Bila Suami Selingkuh


Empat belas tahun yang lalu, setelah acara kebaktian keluarga di rumah salah satu jemaat, seorang wanita datang mengadu. Suami yang baru dinikahinya setahun yang lalu ketahuan selingkuh. Dia bertanya kepada jemaat yang merupakan sahabat dan handai taulannya, apa yang harus dilakukannya? Saat itu saya belum menikah, bahkan belum merencanakan untuk menikah sama sekali. Ketika orang-orang memaksa saya untuk urun rembuk, saya menasehati wanita itu untuk membina diri, mengikuti kursus pengembangan diri misalnya. Wanita itu pergi sambil bersungut-sungut, anggota jemaat lainnya memakiku “goblok!”. Sejak itu, wanita itu tidak pernah bertanya padaku lagi walaupun berkali-kali suaminya ketahuan selingkuh.

Empat tahun yang lalu, kembali setelah acara kebaktian keluarga di rumah salah satu jemaat, wanita itu kembali mengadu tentang suaminya yang ketahuan selingkuh. Saat itu anakku berumur 2 tahun. Wanita dan beberapa jemaat yang lain, kembali memaksaku urun rembuk. Wanita dan jemaat yang lain mengetahui kisah perkawinanku yang unik. Mungkin mereka pikir dengan pengalaman perkawinan yang unik itu saya akan memberi nasehat yang jitu. Saya menasehati wanita itu untuk membina diri, mengikuti kursus pengembangan diri misalnya.

Dalam kemarahan dan kekecewaannya, wanita itu menyatakan, bahwa dia akan menceraikan suaminya. Lebih lanjut dia menyatakan bahwa dia juga bisa selingkuh, bahkan dia mengancam akan selingkuh untuk membalas tindakan suaminya. Setelah memandang wanita itu lekat-lekat, saya menyatakan, kira-kira begini kata-kataku,
“Kalau kamu mau selingkuh, maka selingkuhlah dulu. Setelah engkau selingkuh, kita akan diskusi lebih lanjut. Kalau engkau mau menceraikan suamimu, cerailah dulu, setelah bercerai, kita akan diskusi lebih lanjut. Kalau kamu tidak selingkuh selama ini, itu bukan karena kamu setia, tetapi karena tidak ada lelaki yang menggodamu, karena kamu takut ketahuan, karena kamu takut suamimu meninggalkanmu ketika tahu kamu selingkuh. Kalau kamu tidak menceraikan suamimu, itu bukan karena kamu menaati Firman Tuhan, juga bukan karena kamu kasihan dengan kedua anakmu, tetapi karena kamu takut kehilangan suami kamu, karena kamu birahi pada suamimu, karena kamu dikuasai suami kamu.”

Wanita itu pergi dengan air mata bercucuran (mungkin sakit hati padaku) sedangkan jemaat yang lain saling memakiku biadab, tidak punya hati, tidak punya kasih, tidak rohani, tidak punya iman, tidak tahu firman Tuhan. Saya menerima semua maki-maki itu tanpa merasa sakit hati, bahkan tetap yakin, bahwa apa yang kusarankan untuk dilakukan wanita itu patut untuk dicoba, sebab dia sudah mencoba semua nasehat lainnya, baik yang dikatakan oleh pendeta, handai taulan maupun jemaat lainnya, di samping itu, semuanya sudah berdoa kepada Allah.

Kalau suamimu ketahuan selingkuh dan engkau mengadu padaku saat ini, maka yakinlah, saya tetap akan menasehatimu untuk membina diri, mengikuti kursus pengembangan diri misalnya. Beberapa orang teman, baik mereka yang menjabat sebagai majelis, penginjil, pendeta, ketika bertanya padaku, apa yang harus dilakukan oleh gereja ketika salah satu jemaat wanitanya menangkap basah suaminya yang selingkuh? Maka jawaban saya tetap sama, sebaiknya gereja membina wanita itu, dengan memberikan kursus pengembangan diri misalnya. Sebagian teman-teman yang menyebut diri pelayan Tuhan itu menertawakan nasehatku, sebagian lainnya menganggapku nyeleneh, sebagian lainnya bahkan menganggapku sesat dan tidak memiliki sense of Christian. Namun, nasehatku tetap sama, mungkin suatu saat bila saya menemukan jalan lain yang lebih bijaksana, saya akan memberi nasehat yang lebih baik, namun tidak hingga saat menulis ini.

