? Tidak bisa! Mustahil! Karena anda (conscious mind area) tidak bisa menyuruh diri anda (subconscious mind area) untuk lupa maka orang lain pun mustahil menyuruh diri anda (subconscious mind area) untuk lupa. Maka Yan Nurindra mustahil menyuruh subconscious pembawa acara itu LUPA. Yan Nurindra mustahil menyuruh subconscious siapa pun untuk LUPA.

Pertunjukkan hipnotis lupa adalah sulap tanpa trik karena yang terjadi adalah kong kali kong antara yang dihipnotis dan master hipnoterapi. Itu sebabnya praktek hipnotis Yan Nurindra menyangkal ajaran hipnotisnya sendiri. Itu berarti dia menepuk air di dulang, bukan?

18 thoughts on “Membongkar Penipuan Hipnotis Lupa

  1. pertanyaan saya . apa pemaparan bapak ttg definisi pikiran itu bener adanya? karna kan berbeda dgn para master hipnotis. dan apakah sudah di kaji?

  2. Alexander, Saat ini FB saya sedang di block oleh Admin. Tanggal 1 Agustus baru bisa menulis di FB lagi. berikut ini adalah blog-blog yang saya tulis tentang Hipnotis. Silahkan membacanya dengan teliti dan hati-hati. Saya yakin ssetelah membacanya maka anda akan mengerti apa itu hipnotis dan trik penipuan yang dilakukan oleh mereka.

    Tidak ada jalan pintas untuk MENGERTI. Anda harus mempelajarinya satu demi satu sampai anda benar-benar mengerti. Stelah anda membaca semua blog-blog tersebut anda boleh bertanya untuk meningkatkan pengetahuan anda. Jadi silahkan belajar, kisanak.

    https://bengcumenggugat.wordpress.com/tag/hipnotis/

    Cara mudah untuk mencari blog-blog saya adalah dengan Google atau mesin pencari lainnya. Caranya adalah carilah, KATA (misalnya: hipnotis) lalu tambahkan tanda KOMA (,) kemudian tambahkan kata “BENGCU” = Hipnotis, bengcu. dengan demikian maka semua tulisan saya tentang hal tersebut akan ditampilkan.

  3. Goblok Banget ….
    Refrensi ngga kuat, Asal Ceplak tulisan orang. Banyak banget yang informasi yang hilang, bahkan ada yang digeneralisasi. Tuliskan refrensinya dari mana bos … Disetiap tulisan yang anda buat …

  4. Hatimu sakit ya nak? ha ha ha ….. Makanya, pakai akal budi dan rajin-rajin belajar serta jangan membual. ha ha ha

  5. Bagaimana sebuah memori tercipta?
    1. Kita mendapatkan sensasi/rangsangan dari seluruh syaraf panca indra.
    2. Seluruh rangsangan tersebut diterima oleh otak dan diterjemahkan menjadi sesuatu yang disebut pengalaman.
    3. Pengalaman tersebut tersimpan dalam otak tergantung dari seberapa kuat atau seberapa sering pengalaman tersebut terjadi. Setelah tersimpan, ini yang kita sebut dengan memori.

    Bagaimana kita mengingat suatu memori?
    Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi.
    1. Sel otak yang menyimpan memori tersebut masih ada, berfungsi dengan baik dan mampu diakses oleh otak.
    2. Memori yang tersimpan memiliki muatan emosi cukup kuat. Semakin kuat muatan emosinya, semakin mudah diingat. Atau…
    3. Memori tersebut sering diakses oleh otak kita, atau baru saja diakses oleh otak kita.

    Dari ketiga persyaratan di atas, nomor 1 adalah yang syarat mutlak. Selama minimal 2 syarat terpenuhi, logikanya manusia tidak mungkin bisa lupa.

    Hipnosis hanya menciptakan fenomena lupa yang bersifat SEMENTARA yang akan hilang seiring waktu. Hipnosis menghalangi kerja otak ketika akan memproses suatu memori. Dan ini bersifat temporer karena pada dasarnya sel otak yang menyimpan memori tersebut masih ada disana. Hanya kerja otak yang dimanipulasi agar untuk sementara tidak mampu mengakses memori tersebut. Lama kelamaan, kerja otak akan kembali normal, tentu saja jika tidak ada faktor luar lagi yang mempengaruhi.

    Ini berdasarkan pengalaman dan pemahaman pribadi.. Dan sekali lagi, saya bukan hipnotist yang pernah belajar secara resmi ya… Cuma modal baca dan berani saja…

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.