Allah Tritungal itu ibarat tiga orang kembar siam. Walaupun ketiganya adalah tiga orang yang berbeda namun ketiganya adalah satu orang yang sama. Meskipun ketiga pribadi itu berbeda-beda namun tubuhnya satu. Tiga namun ESA.
Memberanikan diri bertanya, di dalam buku berjudul Institutio, John Calvin menulis:
Dari Alkitab harus kita ambil aturan yang pasti, baik untuk pikiran kita maupun untuk ucapan kita, aturan yang kita pakai untuk mengukur segala pikiran otak kita dan segala ucapan mulut kita. Tetapi siapa gerangan yang akan menghalangi kita untuk menguraikan dengan kata-kata yang lebih jelas perkara-perkara di dalam Alkitab yang membingungkan dan mengalutkan pikiran kita? Asal saja kata-kata itu kita pakai untuk melayani kebenaran Alkitab dengan taqwa dan setia dan di gunakan tidak terlalu sering dan bebas dan hanya pada kesempatan-kesempatan yang baik. John Calvin – Institutio – Pengajaran Agama Kristen, hal 34
Pertama, yang saya namakan PERSONA (PRIBADI) ialah suatu SUBSISTENSI (substantia) di dalam HAKIKAT Allah yang meskipun berhubungan dengan yang lainnya, berbeda karena suatu sifat yang tak dapat menjadi kepunyaan dari yang lain. Tetapi, istilah SUBSISTENSI itu menurut kami harus menunjukkan sesuatu yang lain dari HAKIKAT. Sebab, jika FIRMAN itu sama saja dengan Allah dan tidak mempunyai suatu sifat yang khas, maka Yohanes kurang tepat waktu ia berkata bahwa Firman itu selama-lamanya telah ada bersama-sama dengan Allah (Yohanes 1:1). Bila kemudian ditambahkannya bahwa Firman itu juga Allah sendiri, ia mau memanggil kita kembali kepada hakikat yang satu itu. Tetapi, oleh karena Firman itu tidak mungkin ada bersama-sama dengan Allah kalau tidak berdiam di dalam Bapa, maka lahirlah wawasan SUBSISTENSI yang kami sebut tadi. Istilah inilah yang cocok untuk mengungkapkan bahwa Dia, meskipun terpaut dengan ikatan yang tak teputuskan dengan hakikat sendiri, masih mempunyai istimewa yang membedakan-Nya dari hakikat itu. Ibid, hal 36
Kedua, telah juga saya katakan bahwa ketiga SUBSISTENSI itu masing-masing berhubungan dengan yang lain sedangkan sifatnya berbeda. Dalam ayat tadi, hubungan itu diungkapkan secara khusus karena bila menyebut Allah begitu saja, tanpa ada suatu yang khusus yang ditentukan, nama itu dapat saja menunjukkan Anak atau Roh Kudus, maupun Bapa. Tetapi bila Bapa dibandingkan dengan anak, masing-masing terbedakan karena sifatnya. Ibid, hal 36-37
Ketiga, saya tegaskan bahwa apa yang menjadi sifat khas salah satu SUBSISTENSI itu tidak dapat dialihkan kepada yang lain karena segala sesuatu yang dianggap ada pada Bapa sebagai tanda membedakan-Nya, tidak dapat menjadi kepunyaan Anak, tidak pula dapat dialihkan kepada-Nya. Dan juga perumusan yang diberikan oleh Tertullianus saya sukai asal saja diartikan dengan tepat: Di dalam diri Allah ada suatu pengaturan atau suatu tertib yang tak mengubah apa-apa pada kesatuan hakikat. Ibid, hal 37
