Pdt. Gilbert Lumoindong, STh adalah seorang pengkotbah besar, Betlehem Publisher bahkan menobatkannya sebagai nabi Indonesia yang terbesar. Namun, apakah reputasinya yang luar biasa itu menjamin bahwa semua yang diajarkannya adalah kebenaran sejati Alkitab? Dalam Yohanes 7:24 Allah mengingatkan, “Janganlah menghakimi menurut apa yang nampak, tetapi hakimilah dengan adil.” Di dalam buku Mematahkan Kutuk Dari Garis Keturunan, dia mengajarkan bahwa Mefiboset cucu Saul adalah contoh orang yang terikat oleh kutuk garis keturunan. Kita sudah pernah menguji ajarannya dalam tulisan saya yang berjudul: “Kutuk Perempuan Pemanggil Arwah,” kali ini kita akan menguji apa yang diajarkannya tentang Mefiboset di bawah terang ajaran sejati Alkitab.
Memberanikan diri bertanya; Dalam bukunya yang berjudul Mematahkan Kutuk Dari Garis Keturunan, Pdt. Gilbert Lumoindong, STh menulis:
Dan bukan itu saja akibat kutuk, Saul dan Yonatan mati, serta seluruh keluarganya musnah di ujung pedang musuh. Dari sekian banyak keturunan mereka, hanya tersisa seorang anak saja yang bernama Mefiboset. Dia berada dalam keadaan sedemikian cacat dan tidak bergunanya sehingga mungkin tersembunyikan dari pandangan musuh dan bahkan tidak diperhitungkan di dalam sejarah silsilah keluarga Saul (I Tawarikh 8:33-34, 9:39-40). Mematahkan Kutuk Dari Garis Keturunan hal 4
Siapakah Mefiboset, cucu yang terhilang ini sebenarnya? Anda pasti setuju dengan saya: bahwa sebenarnya ia adalah keturunan raja yang sah. Pewaris tahta dan tongkat kerajaan Israel yang sejati! Ibid. hal 4
Tetapi lihatlah apa yang terjadi dengan putra mahkota ini? Walaupun dia keturunan raja, tapi tidak bisa berbuat apa-apa sesuai dengan hak dan wewenang yang semestinya dia peroleh. Ibid. hal 5
Sejarah Israel di kitab 2 Samuel 4:4 secara singkat menceritakan bahwa pada umur lima tahun, Mefiboset jatuh dan timpang oleh kecerobohan inang pengasuhnya. Dia tidak bisa berjalan, dia menjadi cacat. Padahal dia adalah salah seorang keturunan raja yang terhormat. Jadi seharusnya, kalau garis keturunan itu berlangsung secara benar, kalau berkat itu turun atas Saul, lalu Yonatan naik menjadi raja dan kemudian secara otomatis, Mefiboset menjadi putra mahkota. Ibid. hal 5
Tapi saya catat di buku ini ada tiga fakta penting yang akan saya bagikan untuk anda. Fakta pertama, Mefiboset seharusnya memerintah. Dia seharusnya hidup dalam berkat berkelimpahan. Seharusnya dia hidup bahagia. Seharusnya dia tidak kekurangan. Seharusnya dia tidak ada dalam ikatan nasib malangnya. Dia tidak seharusnya jatuh. Bukan karena inangnya lalai tapi karena kutuk sedang mengejar keluarga ini. Ibid. hal 45
Alkitab tidak mencatat karena ia melakukan dosa tertentu sehingga terkena kutuk timpang. Alkitab tidak mengatakan karena hidupnya tidak kudus sehingga ia miskin dan terbuang. Alkitab tidak mengatakan karena ia tidak mengasihi atau melayani Allah sehingga ia bernasib malang dan menderita. Ibid. hal 49
Tapi Alkitab mencatat apa? Kenyataannya, dia adalah seorang keturunan raja yang terikat dengan nasib malang sehingga tidak bisa menikmati segala sesuatu yang baik. “ah, masa, sih?” Mungkin anda bertanya-tanya setengah tidak percaya, “Bukankah ada raja Daud yang telah membereskan segalanya untuk Mefiboset?” Ibid. hal 49
Memang betul, Raja Daud yang berkuasa saat itu bukannya tidak mencoba memegang janjinya. Karena dia telah berjanji pada Yonatan, sahabat baiknya bahwa “Aku akan memelihara keturunanmu walau apapun yang terjadi.” Sebuah kisah persahabatan sejati yang tercatat di dalam Alkitab, seperti permintaan terakhir Yonatan kepada sahabat karibnya, Daud. Ibid.hal 49
