Senjata ke 13 pendekar Tiongkok kuno adalah suling bambu. Bukan sembarang suling bambu, namun yang benar-benar teruji dan dipuji. Ada dua jenis suling Tionghoa. Yang saat ditiup memanjang ke samping namanya Dizi 笛子. Yang menjulur ke bawah waktu ditiup namanya Xiao 簫. Keistimewaan Dizi adalah sebuah lobang (mokong 膜孔)yang ditutup dengan selaput (dimo 笛膜) sehingga menimbulkan vibrasi ketika ditiup. Yang biasa digunakan sebagai dimo adalah selaput bagian dalam bambu. Selaput salak dan bawang juga bisa digunakan meskipun mudah rusak bahkan suling Batak menggunakan menggunakan kertas rokok atau selotip, meskipun kualitas vibrasinya lebih jelek. Yang terbaik adalah dimo dari selaput bambu.
Raja Xun berkeliling meronda negeri. Namun dia tidak pernah kembali. Kedua ratunya menangis sedih sekali. Mau tahu berapa banyak air mata mereka? Sampai hari ini masih membasahi batang bambu.
Puisi di atas adalah karya Gao ping dari dinasti Tang (618-907), dongeng kenapa bambu air mata ratu (xiangfeizhu 湘妃竹) yang berwarna hitam penuh dengan tetesan air mata. Selain bambu air mata ratu yang ruasnya pendek-pendek (10-15 cm) tersebut, suling Tionghoa juga dibuat dari jenis bambu putih yang ruasnya panjang-panjang (lebih dari 30 cm).
Menurut tradisi Tiongkok kuno bambu untuk suling mencapai puncak kualitasnya saat berumur 7 tahun. Tidak ditebang sembarang waktu. Harus memperhatikan musim dan cuaca serta jam. Bukan mistik namun metode ilmiah untuk mendapatkan bambu kualitas terbaik.
Setelah ditebang bambu dibersihkan lalu dibiarkan mengering selama satu tahun. Setelah satu tahun, bambu-bambu dipilih. Yang pecah, penyok, bengkok, jelek, disingkirkan. Bambu-bambu yang terpilih lalu dipilih ruas-ruas yang paling bagus untuk suling kemudian dipotong. Bambu-bambu bakal suling pun dikirim ke Tiongkok utara yang iklimnya ekstrim (misal: Beijing) untuk diuji selama 4 tahun. Konon, dari 500 batang bakal suling yang diuji, rata-rata hanya 3 batang yang bertahan.
Untuk memiliki senjata ke 13, seorang pendekar menghabiskan waktu 12 tahun. Tujuh tahun merawat bambu, satu tahun mengeringkan bambu dan empat tahun menguji bambu. Namun pekerjaan demikian layak dilakukan sebab suling yang diproses dengan cara demikian benar-benar istimewa. Suling-suling demikian bukan saja melewati abad juga milenium. Tidak akan pecah dan nadanya tidak berubah karena iklim. Suaranya pun mengalun jauh sekali. Konon terdengar hingga tiga sampai tujuh kilometer. Saya berntung pernah beberapa kali memainkan suling yang sudah melewati 3 sampai 6 generasi, umurnya 100 sampai 200 tahun.
Meskipun teruji dan terpuji, walaupun nampak keras dan kuat, namun senjata ke 13 Tiongkok kuno mustahil digunakan untuk bertarung. Jangankan memukul, jatuh saja pecah. Para pendekar Jepang berusaha mengatasinya dengan membuat Xiao dari batang bawah pohon bambu. Xiao Jepang disebut Shakuhachi yang meskipun nampak angker dan kuat namun getas (mudah pecah). Suling yang kuat suaranya jelek.