Bapa, Anak dan Roh, kata-kata ini memang menunjuk pada perbedaan yang sesuai dengan kenyataan, supaya tak ada yang mengira bahwa kata-kata itu merupakan julukan saja, yaitu hanya untuk menyatakan Allah dengan berbagai cara menurut karya-Nya. Tetapi, kita harus ingat bahwa ini merupakan perbedaan dan bukan pembagian. Anak mempunyai kekhasan yang membedakan-Nya dari Bapa, sebab tak mungkin Firman ada bersama-sama dengan Allah kecuali jika Firman itu lain dari Bapa dan tak mungkin firman itu mempunyai kemuliaan di hadapan Bapa jika tidak berbeda dari Bapa. Demikian pula, anak itu membedakan Bapa dari diri-Nya. Lagi pula, yang turun ke bumi bukan Bapa melainkan yang KELUAR dari Bapa; yang mati dan bangkit kembali bukan Dia melainkan yang diutus oleh-Nya. Perbedaan antara Roh Kudus dan Bapa dinyatakan oleh Kristus, waktu Dia berkata bahwa Roh Kudus itu terbit dari Bapa; perbedaan Roh Kudus dengan diri-Nya dinyatakan-Nya setiap kali Dia menyebut-Nya sebagai “se-Orang lain”, seperti pada saat Dia menyatakan bahwa Dia akan mengutus seorang Penolong yang lain dan juga dalam beberapa tempat lain. Ibid hal 37-38
Saya tidak tahu, apakah bijaksana mengambil persamaan dari hal-hal yang termasuk lingkungan manusia untuk mengungkapkan sifat perbedaan itu. Tetapi tidaklah baik untuk menutupi perbedaan yang kita lihat dinyatakan dalam Alkitab yaitu bahwa Bapalah yang dianggap pangkal penggerak segala kegiatan, sumber dan asal segala sesuatu; Anaklah yang dianggap mempunyai hikmat dan kebijaksanaan dan pengaturan segala kegiatan dan bahwa Roh Kudus dipandang sebagai sebab yang membuat kegiatan itu ampuh dan berhasil. Lagi pula, memang keabadian Bapa juga menjadi kebadaian Anak dan keabadian Roh mengingat bahwa Allah tak pernah mungkin tanpa hikmat dan kekuatan-Nya dan bahwa dalam keabadian tidak usalah dicari mana yang dahulu mana yang kemudian. Meskipun demikian, bukanlah tidak perlu atau sia sia memperhatikan urutan antara Bapa, Anak dan Roh Kudus. Bapa disebut yang pertama sesudahnya anak sebagai yang berasal dai Bapa lalu Roh Kudus sebagai yang berasal dari kedua-duanya sebab pikiran setiap orang sudah sewajarnya cenderung paling dulu memperhatikan Allah lalu hikmat-Nya yang bersumber pada-Nya akhirnya kekuatan-Nya yang dipakai-Nya untuk melaksanakan apa yang telah diputuskan-Nya. Oleh karena itu, Anak dikatakan keluar dari Bapa saja dan Roh dari Anak dan Bapa. Ibid hal 38-39
Yang dimaksudkan dengan sebutan-sebutan yang menunjukkan perbedaan ini, kata Agustinus, “Ialah hubungan yang ada antara pribadi yang satu dengan yang lain, bukan ZAT yang membuat ketiga-tiganya merupakan keesaan. Pada tempat lain Agustinus menguraikan dengan baik dan dengan jelas sebab perbedaan itu. Katanya, “Kristus dinamakan Allah bila dilihat berhubungan diri-Nya sendiri. Berhubungan dengan Bapa, Dia dinamakan Anak. Demikian pula Bapa, dilihat berhubungan dengan diri-Nya sendiri, dinamakan Allah; berhubungan dengan Anak, Dia dinamakan Bapa. Yang dinamakan Bapa bila dilihat dalam hubungan dengan Anak, bukanlah Anak; demikian pula yang dinamakan Anak dilihat dalam hubungan dengan Bapa, bukanlah Bapa. Tetapi, yang dinamakan Bapa dilihat dalam hubungan dengan diri-Nya sendiri dan yang dinamakan Anak dilihat dalam hubungan dengan diri-Nya sendiri adalah Allah yang sama. Ibid hal 39