Fakta kedua yang saya catat di buku ini adalah Mefiboset diikat oleh kutuk karena dosa Saul. Tentu anda masih ingat, Mefiboset adalah keturunan raja Saul. Tapi Mefiboset diikat oleh kutuk karena dosa ketidak taatan Saul terhadap Firman Tuhan. (Kisah selengkapnya ada di I Samuel 13 dan I Samuel 15). Ibid. hal 50
Tetapi sekali lagi, apa yang terjadi pada Mefiboset? Baiklah, Mefiboset diikat oleh kutuk karena dosa Saul. Kemudian kita tahu, Daud kemudian datang sebagai penolong. Setelah Daud memerintahkan Ziba untuk melayani Mefiboset sesuai dengan status sebenarnya, berkatalah Ziba dengan taatnya, “Hambamu ini akan melakukan tepat seperti yang diperintahkan tuanku raja kepadanya.” Ibid. hal 61
Ini adalah suatu kisah yang semestinya berakhir bahagia, bukan? Mefiboset makan sehidangan dengan Daud sebagai salah seorang anak raja. Halleluya! Setelah dia begitu lama dikutuk dan menderita, akhirnya dia mulai diangkat kembali dan dia duduk sebagai anak raja. Ibid. hal 61
Lalu Daud mengangkat Mefiboset, mengembalikan hak dan statusnya seperti semula. Kemuliaan dan kemewahan menjadi bagiannya kembali. Keadaannya dipulihkan lebih baik dari semula. Tapi sayangnya, kisah belum berakhir sampai di sini karena Mefiboset tidak memiliki pandangan yang benar tentang kutuk. Ibid. hal 62
Karena kutuk itu mengikat Mefiboset begitu rupa dan kuat, sehingga walaupun keadaannya sudah diangkat, dia mengkhianati Daud lagi. Ibid. hal 63
Saat itu, Daud sedang terbentur masalah dengan Absalom yang sedang mengadakan pemberontakan terhadapnya. Tetapi Daud tidak mau berperang melawan anaknya sendiri, Daud melarikan diri karena mengalah kepada Absalom. Ibid. hal 65
Tetapi apa yang terjadi waktu Daud pergi? Di tengah jalan dia berjumpa dengan Ziba. Dan pada zaman itu ada kebiasaan di mana bila seseorang memiliki kebutuhan yang penting, dia datang membawa persembahan. Dia datang membawa sesuatu kepada Daud. Ibid. hal 65
Daud mulai mengalihkan arah pembicaraannya, “Bagaimana dengan khabar Mefiboset, orang yang tadinya hidup hina dan malang itu dan telah aku angkat kedudukannya?’’ Ibid. hal 66
Daud mulai penasaran, “Mengapa Mefiboset masih berada di sana? Mengapa dia tidak berada denganmu saat ini? Mengapa dia tidak bersamamu menghampiriku? Mengapa dia tidak bersama-sama dengan aku di sini? Aku sedang berada dalam kesulitan yang sangat saat ini. Mengapa dia tidak berada di sampingku sekarang?” Ibid. hal 66
“Tuan Mefiboset duduk di sana, karena dia berkata, Absalom berjanji bahwa aku akan menjadi raja, aku akan mengambil kembali tahta kakekku, tahta ayahku, dan hakku yang dirampas oleh Daud.” Ibid. hal 67
Daud menjadi begitu sangat marah dan berkata kepada Ziba, “Ziba, mulai dari sekarang juga, aku bertitah bahwa semua yang sudah dimiliki oleh Mefiboset, itu semua adalah menjadi milikmu.” Ibid. hal 67
Tadinya Mefiboset telah memiliki segala-galanya dari Daud, dan sekarang ia praktis telah kehilangan segalanya lagi. Ibid. hal 67
Apa bedanya? Dulu ia miskin tetapi menjadi kaya karena anugerah, tetapi sekarang ia miskin lagi. Inilah Fakta Ketiga tentang Mefiboset. Inilah yang saya maksud dengan kutuk. Ada orang di dalam lubang yang baru saja melihat mujizat, orang itu baru saja melihat kemenangan dan diangkat keluar dari lubangnya. Orang itu baru saja melihat perkara besar terjadi atas hidupnya, tapi tetap saja mentalnya tidak bisa setia, mentalnya tidak bisa tunduk, mentalnya tidak bisa hidup di dalam jalan Tuhan, mentalnya tidak bisa hidup seturut dengan kehendak Allah di dalam kehidupannya. Ia terus berjalan menyimpang dari rencana Allah yang indah bagi hidupnya sampai kemudian ia jatuh ke dalam lubang yang sama. Ibid. hal 67
Kutuk itu menimpa Mefiboset. Sehingga apa yang tadinya diterima dengan utuh, sekarang apa yang terjadi? Dia kehilangan segalanya lagi. Dalam sekejap mata. Ibid. hal 68
Sekarang hal yang perlu kita ketahui dari kenyataan hidup Mefiboset yang memasuki penderitaan baru setelah ia jatuh kembali ke lubang yang sama melalui II Samuel 19:24. Ibid. hal 70
