Pemilihan Umum 9 April 2008 sudah berlalu walaupun hingga hari ini, 09 Mey 2009 penghitungan suaranya belum selesai, namun beberapa jam setelah Pemilu berlangsung, hasil perhitungan cepat (quick count) sudah dapat diketahui. GOLPUT MENANG MUTLAK! Pemilu kali ini tidak segegap-gempita pemilu-pemilu sebelumnya karena partai-partai yang bertarung tidak mengerahkan masa untuk melakukan arak-arakan keliling kota. Selama tahun 2007 hingga 2008 saya sempat mengunjungi beberapa kota di pulau Jawa dan Sumatera. Dalam perjalanan tersebut, salah satu hal yang saya amati adalah keberadaan kantor-kantor partai politik dan kegiatan mereka. Selama itu pula saya membaca berita-berita tentang partai-partai yang akan bertarung. Ketika ngobrol tentang pemilu tahun 2009 saya sering mengucapkan kata. MINGGIR! Demokrat Mau Lewat!
GOLPUT atau MEMILIH
Banyak orang merasa bangga ketika menyebut dirinya GOLPUT. Banyak pula yang dengan berapi-api mengajak orang lain untuk golput. Setelah Pemilu berlalu, banyak pula orang yang merasa bangga ketika menyatakan dirinya TERPAKSA golput karena tidak masuk Daftar Pemilih.
Memilih adalah hak setiap warganegara Indonesia yang tidak sedang dicabut hak pilihnya. Anda bebas memilih siapa saja atau partai apa saja bahkan memilih untuk tidak memilih. Namun, sebagai warga negara yang baik, SEHARUSNYA anda menggunakan hak tersebut dengan penuh tanggungjawab. Sebagai orang Kristen anda dituntut lebih. Alkitab mengajarkan bahwa KUASA pemerintahan, apapun bentuknya berasal dari Allah. Itu sebabnya, sebagai orang-orang yang menyebut diri anak Allah, kita harus peduli pada pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia ini.
PEMILU adalah anugerah Allah namun juga AMANAT Allah bagi orang-orang Kristen untuk MENEGAKKAN kedaulatan Allah di negeri ini.
Silahkan GOLPUT, namun anda harus PAHAM 100% atas pilihan tersebut.
KENAPA golput?
Ada orang yang golput dengan alasan tidak mengenal CALEG-CALEG yang akan dipilihnya. Anda tidak mengenal caleg-caleg tersebut karena anda TIDAK mencari tahu tentang mereka!
Ada yang Golput dengan alasan tidak ada partai politik yang benar saat ini. Anda harus tahu, sistem pemilu sudah berubah, anda boleh memilih partai, namun anda seharusnya memilih CALEG.
Ada yang Golput dengan alasan walaupun mengenal beberapa caleg yang baik, namun jumlah mereka terlalu sedikit sehingga mustahil mampu menentang kebijakan partai di mana mereka bernaung. Apabila anda tidak mendukung orang-orang benar yang jumlahnya sedikit itu, bagaimana mereka mampu berjuang menegakkan kebenaran? Bila anda tidak mendukung caleg yang baik walau jumlahnya sedikit, siapa yang akan berteriak-teriak menyerukan kebenaran seolah Yohanes Pembaptis berseru-seru dari padang gurun?
Ada yang Golput dengan alasan namanya tidak tercantum di dalam daftar pemilih tetap. Itu memang kesalahan panitia, namun bila anda bertanggung jawab atas MANDAT Allah untuk menegakkan kedaulatan-Nya di negeri ini, bukankah seharusnya anda memastikan diri untuk terdaftar di dalam daftar pemilih tetap?
Handai taulan sekalian, sekali lagi saya ingatkan, PEMILU adalah anugerah namun juga MANDAT dari Allah untuk menegakkan kedaulatan-Nya di negeri ini. Di mata negara HAK PILIH adalah milik anda 100%, anda BEBAS menggunakannya atau tidak menggunakannya. Namun di hadapan Allah, HAK PILIH adalah MANDAT yang harus anda penuhi. Apapun pilihan anda, menggunakan atau tidak menggunakan HAK PILIH tersebut, ANDA harus melakukannya dengan penuh TANGGUNGJAWAB kepada Allah.