Oleh karena itu, baiklah mereka yang suka akan kesederhanaan dan yang puas dengan patokan iman, menerima secara singkat apa yang ada gunanya diketahui. Bila kita menyatakan percaya kepada satu Allah, hendaknya dengan nama itu dimaksudkan hakikat yang tunggal saja yang kita pahamkan mengandung tiga pribadi atau hyposteseis. Demikian pula setiap kali nama Allah disebut dengan arti umum, tanpa penentuan yang lebih tepat, maka yang dimaksudkan baik Anak dan Roh Kudus maupun Bapa. Tetapi bila Anak disebut bersama dengan Bapa maka kita berurusan dengan hubungan anatara yang satu dengan yang lain. Begitulah kita mengadakan perbedaan antara pribadi-pribadi. Ibid hal 40
Kita akan berpegang pada apa yang telah dengan secukupnya dibuktikan dari Alkitab yaitu bahwa Allah satu hakikat-Nya, yang tak dapat dibagi-bagi meskipun hakikat itu ada pada Bapa, ada pada Anak dan ada pada Roh Kudus. Demikian pula bahwa karena salah satu sifat-Nya Bapa berbeda dari Anak dan anak dari Roh Kudus. Ibid hal 40
Saya yakin bahwa saluruh bahan ajaran ini telah diterangkan dengan tepat di sini, asal saja si pembaca mau mengendalikan hasrat ingin tahunya dan tidak terlampau mengingingkan perdebatan-perdebatan yang merugikan dan membingungkan. Sebab, saya tidak rela kalau harus memuaskan mereka yang kesenangannya ialah mengarang pemikiran teoritis yang bukan-bukan. Ibid hal 40
Bengcu Menggugat hai hai Mengungkap:
Doktrin Tritunggal termasuk doktrin monoteisme yang percaya kepada Allah Yang Maha Esa. Dan Allah Yang Maha Esa itu mempunyai tiga pribadi, bukan satu. Pribadi pertama adalah Allah Bapa, pribadi kedua adalah Allah Anak (Yesus Kristus) dan pribadi ketiga Roh Kudus. Tiga pribadi bukan berarti tiga Allah, dan satu Allah bukan berarti satu pribadi. Tiga pribadi itu mempunyai satu esensi atau sifat dasar (Yunani: Ousia, Inggris: substance) yang sama, yaitu Allah. Allah Bapa adalah Allah, Allah Anak adalah Allah dan Roh Kudus adalah Allah, namun ketiga-Nya mempunyai satu ousia, yaitu esensi Allah. Stephen Tong – Allah Tritunggal, hal 20-21
Dalam sejarah Kekristenan hanya ada dua Teolog yang mengajarkan doktrin Allah Tritunggal dengan logis dan sistematis serta tegas dan gamblang sehingga sulit sekali untuk dilawan. Yang pertama adalah John Calvin yang hidup sekitar 500 tahun yang lalu dan yang kedua adalah Pdt. Dr Stephen Tong, sang hamba Allah, pelayan manusia.
Selama bertahun-tahun saya meyakini ajaran kedua teolog tersebut sebagai ajaran Alkitab sampai saya mengujinya dengan Alkitab sebagai sumber pustaka dan standard kebenaran dan menemukan fakta bahwa doktrin Allah Tritunggal adalah ajaran sesat karena bertentangan dengan ajaran Alkitab. Itu sebabnya, dalam kesempatan ini saya mengutip ajaran kedua Teolog agung tersebut untuk diuji dengan Alkitab sebagai standard kebenaran dan sumber pustaka.
Ada orang yang tersesat ada pula orang yang menjadi penyesat. Orang tersesat berbeda dengan penyesat. Orang tersesat adalah orang yang menjalani jalan yang salah karena tidak tahu jalan yang benar. Penyesat adalah orang yang tahu jalan yang benar namun sengaja memimpin orang ke jalan yang salah.
Tentang doktrin Allah Tritunggal, John Calvin walaupun tersesat dan ajarannya menyesatkan namun dia bukan penyesat karena belum pernah ada orang yang menggunakan Alkitab sebagai standard kebenaran dan sumber pustaka, membuktikan kepadanya bahwa doktrin Allah Tritunggal adalah ajaran sesat karena bertentangan dengan ajaran Alkitab. Hal yang sama pun berlaku bagi Pdt. Dr. Stephen Tong.