Dengan lain kata, raja Daud mengatakan, “Hei, kamu sudah aku tolong, kamu sudah aku bela, tetapi justru ketika aku berada dalam masalah, kamu mengkhianati aku lagi. Mengapa kamu tidak berdiri di pihakku, Mefiboset?” Ibid. hal 71
Jawabnya: “Ya tuanku raja, aku ditipu hambaku. Sebab hambamu ini berkata kepadanya: Pelanailah keledai bagiku, supaya aku menungganginya dan pergi bersama-sama dengan raja! – sebab hambamu ini timpang. Ibid. hal 71
Ia telah memfitnahkan hambamu ini kepada tuanku raja. Tetapi tuanku raja adalah seperti malaikat Allah; sebab itu perbuatlah apa yang tuanku pandang baik. Walaupun seluruh kaum keluargaku tidak lain dari orang-orang yang patut dihukum mati oleh tuanku raja, tuanku telah mengangkat hambamu ini di antara orang-orang yang menerima rezeki dari istana. Apakah hakku lagi dan untuk apa aku mengadakan tuntutan lagi kepada raja? Ibid. hal 72
Tetapi raja berkata kepadanya: “apa gunanya engkau berkata-kata lagi tentang halmu? Aku telah memutuskan engkau dan Ziba harus berbagi ladang itu.” Ibid. hal 72
Karena Mefiboset melihat raja Daud tidak bisa lagi menerima apapun alasan yang dikemukakannya, akhirnya Mefiboset terpaksa mengakui lagi, “aku sudah terlalu salah, aku sudah mengkhianati raja. Sudahlah, aku tidak perlu punya apa-apa lagi. Karena aku memang seorang yang seperti ini.” Sampai di sini kutuk menancapkan bendera kemenangannya atas Mefiboset. Ibid. hal 72
Tapi pesoalannya, sering kali banyak orang beriman yang bermental seperti Mefiboset, sudah dilepaskan tapi terikat lagi pada belenggu yang sama. Inilah yang ingin saya doakan hari ini untuk anda, supaya ada menjadi orang percaya yang mengalami kemenangan. Mefiboset menderita lagi. Mefiboset kemudian dikuasai lagi oleh rasa rendah diri dan tertekan lagi. Depresi. Ini bisa terlihat di ayat yang ke 24 yang mengatakan: Dia tidak membersihkan kakinya, janggutnya, pakaiannya tidak dicuci. Dia menderita lagi. Ibid. hal 73
Lebih jelas lagi pada ayat ke 28, keluarlah perkataaan dari orang yang sudah pernah diangkat dan duduk menjadi anak raja kembali. Ia yang dahulu pernah mengatakan, “Aku adalah anjing mati,” Dan sekarang ia mengatakan di ayat yang ke 28, “Walaupun seluruh kaum keluargaku tidak lain dari orang-orang yang patut di hukum mati.” Ia kembali minder, rendah diri, tertekan lagi. Kembali ke mental anjing mati. Ibid. hal 73
Dan ayat yang ke 29 dan 30 tadi, hanya merupakan penutup dari kisah kehidupan tentang Mefiboset yang menyimpulkan, bahwa dia tidak mendapatkan lagi bagiannya sama sekali. Menyedihkan sekali. Ibid. hal 73
Bengcu menjawab:
Pdt. Gilbert Lumoindong, STh yang terhormat, walaupun anda mengajarkan teori kutuk dinasti Saul, namun kenapa tidak ada satu ayat Alkitabpun yang mendukung ajaran anda? Bahkan ayat-ayat yang anda kemukakan untuk mendukung teori anda justru menentang ajaran anda? Penerbit Betlehem menggelari anda “Nabi Indonesia yang terbesar,” apakah itu berhubungan dengan wahyu baru yang anda terima, yang tidak tercatat di dalam Alkitab? Mengenai kehidupan Saul, Alkitab menyimpulkan:
Demikianlah Saul mati karena perbuatannya yang tidak setia terhadap TUHAN, oleh karena ia tidak berpegang pada firman TUHAN, dan juga karena ia telah meminta petunjuk dari arwah, dan tidak meminta petunjuk TUHAN. Sebab itu TUHAN membunuh dia dan menyerahkan jabatan raja itu kepada Daud bin Isai. I Tawarikh 10:14
Pdt. Gilbert Lumoindong, STh yang terhormat, menurut anda, Mefiboset timpang bukan karena inangnya lalai tapi karena kutuk. Namun, Alkitab justru dengan tegas menyatakan demikian. Apakah ayat Alkitab di bawah ini harus direvisi karena Tuhan telah memberi wahyu baru kepada nabi terbesar Indonesia versi penerbit Betlehem?
