Ev. Daud Tony dalam buku Dunia Roh menceritakan pengalamannya ketika memberi seminar di Bandung yang dihadiri oleh Doktor Theologia dari Fuller, Master Theologia dari Tiranus dan S1 dari berbagai sarjana. Ketika membahas kisah Saul dan dukun perempuan dari En-Dor dia mengaku tidak mampu menjawab pertanyaan namun berlaku cerdik dengan bertanya kepada Tuhan. Dia mengaku Tuhan menjawab pertanyaannya secara langsung. Nah, kali ini kita akan menguji apakah dia MEMBUAL atau Tuhan Lupa Pada FirmanNya?
Memberanikan diri bertanya; Dalam bukunya yang berjudulDunia Roh halaman 90-99; 106, Ev. Daud Tony menulis:
Saul Berhubungan dengan Roh Samuel? (hal 90-99)
Saudara yang kekasih dalam Tuhan, sewaktu saya berbicara di seminar okultisme, dan menyatakan bahwa hubungan antara orang mati dengan orang hidup, putus, ada peserta yang bertanya dengan gencar, “Pak Daud, dulu bersekolah Alkitab di mana?”
“In Theos.”
“Murid siapa?”
“Pendeta Pontas Pardede.” Tidak lupa saya sebutkan gelarnya, “PhD.”
“Rangking berapa?”
“Rangking empat …” dan melanjutkan dengan jujur, “… dari empat murid.”
“Bapak bisa bahasa Yunani-Ibrani tidak?”
“Tidak bisa.”
“Sekarang saya mau bertanya, mohon jelaskan secara theologia dan bukan hanya dari pengalaman anda di alam roh. Bagaimana kebenaran tentang kitab Samuel?”
Seminar saya di Bandung dihadiri oleh Master theologia dari Tiranus, juga Doktor theologia dari Fuller. Saya juga tidak tahu Fuller ada di mana. Peserta lainnya adalah S1 dari berbagai sarjana. Sedangkan saya sebagai pembicaranya hanya bergelar M.D (Mantan Dukun) dan MthY (Murid Tuhan Yesus). Membahas pertanyaan ini mari kita buka Samuel 28:9-20
Setelah membacakan ayat ini dia meneruskan pertanyaannya, “Lho, Pak Daud, buktinya roh Samuel, orang mati, bisa dipanggil. Bagaimana ini? Bapak bisa menjawabnya? Bapak bisa bahasa Ibrani-Yunani?”
“Tidak tahu.” Tapi saya juga pinter. Cerdik seperti ular, tulus seperti merpati. Saat itu saya langsung berbicara kepada seluruh peserta, “Mari, saudara bangkit berdiri, mari kita puji dan sembah Dia.”
Mengapa?
Saya membutuhkan waktu bertanya kepada Tuhan Dulu.
“Lho, pak Daud, ada apa ini? Memang ini seminar pujian penyembahan?”
“Bukan, ini seminar okultisme.”
“Kenapa kita memuji dan menyembah Tuhan?”
“Pokoknya kita bangkit berdiri dulu.”
Saya berdoa, “Tuhan, kalau tidak Engkau jawab, inilah yang awal dan terakhir aku berkotbah.” Sebab ini pertanyaan yang sukar bagi saya.
Tuhan menjelaskan di tengah-tengah pujian dan penyembahan, “Ini bukan roh Samuel, tapi roh setan yang menyamar menjadi Samuel.”
Saya mulai berkata, “yang pertama, roh yang dari Tuhan pasti muncul dari atas, datang dari atas. Elia dan Musa datang dari atas, waktu Yesus tampil dalam kemuliaanNya di gunung. Tapi roh ini muncul dari dalam apa? Dalam bumi (I Samuel 28:13). Ini yang pertama. Yang kedua, Saul sendiri tidak melihatnya, ‘Apa yang kau lihat, hai perempuan En-Dor.’ Betul? Ini ayat yang berikutnya. Aku lihat sesuatu yang ilahi,”
Langsung perkataan saya disela Master theologia dari Tiranus, “Pak Daud!”