Tiga Allah Kembar Siam
Pada akhir tahun 80 an, ketika memimpin seminar Allah Tritunggal di Jakarta, Pdt. Dr. Stephen Tong menyatakan bahwa belum ada perumpamaan yang mampu menggambarkan doktrin Allah Tritunggal dengan sempurna. Pada saat itu saya berjanji di dalam hati untuk berusaha menemukan perumpamaan yang paling sempurna untuk menggambarkan doktrin Allah Tritunggal. Setelah bertahun-tahun berusaha akhirnya saya menemukannya.
Allah Tritungal itu ibarat tiga orang kembar siam. Walaupun ketiganya adalah tiga orang yang berbeda namun ketiganya adalah satu orang yang sama. Meskipun ketiga pribadi itu berbeda-beda namun tubuhnya satu. Tiga namun ESA.
Allah Tritunggal adalah satu Allah yang terdiri dari tiga pribadi yang berbeda. Allah Tritunggal adalah tiga Allah yang terdiri dari satu hakekat. Allah Tritunggal adalah tiga Allah kembar siam.
Doktrin Allah Tritunggal Mustahil Ajaran Alkitab
Kerabatku sekalian, apa yang diajarkan oleh Pdt. Dr. Stephen Tong dan John Calvin tersebut di atas memang nampak logis dan sistematis, namun sama sekali tidak alkitabiah. Kenapa demikian? Karena Alkitab tidak mengajarkan hal demikian. Yang saya maksudkan bukan Alkitab tidak mengajarkan frasa Allah Tritunggal. Yang saya maksudkan bukan Alkitab tidak mengajarkan kata pribadi dan hakekat. Yang saya maksudkan adalah Alkitab sama sekali tidak mengajarkan tentang tiga Allah yang satu hakekat alias satu Allah tiga pribadi.
Alkitab mengajarkan dengan gamblang bahwa manusia adalah DIKOTOMI yang terdiri dari TUBUH dan JIWA. Alkitab juga mengajarkan dengan tegas bahwa manusia adalah TRIKOTOMI yang terdiri dari TUBUH dan JIWA serta ROH KUDUS. Namun tidak ada satu ayat Alkitabpun yang mengajarkan bahwa Manusia adalah DIKOTOMI yang terdiri dari PRIBADI dan HAKEKAT.
Memang banyak teolog, salah duanya adalah Budi Asali Mdiv dan Esra Alfred Soru yang mengajarkan bahwa manusia adalah DIKOTOMI yang terdiri dari HAKEKAT dan PRIBADI. Itu sebabnya mereka juga mengajarkan bahwa Yesus memiliki DUA hakekat dan SATU pribadi. Namun para teolog demikian hanya bisa gigit jari ketika ditanya: Tubuh itu hakekat atau pribadi? Jiwa itu hakekat atau pribadi? Roh Kudus itu hakekat atau pribadi? Ketika manusia mati, yang mati itu hakekatnya atau pribadinya? Ketika Yesus mati, yang mati itu hakekat-Nya atau pribadi-Nya? Ayat Alkitab mana yang mengajarkan bahwa manusia itu terdiri dari hakekat dan pribadi? Ayat Alkitab mana yang mengajarkan bahwa Yesus punya satu pribadi dan dua hakekat?
Tidak ada satu ayat Alkitab pun yang mengajarkan bahwa Allah itu DIKOTOMI yang terdiri dari PRIBADI dan HAKEKAT. Itu sebabnya mustahil ada ayat Alkitab yang mengajarkan tentang TIGA Allah SATU hakekat alias SATU Allah TIGA pribadi. Oleh karena itu, meskipun NGOTOT sampai kuda gigit jari Doktrin Allah Tritunggal mustahil ajaran Alkitab. Karena Alkitab tidak mengajarkannya maka Doktrin Allah Tritunggal nggak mungkin WAHYU Allah.
Karena Alkitab tidak mengajarkannya lalu dari mana Pdt. Dr. Stephen Tong dan John Calvin mendapatkan ajaran demikian? Dari buku-buku teologi yang mereka pelajari. Karena menyangka yang diajarkan oleh buku-buku Teologi itu adalah ajaran Alkitab maka mereka pun mengajarkannya sebagai ajaran Alkitab.
