Kita harus MERDEKA bukan MEREK. Menyangka berjuang untuk MERDEKA padahal sedang membuat MEREK? Menumpahkan darah sesama manusia demi sebuah merek apalagi merek BARU? Mengenaskan!
Sejak SMA kelas satu tahun 1981, ada tiga bangsa yang saya pikirkan nasibnya dengan mendalam yaitu: Papua, Timor Timur dan Palestina. Setelah bertahun-tahun memikirkannya akhirnya saya menyimpulkan, jalan terbaik adalah menerima kenyataan bahwa MEREK-nya sudah ditetapkan artinya tetap menjadi bagian dari negara (merek) yang menurut mereka adalah penjajahnya.
Sejak itulah, saat itu saya seorang mahasiswa, saya berkata kepada teman-teman dari Papua dan Timor Timur: “Menjadi bagian dari NKRI jauh lebih baik dari pada hanya menjadi bagian Irian Jaya dan Timor Timur MERDEKA. NKRI dan Irian Jaya serta Timor Timur Merdeka hanya MEREK. Yang utama adalah MERDEKA dan sejahtera. MEREK dari Kemerdekaan dan sejahtera itu tidak penting. Berjuang agar Pemerintah NKRI bersih dan tidak diskriminasi jauh lebih MUDAH dari pada berjuang untuk MERDEKA. Indonesia yang BERSIH tanpa diskriminasi adalah yang terbaik bagi kita semua. Masalah kita bukan NKRI juga bukan tidak MERDEKA namun KEJAHATAN oknum-oknum yang BERKUASA. Bagi orang Irian Jaya dan Timor Timur, menjadi presiden NKRI jauh lebih HEBAT dari menjadi presiden Irian Jaya dan Timor Timur. Jadi, mari kita berjuang agar NKRI merdeka dari orang-orang JAHAT yang saat ini BERKUASA.”
Hal yang sama juga saya katakan kepada beberapa orang sahabat pena Palestina-ku. “Menjadi Perdana Menteri Israel jauh lebih BERGUNA dari pada menjadi perdana menteri Palestina saja.”
Ketika Timor Timur Merdeka menjadi Timor Leste, beberapa orang teman bertanya, “Bagaimana?” Sampai hari ini saya masih berkata dan meyakini hal yang sama, “Perjuangan kita tetap SAMA meskipun MEREK-nya berbeda. Mari kita tetap berjuang agar NKRI dan Timor Leste MERDEKA dari orang-orang JAHAT yang BERKUASA.”
Sebagai orang Tionghoa saya percaya ajaran nenek moyang bahwa, “Di empat penjuru lautan semuanya saudara.” Mari kita berjuang untuk sesama manusia bukan berjuang untuk MEREK yang disebut negara.
Sejak kelas satu SMA tahun 1981 pula saya berpikir secara mendalam tentang umat beragama. Kalau saya masuk sorga karena agama saya dan orang lain masuk neraka karena tidak memeluk agama saya, apa yang akan saya hadapi saat itu?
Membayangkan orang lain masuk neraka karena lebih suka memeluk agamanya dari pada memeluk agama saya benar-benar menyakitkan. Itu sebabnya saya pun lalu membabibuta membujuk orang lain untuk memeluk agama saya agar mereka masuk sorga juga seperti saya. Namun tidak semua orang suka memeluk agama saya. Kenyataan demikian benar-benar membuat frustasi.
Di samping itu juga muncul pertanyaan, “Bagaimana bila yang masuk sorga adalah umat agama lain dan saya tidak masuk sorga karena tidak memeluk agama mereka?” Saya tidak takut masuk neraka karena yakin cepat atau lambat akan menemuka cara untuk hidup nyaman di neraka namun kuatir orang-orang yang saya kasihi tidak merasa bahagia di sorga karena memikirkan saya di neraka.
Sejak itu saya tidak berani lagi membujuk orang lain memeluk agama saya karena kuatir gara-gara ikut-ikutan memeluk agama saya mereka justru masuk neraka.
Sejak itulah saya getol sekali membuat kesepakatan dengan handai taulan pemeluk agama lain, “Aku berjanji tidak akan merasa bahagia bila masuk sorga karena agamaku dan kamu masuk neraka karena agamamu. Namun, tolong jangan berduka bila kamu masuk sorga karena agamamu dan aku masuk neraka karena tidak memeluk agamamu. Konon di neraka tidak ada kematian, itu sebabnya cepat atau lambat aku pasti akan menemukan cara untuk hidup nyaman di neraka.”