“Ada apa, pak?”
“Konteks kata ‘ilahi’ dalam bahasa Ibrani, akar katanya ini …..,” lalu ia menjelaskan dengan panjang lebar.
Bingung sebagai orang yang tidak berpendidikan theologia hingga Doktor, saya hanya bisa berdoa lagi. Tiba-tiba Tuhan memberi saya hikmat lagi, dengan suara Tuhan langsung, “konteks ‘ilahi’ di sini bukan dalam konteks Saul sebagai penyembah Allah yang hidup, Yehovah Rapha, Yehovah Jireh. Tetapi konteks seorang petenung, penyembah dewa dan dewi. Konteks ilahi di sini adalah kontek perempuan di En-Dor.”
Ucapan saya mulai lancar dan melanjutkan, “Misalnya begini, orang-orang di luar Kristen, dewa mereka, patung mereka, disebut apa? Sesuatu yang ‘ilahi.’ Betul? Padahal itu setan. Betul?”
Lalu seketika itu juga hikmat membanjir deras di kepala saya sehingga saya bisa berkata lebih lanjut, “Misalnya, apa yang dikatakan orang di luar Tuhan Yesus tentang jimat? Sesuatu titipan dari Tuhan, Betul? Padahal itu dari setan. Konteks ilahi di sini bukan konteks Saul sebagai penyembah Allah yang hidup. Tapi konteks seorang perempuan di Endor, seorang petenung. Menangkap maksud saya?”
Lalu saya sedang mulai argumentasi ketiga tentang ketidakcocokan nubuat saat saya diinterupsi lagi seperti rapat DPR. “Mungkin anda benar tentang konteks ilahi dari sudut pandang perempuan petenung di En-Dor, berarti sesuatu berhala-berhala, tentang roh-roh setan. Tapi yang ketiga, bukankah nubuatannya tergenapi? Besok engkau serta anak-anakmu sudah ada bersama-sama dengan daku. Juga tentara Israel. Iya kan? Bukankah nubuat dari Tuhan, ya dan amin, pak Daud?”
“Iya.”
“Ini buktinya nubuatnya terjadi.” Katanya dengan nada kemenangan.
“Pak, nanti dulu, pak. Mari saudara, kita bangkit berdiri lagi, mari kita memuji dan menyembah Tuhan.”
Saudara sudah tahu mengapa saya melakukan itu bukan? Saya berdoa lagi dan dijawabNya langsung, “Nubuatannya tidak tergenapi. Buktinya apa? Mikhal, istrinya Daud masih hidup waktu itu. Betul, saudara? Tapi tidak punya anak.”
Kali ini tidak tanggung-tanggung. Langsung dibantah, Doktor theologia dari Fuller. Rupanya ia lebih suka mengetes saya daripada menolong saya yang tidak bergelar ini. Tetapi tidak apa-apalah. Saya dilatih Tuhan bukan saja menghadapi santet tetapi juga menghadapi serangan pikiran. Suatu pendidikan non-gelar yang sangat baik.
“Tapi, pak Daud,” tukasnya dengan cepat, “Konteks Israel yang ditulis tentang ‘anak’ adalah anak laki-laki. Tolong bantah nubuat ini sesuai dengan konteksnya.”
Waduh, saya hampir semaput, seperti kena skak atau smes. Saya langsung berseru kepada Tuhan karena belum berpengalaman, “Tuhan, matilah aku, Tuhan. Tidak bisa berkata apa-apa lagi. Masa’ aku harus meminta mereka melakukan pujian dan penyembahan terus. Rasanya ini yang awal dan yang terakhir aku berkotbah. Kalau engkau ingin aku berkotbah lagi, tolong tunjukkan jawabannya!”