Karena Alkitab tidak mengajarkannya lalu dari mana para teolog sebelum John Calvin tahu bahwa Allah itu DIKOTOMI yang terdiri dari PRIBADI dan HAKEKAT? Dari mana mereka tahu bahwa yang TIGA itu PRIBADINYA dan SATU itu HAKEKATNYA? Tahu dari hongkong kali? Ha ha ha ha …..
John Calvin Membual
John Calvin: yang saya namakan PERSONA (PRIBADI) ialah suatu SUBSISTENSI (substantia) di dalam HAKIKAT Allah yang meskipun berhubungan dengan yang lainnya, berbeda karena suatu sifat yang tak dapat menjadi kepunyaan dari yang lain. Tetapi, istilah SUBSISTENSI itu menurut kami harus menunjukkan sesuatu yang lain dari HAKIKAT. Sebab, jika FIRMAN itu sama saja dengan Allah dan tidak mempunyai suatu sifat yang khas, maka Yohanes kurang tepat waktu ia berkata bahwa Firman itu selama-lamanya telah ada bersama-sama dengan Allah (Yohanes 1:1). Bila kemudian ditambahkannya bahwa Firman itu juga Allah sendiri, ia mau memanggil kita kembali kepada hakikat yang satu itu. Tetapi, oleh karena Firman itu tidak mungkin ada bersama-sama dengan Allah kalau tidak berdiam di dalam Bapa, maka lahirlah wawasan SUBSISTENSI yang kami sebut tadi. Istilah inilah yang cocok untuk mengungkapkan bahwa Dia, meskipun terpaut dengan ikatan yang tak teputuskan dengan hakikat sendiri, masih mempunyai tanda istimewa yang membedakan-Nya dari hakikat itu. Ibid, hal 36
Pada mulanya adalah Firman (Logos); Firman itu bersama-sama dengan Allah (Theos) dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Yohanes 1:1-2
John Calvin: Yohanes kurang tepat waktu ia berkata bahwa Firman itu selama-lamanya telah ada bersama-sama dengan Allah (Yohanes 1:1).
Yohanes 1:1: Pada mulanya Firman itu bersama-sama dengan Allah.
Hai hai: John Calvin membual karena “Pada mulanya” MUSTAHIL “selama-lamanya.”
John Calvin: Bila kemudian ditambahkannya bahwa Firman itu juga Allah sendiri, ia mau memanggil kita kembali kepada hakikat yang satu itu.
Yohanes 1:1: Firman itu adalah Allah
Hai hai: John Calvin membual karena Yohanes 1:1 sama sekali tidak bicara tentang HAKEKAT.
John Calvin: Firman itu tidak mungkin ada bersama-sama dengan Allah kalau tidak berdiam di dalam Bapa.
Yohanes 1:1: Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah.
Hai hai: Kerabatku sekalian, si Paijo tidak perlu berdiam di dalam IBU-nya untuk ada bersama-sama dengan mamanya bukan? Apakah John Calvin ada di dalam Michael Servetus (orang yang dihukum BAKAR) ketika dia ada bersama-sama dengannya? John Calvin benar-benar mengenaskan ketika membual: Firman itu tidak mungkin ada bersama-sama dengan Allah kalau tidak berdiam di dalam Bapa. Ha ha ha ha ha ha ha ha …
Kesimpulan
Kerabatku sekalian, karena Alkitab TIDAK pernah mengajarkan bahwa Allah itu DIKOTOMI yang terdiri dari PRIBADI dan HAKEKAT maka doktrin Allah Tritunggal yang didirikan di atas AKSIOMA Allah itu DIKOTOMI yang terdiri dari PRIBADI dan HAKEKAT adalah PEPESAN kosong alias omong kosong belaka.
NB.