Hingga hari ini, saya belum pernah mendapat kesempatan untuk menjelaskan lebih lanjut makna di balik nasehatku itu. Tadi sore, saya mendengar cerita. Wanita itu kembali menemukan bukti-bukti, bahwa suaminya mulai selingkuh lagi. Karena tahu, saya akan menjadi orang terakhir yang ditanyai pendapatnya, maka sayapun menuliskan unek-unek ini, sehingga bila ditanya suatu saat nanti, saya akan menjawab, silahkan berkunjung ke sabdaspace, mungkin di sana engkau akan menemukan jawabannya.

wanita diciptakan dari tulang rusuk pria, bukan dari kepalanya untuk menjadi atasannya, bukan pula dari kaki untuk dijadikan alasnya, melainkan dari sisinya untuk jadi teman hidupnya, dekat pada lengannya untuk dilindungi dan dekat dihatinya untuk dicintai

Anda pernah membaca atau mendengar puisi tersebut di atas? Saya tidak tahu siapa yang menulisnya, saya hanya mengutipnya (semoga tidak salah kutip) karena puisi itu sangat digemari baik oleh lelaki maupun wanita, oleh orang Kristen maupun orang non Kristen. Puisi tersebut nampak indah, namun tidak Alkitabiah. Dalam puisi tersebut, wanita adalah obyek, bukan subyek. Puisi tersebut memang indah, namun saya terpaksa tidak menyukainya, sama seperti saya terpaksa tidak menyukai gerakan emansipasi wanita. Menurut saya, baik puisi tersebut maupun gerakan emansipasi wanita sama-sama mencoba untuk mengubah sistem kasta alam semesta ciptaan Allah dan mengubah sistem kasta alam semesta adalah langkah pertama Iblis menggoda manusia.

TUHAN Allah berfirman: “Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia.” Kejadian 2:18

Lalu TUHAN Allah membentuk dari tanah segala binatang hutan dan segala burung di udara. Dibawa-Nyalah semuanya kepada manusia itu untuk melihat, bagaimana ia menamainya; dan seperti nama yang diberikan manusia itu kepada tiap-tiap makhluk yang hidup, demikianlah nanti nama makhluk itu. Kejadian 2:19

Manusia itu memberi nama kepada segala ternak, kepada burung-burung di udara dan kepada segala binatang hutan, tetapi baginya sendiri ia tidak menjumpai penolong yang sepadan dengan dia. Kejadian 2:20

Lalu TUHAN Allah membuat manusia itu tidur nyenyak; ketika ia tidur, TUHAN Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging. Kejadian 2:21

Dan dari rusuk yang diambil TUHAN Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia itu. Kejadian 2:22

Lalu berkatalah manusia itu: “Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki.” Kejadian 2:23

Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging. Kejadian 2:24

Mereka keduanya telanjang, manusia dan isterinya itu, tetapi mereka tidak merasa malu. Kejadian 2:25

Silahkan baca kisah penciptaan wanita dalam Alkitab, lalu pertimbangkanlah beberapa pertanyaan berikut ini.

Apakah wanita diciptakan untuk menjadi teman hidup lelaki? Bukan!
Apakah wanita diciptakan untuk dilindungi lelaki? Bukan!
Apakah wanita diciptakan untuk dikasihi lelaki? Bukan!
Apakah wanita diciptakan untuk bersaing dengan lelaki? Bukan!
Untuk apa wanita diciptakan Allah? Untuk menjadi penolong yang sepadan bagi lelaki!

Satu kalimat yang belum saya tulis ketika wanita itu bertanya, kenapa saya selalu membela suaminya dan menyalahkan dia walaupun suami selingkuh adalah:

“Karena wanita diciptakan Allah untuk menjadi penolong yang sepadan bagi lelaki, karena engkau sudah memilih untuk menjadi penolong yang sepadan bagi suamimu, karena Allah sudah menempatkan engkau menjadi penolong bagi suamimu! Engkau boleh memilih, mengkhianati pilihanmu atau menggenapi amanat Tuhan.”