Ternyata Tuhan masih perlu saya untuk berkotbah! Di saat-saat genting ini Tuhan menunjukkan langsung ayatnya! Bahwa ada anak kandung Saul, laki-laki, yang masih hidup. Mari kita buka, 2 Samuel 2:8-10, Abner bin Ner, panglima Saul, telah mengambil Isyboset, anak Saul, dan membawanya ke Mahanaim serta menjadikannya raja atas Gilead, atas orang Asyuri, atas Yizreel, atas Efraim dan atas Benyamin, bahkan atas seluruh Israel. Isyboset bin Saul berumur empat puluh tahun pada waktu ia menjadi raja atas Israel dan ia memerintah dua tahun lamanya. Hanyalah kaum Yehuda yang mengikuti Daud.
Halelluya! Masih ada anak kandung Saul, siapa namanya? Isyboset bin Saul. Wah, langsung saya tunjukkan kepada seluruh penanya dan peserta yang kelihatan menikmati perdebatan ini sementara saya kebingungan setengah mati, “Bagaimana, pak, nubuatannya digenapi atau tidak?”
Mereka menggeleng-geleng menyetujui dengan rasa setengah tidak percaya dan takjub, “tidak digenapi.”
Kenyataannya, ada anak kandung Saul yang masih hidup. Saya bertanya kepada seluruh peserta, “Digenapi tidak, saudara-saudara?”
Suara yang mantap bergaung dari seluruh penjuru kelas, “Tidak digenapi.”
“Berarti roh siapa ini, saudara? Toh setan yang menyamar menjadi roh Samuel.”
Kali ini, dengan aman dan tanpa interupsi saya mengemukakan argumentasi keempat bahwa roh orang mati dan orang hidup tidak bisa berhubungan. Rupanya tidak perlu penyelesaian voting. Alkitab dengan tegas mengatakan, dari buahnyalah sudara akan tahu. Buahnya apa? Saul mengalami jalan buntu setelah berhubungan dengan ‘Samuel’”
Tawaran Mengejutkan! (hal 106)
Namun tiba-tiba si Doktor dari Fuller kelihatan ingin mengajukan pendapatnya lagi. Saya sudah lemas dan tidak tahu apakah saya bisa menjawabnya.
Tetapi ia berkata, “Apakah anda tahu ayat ini menjadi perdebatan di antara doktor dan kamipun bingung jawabannya.” (I Petrus 3:9-20 – hai).
“Lho, mengapa bertanya kepada saya, kalau Bapak yang Doktor theologia saja bingung?” tanya saya sedikit gusar, kelelahan, tapi juga lega dan bahagia merasakan penyertaan Tuhan.
“Karena anda kan ‘kan pembicara okultisme, memahami alam roh yang tidak kami pahami.”
Yah, saya pikir alasannya masuk akal juga. Setelah itu dia berujar lagi, “Pak, saya mohon anda mengajar di Singapura dan Eropa, dan kalau bisa, di Amerika. Bapak akan kami beri gelar, doktor honoris causa S3 okultisme.”
Bayangkan, langsung doktor! Padahal menjawab ayat ini saja susahnya setengah mati.
Dan Master theologia dari Tiranus berkomentar, “Saya mengakui anda pembicara okultisme yang belum pernah saya temui. Anda layak mengajar S2.” Halleluya! Tapi saya mau melayani siapa saja kok, tidak S2 pun tidak apa-apa, mulai dari pejabat sampai preman, mulai dari konglomerat sampai konglomeralarat semuanya akan saya layani.