Tentang Esra Alfred Soru, inilah yang tertulis di Esra Soru Friends Community: Esra Soru sosok kontroversial yang menjadi pokok pembicaraan akhir2 ini karena Kegigihannya dalam mempertahankan Kebenaran Kristen yang berakar pada Firman Tuhan. Tak Jarang Beliau melakukan Perdebatan dan menyerang ajaran2 palsu di kalangan Kristen yang Tidak sesuai dengan Firman Tuhan, seperti saksi Yehovah, Pluralisme agama, Yahweisme, Unitarian, dll. maupun meladeni tantangan Islam yang menyerang Fondasi Kekristenan. Sehingga Membuatnya digemari maupun ditentang banyak pihak baik dari pihak Kristen sendiri maupun Non Kristen.
Kenapa sampai hari ini Esra Alfred soru yang mulia itu nggak BECUS membuktikan pernyataannya, “Benar sekali pak Albert, saya memang tak tertarik debat dengan orang seperti si Bugil ini, tapi kadang kita perlu melempar seekor anjing walaupun kadang kita abaikan gonggongannya.”
Untuk membaca blog-blog tentang Allah Tritunggal yang lain, silahkan klik di SINI.
Saya tidak melihat hubungan Allah,Yesus,dan Roh Kudus itu sebagai suatu tritunggal atau kembar siam atau apa lah.saya lebih melihatnya sebagai simbologi dari Allah yang menginginkan hubungan dengan umatNya itu bukan sebagai raja dengan rakyat,pemimpin dengan yang dipimpin,manager dengan bawahan melainkan sebagai hubungan bapak dengan anaknya.mengenai Roh Kudus,sudah jelas klo posisi Roh Kudus sebagai penolong bagi umatNya sepeninggal raga fisiknya yg telah terangkat agar gerejaNya tidak sendirian berjalan tanpa arah dan lebih tersesat lagi,hal ini sudah disimbolkan dengan penciptaan hawa agar menjadi penolong yg sepadan untuk adam.sebagai tanda juga bahwa Allah itu selalu menyertai umat umatNya.sekian dari saya yg lebih melihat sisi rohani nya ketimbang ilmu ilmu teolog teolog karangan manusia karena bukan apa yang dipikirkan manusia itu adalah yg dipikirkan oleh Tuhan.shalom
Kisanak, anda bukannya TIDAK MELIHAT namun BELUM BELAJAR. Itu sebabnya jangan UTARAKAN KETIDAK TAHUAN anda menjadi PENGETAHUAN. BELAJAR doktrin Allah Tritunggal dulu baik-baik setelah PAHAM baru kembali lagi untuk KOMENTAR tentang Allah Tritunggal.
Dogma Trinitas / Tritunggal memang tidak berdasarkan Bible, akar konsepnya berasal dari pemikiran Tertullianus.
Kisanak,
bagaimana Kisanak bisa menyatakan bahwa Allah itu tidak tritunggal sementara Kisanak sendiri tidak pernah bertemu Allah. Kisanak hanya membaca alkitab sebanyak 100x (yang saya juga sudah baca berkali2).
Dan terlebih lagi ayat-ayat tersebut Kisanak hanya pilih A dan B saja, tidak C sampai Z. Karena C sampai Z tidak sesuai dengan pola pikir Kisanak. Waktu Yehovah bilang C Kisanak bilang Yehovah sedang membual, tapi waktu Paulus ketemu Tuhan Yesus yang notabene adalah putra Allah Kisanak bilang itu sah.
Waktu Yesus bilang bila ditampar pipi kirimu tampar pipi kananmu Kisanak akan bilang, Yesus lagi mabok, mungkin habis dugem jadi kena tampar. Ayat-ayat alkitab Kisanak kutip hanya untuk membackup argumen Kisanak.
Ironisnya, walaupun sudah membaca alkitab sebanyak 100x, Kisanak masih tidak bisa memahami diri Kisanak sendiri.
Di kepercayaan Kisanak sendiri Allah itu ada DUA.
Allah pertama adalah yang menciptakan langit dan bumi beserta segala isinya. Yang mengajarkan untuk saling mengasihi, tidak menghakimi, menebus umat manusia dengan Putra Nya Yesus Kristus.
Allah kedua adalah otak Kisanak sendiri, yang berdasarkan alkitab yang notabene Kisanak sortir sebagian saja.
Apabila Allah tidak valid, lalu bagaimana mungkin bahwa Yesus bukanlah Allah?
