Agama Tiongkok kuno adalah agama akal budi. Tidak ada wahyu dan tahyul dalam agama tersebut. Ajarannya sangat logis dan ilmiah. Tata ibadahnya membina kebajikan tanpa pemborosan dan kesia-siaan.
Daode jing 道德 經 artinya kitab jalan kebajikan. Dao artinya jalan. De artinya kebajikan. Jing artinya kitab. Kitab tersebut ditulis oleh Laozi yang lahir 20 tahun sebelum Khonghucu (551-479) lahir. Kitab tersebut terdiri dari 5.000 kata dan terbagi dalam 81 pasal.
Tahun 1985 saya membaca Daodejing terjemahan James Legge yang dipinjamkan seorang teman. Saya membacanya berulang-ulang selama satu tahun tanpa memahaminya. Sekitar lima tahun kemudian saya membeli buku tersebut dan kembali membacanya berulang-ulang tanpa mampu memahaminya.
Karena tidak puas dengan berbagai terjemahan bahasa Inggris yang ada, tahun 2000, saya pun memutuskan untuk menerjemahkannya sendiri. Saya orang Tionghoa. Walaupun mengerti bahasa Hokkien ala kadarnya namun nggak becus bicara dan menulis mandarin. Bukankah itu ibarat pungguk merindukan bulan? Namanya juga usaha.
Buankah sudah ada orang Indonesia yang menerjemahkan Daodejing ke bahasa Indonesia? Benar. Saya punya terjemahan Tjan K (tahun 2007) dan Andri Wang (tahun 2009). Kenapa kekeh jumekeh menerjemahkannya sendiri? Karena menurut saya, terjemahan yang ada jauh panggang dari api.
Wu Jing 五經 artinya Lima Kitab adalah kumpulan kitab-kitab Tiongkok kuno yang paling berwibawa dalam sejarah Tiongkok kuno yang berhasil dikumpulkan oleh Khonghucu.
Si Shu 四书 artinya Empat Risalah adalah empat karangan ringkas yang terdiri dari: ucapan dan ajaran Khonghucu, ajaran Chengzi murid Khonghucu, Zizi cucu Khonghucu dan Mengzi cucu Khonghucu.
Tentang ajarannya, kepada murid-muridnya Khonghucu mengaku bahwa dirinya tidak mengajarkan ajaran baru karena dia hanya meneruskan ajaran Tiongkok kuno yang tercatat di dalam Wu Jing. Di dalam Daodejing Laozi juga tidak mengajarkan ajaran baru namun menuliskan intisari agama Tiongkok kuno.
Dengan kata lain, kitab Si Shu dan Daodejing adalah rekapitulasi atau intisari ajaran Tiongkok kuno. Itu sebabnya tanpa Wu Jing (Lima Kitab) mustahil untuk mengerti kedua kitab tersebut dengan benar dan lengkap. Itu sebabnya selain menerjemahkan Daodejing saya juga membabarkannya alias menjelaskannya agar mudah dipahami.
Daodejing 1
Dao 道 yang dijalani
bukan jalan sebenarnya
nama yang dinamai
bukan nama sebenarnya
tanpa nama
tiandi 天地 bermula
bernama
bunda berlaksa ada
tanpa prasangka
akan memandang keagungannya
berprasangka
hanya melihat batasnya
keduanya ada bersamaan
dengan nama yang berbeda
sama-sama misterius
misteri yang misterius
bagi masyarakat adalah pintu
Daodejing 1
Pembaharan:
Dao 道 yang dijalani
bukan jalan sebenarnya
nama yang dinamai
bukan nama sebenarnya
Dao 道 (tao) artinya jalan alias cara. Sangkan paraning dumadi (SPD) artinya dari mana mau ke mana jadinya. Apa yang dinamai Dao 道 oleh laozi bebas diberi nama “SPD” oleh Paijo. Cara Laozi mengajar tidak harus sama dengan Paijo mengajar. Namanya dan cara mengajarkannya boleh berbeda-beda namun isi ajarannya harus sama. Itulah yang disebut kebenaran.
tanpa nama
tiandi 天地 bermula
bernama
bunda berlaksa ada
Tian 天 artinya langit alias Yang Mahatinggi. Itulah yang dilihat orang-orang Tiongkok kuno ketika mereka menengadah ke atas. Di 地 adalah Yang Maharendah. Itulah yang dilihat orang Tiongkok setiap kali menunduk ke bawah.
Sebelum dinamai Tiandi 天地, apa yang dinamai Tiandi 天地 itu adalah Yang Mahamula. Walaupun kemudian diberi nama Tiandi 天地 namun sesungguhnya Yang Mahamula itu sejak awalnya adalah bunda berlaksa ada. Artinya dari Dialah segala yang kita sebut ada itu berasal.
tanpa prasangka
akan memandang keagungannya
berprasangka
hanya melihat batasnya
Kalau anda memandang Tiandi 天地 dengan prasangka maka bisa dipastikan bahwa anda hanya melihat batasnya. Anda hanya melihat Tian 天 alias langit itu hanya sebatas yang anda lihat ketika mendongak dan Di 地 hanya sebatas yang anda lihat ketika menunduk.