Bengcu menjawab:
Tuhan menjelaskan di tengah-tengah pujian dan penyembahan, “Ini bukan roh Samuel, tapi roh setan yang menyamar menjadi Samuel.” Saya mulai berkata, “yang pertama, roh yang dari Tuhan pasti muncul dari atas, datang dari atas. Elia dan Musa datang dari atas, waktu Yesus tampil dalam kemuliaanNya di gunung. Tapi roh ini muncul dari dalam apa? Dalam bumi (I Samuel 28:13). Ini yang pertama. Yang kedua, Saul sendiri tidak melihatnya, ‘Apa yang kau lihat, hai perempuan En-Dor.’ Betul? Ini ayat yang berikutnya. Aku lihat sesuatu yang ilahi,”
Ev. Daud Tony yang terhormat, anda percaya bahwa Alkitab adalah Firman Tuhan? Anda percaya bahwa Setelah Alkitab, tidak ada lagi wahyu baru? Anda percaya bahwa tidak ada ayat-ayat yang hilang dan tidak ada ayat-ayat yang diganti dalam Alkitab yang kita miliki saat ini?
Kisah Tuhan Yesus bercakap-cakap dengan Musa dan Elia tercatat di dalam Matius 17:1-8, Markus 9:2-8, Lukas 9:28-36. Saya sudah membaca ayat-ayat tersebut berkali-kali, silahkan anda membacanya lagi berkali-kali. Saya jamin, bila saya tidak menemukan kata-kata yang menyatakan bahwa roh Elia dan Musa datang atau muncul dari atas maka andapun mustahil menemukannya. Tanpa mengurangi rasa hormat, karena Alkitab tidak mencatatnya, Ev. Daud Tony yang terhormat, kenapa Tuhan menjelaskan kepada anda bahwa Musa dan Elia muncul dari atas? Anda sedang membual atau Tuhan Lupa pada Firmannya? Apabila itu adalah wahyu baru yang Tuhan sampaikan kepada anda, maka menjadi kewajiban anda untuk mengumumkannya kepada dunia dan mencatatkannya ke dalam Alkitab sehingga semua orang yang membacanya dapat mengetahuinya, bahwa Musa dan Elia muncul dari atas. Bila anda tidak melakukannya, maka maafkan saya bila menganggap anda sedang membual.
Karena Saul tidak melihat roh Samuel, bukankah lebih mudah untuk mempercayai bahwa dukun wanita dari En-Dor itu sedang membual bahwa dia melihat Elohim? Sayang anda tidak menjelaskan apa akar kata “ilahi” yang dijelaskan oleh Master Theologia dari Tiranus dengan panjang lebar itu. Bila anda menuliskannya, kita bisa menguji apa yang dikatakannya. Setelah saya meneliti Alkitab bahasa Ibrani, ternyata kata “ilahi” itu diterjemahkan dari kata Elohim. Menurut kamus, Elohim artinya Allah, Tuhan, malaikat, penguasa, dewa-dewi. Ev, tidak ada penjelasan panjang lebar sama sekali mengenai kata elohim.
Ev. Daud Tony yang terhormat, anda tidak perlu menjadi Master Theologia atau Doktor Theologia untuk dapat membaca Alkitab perjanjian lama dalam bahasa Ibrani dan Alkitab Perjanjian Baru dalam bahasa Yunani, anda cukup memiliki Alkitab Elektronik SABDA versi 3.0 yang diedarkan oleh Yayasan Lembaga SABDA (YLSA) secara cuma-Cuma, silahkan anda menghubungi mereka di http://www.sabda.org/.
Apa itu konteks ilahi Saul dan konteks perempuan di En-Dor serta orang di luar Tuhan Yesus? Maaf, saya tidak menangkap maksud anda sama sekali. Saul adalah raja Israel, wanita dari En-Dor itu adalah rakyat Israel. Konteks Elohim yang dipahami Saul dan wanita dari En-Dor itu sudah pasti sama. Dukun itu membual melihat Elohim, Saul bertanya bagaimana rupanya, dukun itu menjelaskan Elohim yang dilihatnya adalah seorang tua yang memakai jubah, Saul menyimpulkan bahwa itu adalah roh Samuel. I Samuel 28:14 mencatat bahwa Saul berlutut menyembah hingga mukanya menyentuh tanah. Karena Saul percaya bahwa Elohim yang dilihatnya adalah roh Samuel, maka dukun itupun lalu membual atas nama roh Samuel.