Apabila anda memilih untuk menggunakan hak pilih anda, maka anda harus MEMILIH caleg atau partai dengan penuh tanggung jawab kepada Allah. Apabila anda memilih untuk GOLPUT, maka anda harus melakukannya dengan penuh tanggung jawab kepada Allah. Mungkin selama ini anda kurang peduli dengan PEMILU karena tidak paham arti PEMILU, namun menurut saya, sudah saatnya anda mengubah paradigma itu.
Semua nabi Perjanjian Lama peduli pada pemerintahan, Yohanes Pembaptis peduli pada pemerintahan, Yesus Kristus pun peduli pada pemerintahan, bahkan Dia menaklukkan diri pada pemerintah Roma.
Partai-Partai Politik Indonesia
Umumnya partai-partai politik Indonesia berprilaku seolah pedagang MUSIMAN yang baru menggelar dagangannya dan giat promosi ketika ada hajatan, ketika tidak ada hajatan mereka tidur. Hal yang sama juga dilakukan oleh para CALEG. Mereka menyangka PEMILU adalah acara Indonesia Idol. Itu sebabnya mereka hanya membayar juru rias untuk merias diri mereka secantik dan setampan mungkin, membayar koreaografer untuk melatih berdansa, membayar guru seni suara untuk melatih bernyanyi, membayar juru iklan untuk mengenalkan pada masyarakat dan berharap DIPILIH. Sungguh MENGENASKAN namun LUCU. Mengenaskan karena mereka yakin akan terpilih. LUCU karena mereka menjadi bahan tontonan yang memancing tawa. Ha ha ha ha … Untuk pertama kalinya dalam sejarah banagsa Ini, banyak rumah sakit jiwa membangun fasilitas VIP khusus untuk mengeruk keuntungan dari para caleg buntung. Gedung DPR atau rumah sakit jiwa. Sebuah pilihan yang luar biasa.
GOLKAR Terkaing-kaing
Berkuasa tanpa lawan dengan dana tanpa batas selama lebih dari tiga dasawarsa, siapa yang tidak kenal Golkar? Terpuruk digerus reformasi 1998 negeri ini namun bertahan dengan semboyan, “Paradigma baru” ketika dipimpin oleh Akbar Tanjung. Di dalam Pemilu 1999 Golkar menduduki posisi kedua dengan perolehan suara 22,24% namun menjadi pemenang Pemilu 2004 walaupun perolehan suaranya menurun menjadi 21,62%.
Golkar yakin mereka akan menjadi pemenang dalam Pemilu 2009 dengan perolehan suara di atas 20%. Sebagian masyarakat menyangka, keyakinan menang itulah yang memicu Jusuf Kala mengambil keputusan untuk menjadi Calon Presiden sebelum Pemilu selesai. Golkar adalah partai politik dengan dana terbesar dan pengalaman terbanyak serta sumber daya manusia terbaik di negeri ini. Kenapa mereka terpuruk dan para pemimpinnya panik terkaing-kaing? Golkar tidak pernah meyangka mereka akan kalah, apalagi kalah dari Partai Demokrat, itu sebabnya ketika kalah telak, mereka terkaing-kaing.
Selama puluhan tahun kader Golkar hidup dengan semboyan ASAL BAPAK SENENG! Walaupun mengaku Golkar paradigma baru, namun dalam kenyataannya mereka masih hidup dengan paradigma lama. Para pemimpin Golkar yakin akan menang karena laporan yang mereka terima selama ini. Mereka lupa bahwa kemungkinan besar laporan itu hanya ASAL BAPAK SENENG!
Bagimana cara pimpinan Golkar memperkirakan kemenangan mereka? Dengan menghitungnya berdasarkan JUMLAH anggota terdaftar. Ho ho ho ho … Mereka lupa bahwa anggota Golkar yang sudah keluar tidak akan bersusah payah untuk mencabut keanggotaannya. Sementara itu, banyak anggota masyarakat yang tidak keberatan untuk menjadi anggota Golkar demi imbalan beberapa puluh ribu rupiah. Para pemimpin Golkar di tingkat bahwa sudah terbiasa merekayasa ASAL BAPAK SENENG!