Namun bila anda memandang-Nya tanpa prasangka, artinya memandang Tiandi 天地 tanpa prasangka, sudah pasti anda pun langsung memandang keagungan-Nya.
keduanya ada bersamaan
dengan nama yang berbeda
sama-sama misterius
Keduanya ada bersamaan. Yang satu kita namakan Tian 天 artinya langit sementara yang lain kita sebut Di 地 artinya bumi. Keduanya sama-sama misterius.
misteri yang misterius
bagi masyarakat adalah pintu
Masyarakat suka hal-hal yang misterius karena bagi mereka itu adalah sebuah pintu menuju pengetahuan yang lebih lengkap dan luas.
Daodejing 1 itu mirip dgn Kitab Kejadian 1, ya koh!
Belum ada nama, berlaksa2, langit dan bumi bersamaan
Misterius adanya dan merupakan pintu masuk yg melegakan
Salam Damai!
Menurut ajaran Alkitab, manusia berasal dari Adam dan Hawa. Menurut catatan orang Tiongkok kuno, sepasang manusia pertama adalah Fuxi dan Nuwa.
Kisah penciptaan Alkitab dan Tiongkok mengajarkan sekaligus membuktikan bahwa Manusia memang berasal dari sepasang manusia itu sebabnya setelah keturunannya menyebar maka PENGETAHUAN dan TENOLOGI mereka relatif SAMA. Itu juga menunjukkan bahwa PENGETAHUAN agama mereka SAMA.
Yang membedakannya kemudian adalah munculnya TAHYULISME dan PENIPUAN agama serta SISTEM pendidikan diberbagai belahan dunia.
Yang membedakannya kemudian adalah munculnya TAHYULISME dan
PENIPUAN agama serta SISTEM pendidikan diberbagai belahan dunia.
—
TAHYULISME menciptakan dongeng
PENIPUAN agama membuat mitos
SISTEM pendidikan melahir atheis
Belakangan baru beberapa manusia ngeh bahwa
Hrs pd mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.
Pd mulanya = waktu; langit = ruang; bumi = materi.
Para pemikir atheis baru belakangan ini sadar, bw kalimat “Pd mulanya” itu luar biasa, dan pasti bukan kalimat sembarangan spt kalimat2 yg kerap terdapat pd lembar awal kitab2 mitos atau kitab2 dongeng atau kitab2 legenda, atau Kitab Suci yg lain2nya.
Mengapa kalimat yg pertama dituliskan dlm Bibel adalah perihal waktu, ruang dan materi?
Belakangan disadari, bw atheis tak mungkin bicara materi tanpa ada ruang dan waktu, atau bicara waktu tanpa materi dan ruang, atau bicara ruang tanpa materi dan waktu atau bicara yg satu tanpa salah satu lainnya. Kini mereka balik, mulai mengakui, bw ide penulisan kalimat pertama “Pd mulanya Allah menciptakan langit dan bumi”, yg ditulis ribuan tahun silam itu pasti bukan ide manusia biasa, manusia yg tak secerdas atheis. Pasti ada hal yg luar biasa di depan atau belakangnya yg menuntun atau mendorong manusia itu menuliskan kalimat tsb sbg kalimat yg paling pertama dr seluruh isi Bibel. Tentu para atheis yg merasa lebih cerdas dari penulis Bibel hrs menyadari ke alpaan melihat itu. Aku pun yakin banget, bw tanpa kalimat pertama ini, maka seluruh isi Bibel itu bohong belaka. Oleh sebab itu Kej.1:1 ini merupakan pintu masuk yg melegakan kita menerima segala tragedi manusia dan kemanusiaan yg ada di dalamnya dan lagi pula kalimat akhir-Nya adalah: “Ya, Aku datang segera!”, itu bab terakhir [Wah.22:20], menambah kelegaan itu dgn rasa merdeka keluarnya.
Gimana dgn Daodejing 1 itu, Bro!
Salam Damai!
Wow, akhirnya Anda tulis juga ttg Daodejing. Kitab yg agung itu. Mohon dibabarkan dg baik ya, pak hai. Saya juga ingin belajar. Saya pernah bbrp kali baca ttg kitab ini pd bbrp pasalnya. Sayangnya, krn kurang penjelasan mka sy mengabaikannya.
So, ditunggu postingan slnjutnya. Tks
Menurut saya memang sudah waktunya untuk dibukakan ke dunia secara sistematis agar tidak menyesatkan. Mohon doa restu.
Setuju. Semoga berhasil
Luar biasa, sangat menggugah hati
terima kasih pujiannya.
Pingback: Daodejing 1 — Bengcu Menggugat – Tanjaya Cell