
Kebenaran adalah kebenaran, kita bisa memfitnahnya namun mustahil mengubah kebenarannya. Kisah Yesus menyembuhkan orang buta di Betsaida adalah HOAX, walaupun mengimaninya sebagai kebenaran namun mustahil mampu membelanya.
“Chicago Statement on Biblical Inerrancy” diluncurkan tahun 1978. Sejak itu umat Kristen DIAJARI untuk MEYAKINI doktrin, “Alkitab TIDAK MUNGKIN salah (inerrancy) dan MUSTAHIL keliru (infallibility),” adalah KEBENARAN.
Kisah Yesus menyembuhkan orang buta di Betsaida tercatat di Markus 8:22-26. Siapa saja bisa membacanya dan mengujinya, apakah itu kisah NYATA atau HOAX? Kalau memang HOAX mustahil imanmu bahkan Chicago Statement on Biblical Inerrancy bisa membenarkannya karena HOAX mustahil kisah NYATA.
Iman adalah perasaan nyaman meyakini sesuatu adalah kebenaran, namun IMAN bukan KEBENARAN. Itu sebabnya HOAX tetap HOAX walaupun anda mengimaninya sebagai KEBENARAN. Mengimaninya padahal HOAX namanya TERTIPU.
MUKJIZAT BODONG DI BETSAIDA
Kemudian tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Betsaida. Di situ orang membawa kepada Yesus seorang buta dan mereka memohon kepada-Nya, supaya Ia menjamah dia. Markus 8:22
Yesus memegang tangan orang buta itu dan membawa dia ke luar kampung. Lalu Ia meludahi mata orang itu dan meletakkan tangan-Nya atasnya, dan bertanya: “Sudahkah kaulihat sesuatu?” Markus 8:23
Orang itu memandang ke depan, lalu berkata: “Aku melihat orang, sebab melihat mereka berjalan-jalan, tetapi tampaknya seperti pohon-pohon.” Markus 8:24
Yesus meletakkan lagi tangan-Nya pada mata orang itu, maka orang itu sungguh-sungguh melihat dan telah sembuh, sehingga ia dapat melihat segala sesuatu dengan jelas. Markus 8:25
Sesudah itu Yesus menyuruh dia pulang ke rumahnya dan berkata: “Jangan masuk ke kampung!” Markus 8:26
PEMBABARAN:
Bukan hanya Musa saja namun Yesus juga Paulus juga mengajarkan bahwa, “Hanya satu orang saksi saja tidak cukup untuk memberi keterangan terhadap seseorang, atas keterangan dua atau tiga orang saksi, perkara itu tidak disangsikan lagi.”
Bagaimana dengan mukjizat-mukjizat Yesus yang tercatat di dalam keempat Injil? Mohon maaf, tanpa mengurangi rasa hormat, “Siapa yang menjadi SAKSI kisah Yesus mencelikkan mata orang buta di Betsaida?”
Yesus dan orang buta serta kedua belas murid adalah ketiga pihak yang tercatat di dalam kisah tersebut. Setelah Yesus mati, tinggal dua pihak yaitu: kedua belas murid dan orang buta itu. Siapa yang bersaksi kepada Markus yang mencatat kisah tersebut? Kedua belas murid. Siapa nama orang buta tersebut? Tidak tercatat. Tinggal di manakah orang buta tersebut? Tidak tercatat.
Kalau Yesus mencelikkan mata orang buta di Betsaida adalah kisah nyata, pastilah Markus bisa mencari orang itu untuk melakukan konfirmasi. Kalau orang buta itu sudah mati, pastilah penduduk kampungnya masih ingat kejadian tersebut. Namun kisah tersebut hanya HOAX alias DONGENG alias BUALAN kedua belas murid makanya, jangankan nama kampungnya, nama orang tersebut pun tidak disebutkan.
Kenapa diceritakan bahwa orang buta Betsaida itu tidak datang sendiri namun diantar orang banyak? Untuk gembar-gembor bahwa kejadian itu adalah kisah nyata yang terjadi di depan banyak saksi. Kenapa dikatakan bahwa bukan dia saja, namun orang banyak itu juga memohon agar Yesus menyembuhkannya? Untuk mendukung cerita bahwa kejadian itu mustahil diragukan kebenarannya sebab terjadi di depan banyak saksi.