Kebanyakan orang menyangka para pendekar Tiongkok kuno menyandang senjata ke 13 karena memutuskan untuk tidak bertarung lagi sebab tidak mau membunuh lagi. Itu sebabnya menyandang senjata yang tidak bisa dipakai untuk membunuh, meskipun mau. Bukan. Bukan demikian. Kenapa begitu? Karena para pendekar Tiongkok kuno tidak pernah pensiun. Pendekar Tionghoa bertarung sampai mati. Bila demikian, kenapa meninggalkan 12 senjata pembunuhlalu menyandang senjata ke 13? Karena sudah menemukan jurus untuk menaklukkan negeri tanpa membunuh.
Dua petarung sama-sama menyandang pedang, kenapa yang satu hidup yang lainnya mati? Karena jurus yang hidup mengalahkan jurus yang mati. Daud lawan Goliat. Dalam hal kekuatan Daud keok. Dalam hal senjata, Daud keok. Dalam hal perlengkapan bertahan, Daud keok. Namun dalam jurus Daud memang. Ali-ali Daud adalah pestol kuno. Dengan jurusnya Daud mengubah sebutir batu menjadi gada terbang.
Dengan apa pendekar Tiongkok kuno menaklukkan negeri tanpa membunuh? Dengan senjata ke 13. Senjata ke 13 adalah sebuah suling bukan? Benar! Bagaimana menaklukkan sebuah negeri dengan sebatang suling bambu yang getas? Dengan MUSIK dan MULUT serta MALU.
Musik. Musik mampu mengendalikan emosi manusia bahkan mengubah cara berpikir suatu bangsa. Itu sebabnya di Tiongkok kuno ada pepatah: Untuk menghancurkan sebuah bangsa mulailah dengan merusak musiknya. Amati musik gereja tahun 80-an sampai sekarang. Perhatikan musik GKI tahun 80-an sampai sekarang. Pemperhatikan syairnya. Saya sering memilih tidak ikut nyanyi sebab syairnya bikin gamang.
Anda penggemar sepak bola? Perhatikan dengan seksama pertandingan-pertandingan sepak bola Eropah. Setiap kali lagu: Ole ole ole, ole, ole, ole ole ole, ole, ole, dinyanyikan berulang-ulang membahana, tidak terjadi kerusuhan. Sayang sekali, FIFA mengubah lagu tersebut menjadi, “Ole ole ole, we are the champ, we are the champ!” Mau tahu khasiat lagu tersebut? Coba nyanyikan dengan penuh AMARAH. Ketika penuh amarah, nyanyikan lagu tersebut.
Bertindak dengan tidak berbuat (wei wuwei 為無為). Berkarya dengan tidak bekerja (shi wushi 事無事). Membaui dengan tidak mencium (wei wuwei 味無味). Besar kecil. Banyak sedikit. Balas dendam hutang budi. Menyelesaikan yang sulit ketika masih mudah. Mengendalikan yang besar ketika masih kecil. Di kolong langit (tianxia 天下), yang sulit harus dikerjakan waktu masih mudah. Di kolong langit, urusan besar harus diselesaikan ketika masih kecil. Itu sebabnya nabi (shengren 聖人) berhasil dengan tidak melakukan pekerjaan besar untuk menyelesaikan masalah besar. Semua orang mengalaminya sendiri, karena banyak perubahannya maka banyak kesulitannya. Akan tetapi nabi menghadapi banyak kesulitan namun menyelesaikannya tanpa menimbulkan masalah. Daodejing 63
kata jujur tidak enak didengar
yang enak didengar tidak jujur
yang benar tidak didebat
yang didebat tidak benar
yang tahu tidak menduga
yang menduga tidak tahu
nabi tidak pelit
semakin banyak memberi
semakin punya banyak
semakin banyak mengajar
semakin tahu banyak
cara tian天 (Allah) adalah memberkati
bukan mencelakai
cara nabi adalah mengajar
bukan menghajar
Daodejing 81
Mulut. Mengajar lebih berkhasiat dari memerintah. Merayu lebih mujarab dari memaksa. Merajuk lebih cespleng dari mendiamkan. Keluarga cerai ketika suami istri tidak mau cekcok lagi. Agama pecah saat para teologny tidak mau berdebat lagi. Negara berperang saat pemimpinnya tidak mau berunding lagi. Musuh saling membunuh ketika tidak mau saling memaki lagi.