Bila dukun perempuan itu tidak membual, seharusnya sejak awal dia menyatakan bahwa yang muncul adalah roh Samuel, bukan Elohim. Bukankah Saul memintanya memanggil roh Samuel? Bila dukun itu tidak membual, kenapa dia hanya menyatakan bahwa yang dilihatnya adalah seorang tua berselubung jubah? Bukankah seharusnya dia menyatakan bahwa yang dilihatnya adalah Samuel, karena roh Samuellah yang dipanggilnya? Dukun wanita itu membual melihat elohim, dia sama sekali tidak kerasukkan. Bila dukun itu tidak membual, ketika Saul berlutut menyembah hingga mukanya menyentuh tanah, kenapa dia tidak turut menyembah?
Apabila roh jahat itu mampu menampakkan diri kepada dukun, dia pasti mampu menampakkan diri kepada Saul. Kenapa dia tidak menampakkan diri kepada Saul? Apabila dukun wanita itu mampu melihat roh jahat yang menyamar sebagai roh Samuel, kenapa dia tidak mampu membantu Saul untuk melihat roh jahat itu?
Alkitab hanya mencatat dialog antara Saul dengan dukun wanita dari En-Dor dan sama sekali tidak memberi catatan tambahan bahwa yang nampak oleh dukun itu adalah roh Samuel tulen atau roh jahat yang menyamar sebagai roh Samuel. Namun, sekarang kita sudah mendapat kepastian bahwa yang dilihat oleh dukun wanita En-Dor itu adalah roh jahat yang menyamar sebagai Samuel karena Tuhan menjelaskannya kepada Ev. Daud Tony. Apabila Ev. Daud Tony tidak membual dan Tuhan memang lupa akan FirmanNya, maka sudah saatnya kita melakukan revisi atas Alkitab sehingga setiap pembacanya akan mendapat kepastian bahwa yang nampak adalah roh jahat yang menyamar sebagai Samuel.
Ev. Daud Tony adalah keturunan dan murid tunggal dukun sakti Atmo Gejek di samping itu dia juga pernah belajar selama dua tahun langsung kepada Tuhan Yesus, mustahil dia tidak mampu membedakan suara Tuhan atau suara Setan. Sebagai pengkotbah yang bertanggung jawab dan diberkati pelayanannya, mustahil dia membual. Ah … Nampaknya kita tidak punya pilihan lain selain merevisi Alkitab.
Apakah arwah orang mati dapat bersama-sama dengan roh jahat atau Iblis?
Pada waktu seseorang mati, kalau dia percaya Yesus, detik itu juga dia ada di Firdaus. Menunggu hari pembagian mahkota. Tapi kalau orang yang tidak percaya mati dibawa ke suatu tempat, namanya dunia orang mati. Bagian dari neraka, menunggu hari penghakiman. Dunia Roh hal 81
Tetapi di alam dimensi itu, ada suatu area lain. Seperti awan hitam, ada pintu dimensi setelah itu barulah alam gaib yang sebenarnya. Namanya, tipuan alam maya. Di situ saudara akan bertemu kerajaan-kerajaan di masa lampau. Dan di situ pula saudara akan bertemu roh-roh orang mati. Tetapi sebenarnya, ini bukan roh orang mati, tapi roh setan yang menyamar menjadi roh orang mati. Dan di situ ada suatu terowongan, namanya terowongan alam kematian. Dunia orang mati. Ibid. hal 81
Alkitab mengajarkan bahwa arwah orang mati tidak dapat berhubungan dengan orang hidup. Arwah orang mati juga tidak dapat berhubungan dengan Iblis maupun roh-roh jahat. Ev. Daud Tony mengajarkan bahwa pada saat manusia mati, detik itu juga dia ada di dunia orang mati, bagian dari neraka untuk menunggu hari penghakiman atau di Firdaus untuk menunggu hari pembagian mahkota.