Yonatan, anak Saul, mempunyai seorang anak laki-laki, yang cacat kakinya. Ia berumur lima tahun, ketika datang kabar tentang Saul dan Yonatan dari Yizreel. Inang pengasuhnya mengangkat dia pada waktu itu, lalu lari, tetapi karena terburu-buru larinya, anak itu jatuh dan menjadi timpang. Ia bernama Mefiboset. II Samuel 4:4
Menurut anda Mefiboset cacat dan tidak berguna sehingga tidak diperhitungkan di dalam sejarah silsilah keluarga Saul. Saya mempelajari ayat I Tawarikh 8:33-34 dan I Tawarikh 9:39-40 yang anda cantumkan untuk mendukung pernyataan anda tersebut namun menemukan fakta bahwa Mefiboset tercatat sebagai satu-satunya anak Yonatan. Mustahil seorang Master Theologia seperti anda yang digelari nabi terbesar Indonesia tidak mampu memahami ayat-ayat Alkitab tersebut di atas dan memahami bahwa Meribaal adalah nama lain dari Mefiboset. Pak pendeta, Izinkan saya bertanya, “anda Anda memang tidak tahu atau pura-pura tidak tahu?”
Pdt. Gilbert Lumoindong, STh yang terhormat, bila Meribaal bukan Mefiboset, bukankah sejak awal teori kutuk anda sudah runtuh? Bila Meribaal bukan Mefiboset, kenapa anda kekeh jumekeh menyatakan Mefiboset adalah satu-satunya keturunan Saul yang hidup? Setelah kekeh jumekeh menyatakan Mefiboset adalah satu-satunya keturunan Saul yang hidup, kenapa sekonyong-koyong anda mengajarkan bahwa Yonatan masih memiliki keturunan lain yang hidup tanpa kutuk, namanya Meribaal?
Siapa yang harus kami percayai? Pdt. Gilbert Lumoindong, STh yang mengajarkan bahwa Mefiboset adalah satu-satunya keturunan Saul yang hidup atau Pdt. Gilbert Lumoindong, STh yang mengajarkan bahwa selain Mefiboset, Yonatan masih memiliki keturunan lain yang hidup tanpa kutuk, namanya Meribaal?
Anak Yonatan ialah Meribaal dan Meribaal memperanakkan Mikha. Tawarikh 8:34
Anda bilang, “Mefiboset hanya hidup di tempat persembunyian kumuh karena belas kasihan dari seorang hamba pengasuhnya yang bernama Ziba yang tidak kaya di Lodebar.” Setelah membaca ayat Alkitab yang anda cantumkan untuk mendukung teori anda, saya menemukan fakta bahwa Mefiboset tidak hidup di bawah belas kasihan hamba pengasuhnya Ziba, bahkan Ziba adalah hamba Saul bukan inang pengasuh Mefiboset.
Mefiboset hidup di bawah lindungan seorang kaya yang bernama Makbir bin Amiel di Lodebar. Nampaknya Makbir bin Amiel adalah seorang yang baik hati. Kita tidak tahu karena Alkitab tidak mencatatnya, namun dari kepribadian Mefiboset, nampaknya dia selain diperlakukan dengan baik juga mendapat pendidikan budi pekerti yang baik dari Makbir bin Amiel. Pak pendeta, apakah ayat Alkitab di bawah ini harus direvisi karena anda sudah menerima wahyu yang benar?