Golkar menang pada Pemilu 2004 karena pemerintahan Megawati saat itu benar-benar mengecewakan sementara prilaku jumawa para pemimpin PDIP benar-benar menyebalkan. Ada yang lupa bahwa suami presiden bukan presiden. Ada yang lupa bahwa dia HANYA suami presiden, bukan presiden. Itulah yang paling menyebalkan. Di samping itu, saat itu ada sebuah kisah yang walaupun tidak masuk akal namun memberi harapan. Ketika Golkar berkuasa dulu, kondisi ekonomi negara ini jauh lebih baik dari saat ini, mungkin, bila Golkar berkuasa kembali, kondisi demikian dapat kita alami lagi.
Pemilu 2009 Golkar Terkaing-kaing.
PDIP Keok
PDIP mengalami ketidak adilan selama pemerintahan Orde Baru yang mencapai puncaknya pada tanggal 27 Juli 1996. Ketika berbicara tentang PDIP mustahil tidak membicarakan Kwik Kian Gie dan almarhum Sopan Sophian. Walaupun jarang muncul namun semua orang yang mengenal PDIP tahu siapa itu Eros Jarot. Eros Jarot bagi PDIP ibarat penasehat Kong Beng (Zugeliang) bagi negara Shu Han di dalam kisah Samkok Tiongkok kuno.
Eros Jarot keluar dari PDIP dan mendirikan PNBK (Partai Nasionalis Bung Karno) pada 27 Juli 2002. Dalam acara penyataan dan pelantikan Dewan Pengurus Cabang PNBK Surabaya pada tanggal 15 Desember 2002 di Gedung Olah Raga Pancasila – Surabaya, Eros Jarot menyanyikan sebuah pantun, “Godong jambe akeh banyune, melok mbak’e, bablas janjine (Daun pinang banyak airnya. Ikut si mbak, bablas janjinya).
Menurut suara burung, seharusnya Megawati menepati janjinya untuk menyerahkan tongkat kepemimpinan partai kepada orang lain dalam Kongres I PDIP di Semarang tahun 2000 sementara kongres akan memutuskan untuk menjadikan Megawati sebagai calon presiden. Namun Megawati tidak menepati janjinya dan tetap tidak mau mundur dari jabatan Ketua walaupun telah menjadi Presiden pada tahun 2001. Pantun Eros Jarot dengan gamblang menggambarkan alasan keluarnya banyak anggota inti PDIP setelah Kongres I PDIP.
Berjaya pada Pemilu 1999 dengan perolehan suara 33,3% dan turun menjadi pemenang kedua pada Pemilu 2004 dengan peroleh suara 18.31%. PDIP yakin akan menang pada Pemilu 2009 dengan perolehan suara di atas 20%. Namun, mereka keok.
Para pemimpin PDIP yang bertahan hingga saat ini percaya bahwa Megawati Soekarno Putri adalah seorang wanita yang penuh kharisma di mata rakyat. Sejak tahun 2005 PDIP menjadikan diri partai oposisi. Pimpinan PDIP yakin akan memenangkan Pemilu 2009 karena mereka sudah BERJUANG bagi rakyat selama menjadi partai oposisi ditambah dengan KHARISMA Megawati Soekarno Putri.
Nampaknya para pemimpin PDIP tidak menyadari bahwa Megawati Soekarno Putri yang penuh kharisma adalah Megawati yang dikampanyekan. Apakah mereka termakan oleh kampanye sendiri sehingga yakin bahwa Megawati memang wanita penuh kharisma atau mereka menyangka rakyat akan selalu percaya bahwa Megawati adalah wanita penuh Kharisma? Setelah Eros Jarot meninggalkan PDIP, perlahan namun pasti, Megawati kehilangan kharismanya. Apabila anda bertanya kepada saya, maka mohon maaf, tanpa mengurangi rasa hormat, sejak Eros Jarot keluar dari PDIP, perlahan namun pasti saya melihat, sosok Megawati Soekarno Putri yang ditampilkan PDIP tidak lebih dari seorang wanita judes yang suka mengomel.
Oposisi dan pembela rakyat adalah dua hal yang berbeda. Beroposisi dan membela rakyat adalah dua hal yang berbeda. Nampaknya hal demikian tidak dipahami oleh para pemimpin PDIP. Memang benar, PDIP sering BERTERIAK menentang kebijakan pemerintah dan MENUDUH pemerintah tidak berpihak kepada rakyat kecil. Namun sayangnya semuanya itu tidak lebih dari kata-kata HUJATAN semata. Selain tidak menyajikan FAKTA atas tuduhannya, PDIP juga tidak menunjukkan JALAN keluar yang lebih baik dari kebijakan pemerintah. Bahkan, PDIP juga tidak melakukan apa-apa bagi rakyat kecil.