Siapa yang menciptakan Neraka dan dunia orang mati? Siapa yang berkuasa di Neraka dan dunia orang mati? Apakah Iblis dan roh-roh jahatnya mampu keluar masuk dunia orang mati? Alkitab mengajarkan bahwa Neraka selain akan digunakan Allah untuk menghukum manusia juga untuk menghukum Iblis dan roh-roh jahatnya. Mustahil Allah menghukum Iblis dan roh-roh jahatnya di tempat ciptaan Iblis. Neraka pasti diciptakan oleh Allah dan di neraka Iblis sama sekali tidak berkuasa. Apabila ada pengkotbah yang menyatakan Iblis adalah raja neraka, maka dia jelas sedang menyesatkan.
Ev. Daud Tony mengajarkan bahwa dunia orang mati adalah bagian dari neraka, maka itu berarti dunia orang mati juga ciptaan Tuhan dan Iblis dan roh-roh jahatnya tidak berkuasa di sana. Apabila Iblis dan roh-roh jahat berkuasa di dunia orang mati, maka mereka pasti mengerahkan arwah-arwah untuk ikut menyesatkan manusia. Minimal, bila Iblis dan roh-roh jahatnya dapat keluar masuk dunia orang mati, maka mereka tentu dapat menjadi kurir pembawa berita bagi arwah maupun manusia hidup.
Ev. Daud Tony juga mengajarkan bahwa terowongan alam kematian adalah jalan untuk menuju ke dunia orang mati. Alam gaib adalah ciptaan Iblis dan terowongan alam kematian adalah bagian dari alam gaib. Itu berarti terowongan alam kematian adalah ciptaan Iblis. Muncul pertanyaan tak terjawab, kenapa untuk masuk ke dunia orang mati yang ciptaan Tuhan harus melalui terowongan alam kematian ciptaan Iblis? Kita akan membahas hal ini lain kali.
Roh jahat yang menyamar sebagai roh Samuel menyatakan bahwa “besok engkau serta anak-anakmu sudah ada bersama-sama dengan daku.” Apabila Saul dan anak-anaknya mati, maka detik itu juga mereka ada di dunia orang mati atau di Firdaus. Baik di dunia orang mati maupun di Firdaus, mereka mustahil bersama-sama dengan roh jahat yang menyamar sebagai roh Samuel itu. Namun bila hidup, maka mereka dapat bersama-sama karena roh itu dapat mengunjungi mereka setiap saat.
Kenapa para pengkotbah Alam roh menafsirkannya sebagai kematian? Kenapa Ev. Daud Tony membenarkannya? Kenapa Tuhan tidak membantah bahkan membenarkannya? Apakah Tuhan lupa dengan Firmannya? Atau Ev. Daud Tony membual? Ev. Daud Tony yang terhormat menulis:
Saya berdoa lagi dan dijawabNya langsung, “Nubuatannya tidak tergenapi. Buktinya apa? Mikhal, istrinya Daud masih hidup waktu itu. Betul, saudara? Tapi tidak punya anak.”
Halelluya! Masih ada anak kandung Saul, siapa namanya? Isyboset bin Saul. Wah, langsung saya tunjukkan kepada seluruh penanya dan peserta yang kelihatan menikmati perdebatan ini sementara saya kebingungan setengah mati, “Bagaimana, pak, nubuatannya digenapi atau tidak?”
Mereka menggeleng-geleng menyetujui dengan rasa setengah tidak percaya dan takjub, “tidak digenapi.”
Kenyataannya, ada anak kandung Saul yang masih hidup. Saya bertanya kepada seluruh peserta, “Digenapi tidak, saudara-saudara?”