Tanya raja kepadanya: “Di manakah ia?” Jawab Ziba kepada raja: “Dia ada di rumah Makhir bin Amiel, di Lodebar.” II Samuel 9:4
Ketika Daud tiba di Mahanaim, maka Sobi bin Nahas, dari Raba, kota bani Amon, dan Makhir bin Amiel, dari Lodebar, dan Barzilai, orang Gilead, dari Rogelim, membawa tempat tidur, pasu, periuk belanga, juga gandum, jelai, tepung, bertih gandum, kacang babi, kacang merah besar, kacang merah kecil, madu, dadih, kambing domba dan keju lembu bagi Daud dan bagi rakyat yang bersama-sama dengan dia, untuk dimakan, sebab kata mereka: “Rakyat ini tentu telah menjadi lapar, lelah dan haus di padang gurun.” II Samuel 17:27-29
Pak pendeta, anda benar ketika menyatakan bahwa Alkitab tidak mencatat Mefiboset terkena kutuk timpang karena melakukan dosa tertentu, hidup tidak kudus sehingga dia miskin dan terbuang, tidak mengasihi atau melayani Allah sehingga dia bernasib malang dan menderita. Pak Pendeta, walaupun Alkitab tidak mencatat namun, kenapa anda justru menuduh Mefiboset timpang, miskin dan terbuang serta bernasib malang dan menderita karena mewarisi kutuk dari kakeknya Saul? Tidak tahukah anda bahwa semua tuduhan anda selain sangat kejam juga tidak memiliki dasar Alkitabiah sama sekali?
“Tuan Mefiboset duduk di sana, karena dia berkata, Absalom berjanji bahwa aku akan menjadi raja, aku akan mengambil kembali tahta kakekku, tahta ayahku, dan hakku yang dirampas oleh Daud.” Ibid. hal 67
Kemudian bertanyalah raja: “Di manakah anak tuanmu?” Jawab Ziba kepada raja: “Ia ada di Yerusalem, sebab katanya: Pada hari ini kaum Israel akan mengembalikan kepadaku kerajaan ayahku.” II Samuel 16:3
Pak pendeta yang terhormat, bila anda melakukan kesalahan kutip seperti tersebut di atas ketika kotbah, saya bisa memakluminya, namun bila kesalahan demikian terjadi di dalam buku yang katanya best seller, sungguh tidak masuk akal. Apakah anda tidak mengedit tulisan anda? Apakah tidak ada editor yang mengedit buku anda? Saya dapat memaklumi bila editor Betlehem Publisher tidak mengedit tulisan anda, itu sebabnya mereka menggelari anda Nabi Indonesia yang terbesar, karena yakin semua tulisan anda adalah kebenaran, bila bertentangan dengan Alkitab, maka itu berarti wahyu baru. Izinkan saya bertanya, dari mana anda tahu bahwa Mefiboset menyatakan bahwa Absalom berjanji akan menjadikannya raja? Dari Hongkong?
Menurut anda, Mefiboset tidak membersihkan kakinya dan tidak memelihara janggutnya dan pakaiannya tidak dicucinya sejak raja pergi sampai hari ia pulang dengan selamat karena dia dikuasai rasa rendah diri dan tertekan, kembali ke mental anjing mati.
Juga Mefiboset bin Saul menyongsong raja. Ia tidak membersihkan kakinya dan tidak memelihara janggutnya dan pakaiannya tidak dicucinya sejak raja pergi sampai hari ia pulang dengan selamat. II Samuel 19:24
Haiya … Pendeta yang terhormat, anda sendiri yang mengajarkan bahwa Mefiboset mengkhianati Daud, dia tidak menjumpai Daud karena sedang mempersiapkan diri untuk menjadi raja Israel karena Absalom berjanji akan menjadikannya raja. Kenapa sejak Daud pergi dia tidak membersihkan kakinya, memelihara janggutnya dan mencuci pakaiannya? Bukankah dia seharusnya merawat diri, berpakaian mewah dan berpesta pora? Bukankah seharusnya dia menyongsong Absalom untuk dijadikan raja? Bukankah dia seharusnya tampil di depan rakyat dalam segala kemewahan dan keagungan untuk menyapa mereka sebagai raja? Kenapa dia berlaku sebaliknya?
Pendeta yang terhormat, apakah anda menerima wahyu baru karena ayat Alkitab tersebut di atas salah atau sudah diedit oleh Iblis? Apakah ayat itu seharusnya berbunyi seperti di bawah ini?
Juga Mefiboset bin Saul menyongsong raja. Ia tidak membersihkan kakinya dan tidak memelihara janggutnya dan pakaiannya tidak dicucinya sejak tahu harapannya untuk menjadi raja sudah musnah. Kenyataan itu membuatnya sangat tertekan dan merasa rendah diri. II Samuel 19:24 – Versi Revisi – Pdt. Gilbert Lumoindong, STh – Nabi Indoesia yang terbesar
Haiya … Pdt. Gilbert Lumoindong, STh, yang terhormat, mustahil seorang Master Theologia tidak tahu bahwa yang dilakukan oleh Mefiboset adalah pernyataan kesetiakawanannya atas apa yang dialami oleh Daud selama pelariannya? Walaupun tidak ikut melarikan diri, namun Mefiboset menjalani hidup seolah-olah sedang dalam pelarian bersama Daud, itu sebabnya dia tidak membersihkan kakinya dan tidak memelihara janggutnya dan pakaiannya tidak dicucinya sejak Daud pergi sampai hari ia pulang dengan selamat.