PDIP keok karena mereka hidup dalam semboyan kosong, “PDIP partai wong cilik” dan mitos mbak Mega yang penuh kharisma.
PDS Bablas
Ketika masih kuliah dulu kami pernah menginap di kantor polisi gara-gara memasang selembar triplek dengan gambar seekor banteng kecil yang menyeruduk sebatang pohon beringin hingga tercerabut sampai ke akar-akarnya. Mungkin kisah itulah yang memberi ilham seorang anggota PDS (Partai Damai Sejahtera) membuat ilustrasi seekor banteng besar sibuk menyeruduk sebatang pohon beringin besar sementara seorang lelaki membawa sebuah kitab yang mirip Alkitab sibuk menyalami orang banyak yang datang berbondong-bondong. Di kitab itu tertulis angka 12%.
PDS menggebrak Pemilu 2004 dengan keyakinan akan memperoleh suara 12%. Saya hampir dikeroyok karena dianggap ngeledek ketika berkata, “Andaikata Yesus Kristus bersama kedua belas rasul dan Paulus turun ke dunia untuk ikut kampanye PDS sekalipun, saya JAMIN, perolehan suara PDS mustahil 12%, angka perolehan PDS maksimal 2,5%.” Hal itu terjadi karena eforia politik partai Kristen.
Ketika menolak untuk bergabung dengan PDS, beberapa orang teman anggota PDS, mengejek saya tidak punya IMAN. Tentu saja mereka tidak tahu, andaikata mau terlibat dalam politik, saya tetap tidak akan pernah bergabung dengan PDS. Melakukan kampanye dengan format Kebaktian Kebangunan Rohani bukan cara berpolitik yang benar apalagi berjemaat Kristen yang baik.
Menurut Dr. Hutasoit, sekalipun ada orang Kristen di berbagai Partai Nasionalis, namun dalam kenyataan hanya orang PDS yang hanya 12 orang di DPR yang berani pasang badan untuk menyatakan tidak setuju kepada setiap RUU yang berbau shyariah. Saya bertanya, dimana orang Kristen yang ada di Partai2 lain? Ia menjawab, mereka harus mematuhi keputusan parti mereka. Dan kalau mereka membangkang, mereka bisa di-recall. Lalu saya bertanya, mengapa sekarang di PDS ada orang Muslim? Dr. Hutasoit menjawab bahwa mereka adalah kelompok Ahmadiyah yang merasa tidak ada partai lain selain PDS yang berusaha membela mereka ketika mereka dihimpit, rumah mereka dibakar. Dan jumlah mereka ada sekitar 10 juta orang.
Saya juga bertanya kepadanya, kalau PDS adalah partai kristen dengan lambang salib, mengapa ada orang Hindu, buddha dll.? Beliau menjawab bahwa mereka adalah kelompok minoritas yang telah menyaksikan bahwa hanya PDS yang selama hampir 5 tahun berani dengan terang-terangan membela kelompok minoritas. Mengapa partai-partai Nasional yang besar-besar tidak berani membela mereka, seperti Ahmadiyah? Dr. Hutasoit menjawab bahwa Partai Nasionalis besar sangat membutuhkan suara orang Muslim, sedangkan PDS kartunya sudah jelas yaitu partai dengan lambang salib.
Beliau menambahkan, sayang sekali PDS hanya memiliki 12 orang anggota DPR. Andai kata ada 50 orng, yaitu 10%, maka agak lumayan mengimbangi Islam garis keras, dan bisa berjuang untuk menarik perhatian 50-60% Islam moderat.
Tersebut di atas adalah tulisan Dr. Suhento Liau tentang pertemuannya dengan dr. Ruyandi Hutasoit. Dalam Pemilu 2004, PDS mendapat 2,14% suara. Di tahun 2004 sebagian besar pemilih PDS adalah orang Kristen. Walaupun kurang memahami politik karena menganggap politik itu jahat, namun orang Kristen umumnya setia dengan pilihan politik mereka. Kelompok yang dikucilkan dan dianiaya oleh masyarakat umumnya sangat setia kepada pemimpin mereka. Selain para pemilih Kristen PDS juga mengharapkan tambahan suara dari kelompok yang dikucilkan masyarakat. Itu sebabnya para pemimpin PDS yakin, mereka akan mendapatkan suara di atas 2,5% pada Pemilu 2009.
