Gambar: jpnn.com
Karena Praperadilan memutuskan dia bukan penegak hukum dan penyelenggara negara maka Presiden Jokowi pun memutuskan Budi Gunawan untuk menduduki posisi jabatan APAPUN yang nanti akan diamanatkan.
Jokowi: Saya memutuskan saudara Komisaris Jenderal Budi Gunawan untuk terus memberikan kontribusi terbaik bagi kepolisian Indonesia agar makin profesional makin dipercayai masyarakat. Kontribusi ini dapat dilakukan dalam posisi dan jabatan “APAPUN” yang nanti diamanatkan kepadanya.
Setelah berhari-hari menyemangati Presiden Jokowi dengan teriakan “Jia Yao 加油”yang artinya TAMBAHKAN MINYAK, maka satu hari setelah pengumuman presiden Jokowi pada tanggal 18 Februari 2015 tersebut masayarakat pun saling memberi selamat dengan saling mendoakan. GONG XI FA CAI 恭喜发财 yang artinya BERKEHORMATAN, BERBAHAGIA, BERTUNAS dan BERKELIMPAHAN. GONG 恭 artinya BERKEHORMATAN. XI 喜 artinya BERBAHAGIA. FA 发 artinya BERTUNAS. CAI 财 artinya BERKELIMPAHAN.
Sementara itu para pengacara Budi Gunawan cuma gigit jari karena kadung setuju dengan keputusan Hakim Praperadilan Sarpin Rizaldi bahwa Budi Gunawan bukan penegak hukum sementara semua JABATAN di Kepolisian RI hanya diperuntukan bagi para penegak hukum. Itu sebabnya, setelah Keputusan praperadilan maka selain MACAKA = Mantan Calon Kapolri tidak ada lagi jabatan lain yang ada di Kepolisian RI yang bisa diduduki oleh Budi Gunawan.
Itu sebabnya baik Budi Gunawan maupun para pengacaranya juga para pendukungnya gembira bukan kepalang ketika Jokowi memutuskan untuk MEMBUAT sebuah JABATAN baru di KEPOLISIAN RI khusus bagi Budi Gunawan untuk terus memberikan kontribusi terbaik bagi kepolisian Indonesia agar makin profesional makin dipercayai masyarakat. NAMA jabatan itu adalah APAPUN. Dan Budi Gunawan akan segera menerima AMANAT untuk menduduki jabatan APAPUN tersebut dari presiden RI Jokowi.
Marilah kita beramai-ramai memberi UCAPAN selamat kepada KOMJEN Budi Gunawan APAPUN.
Bengcu Menggugat 
salam kenal dan salam hormat om hai, mau tanya om kl blh om hai termasuk yg kecewa dg sikap pak presiden jokowi atau memang seperti ini realitas politik di negri ini tampak memberi harapan kenyataan tak menjajikan, trims om
Kisanak, di dalam memilih menteri, Presiden punya HAK PREROGATIF untuk MENCARI dan MEMILIH. Itu sebabnya dia melibatkan KPK dalam panitia pencarian dan pemilihannya. Di dalam memilih KAPOLRI, presiden hanya punya hak PREROGATIF untuk MEMILIH dan MENGAJUKAN CALON yang diusulkan oleh KOMPOLNAS. Itu sebabnya dia MEMILIH calon UTAMA yang diusulkan oleh KOMPOLNAS untuk DIVERIFIKASI oleh DPR. Itu sebabnya jokowi tidak libatkan KPK dalam pemilihan calon KAPOLRI.
DPR yang punya KUASA VERIFIKASI seharusnya melibatkan KPK ketika BG dijadikan TERSANGKA oleh KPK. Tindakan DPR meloloskan CALON KAPOLRI yang berstatus TERSANGKA KPK sudah PASTI tindakan TIDAK PUnYA HARGA DIRI dan tidak mencintai kebenaran dan tidak MENGHARAGI HUKUM dan Undang-Undang RI.
Apa yang harus dilakukan oleh Jokowi sebagai PRESIDEN dan sebagai KEPALA Negara menghadapi gonjang-ganjing KPK VS Polisi? Ibarat seorang BAPAK (kepala negara) KPK dan POLRI adalah ANAK sedangkan DPR adalah REKAN KERJA. Ketika ketiganya PEnTANG BACOT maka yang harus dilakukan oleh Jokowi adalah MEMBIARKAN MEREKA RIBUT dengan memberi BATAS WAKTU. Itulah yang dilakukan oleh Jokowi, BATAS waktunya adalah Keputusan Praperadilan. Setelah BATAS waktu HABIS dan mereka tidak BISA bahkan TIDAK beritikad baik untuk menyelesaikan MASALAH, jokowi pun BERTINDAK. Dan anda sudah lihat tindakannya bukan?
Itulah CARA seorang PEMImPIN bertindak menghadapi MASALAH anak buahnya saling MENYAKITI. CARA KEPALA RAMPOK menangani masalah demikian adalah LANGSUNG KEPRUK. Jokowi adalah pemimpin yang BAIK, bukan KEPAA RAMPOK. Itu sebabnya hai hai bengcu TIDAK menulis apa pun sebelum jokowi ambil keputusan, tujuannya adalah menunggu Jokowi menyelesaikan MASALAH tanpa MEMBUAT masalha baru.
trimaksih banyak om atas jawabannya, krn sy termasuk org yg terpengaruh dg statement Bpk Presiden Jokowi hanya ‘petugas partai’ & ‘presiden boneka’. Sy minta izin bejalar om dr blog om hai hai