Wah, Ev. Daud Tony yang terhormat, kenapa Allah tidak sekaligus memberitahu anda bahwa anak-anak Saul, selain Mikhal dan Isyboset juga masih ada Merab (I Samuel 14:49), Armoni dan Mefiboset (II Samuel 21:8) yang tidak mati? Coba bayangkan, dengan mengajukan 2 anak saja Master Theologia dari Tiranus, Doktor Theologia dari Fuller dan S1 dari berbagai sarjana sudah terkagum-kagum, bagaimana kalau anda mengajukan lima orang sebagai bukti? Mereka pasti mengelu-elukan anda Ev. Daud Tony yang terhormat!
Ev. Daud Tony yang terhormat, ketika anda menyatakan bahwa nubuatan atau kutukan tersebut tidak digenapi 100% karena Mikhal dan Isyboset tidak mati, maka itu berarti anda mengakui bahwa “besok engkau serta anak-anakmu sudah ada bersama-sama dengan daku,” adalah nubuatan atau kutukan kematian bagi Saul dan anak-anaknya.
Ev. Daud Tony yang terhormat, tanpa mengurangi rasa hormat, tolonglah untuk memahami kesulitan saya. Apabila saya mempercayai ucapan anda bahwa Tuhan secara langsung memberikan jawaban kepada anda maka saya terpaksa percaya bahwa Firman Tuhan menentang Firman Tuhan atau percaya bahwa Allah lupa dengan FirmanNya. Mustahil Firman Allah menenetang Firman Allah. Mustahil Allah lupa dengan FirmanNya. Maaf, dengan begitu saya terpaksa percaya bahwa dukun perempuan dari En-Dor membual melihat Elohim dan Anda membual mendengar suara Tuhan.
Ev. Daud Tony yang terhormat, walaupun anda mengaku keturunan dukun sakti, murid tunggal Atmo Gejek, pernah berguru langsung kepada Iblis dan pernah belajar langsung kepada Tuhan Yesus selama 2 tahun serta mendapat anugerah dapat mendengar suara Tuhan seolah ngobrol dengan teman. Namun kali ini saya terpaksa menuduh anda MEMBUAL!
Doktor Theologia Fuller Keblinger
Ev. Daud Tony anda sungguh cerdik dengan mengabaikan tawaran dari Doktor (S3) dari Fuller tersebut. Siapa dia sehingga memiliki kuasa untuk memberi anda gelar S3 okultisme honoris causa dari Universitas Fuller? Siapa dia sehingga berani memohon anda untuk mengajar di Singapura, Eropah dan Amerika? Memangnya dia punya jemaat di negara-negara tersebut yang akan mendengarkan kotbah anda? Dia sedang membual! Fuller adalah sebuah Universitas yang memiliki 7 kampus di Amerika Serikat. Universitas Fuller mustahil memberi alumninya wewenang untuk memberi orang gelar S3 honoris causa sembarangan. Kotbah di Singapura, Eropah dan Amerika? Kotbah di pinggir jalan?
Anda juga cerdik dengan mengabaikan pujian Master Theologia dari Tiranus yang menyatakan anda layak untuk mengajar S2. Kalau Master Theologia tidak tahu bahwa Saul memiliki 4 anak lelaki dan 2 anak perempuan yang masih hidup ketika dia mati pasti Master Theologia yang malas belajar.
Ev. Daud Tony sekarang saya tahu kenapa anda bangga sekali ketika menyatakan diri bukan sarjana Theologia hanya mantan dukun, juara keempat dari empat mahasiswa di kampus anda. Anda nggak ngerti Theologia sama sekali walau dosen anda bergelar Phd. Ha ha ha … itu karena ketika anda membual Doktor Theologia dari Fuller justru memuji anda dan menawarkan gelar S3 honoris causa, Master Theologia dari Tiranus memuji anda layak mengajar S2 dan S1 berbagai sarjana terkagum-kagum.
Silahkan klik di SINI untuk membaca kisah-kisah penipuan publik Daud tony yang lainnya.
Yesus belajar dari siapa? Paulus kita tahu bahwa dia belajar kepada rabi gamalia. Tuhan Yesus belajar dari siapa?