Dukung kami untuk menolong anda.
Kalimat di atas adalah semboyan PDS. Dalam kampanye, PDS secara sistematis membanggakan kinerja ke 12 orang anggotanya di DPR, yagn tidak pernah kita baca atau dengar beritanya dari mas media.
Bila tidak ada PDS, maka tidak akan ada anggota DPR yang membela kaum minoritas di DPR. Bila tidak ada PDS, maka tidak akan ada anggota DPR yang membela gereja dan orang-orang Kristen. Itu berarti orang Islam garis keras akan segera berhasil mengubah negara ini menjadi negara Islam. Wow …. Gaya kampanye PDS mengingatkan saya pada gaya kampanye Golkar zaman orde lama. Membujuk DENGAN ancaman.
Semakin hari semakin banyak orang Kristen yang muak dengan prilaku para pengkotbah alam roh yang mengaku telah melakukan mujizat menyembuhkan terhadap ribuan orang dengan berbagai penyakit, namun tanpa bukti sama sekali. Walaupun mengaku telah melakukan banyak hal namun PDS sama sekali tidak menunjukkan HASIL kerja sama sekali. Mungkin pula banyak orang Kristen yang benar-benar muak dengan prilaku orang-orang PDS selama ini?
Sama seperti Pemilu tahun 2004, dalam Pemilu 2009 pun tidak terjadi mujizat.
Pemilu 2009, PDS bablas.
Partai Demokrat Partainya SBY
Pada tahun 2001 Susilo Bambang Yudhoyono gagal menjadi wakil presiden karena tidak memiliki dukungan di MPR (Majelis Permusyawatan Rakyat). Kesadaran itulah yang memicunya untuk mendirikan Partai Demokrat. SBY sengaja memilih tanggal 9 September 2001 sebagai hari berdirinya Partai Demokrat karena dia dilahirkan pada tanggal 9 September 1949. Pada Pemilu 2004 Partai Demokrat memperoleh suara 7,46%.
Dalam Pemilihan Presiden 2004, untuk memenuhi syarat mencalonkan presiden yang 15% kursi DPR maka Partai Demokrat membangun “Koalisi Kerakyatan” dengan pasangan Capres SBY dan Cawapres JK. Saat itu PDIP dan Golkar membangun “Koalisi Kebangsaan” dengan dengan Capres Megawati Soekarno Putri dan Cawapres KH Hasyim Muzadi.
Pilpres 2004, rakyat Indonesia memilih Susilo Bambang Yudhoyono yang disebut Jenderal Cengeng oleh Taufik Kiemas suami Megawati menjadi presiden dengan wakil Jusuf Kalla.
Pengalaman ada guru yang baik sementara kesuksesan harus direncanakan dan diperjuangkan. Get big, get strong or get out. Jadilah besar dan jadilah kuat atau jadi pecundang. Nampaknya kiat sukses tersebut dipahami sepenuhnya oleh para pemimpin Partai Demokrat. Itu sebabnya mereka bertekad untuk menjadi partai terbesar dan terkuat di negeri ini.
Walaupun banyak pengamat yang menyatakan kemenangan SBY pada tahun 2004 adalah keberuntungan namun para pemimpin Partai Demokrat tahu pasti bahwa keberuntungan tanpa kerja keras yang terencana dan ketulusan menegakkan kebenaran mustahil mewujudkan impian.
Manusia adalah makluk sosial. Sebagai makluk sosial, semua manusia hidup dalam hubungan sosial dengan sesamanya. Manusia dengan ikatan sosial yang sama akan saling mendukung dan saling membela. Perlu waktu dan interaksi untuk membangun ikatan sosial antar manusia. Ikatan sosial itu harus dibina dalam kesetaraan dan kejujuran. Saling mendukung dan saling membela serta saling menguntungkan, itulah prinsip terbentuknya ikatan sosial yang kuat.
Tidak membual tentang hal-hal yang tidak sanggup dilakukan. Tidak melakukan hal-hal yang tidak mendatangkan keuntungan jangka panjang. Memberitahu rakyat dengan jujur dan tulus akan masalah yang dihadapi serta membimbing rakyat untuk menghadapinya dengan jiwa besar dan kerja keras yang terencana. Perlahan namun pasti semakin banyak rakyat yang menyadari bahwa hidup harus dijalani, bukan dengan slogan indah tanpa arti juga bukan dengan harapan kosong. Hadapi kenyataan dengan jiwa besar dan atasi masalah dengan kerja keras yang terencana.
