Hai hai alias bengcu alias sibugil alias ayang alias ciyang bukan nama palsu. Itu nama-nama sejati. Ada ribuan orang yang mengenal dan menggunakan nama-nama tersebut untuk memanggil ang ci yang.
Menamai anak, tidak boleh dengan nama negara, tidak boleh nama hari dan nama bulan, tidak boleh nama yang dikeramatkan, tidak boleh nama yang dibenci, tidak boleh nama gunung dan sungai. Lelaki dan perempuan berbeda pertumbuhannya. Ketika anak lelaki berumur dua puluh tahun, dia mengikuti upacara pemakaian topi. Di depan orang tua, anak disebut namanya. Di depan penguasa seseorang dipanggil nama jabatannya. Anak perempuan diizinkan menikah setelah upacara pengenaan konde saat berumur lima belas tahun. Liji IA:III:44 Quli shang
Nama kecil (yaoming 幼名), topi tanda dewasa (guanzi 冠字), usia lima puluh bergelar paman tengah (bozhong 伯仲) dan nama anumerta (sishi 死謚) adalah jalan suci dinasti Zhou (zhoudao 周道). Pakaian berkabung (die 絰 ) untuk mengungkapkan kesedihan, membuat lubang di tengah untuk membuang air mandi jenazah, memecahkan tungku dengan menginjaknya, penguburan di atas tanah, mengantar jenazah lewat pintu utama adalah jalan suci dinasti Yin (yindao 殷道). Itulah yang diteladani oleh para murid. Liji IIA:II:33 – Tangong shang
Orang Tionghoa kuno minimal punya dua nama. Yang pertama adalah nama panggilan yang diberikan oleh orang tuanya waktu lahir. Yang kedua adalah nama dewasa alias nama lengkap yang dikenakan ketika anak perempuan berumur lima belas tahun dalam upacara pakai konde dan lelaki berumur dua puluh tahun saat upacara pakai topi. Selanjutnya orang Tionghoa juga memakai nama gelar baik yang deberikan oleh pemerintah sehubungan dengan jabatannya maupun yang diberikan oleh masyarakat sehubungan dengan sepak terjangnya.
Dalam perkembangannya, upaca pemakaian topi dan konde hilang dari sejarah dan orang-orang Tionghoa pun memberi nama dewasa alias nama lengkap sejak anak mereka masih kecil.
Nama lengkap umumnya terdiri dari tiga aksara. Aksara pertama adalah marga. Aksara kedua adalah silsilah. Huruf ketiga adalah nama. Hai hai orang hokkien, namanya Ang ciyang 洪智揚 (mandarin: hong zhi yang). Ang 洪 artinya samudera raya. Ci 智 artinya bijaksana; pengetahuan. Yang 揚 artinya mengibarkan; mengagungkan.
1. 源 yuān guan asal usul
2. 我 wǒ ngo saya
3. 祖 zǔ cho leluhur
4. 肇 zhào tiau berasal
5. 于 yú i dari
6. 公 gōng kong Gong
7. 周 zhōu tiao dinasti zhou
Tujuh aksara di atas adalah silsilah marga Ang keluarga hai hai yang selain berguna untuk menentukan urut-urutan silsilah juga menjelaskan asal-usulnya. Konon, leluhur pertama marga Ang keluarga hai hai adalah Gong 公 dari dinasti Zhou 周 yang nama lengkapnya adalah Zhou Gongdan 周公旦 adik raja Zhou Wuwang 周武王 pendiri dinasi Zhou 周.
Karena ayahnya bersilsilah Ngo 我 (wo) maka Ang ciyang ada pada silsilah Cho 祖 (Zu). Karena menganggap aksara Cho 祖 (Zu) yang artinya nenek moyang terlalu agung maka orang tuanya pun menggantinya dengan aksara Ci 智 (Zhi) yang artinya bijaksana; pengetahuan.
Bobengcu 無明居 (mandarin: Wumingju) artinya “entah di mana rumahnya”. Itu adalah jawaban yang diberikan oleh seorang teman hai hai ketika teman-teman kuliahnya bertanya, “lu tinggal di mana?” sementara hai hai hanya menjawabnya dengan nyengir. Pada tahun 80 an cerita silat Tionghoa kuno sangat populer di Indonesia. Di dalam cerita silat itu para tokohnya saling memberi gelar. Itu sebabnya para pecinta cerita silat pun saling memberi gelar. hai hai pun digelari Bobengcu oleh teman-temannya dan perlahan tapi pasti nama bobengcu yang disingkat Bengcu pun semakin hari semakin populer. Bisa dibilang, hampir semua teman kuliahnya dan teman-teman yang dikenal lewat teman kulianya mengenalnya dan memanggilnya Bengcu.
Dalam waktu bersamaan, karena selalu menjawab pertanyaannya dengan senyum, suatu hari gadis itu bertanya, “Kalau ketemu lu di jalan, gua harus panggil apa dong?” Karena hai hai menjawabnya dengan senyum, maka salah seorang temannya pun berkata, “Panggil ‘hai’ saja.” Gadis itu lalu berkata, “Kalau dia nggak jawab?” Teman itu berkata, “Lu panggil lagi yang kenceng, ‘HAI’ dia pasti jawab.” Entah dapat ilham dari mana, gadis itu pun lalu berkata, “ha ha ha ha … gua tahu sekarang, nama dia ‘hai hai’ kan?” Sejak itulah gadis itu memanggilnya hai hai dan semakin hari semakin banyak yang mengenal dan memanggilnya hai hai.
Selain cerita silat, pada tahun 80-an, masyarakat suka main radio komunikasi yang saat itu dikenal dengan istilah NGEBREAK dan orangnya disebut BREAKER karena ketika mencari teman yang sedang online diucapkan kata, “break.” Breaker tidak menggunakan nama aslinya namun nama panggilan alias call sign. Sibugil adalah nama panggilan alias call sign yang digunakan hai hai. Ketika memasuki dunia chating interet akhir tahun 90-an, para chater juga tidak menggunakan nama asli namun call sign. Itu sebabnya hai hai menggunakan nama sibugil.
Hai hai adalah alumni SMP 3 BOPKRI Yogyakarta. Alumni SMA 1 BOPKRI (BOSA) Yogyakarta. Alumni Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Unika Atma Jaya Jakarta. Anggota Jemaat GKI siliwangi Cicurug Sukabumi.
Kerabatku sekalian, hai hai alias bengcu alias si bugil alias ang ciyang bukan nama samaran namun nama sejati karena ada ribuan orang yang menggunakannya secara konsisten untuk menyebut si empunya nama. Hai hai bengcu adalah seorang Tionghoa Kristen yang sejak kecil memegang tradisi Tionghoa, itu sebabnya dia tidak pernah menolak nama GELAR yang dikenakan kepadanya oleh masyarakat. Dia juga bukan orang yang menyembunyikan dirinya dari dari masyarakat.
Kalau mau melihat lebih jauh sepak terjang hai hai, silahkan klik di SINI untuk mengunjungi tembok ratapannya di Facebook.
bengcu saksi yehowa, bertobatlah
bos klo saksi yhwh mrk memuliakan nama yhwh sbg Allah yg benar, tapi si bengcu ini sama sekali ga merespek yhwh {jgn salah’ya} nih buktinya jw.org
malah’saya’sangsi kalo si bengcu ini asli pengikut kristus
Mana prifile nya bengcu ..tai …sok paling bener
Bencong
Bengcong otak kotor mulut bau tai