Pak Pendeta, menurut anda Ziba adalah seorang hamba yang hebat dan setia pada Daud. Ketika menemui Daud Ziba membawa sepasang keledai dengan muatan dua ratus ketul roti, seratus buah kue kismis, seratus buah-buahan musim panas dan sebuyung anggur (II Samuel 16:1-4).
Izinkan saya bertanya pak pendeta, sebagai seorang hamba, dari mana Ziba memperoleh semua barang persembahannya? Bila Mefiboset berkhianat, mustahil dia membiarkan hambanya membawa makanan bagi musuhnya. Apabila Mefiboset mempersiapkan diri untuk menjadi raja, maka hal pertama yang harus dia lakukan adalah membunuh Daud atau membiarkannya mati kelaparan. Apabila Ziba memang setia, kenapa dia dan kelima belas anak laki-lakinya tidak menyertai Daud? Kenapa dia membiarkan Daud hidup dalam pelarian sementara dia menikmati hidup berkelimpahan?
Juga Simei bin Gera, orang Benyamin yang dari Bahurim itu, cepat-cepat datang bersama-sama dengan orang-orang Yehuda untuk menyongsong raja Daud. II Samuel 19:16
Juga ada seribu orang dari daerah Benyamin bersama-sama dengan dia. Dan Ziba, hamba keluarga Saul, dan kelima belas anaknya laki-laki dan kedua puluh hambanya bersama-sama dengan dia datang tergesa-gesa ke sungai Yordan mendahului raja, II Samuel 19:17
Ketika menyongsong Daud Ziba hamba Mefiboset datang dalam segala kebesarannya. Dia datang bersama Simei bin Gera, kerabat Saul yang mengutuki Daud ketika dalam pelariannya melewati kota Bahurim (II Samuel 16:5-12). Ziba adalah seorang hamba, itu berarti anak-anaknya juga hamba, dari mana dia memperoleh kebebasannya bahkan mendapatkan harta untuk membeli dua puluh orang hamba? Bila Mefiboset memang mengkhianati Daud, mustahil dia memerdekakan Ziba hambanya yang telah berkhianat bahkan memberinya harta yang berlimpah. Sungguh tidak masuk Akal!
Sayangnya, tidak! Karena curse mentality; mental Mefiboset yang telah diikat dengan kutuk ini, ia berkhianat kepada Daud. Sehingga semua yang seharusnya menjadi miliknya akhirnya dibagi-bagi lagi dengan hambanya, Ziba. Sehingga ia tidak mendapatkan apa yang menjadi haknya. Ibid. hal 82
Pdt. Gilbert Lumoindong, STh yang terhormat, tuduhan anda tersebut di atas sama sekali tidak benar. Tidak tahukah anda bahwa menyebar fitnah walaupun terhadap orang yang telah meninggal hampir 3000 tahun yang lalu tetap saja kejam dan salah?
Jawabnya: “Ya tuanku raja, aku ditipu hambaku. Sebab hambamu ini berkata kepadanya: Pelanailah keledai bagiku, supaya aku menungganginya dan pergi bersama-sama dengan raja! — sebab hambamu ini timpang. II Samuel 19:26
Ia telah memfitnahkan hambamu ini kepada tuanku raja. Tetapi tuanku raja adalah seperti malaikat Allah; sebab itu perbuatlah apa yang tuanku pandang baik. II Samuel 19:27
Walaupun seluruh kaum keluargaku tidak lain dari orang-orang yang patut dihukum mati oleh tuanku raja, tuanku telah mengangkat hambamu ini di antara orang-orang yang menerima rezeki dari istanamu. Apakah hakku lagi dan untuk apa aku mengadakan tuntutan lagi kepada raja?” II Samuel 19:28
Pdt. Gilbert Lumoindong, STh yang terhormat, ketika membaca Alkitab sebaiknya anda melakukannya dengan teliti dan hati-hati. Untuk mengerti ajaran Alkitab cara terbaik adalah dengan memahaminya, bukan menafsirkannya. Ketika menemukan ayat-ayat yang seolah mendukung teorimu, sebaiknya mengujinya berkali-kali sebelum menggunakannya, hal itu untuk menghindari agar anda tidak menyesatkan jemaat yang mendengar kotbah maupun membaca buku anda juga menghindarkan anda dipermalukan seperti yang terjadi kali ini.