Pemilu 2009. MINGGIR! Demokrat Mau Lewat!
CEKAL SBY
Selama SBY menjabat pemerintah menaikan harga BBM dua kali, tahun 2005 dan 2008. Karena kebebasan pers, SBY bebas dikecam lewat berbagai mas media. Nampaknya pemerintahan SBY adalah pemerintahan yang paling banyak dikecam dalam sejarah Indonesia. Beberapa anggota Koalisi Kerakyatan kecewa karena tidak mendapatkan keistimewaan sama sekali. Yang melanggar hukum, tetap dituntut, yang kinerjanya jelek, tetap diganti. Kondisi demikian diperkirakan akan membuat perolehan suara Partai Demokrat dalam Pemilu 2009 turun dan kesulitan membentuk koalisi.
Kepopuleran SBY mustahil DILAWAN, namun, SBY bisa di-CEKAL (cegah tangkal) untuk mengikuti pemilihan presiden 2009. Perolehan suara Partai Demokrat tahun 2004 hanya 7,46%. Berapakah suara yang mampu mereka peroleh pada tahun 2009?
CEKAL SBY! Naikkan batas perolehan suara syarat mencalonkan presiden. Lawan-lawan SBY yang tergabung dalam Koalisi Kebangsaan mematok 30% perolehan suara nasional sementara koalisi kerakyatan bertahan pada angka 20%. Setelah tawar menawar yang alot akhirnya tercapailah kesepakatan, syarat mencalonkan presiden adalah 20% kursi DPR atau 25% perolehan suara nasional.
CEKAL SBY, JK 4 Presiden! Golkar adalah sarang politikus handal negeri ini, REKAYASA adalah salah satu keahlian mereka. Satu kali dayung dua pulau terlampaui. CEKAL SBY dan atau jadilah WAPRES. Apabila Jusuf Kalla menjadi Capres, maka koalisi SBY – JK bubar. SBY akan kesulitan membangun koalisi untuk memenuhi syarat mencalonkan presiden 20% kursi DPR atau 25% suara nasional. Apabila SBY – JK bubar, maka terbukalah peluang untuk menjadi Cawapres, baik berpasangan dengan JK maupun SBY.
SBY adalah orang yang setia, bila tidak ditinggalkan dia pasti sungkan untuk meninggalkan. Jusuf Kalla nampaknya cukup puas dengan jabatan wakil presiden. Jusuf Kalla bukan anak kemarin sore, dia adalah salah satu konglomerat kawakan negeri ini yang benar-benar mengenal kekuatan dan kelemahan diri sendiri. Sang Alfa tidak selalu yang paling kuat. Sang Alfa yang tidak memiliki Khrisma dan yang berprilaku sebagai Sang Alfa tidak akan dicintai dan dihormati anggota kelompoknya. Kharisma dan prilaku Sang Alfa, itulah yang tidak dimiliki Jusuf Kalla itu sebabnya dia tidak mau bersaing dengan SBY.
Awalnya JK menolak untuk menjadi Capres dari partai Golkar dengan alasan Pemilu legistatif belum berlangsung. Setelah terjadi kasak-kusuk akhirnya dia menyambut pencalonannya dengan riang. Tahun ini umurnya 67 tahun, tahun 2014 umurnya akan 72 tahun. Tahun ini Golkar ada pada puncak kekuatannya, tahun 2014 partai-partai politik lain akan semakin kuat. Berdasarkan perolehan suara tahun 2004, tanpa Golkar, Partai Demokrat akan kesulitan membangun koalisi guna memenuhi syarat mencalonkan presiden pada pemilu kali ini. Tahun ini adalah tahun terbaik untuk menjadi Presiden Indonesia. Sekarang atau TIDAK sama sekali. Mungkin itulah iming-iming yang dilontarkan kepada JK ditambah sedikit ancaman dari DPD II dan DPD I.
JK 4 PRESIDEN adalah rekayasa dari orang-orang yang berambisi untuk menjadi Wakil Presiden. Apabila SBY berhasil dicekal, maka JK butuh wakil presiden. Apabila SBY tidak tercekal, maka Golkar akan berkoalisi dengan Demokrat. Pada saat itu, JK tidak akan diajukan sebagai CAWAPRES karena dia adalah CAPRES dari Golkar.