Apabila seekor kambing memiliki anak, lalu anaknya itu kambing atau bukan kambing?
Apabila Allah memiliki seorang anak, bagaimana mungkin anaknya itu bukan Allah? Berarti Allah sendiri bila memiliki seorang Putera Tunggal, ada DUA Allah, setidaknya.
Dan apakah Allah memiliki wujud fisik? Sehingga Allah harus menghamili Maria?
Dan apakah Allah tidak kurang kuasa-Nya?
Sebetulnya untuk memanifestasikan Diri-Nya sebagai Allah Putera (Tuhan Yesus), Allah Bapa hanya cukup berkehendak saja karena Yesus berfirman, Allah dapat menjadikan anak-anak Abraham yang lebih taat dari pada Kisanak dari batu. Apabila Kisanak sudah baca alkitab 100x Kisanak pasti paham ayat mana yang saya maksud.
Sayangnya sepertinya Kisanak tidak cukup level nya untuk memahami hal-hal tersebut, karena hal-hal tersebut bukanlah sesuatu yang bisa dipahami oleh otak manusia. Bila tidak, Kisanak sudah mempercayai Allah Tritunggal dari dahulu kala.
Lalu Allah yang ketiga yakni Allah Roh Kudus, adalah Allah yang merupakan FIRMAN. Yohanes menulis bahwa FIRMAN itu adalah Allah. FIRMAN itu sendiri adalah Allah. Firman itu bersama-sama dengan Allah. Firman itu yang menjadi Manusia dan Firman itu yang menciptakan langit dan bumi. Firman itu yang ditulis di kitab suci, dan diwahyukan oleh saksi-saksi Allah, yang melihat apa yang tidak Kisanak lihat, dan mendengar apa yang tidak Kisanak dengar. Firman itulah yang MENDASARI segala sesuatu yang ditulis di alkitab. Setelah Yesus terangkat ke sorga, yang mendampingi umat manusia adalah Firman.
Firman itu yang berkata bila ditampar pipi kirimu, tampar pipi kananmu, juga berkata hakimilah untuk ke orang-orang fasik, serta jangan menghakimi untuk sesama saudara seiman.
Tapi Kisanak tidak mengerti. Otak Kisanak tidak bisa memahami segala sesuatu di alkitab bahwa Firman itu bilang menghakimi ke 1 orang dan jangan menghakimi ke 1 orang lainnya karena Firman itu memiliki Pribadi dan Pribadi itu juga sayangnya Kisanak nyatakan tidak sah.
Oleh karena itu Kisanak mengambil 1 jalur ekstrim yang sayangnya berdasarkan pada keinginan Kisanak untuk menjadi suhu, master, atau profesor paling ngetop di seluruh dunia sehingga Kisanak menghakimi.
Padahal Firman itu sudah bilang jangan menghakimi, tapi Kisanak tidak mengerti dan akibatnya Kisanak dipermalukan di dunia ini karena Kisanak sudah menolak Tuhan. Tuhan itu adalah Firman yang Kisanak sangkal dan Tuhan itu ber-Firman barangsiapa tidak mengakui Aku, Aku juga tidak akan mengakuinya di sorga. Yang berarati setelah Kisanak mati, tujuan akhir Kisanak bukanlah sorga, karena Kisanak hanya manusia dan Tuhan tidak mengakui Kisanak di sorga.
Allah mustahil siam kata Kisanak, benar. Karena yang dua sudah Kisanak sangkal.
sudahlah nak, tolong jangan SOK JAGOAN lagi. Malu maluan lagi? anda kan nggak pernah baca alkitab dari Kejadian sampai Wahyu bahkan baca dari Matius 1:1 sampai Matius 28:20 saja belum.
Hai2 memang calon nabi agama baru. Kasihan sekali orang yg mau percaya dgn pepesan sesatnya. Setiap kali ditentang dengan benar dia malah menjawab seenaknya. Kasihan manusia ini, dia pikir bisa menguraikan Alkitab menurut logikanya yg minimalis.
terima kasih pujiannya, nak
Saya memuji dengan tulus. Tak perlu terima kasih dari pepesan sesat tua.
Ini sebenarnya ajaran palsu