Pak pendeta, anda menyatakan, karena terikat kutuk maka Mefiboset walaupun telah mendapat kemuliaan dan kasih sayang dari Daud namun akhirnya jatuh kembali ke lubang yang sama, sudah dilepaskan tapi terikat lagi pada belenggu yang sama, ia kehilangan semuanya dan memasuki penderitaan baru, dia tidak mendapatkan lagi bagiannya sama sekali. Anda menggunakan ayat-ayat II Samuel 19:24-30 untuk mendukung pernyataan anda. Tanpa mengurangi rasa hormat, namun ayat-ayat tersebut bukan saja tidak mendukung teori anda, namun justru menentang ajaran bahkan mempermalukan anda saat ini.
Pak pendeta, maafkan saya yang awam ini mengisahkan bagaimana caranya untuk memahami ayat-ayat II Samuel 19:24-30 di atas kepada anda yang maraih gelar Master Theologia sejak tahun 2000 yang lalu. Hal pertama yang harus anda pahami adalah bahwa pertemuan antara Daud dan Mefiboset itu terjadi di tepi sungai Yordan, di hadapan ribuan orang, baik yang mengiringi Daud maupun yang menyambutnya. Semua tokoh penting Israel ada di situ, termasuk Ziba sang hamba yang telah menjadi orang kaya-raya.
Daud adalah seorang raja yang berbelas kasihan namun adil, dia juga seorang raja yang cerdas dan bijaksana. Di tepi sungai Yordan itu, orang pertama yang berbicara dengan Daud adalah Simei bin Gera, kerabat Saul yang mengutuki Daud ketika dalam pelariannya melewati kota Bahurim. Dia minta ampun kepada Daud. Orang kedua yang berbicara adalah Abisai anak Zeruya yang menyatakan Simei bin Gera patut dihukum mati. Mefiboset bukan saja orang ketiga yang berbicara kepada Daud, namun dia adalah orang pertama yang disapa oleh Daud. Orang keempat yang berbicara kepada Daud yang juga menjadi orang kedua yang di sapa Daud adalah Barzilai orang Gilead yang sangat kaya dan berumur delapan puluh tahun, ia memberi makan Daud dan seluruh pengiringnya selama di Mahanaim (II Samuel 17:27-29, II Samuel 19:31-38).
Maaf, pak pendeta yang terhormat, pahlawan anda, Ziba tidak masuk hitungan sama sekali. Pak pendeta, kira-kira kutuk apa yang diwarisi Ziba sehingga setelah mempertaruhkan nyawa mengkhianati tuannya Mefiboset demi Daud, dia tidak di hargai sama sekali, bahkan untuk membela diri sekalipun? Namun, kenapa Mefiboset yang menurut anda terikat kutuk, minder, pengkhianat dan bermental anjing mati justru mendapat kehormatan menjadi orang pertama dari dua orang yang ditegur Daud dari ribuan orang di tepi sungai Yordan itu?
Ketika ditanya kenapa tidak pergi bersama Daud, Mefiboset menyatakan dengan jelas dan tegas bahwa dia ditipu hambanya juga menyatakan bahwa Ziba telah memfitnahnya. Maaf pak pendeta yang terhormat, bertentangan dengan yang anda ajarkan, ternyata Mefiboset bukan pengkhianat minder yang bermental anjing mati melainkan seorang yang setia dan mencintai keadilan da berani berjuang untuk menegakkannya. Mefiboset menuntut agar keadilan ditegakkan dan nama baiknya dipulihkan oleh raja di hadapan ribuan orang termasuk di dalamnya Ziba. Pak pendeta, tega sekali anda memfitnah orang sekaliber Mefiboset?
Pak pendeta, izinkan saya bertanya, ketika Simei bin Gera menyembah Daud dan memohon pengampuan, Abisai anak Zeruya bangkit menentangnya. Kenapa tidak ada seorangpun dari antara ribuan orang itu, termasuk di dalamnya Ziba yang bangkit menentang Mefiboset yang menyebar fitnah terhadap Ziba? Kenapa Daud sendiri tidak melakukan konfirmasi kepada Ziba untuk menelanjangi dusta Mefiboset? Ketika menyangka Mefiboset mengkhianatinya, Daud memberikan semua harta Saul kepada Ziba (II Samuel 16:4). Alih-alih menelanjangi dusta Mefiboset, kenapa Daud justru membela diri dengan mengubah keputusannya semula memberikan semua harta Saul kepada Ziba menjadi membaginya menjadi dua, bahkan dia merasa perlu menekankan kedaulatannya sebagai raja kepada Mefiboset?