MINGGIR! Demokrat Mau Lewat!
Ada tiga tempat pemungutan suara (TPS) yang menjadi pusat perhatian ketika Pemilu legislatif berlangsung pada tanggal April 2009. Mbak Mega menyontreng di TPS 37, Jl Kebagusan Dalam, JK menyontreng di TPS 20, Taman Karawang sementara SBY menyontreng di TPS 03 Cikeas.
TPS 37, Jl Kebagusan Dalam
Taufiq Kiemas, suami mbak Mega setelah menyontreng, menyatakan optimismenya, “5 Tahun lalu PDIP mabok, tidak pernah terima kasih sama rakyat. 2004 PDIP tidak didukung rakyat. 2005 PDIP berjuang memperbaikinya. Sebagai oposisi PDIP selalu membela rakyat. Sekarang sudah waktunya terserah pada rakyat. 2004 brengsek saja masih 18,5%.”
TPS 37, Jl Kebagusan Dalam 4 No. 45, RT 11/ RW 04, Kecamatan Kebagusan, Kelurahan Kebagusan. Jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) 381 orang. GOLPUT 179 suara, PDIP dapat 75 suara, PKS 35 suara, Demokrat 20 dan Partai Golkar 10 suara dari 202 orang yang datang memilih.
TPS 20, Taman Karawang
“Nanti beritanya, Partai Golkar menang di sini, Demokrat menang atau sebaliknya,” kata Jusuf Kalla sambil tersenyum setelah menyontreng. Namun saat meninjau TPS 26 dan 27 taman Suropati dia menyatakan, “Untuk TPS lain bolehlah (kalah), tapi untuk (Tps 20 – red) tak boleh kalah,”
TPS 20, Taman Karawang, Menteng, Jakarta Pusat. Jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) 270 orang. GOLPUT 142 suara, Partai Demokrat 48 suara, Partai Golkar 23 suara, PDIP 18 suara, Partai Gerindra 18 suara, PKS 8, PPP 6 Hanura 4 dan PPRN, PKPI, Partai Karya Perjuangan masing-masing 1 suara serta 1 suara ditunda dari total 140 pemilih dan 128 suara sah.
TPS 03 Cikeas
TPS 03 Cikeas, Bogor. Jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) 374 orang. 11 dari dari 309 suara tidak sah. Partai Demorkat 223 suara, GOLPUT 76 suara, Gerindra 43 suara, PKS 11 suara, Golkar 10 suara, PBB 3 suara, PPRN 2 suara, Hanura 2 suara, PPP 1 suara, Partai Pengusaha dan Pekerja Indonesia 1 suara, PDIP 0 suara.
Hasil hitung Cepat – Quick Count
Lima stasiun televisi menyelenggarakan acara khusus Pemilu dengan menayangkan hasil hitung cepat (quick count). SCTV menggandeng Cirrus Surveyor Grup, Metro TV bersama LSI Saiful Mujani, RCTI dengan LP3ES, TVRI didukung Puskaptis, dan TV One dengan LSI Denny JA. Sementara itu, inilah pendapat beberapa orang penting tentang HHC (Quick count).
Prabowo Soebianto:
Ketika ditanya tentang hasil hitung cepat (quick count), Kamis 9 April 2009, Prabowo menyatakan, “Hasil hari ini kan baru indikasi, dari daerah-daerah terpencil (perhitungan suara) belum masuk. Kita jangan terpengaruh hasil awal. Quick count kurang bijak dalam membangun demokrasi, yang bisa bayar quick count siapa? Menurut saya pribadi kurang mendidik untuk bangsa. Yang punya uang banyak atau di-back up uang banyak akan terjadi oligarkhi, orang yang punya uang akan menguasai negara
AP Batubara:
Kepada wartawan tanggal 1 Mey 2009, AP Batubara, Anggota Dewan Pertimbangan Pusat (Deperpu) DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menyatakan, “Untuk siapa lembaga quick count itu bekerja? Sebab, tak mungkin kerja tanpa dana dan misi tertentu. Buat saya quick count itu justru kacaukan penghitungan dan membingungkan rakyat. Kalau nanti ada perbedaan dengan hitungan manual, pasti akan ribut dan terjadi perang. Sontoloyo jika ada yang memesan quick count. Siapa yang membiayai quick count? Sebab, tidak ada yang namanya kerja, lembaga swasta mau lakukan quick count sendiri tanpa ada imbalan. Siapa di belakang quick count? Siapa yang memesan? Ini kacaukan undang-undang kita yang menyatakan perhitungan yang sah dilakukan secara manual. Saya sebagai warga khawatir bangsa kita ini bisa ramai dan terjadi perang. Siapa yang bertanggung jawab jika ada perbedaan antara lembaga quick count lembaga survei dengan perhitungan manual. Ini jelas akan menimbulkan masalah baru, sebab masing-masing yang merasa berada di jalan yang benar. Tapi kalau ada perbedaan perhitungan dengan quick count, bagaimana nanti. Yang jelas, dengan angka yang keluar ini, pasti berbeda hasil perhitungan antara quick count dengan manual. Pasti yang memesan quick count itu nanti akan ribut. Kita juga tidak bisa terima begitu saja.”