Sesungguhnya setiap orang memiliki hati yang tidak tega menyakiti sesama. Ketika melihat anak kecil hampir jatuh ke dalam lobang, semua orang merasa kuatir ( chuti 怵惕) dan empati (ceyin 惻隱 ) dalam hatinya. Bukan karena berteman dengan anak itu juga bukan karena orang tuannya. Tidak untuk mencari pujian dari kerabat sekampungnya sebab takut disebut jahat makanya berbuat baik. Mengzi IIA:6:3 – Gongsunchao shang
Nampak gamblang sekali, yang hatinya tidak berempati (ceyin 惻隱), bukan manusia (feiren非人). Yang tidak merasa malu karena salah (xiue 羞惡), bukan manusia. Yang tidak marasa suka dan antipati (cirang 辭讓) bukan manusia. Yang hatinya tidak membenarkan dan menyalahkan (shifei 是非), bukan manusia. Mengzi IIA:6:4 – Gongsunchao shang
Perasaan empati (ceyin 惻隱) adalah benih perikemanusiaan (ren 仁). Merasa malu karena salah (xiue 羞惡) adalah benih keadilan (yi 義). Menyukai dan antipati (cirang 辭讓) adalah benih kesusilaan (li 禮). Membenarkan dan menyalahkan (shifei 是非) adalah benih kearifan (zhi 智). Mengzi IIA:6:5 – Gongsunchao shang
Manusia memiliki keempat benih itu ibarat mempunyai empat anggota tubuh. Mempunyai keempat benih itu namun menyangkalinya ibarat mencuri dari diri sendiri. Barang siapa yang menyatakan penguasanya tidak berkuasa atasnya adalah orang yang mencuri dari penguasanya. Mengzi IIA:6:6 – Gongsunchao shang
Malu. Setiap manusia punya perasaan malu karena salah. Tunjukkan kesalahannya dan ajarkan yang benar. Tunjukkan kejahatannya dan ajarkan yang baik. Apabila berlagak pilon, lakukan hal itu di depan banyak saksi. Bila bebal arak keliling kampung. Bila, kekeh jumekeh arak keliling negeri. Apabila yang bersangkutan tidak malu, pasti ada handai taulannya yang merasa malu karena ulah mereka. Untuk menutupi malunya orang-orang demikian pasti akan ikut memikirkan cara agar si jahat tidak bisa melakukan kejahatannya agar tidak mempermalukan mereka.
Handai taulanku sekalian, itulah kisah senjata ke 13 pendekar Tiongkok kuno. Musik, mulut dan malu.
selamat ulang tahun om hai…,
moga om hai panjang umur….
Moga om hai sehat slalu…
Moga om hai & fam bahagia selalu…
@Dea, AMIN! thanks
prok-plok-plok ini baru tulisan gue kasi 4 jempol buat suhu, hapkai peng An
@joehan
mohon maaf , saran, kalau kita tinggal di jawa (cari makan dijawa) pakai senjata jawa saja ini 12 senjata lainnya:
1.sumantri
2.Prasojo
3.gemi nastiti
4.ambek parama arta
5.waspodo purwa arta
6.wijaya
7.tansatresno
8. rumongso melu handarbeni
9.wajib melu hangrungkebi
10.mantriwira
11. mulat sariro hangraso wani
12.menang tanpo ngasoraken
DIMANA BUMI DIPIJAK DISITULAH LANGIT DIJUNJUNG.
sekali lagi maaf nuwun sewu, gak ngaco lagi kehekekekekek.
kulo mboten ngertos maksudipun sampeyan,nuwun panjelasanipun.. matur nuwun
Saya main dynasti warrior di playstation ada kok suling yang dipakai buat ngegetok kepala orang hohohoho….
buat nggetok pala angciyang ada?wkwkwkwk
met ultah oom bencukk
moga bibirnya makin tajam..kwkwkwk
siippp plok plokk plokk.. jempolnya dsedottt oom bengcukk