Tetapi raja berkata kepadanya: “Apa gunanya engkau berkata-kata lagi tentang halmu? Aku telah memutuskan: Engkau dan Ziba harus berbagi ladang itu.” II Samuel 19:29
Lalu berkatalah Mefiboset kepada raja: “Biarlah ia mengambil semuanya, sebab tuanku raja sudah pulang dengan selamat.” II Samuel 19:30
Dan ayat yang ke 29 dan 30 tadi, hanya merupakan penutup dari kisah kehidupan tentang Mefiboset yang menyimpulkan, bahwa dia tidak mendapatkan lagi bagiannya sama sekali. Menyedihkan sekali. Ibid. hal 73
Pdt. Gilbert Lumoindong, STh yang terhormat, bertentangan dengan tuduhan anda, ternyata II Samuel 19:29 justru mencatat bagaimana Daud membela diri karena telah salah menilai Mefiboset. II Samuel 19:30 bukanlah ungkapan putus asa Mefiboset namun ungkapan rasa setia, rendah hati dan kasihnya yang agung kepada Daud, itu sebabnya Alkitab mencatat betapa Daud amat menyayanginya.
Tetapi raja merasa sayang kepada Mefiboset bin Yonatan bin Saul, karena sumpah demi TUHAN ada di antara mereka, di antara Daud dan Yonatan bin Saul. II Samuel 21:7
Bapak Pendeta yang terhormat, mohon maaf anda salah total, itu berarti teori “kutuk dari garis keturunan” yang anda ajarkan runtuh berguguran. Ternyata Mefiboset walaupun ditipu dan difitnah oleh pahlawan anda, Ziba namun, akhirnya mendapatkan kembali semua kemuliaannya bahkan Daud sangat menyayanginya. Pak pendeta, izinkan saya bertanya, kenapa anda tega memfitnah Mefiboset yang rendah hati dan setia sebagai pengkhianat dan mengangkat Ziba sang penipu sebagai pahlawan?
Silahkan klik di SINI untuk membaca kisah-kisah pembohongan publik Gilbert Lumoindong yang lainnya.
Saudaraku Bengcu
Mefiboset …nama ini ada 2
1. Anak Yonatan (cucu Saul) berarti Mefiboset bin Yonatan nama lain Meriba’al yang mempunyai anak laki laki bernama Mikha dan hambanya Ziba
2. Mefiboset bin Saul (anak Saul dari gundiknya Rizpa dibunuh oleh orang Gibeon)
Saya melihat kerancuan dari tulisan di blog ini …. seolah olah Mefiboset yang diceritakan hanya 1 orang
Juga Mefiboset bin Saul menyongsong raja. Ia tidak membersihkan kakinya dan tidak memelihara janggutnya dan pakaiannya tidak dicucinya sejak tahu harapannya untuk menjadi raja sudah musnah. Kenyataan itu membuatnya sangat tertekan dan merasa rendah diri. II Samuel 19:24
mefiboset di sini bukan Mefiboset si timpang kan?
Tetapi raja merasa sayang kepada Mefiboset bin Yonatan bin Saul, karena sumpah demi TUHAN ada di antara mereka, di antara Daud dan Yonatan bin Saul. 2 Samuel 21:7
Lalu raja mengambil kedua anak laki-laki Rizpa binti Aya, yang dilahirkannya bagi Saul, yakni Armoni dan Mefiboset, dan kelima anak laki-laki Merab binti Saul, yang dilahirkannya bagi Adriel bin Barzilai, orang Mehola itu, 2 Samuel 21:8
kemudian diserahkannyalah mereka ke dalam tangan orang-orang Gibeon itu. Orang-orang ini menggantung mereka di atas bukit, di hadapan TUHAN. Ketujuh orang itu tewas bersama-sama. Mereka telah dihukum mati pada awal musim menuai, pada permulaan musim menuai jelai. 2 Samuel 21:9
Ada dua Mefiboset. Yang satu anak Yonatan yang merupakan PEWARIS Saul setelah yonatan meninggal. itu sebabnya dia disebut Mefiboset bin Saul alias Mefiboset bin Yonatan bin Saul. Yang kedua adalah Mefiboset anak GUNDIK Saul. Yang diceritakan oleh gilrbert lumoindong adlaah Mefiboset bin Yonatan bin Saul.
i see. …. thanks bro
CETAAARRR….
BANGET!!!
kebenaran is kebenaran meskipun yang bersangkutan udah meninggal -+3000 yang lalu