Jusuf Kalla:
Hingga pukul 14.00 tanggal 9 April 2009, ketika ditanya oleh wartawan, Jusuf Kalla menyatakan rasa optimisnya bahwa Golkar akan memperoleh 20 persen suara. Menurutnya suara terbesar Golkar, 70% Golkar akan diperolah dari luar Jawa. Kemenangan di luar Jawa itu akan menguntungkan Golkar karena bilangan pembagi luar Jawa hanya berkisar 200.000, sementara Jawa 300.000. “kursi di Jawa akan lebih mahal sehingga akan lebih kecil dibandingkan kursi dari luar Jawa,” Demikian kata JK.
Ketika memberikan keterangan Pers di Posko Slipi II, Jl Ki Mangun Sarkoro No 1, Menteng, Jakarta Pusat pada tanggal 9 April 2009, malam, Jusuf Kalla berkata: “Tentu quick count memiliki tingkat margin of error. Proses penghitungan suara secara internal sedang berlangsung. Hasil perhitungan itu nantinya akan kita bandingkan dengan hasil perhitungan di KPU. Hasil (Tabulasi Suara Nasional) KPU akan kita cermati, karena suara itu yang dianggap sah. Kita menerima apa yang terjadi. Tapi, tentu kita ingin lebih baik,”
Hasil Perhitungan Cepat Pemilu 2009
Ranking | Penyelenggara Survey | |||||||
LSI1 | LSN | LSI 2 | Cirrus | |||||
1 | PD | 20,46% | PD | 20,22% | PD | 20,34% | PD | 20,61% |
2 | PDIP | 14,41% | Golkar | 14,79% | Golkar | 14,85% | Golkar | 14,57% |
3 | Golkar | 13,98% | PDIP | 13,98% | PDIP | 14,07% | PDIP | 14,26% |
13 | PDS | 1,19% | PDS | 1,31% | PDS | 1,46% |
Tabulasi Data Nasional Pemilu 2009
Ranking | Partai | Jumlah Suara | Nasional | Kursi DPR | % DPR |
1 | Demokrat | 21.703.137 | 20,85% | 148 | 26,43% |
2 | Golkar | 15.037.757 | 14,45% | 108 | 19,29% |
3 | PDIP | 14.600.091 | 14,03% | 93 | 16,61% |
4 | PKS | 8.206.955 | 7,88% | 59 | 10,54% |
5 | PAN | 6.254.580 | 6,01% | 42 | 7,75% |
6 | PPP | 5.533.214 | 5,32% | 39 | 6,96% |
7 | PKB | 5.146.122 | 4,94 % | 26 | 4,64% |
8 | Gerindra | 4,646.406 | 4,46% | 30 | 5,36% |
9 | Hanura | 3.922.870 | 3.77% | 15 | 2,68% |
10 | PBB | 11864.752 | 1,79% | ||
13 | PDS | 1,541.592 | 1,48% | ||
11 | PKNU | 1.527.593 | 1,47% | ||
12 | PKPB | 1.461.182 | 1.40% | ||
14 | PBR | 1.264.333 | 1,21% | ||
15 | PPRN | 1.260.794 | 1,21% |
Brother hai, ada ide nih….mohon diulas ttg calon presiden RI terkuat, jokowi dan bisa kita lihat reply an dari pengunjung blog ini? Gimana? Sekaligus menyuarkan azas pemberitaan adil dan berimbang. Thank you.
Okj dech nanti kita lihat ya? ha ha ha …