Lalu kenapa dicatat bahwa, “Yesus memegang tangan orang buta itu dan membawa dia ke luar kampung?” bahkan dicatat bahwa: Sesudah itu Yesus menyuruh dia pulang ke rumahnya dan berkata: “Jangan masuk ke kampung!”? Tentu saja agar pembaca kitab Markus TIDAK minta SAKSI.
Karena kisah tersebut hanya HOAX makanya tidak ada NAMA orang dan nama TEMPAT tinggal agar tidak bisa dikonfirmasi oleh siapa pun.
Tidak ada alasan bagi Yesus untuk menolak permohonan orang banyak tersebut atau melarang MEREKA menonton cara Yesus menyembuhkan si buta. Mustahil orang banyak DIAM saja waktu Yesus memegang tangan orang buta itu lalu membawanya ke luar kampung. Mereka pasti MENGIKUTINYA untuk MENONTON apa yang akan dilakukan Yesus di sana.
Markus 8:23 mencatat, “Yesus meludahi mata orang itu dan meletakkan tangan-Nya atasnya.” Kerabatku sekalian, MELUDAH-lah ke DINDING lalu LETAKKAN tanganmu atasnya. Sekarang, cobalah MELUDAH di atas tanganmu lalu OLESKAN ke dinding.
Walaupun matamu PEJAM, saat seseorang MELUDAHI matamu, anda pasti MARAH dan otomatis mengusapnya dengan tanganmu. Ketika dia MELUDAHI matamu yang lain, mustahil kamu tenang-tenang saja bukan? Itulah BUKTI bahwa kisah, “Yesus meludahi mata orang itu dan meletakkan tangan-Nya atasnya,” MUSTAHIL kisah nyata.
Saat Yesus bertanya, “Sudahkah kaulihat sesuatu?” Orang but aitu menjawab, “Aku melihat ORANG, sebab melihat mereka berjalan-jalan, tetapi tampaknya seperti pohon-pohon.”
Orang buta sejak lahir seumur hidupnya tidak pernah MELIHAT orang dan pohon apalagi melihat orang berjalan-jelan. Itu sebabnya ketika matanya ujug-ujug celik, dia mustahil langsung TAHU bahwa yang dilihatnya adalah pohon dan orang apalagi orang itu sedang berjalan-jelan.
Apa yang sebenarnya tercatat di dalam kisah tersebut? Yang tercatat adalah seseorang BODOH yang sedang MEMBUAL. Karena bodoh maka dia menyangka orang lain pasti PODOH. Orang bodoh itu pun berlagak pintar untuk meyakinkan orang yang dianggapnya bodoh itu.
MUJIZAT TOKOH NUSANTARA
Sambil nambah wawasan, bumi nusantara juga punya tokoh2 yg punya mujizat, Aji Saka, sosok yang membuat aksara Jawa dan pencipta tarikh Tahun Saka. Lantas, dari mana asal Aji Saka dan bagaimana kisahnya hingga disebut sebagai tokoh yang membangkitkan peradaban di Jawa? Asal-usul Aji Saka Legenda menyebut bahwa Aji Saka berasal dari negeri antah-berantah bernama Bumi Majeti. Akan tetapi, ada pula yang menafsirkan bahwa Aji Saka adalah keturunan suku Shaka dari India. Hal ini dapat dimengerti karena memang terdapat beberapa versi terkait asal-usul ataupun kisah Aji Saka. Aji Saka digambarkan sebagai pemuda sakti yang mempunyai keris pusaka, sebuah sorban sakti, dan dua orang abdi setia bernama Dora dan Sembada. Selain itu, ia adalah pribadi yang suka menolong, termasuk menolong rakyat Jawa dari kekejaman penguasanya. Dapatkan informasi, inspirasi dan insight di email kamu. Daftarkan email Legenda Aji Saka mengisahkan tentang kedatangan seorang pahlawan yang membawa peradaban dan keteraturan di Tanah Jawa dengan mengalahkan raksasa jahat yang sebelumnya berkuasa di pulau ini. Selain itu, Aji Saka diceritakan