Hai wanita, sebagai seorang istri, engkau harus menjadi seorang penolong yang sepadan bagi suamimu, sebagai seorang ibu engkau harus menjadi seorang penolong yang sepadan bagi anak-anakmu. Itulah kodratmu sebagai wanita, itulah anugerahmu itu pula kutukanmu. Saya tidak mengada-ada, itulah yang saya pahami tentang wanita setelah mempelajari Alkitab. Kalau anda tidak setuju, tolong jangan memaki-maki saya, tetapi tunjukkanlah kebenarannya, maka saya akan bertobat dan mengubah pandangan saya.

Saya tidak tahu, suami seperti apa yang anda kawini, namun sekali anda menikahinya, maka anda harus menolongnya untuk menjadi seorang suami yang baik dan saleh. Bagaimana anda mampu menolongnya, kalau anda ada di bawah kuasanya, baik secara ekonomi, maupun cinta apalagi birahi? Bagaimana anda menolongnya, kalau anda kecanduan dia? Bagaimana anda menolongnya, kalau anda justru menuntut dia untuk menolong anda menjalani hidup ini? Bagaimana anda menolongnya, kalau anda justru menuntutnya untuk membahagiakan diri anda? Bagaimana anda menolongnya, kalau anda menganggap dialah sumber kebahagiaan anda? Bagaimana anda menolongnya, kalau baik secara ekonomi maupun cinta apalagi birahi anda tergantung padanya? Bagaimana anda menolongnya, kalau anda tidak tahu, kenapa dia memilih wanita lain dibanding anda?

Bila suami selingkuh, maka anda harus membina diri, mengikuti kursus pengembangan diri misalnya. Kenapa kursus pengembangan diri? Karena kursus pengembangan diri akan melatih anda untuk mengembangkan seluruh potensi diri anda untuk menjadi seorang wanita sejati, melaluinya anda akan menjadi wanita yang mandiri, percaya diri dan mudah untuk dicintai dan diajak hidup bersama.

Bila suami selingkuh, maka hal pertama yang harus dicari adalah jawaban kenapa suami anda jatuh cinta pada wanita lain? Bukannya mengasihani diri sendiri, apalagi menyalahkan suami atau wanita lainnya tersebut. Menuntut komitmennya mungkin akan berhasil untuk sementara, namun tidak akan menyelesaikan masalahnya. Menakut-nakutinya dengan ayat Alkitab yang menyatakan bahwa berzinah itu dosa, mungkin akan berhasil untuk sementara, namun tidak akan menyelesaikan masalahnya. Bila suami selingkuh, maka anda dapat mengajukan seribu satu alasan, bahkan sejuta, namun semuanya akan bermuara pada satu hal, sebagai istri anda gagal menolongnya untuk menjadi seorang suami yang baik dan saleh.

Saat ini ada lembaga Kristiani yang bertujuan untuk membantu lelaki menjadi pria sejati, mungkin sudah saatnya gereja memulai untuk membantu perempuan menjadi wanita sejati?

14 thoughts on “Bila Suami Selingkuh

  1. Terima kasih buat tulisannya sy merasa diberkati walaupun msh sedikit bingung krn sy jg sedang mengalami cobaan yg lbh berat krn suami sy sdh tdk pernah pulang dan tk pernah mau bicara dgn sy, tp sy tetap mau bertahan.

  2. turut prihatin dngan apa yang anda alami. Memang sulit namun anda harus menghadapinya dengan tabah. Sementara sakit hati karena ditinggalkan, cobalah membina diri untuk hidup mandiri dan bahagia tanpa suami.

  3. Tulisannya bagus dan membenarkan suami untuk berselingkuh dengan alasan bahwa si istri harus koreksi diri. Yang ngerinya lg si suami selingkuh dengan istri orang. Jadi sekarang bahwa istri orang lain itu sudah menjadi penolong untuk suami org tapi tidak menjadi penolong bagi suaminya sendiri? Wah kalau begini tulang rusuk laki-laki itu banyak yg diambil karena terlalu banyak penolongnya. 🤨

  4. Ajaran tentang TULANG RUSUK adalah HOAK Kristen karena Alkitab sama sekali tidak mencatat kisaha tentang TULANG RUSUK lelaki. Sebaiknya anda kembali kepada pdt atau pasto anda bertanya kepadanya, benarkah yang dikatakan suhu hai hai ?

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.