Dua Belas Tahta Tanda Kebangkitan Yesus


Hasil gambar untuk dua belas hakim suku israelKetika Yesus masih hidup, saat itu sepuluh suku Israel sudah tidak ketahuan rimbanya. Itu sebabnya janji Yesus kepada murid-murid-nya, “kamu akan duduk di atas takhta untuk menghakimi kedua belas suku Israel,” adalah HOAX.

Terjadilah juga pertengkaran di antara murid-murid Yesus, siapakah yang dapat dianggap terbesar di antara mereka. Yesus berkata kepada mereka: “Raja-raja bangsa-bangsa memerintah rakyat mereka dan orang-orang yang menjalankan kuasa atas mereka disebut pelindung-pelindung. Tetapi kamu tidaklah demikian, melainkan yang terbesar di antara kamu hendaklah menjadi sebagai yang paling muda dan pemimpin sebagai pelayan. Lukas 22:24-26

Sebab siapakah yang lebih besar: yang duduk makan, atau yang melayani? Bukankah dia yang duduk makan? Tetapi Aku ada di tengah-tengah kamu sebagai pelayan. Kamulah yang tetap tinggal bersama-sama dengan Aku dalam segala pencobaan yang Aku alami. Dan Aku menentukan hak-hak Kerajaan bagi kamu, sama seperti Bapa-Ku menentukannya bagi-Ku, bahwa kamu akan makan dan minum semeja dengan Aku di dalam Kerajaan-Ku dan kamu akan duduk di atas takhta untuk menghakimi kedua belas suku Israel. Lukas 22:27-30

Buktinya, setelah Yesus mati, Kerajaan Bapa Yesus tidak pernah ada alias tidak pernah mengejawantah. Walaupun digelari Raja Orang Yahudi oleh Pontius Pilatus namun Yesus tidak pernah menjadi raja. Murid-murid Yesus juga tidak pernah duduk di atas tahta untuk menghakimi kedua belas suku Israel. Itulah bukti bahwa Yesus tidak pernah bangkit.

Kerabatku sekalian, di bawah ini adalah lima bukti bahwa Yesus tidak pernah bangkit. Mengetahui fakta bahwa Yesus tidak pernah bangkit memang menyebalkan karena sebagai orang Kristen kita sudah kadung beriman alias merasa nyaman meyakininya sebagai kebenaran.

Saya minta maaf bila kebenaran yang tercatat di dalam Injil menggoncang imanmu. Namun bukankah rasul Paulus mengajarkan, “Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik. 1 Tesalonika 5:21.”

1. Yesus tidak menampakan diri
2. Niniwe tidak bangkit
3. Ratu dari Selatan tidak bangkit
4. Kerajaan Bapa Yesus tidak pernah ada
5. Tidak ada Hakim Dua Belas Suku Israel

Iman adalah perasaan nyaman meyakini sesuatu sebagai kebenaran. Iman bukan kebenaran karena iman baru menjadi kebenaran setelah terbukti kebenarannya setelah kita mengujinya secara ilmiah. Iman yang terbukti kebenarannya bukan iman namun kebenaran.

9 thoughts on “Dua Belas Tahta Tanda Kebangkitan Yesus

  1. ada tertulis jangan menghakimi maka kamu tidak akan dihakimi. kenapa Yesus mengajari muridnya akan menghakimi 12 suku israel. saya ngak tau mungkin yesus lupa akibat terlalu emosional.

    Matius 7:1 “Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi.

  2. Yesus mengajarkan agar HAKIMILAH dengan ADIL. Hanya para pengecut yang tidak berani DIADILI. ha ha ha …

  3. Orang jaman purba masih animisme, dinamisme dan atheisme karena belum ada agama abrahamic. Mana ada penghakim yang adil. Itulah sebabnya animisme dinamisme atheisme dan aliran kepercayaan mustahil dihakimi karena adanya Allah hanya bisa diimani saja katanya jaman musa suka nongol tapi sekarang hanya omong kosong. Mungkin si musa tukang bohong.

  4. mengapa jangan menghakimi, Karena didalam otak manusia ada mahluk hidup atau pakar hipnotis menyebutnya bawah sadar padahal sebenarnya punya pikiran, kepribadian, perasaan, dan kecerdasan yang independen alias tidak mengandalkan anda. mahluk hidup ini sudah berada didalam otak manusia, pada awal mulanya sebagai penterjemah bahasa ketika bayi mulai mendengar bunyi sehingga otak mengerti artinya. itulah sebabnya bayi dapat mengerti bahasa ngak butuh buka-buka kamus.

    itulah sebabnya buku zero limits karya Dr. Hew len mengajarkan untuk mengasihi, meminta maaf kepada diri sendiri maksudnya agar mahluk hidup yang ada didalam sel otak berdamai dan membantu membersihkan dari kenangan lama yang buruk misalnya dibully, diolok- olok, disiksa secara verbal . yang dikemudian hari bisa saja ada yang memicu penyakit mental.

    meditasi zazen juga mengajari untuk membebaskan pikiran dari menghakimi apapun yang terjadi. Kita hanya mengamati tanpa komentar dualitas mau benar atau salah biarin aja. kita hanya mengamati saja pikiran diam, hening, rilex, damai tanpa kata-kata.

  5. nggak berani jawab dia, biar gak ketawan identitasnya, tapi tetp bisa kok, ada jejak digital

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.