kehilangan abdi setianya akibat sebuah kesalahpahaman, dan dari kisah tragis inilah lahir Hanacaraka. Baca juga: Ki Ageng Selo, Legenda Penangkap Petir Aji Saka melawan Dewata Cengkar Dikisahkan Aji Saka melakukan pengembaraan ke Jawa untuk menyelamatkan rakyat Kerajaan Medang Kamulan dari kekejaman rajanya, Dewata Cengkar, yang gemar memakan daging manusia. Sebelum pergi ke Medang Kamulan, Aji Saka meninggalkan keris pusakanya di Gunung Kendeng dan meminta Sembada untuk menjaganya. Ia juga berpesan bahwa tidak ada seorang pun yang boleh mengambil pusaka itu kecuali dirinya sendiri. Setelah itu, Aji Saka membawa Dora untuk menemui Dewata Cengkar dan mengaku bahwa dirinya mau dijadikan santapan. Akan tetapi, Aji Saka mengajukan satu syarat, yakni meminta sebidang tanah yang sepanjang sorbannya. Namun, ketika Dewata Cengkar mulai mengukur tanah, sorban itu memanjang terus menerus hingga mencapai pinggir Laut Selatan. Dengan kecerdasannya, Aji Saka pun mampu menenggelamkan Dewata Cengkar ke Laut Selatan. Setelah itu, ia dinobatkan sebagai raja Medang Kamulan, sedangkan Dewata Cengkar berubah menjadi buaya putih. Asal-usul aksara Jawa Suatu hari, Aji Saka memerintahkan Dora untuk mengambil keris pusaka yang dititipkan kepada Sembada. Namun, Sembada menolak karena sesuai perintah Aji Saka sebelumnya, tidak ada yang diperbolehkan untuk membawa pusaka itu selain Aji Saka sendiri. Alhasil, dua abdi Aji Saka saling mencurigai bahwa masing-masing bermaksud untuk mencuri pusaka itu. Akhirnya, Sembada dan Dora pun bertarung untuk memertahankan tanggung jawabnya hingga tewas. Baca juga: Asal-usul Nama Kota Dumai dan Legenda Putri Tujuh Ketika Aji Saka menyusul ke Gunung Kendeng, ia menemukan dua abdinya telah meninggal akibat kesalahpahaman. Di depan jasad dua abdinya itu, Aji Saka menciptakan puisi yang isinya sebagai berikut. Hanacaraka, artinya terdapat dua utusan Datasawala, artinya mereka berbeda pendapat Padhajayanya, artinya mereka berdua sama kuatnya Magabathanga, artinya inilah mayat mereka Puisi yang diciptakan untuk mengenang dua abdi Aji Saka ini kemudian dikenal sebagai Hanacaraka atau aksara Jawa. Membawa peradaban ke Jawa Beberapa ahli sepakat bahwa legenda Aji Saka memiliki hubungan dengan penggunaan Kalender Saka. Di Jawa, Aji Saka menyebarkan perhitungan tarikh yang dinamakan tahun Saka, dimulai sejak kedatangannya, yaitu tahun 1 Saka (78 Masehi). Selain memperkenalkan tahun Saka, Aji Saka juga menyebarkan pengetahuan membaca dan menulis sebagai dasar pengembangan kebudayaan. Pendapat ini memberi petunjuk bahwa penggunaan abjad di Jawa sudah dimulai sejak 78 Masehi, meskipun belum ditemukan bukti tertulis yang mendukungnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul “Aji Saka dan Cerita Bangkitnya Peradaban Jawa”, Klik untuk baca: https://www.kompas.com/stori/read/2021/11/02/130000379/aji-saka-dan-cerita-bangkitnya-peradaban-jawa?page=all.
Penulis : Widya Lestari Ningsih
Editor : Nibras Nada Nailufar
Download aplikasi Kompas.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat:
Android: https://bit.ly/3g85pkA
iOS: https://apple.co/3hXWJ0L