Anak kami lahir 7 September 2001. Ada kalanya dia menyebalkan namun sering kali dia menyenangkanku, namun satu hal aku yakin: Karena menyayanginya maka aku mustahil tega menghukum dia selama-lamanya di neraka karena membuatku kesal. Aku akan terus-menerus mengajarinya agar tidak membuatku kesal. Kalau kami hidup selama-lamanya maka aku akan mengajarinya sampai selama-lamanya untuk tidak membuatku sebal. Kalau membuatku berkenan adalah caranya menjalani hidup yang benar, aku akan mengajarinya sampai selama-lamanya. Kalau membuatku berkenan BUKAN cara menjalani hidup yang benar, maka aku akan membina diri sampai selama-lamanya agar tidak SEBAL meskipun dia tidak berkenan padaku.
Allah adalah Bapa karena dari-Nya manusia berasal. Mustahil Dia menghukum manusia selama-lamanya karena membuat-Nya sebal dan kesal karena hukuman bukan balas dendam namun cara untuk membina seseorang agar menjalani hidup dengan cara yang benar sekaligus cara untuk mencegah dia berbuat jahat lagi kepada sesamanya manusia.
Kesadaran demikian, membuatku hanya mengajari orang lain untuk menjalani hidup dengan cara yang benar agar BERBAHAGIA dan tidak MENYESAL, bukan membujuknya memeluk agamaku supaya masuk sorga. Aku menyebut diriku Kristen artinya pengikut alias murid Kristus bukan pemeluk agama Kristen. Sama seperti aku menyebut diriku Tionghoa artinya orang yang tidak menyebelah (adil) bukan karena aku warga negara Tiongkok.
Yang penting MERDEKA bukan MEREK! 17 Agustus 2015.
bagaimana kita bisa meyakinkan dan memahami apa yang diperintahkan oleh Allah jika tidak mulai membaca alkitab sebagai dasarnya… meyakini karena asumsi orang lain dan tidak mempelajari dari sumbernya bisa saja salah kaprah lo….
Mohon maaf, tanpa mengurangi rasa hormat, anda tahu yang diajarkan oleh alkitab TENTANG iman? ha ha ha ha …. Yang BERIMAN nggak kebagian karena setelah dia MATI baru KEJADIAN. Itulah nasib Abraham dan orang-orang beriman lainnya. ha ha ha ha …
owh.. kek na @me jg mungkin salah 1 pakar nih.. dah 1000x baca Alkitab.. dri kejadian sampaiiiii wahyu..? yg 1000x..?
klo bgitu.. tlg pencerahannya.. krn sy org bodoh..
sy yakin anda paham dlm alkitab itu dikatakan ada Surga.. tlg ceritakan Surga itu kek bgmn.. dan Neraka itu kek bgmn.. termasuk skalian pemahaman anda ttg pembuatan dunia, dri awal mula..
Sdh byk dijelaskan oleh pemuka agama, apa @me jg salah 1 yg menghasut utk percaya buta kpd pemimpin agama walau tdk sesuai logika, dan berkata harus dgn iman bru bs paham..? Iman itu apa sih..?
Krn menurut yg benar2x bs dipegang adalah Alkitab itu sendiri.. terima kasih..
DAri pada baca tulisan saya lebih baik anda baca alkitabnya langsung saja, kisanak. Original lebih bisa dipercaya.
haha.. lewat tulisan anda.. byk hal yg bikin sy kaget dan akhirnya mencoba menelaah lgi dgn membaca Alkitab sesuai logika.. sedangkan dri tulisan anda pun, ada bbrp yg anda translate kan yg berbeda dgn LAI.. dan itu cukup berpengaruh dlm memahami Alkitab dri maksud yg sbenarnya.. lanjutkan suhu hai2.. anda menyarankan baca original, pasti sy lakukan, tp sy tdk serajin anda dlm membaca alkitab ratusan kali krn byk hal urusan kerja, makan, tidur, urus keluarga, yg mesti sy kerjakan.. (cari gampang).. Btw.. ada target gak suhu..? ttg penerbitan buku..? kira2 kapan..?
nggak ada target. Namun saya akan usahakan agar tahun 2016 ini pasti terbit.