Sakramen Baptis Mustahil Ajaran Alkitab


Jemaat Kristen percaya bahwa perjamuan kudus dan baptis adalah sakramen. Sakramen adalah tanda-tanda dan meterai-meterai kudus dari perjanjian anugerah. Menurut caranya, baptis di kelompokkan menjadi tiga yaitu: Baptis Celup, Baptis Percik dan Baptis Genggam. Baptis Celup dan Baptis Percik menggunakan air itu sebabnya juga disebut Baptis Air. Baptis Genggam dilakukan dengan menggenggam bendera itu sebabnya disebut Baptis Panji alias Baptis Bendera. Penganut Baptis Celup (Celupis) umumnya sirik dengan penganut Baptis Percik (Percikis) dan Baptis Gengam (Genggamis). Mereka melampiaskan dengkinya dengan mengagul-agulkan Baptis Celup dan menuduh  yang lainnya Sesat. Penganut Baptis Percik (Percikis) umumnya tidak dengki pada Celupis (penganut Baptis Celup) namun sirik dengan para Genggamis. Mereka pun melampiaskan dengkinya dengan mengagul-agulkan Baptis Air dan menuduh baptis genggam sesat. Baptis dewasa adalah pembaptisan atas orang dewasa. Baptis anak adalah pembaptisan atas bayi dan anak-anak. Kaum Baptis adalah orang-orang Kristen yang mengagulkan-agulkan diri melakukan baptis dengan benar. Mereka mencelup dan menolak pembaptisan anak-anak.

Yesus Tidak Dicelup dan Filipus Tidak Mencelup

Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya, Matius 3:16

Pada saat Ia keluar dari air, Ia melihat langit terkoyak, dan Roh seperti burung merpati turun ke atas-Nya. Markus 1:10

Lalu orang Etiopia itu menyuruh menghentikan kereta itu, dan keduanya turun ke dalam air, baik Filipus maupun sida-sida itu, dan Filipus membaptis dia. Kisah Para Rasul 8:38

Dan setelah mereka keluar dari air, Roh Tuhan tiba-tiba melarikan Filipus dan sida-sida itu tidak melihatnya lagi. Ia meneruskan perjalanannya dengan sukacita. Kisah Para Rasul 8:39

Penganut Baptis Celup (Celupis) menggunakan kedua kisah tersebut di atas untuk mendukung doktrin Baptis Celup. Menurut Celupis, frasa “Keluar Dari Air” berarti sebelumnya ada di dalam air alias menyelam. Keluar dari air adalah bukti bahwa Yohanes membaptis Yesus dan Filipus membaptis sida-sida Etiopia dengan MENCELUPKAN yang dibaptisnya ke dalam air. Bila Celupis tidak membual, sehingga yang diajarkannya benar, bukankah seharusnya mereka mengajarkan bahwa cara baptis yang benar adalah: Pembaptis dan calon baptis sama-sama MENCELUP. Itu sebabnya Kisah Para Rasul 8:39 mencatat: Mereka keluar dari air. Mereka artinya Filipus dan sida-sida yang dibaptisnya. MEREKA artinya yang dicelup dan yang mencelup.

Filipus dan Sida-sida turun ke dalam air. Filipus membaptis dia. Mereka (filipus dan sida-sida keluar dari air). Bila tidak membual, bukan Celupis seharusnya mengajarkan cara baptis yang benar adalah: Filipus dan sida-sida terjun ke dalam air langsung menyelam. Di dalam air Filipus membaptis. Setelah baptis selesai, Filipus dan sida-sida langsung menerjang keluar dari air dan hinggap di tempat kering. Kenapa para Celupis tidak melakukan baptis dengan cara demikian? Kenapa mereka membaptis dengan cara begini? Pembaptis alias pencelup dan calon baptis alias tercelup turun ke dalam kolam. Itulah yang disebut dengan turun ke dalam air. Di dalam kolam, Pencelup lalu mencelupkan calon baptis. Itulah yang disebut membaptis. Setelah dicelup beberapa saat, tercelup pun NONGOL dari air. Itulah yang disebut selesai dibaptis. Pencelup dan tercelup lalu naik dari kolam. Itulah yang disebut keluar dari air.

Alkitab mencatat dengan gamblang bahwa Yesus tidak dicelup dan Filipus sama sekali tidak mencelup.

Baptizo Adalah Rhantizo

Para Celupis mengajarkan bahwa kata baptis diterjemahkan dari kata Yunani BAPTISMOS (kata benda) yang berasal dari kata BAPTIZO (kata kerja) yang berarti mencelup atau membenamkan.

Ketika Yesus selesai mengajar, seorang Farisi mengundang Dia untuk makan di rumahnya. Maka masuklah Ia ke rumah itu, lalu duduk makan. Lukas 11:37

Orang Farisi itu melihat hal itu dan ia heran, karena Yesus tidak mencuci (BAPTIZO) tangan-Nya sebelum makan. Lukas 11:38

Pada suatu kali serombongan orang Farisi dan beberapa ahli Taurat dari Yerusalem datang menemui Yesus. Mereka melihat, bahwa beberapa orang murid-Nya makan dengan tangan najis, yaitu dengan tangan yang tidak dibasuh (ANIPTOS). Sebab orang-orang Farisi seperti orang-orang Yahudi lainnya tidak makan kalau tidak melakukan pembasuhan tangan (NIPTO) lebih dulu, karena mereka berpegang pada adat istiadat nenek moyang mereka; Markus 7:1-3

Lukas 11:38 dan Markus 7:3 berbicara tentang hal yang sama yaitu tradisi baptis tangan sebelum makan. Lukas menggunakan kata BAPTIZO dalam Lukas 11:38, sementara Markus menggunakan kata NIPTO dalam Markus 7:3 padahal keduanya mencatat hal yang sama. Baptizo (membaptis) tangan dilakukan dengan nipto (membasuh) tangan, bukan mencelupkan tangan ke air. Kenapa pembaptisan (baptisma) tangan tidak dilakukan dengan mencelupkan tangan ke dalam air? Membaptis tangan bukan mencuci tangan agar bersih namun menyucikannya dari najis. Bila anda mencelupkan tangan yang najis ke dalam air maka air itu pun menjadi najis. Bila mencelupkan tangan ke dalam air yang najis maka tangan anda pun menjadi najis. Itulah alasan baptis tangan dilakukan dengan percik atau tuang, bukan dengan mencelupkan tangan ke dalam air. Hal itu dilakukan agar najis tidak menjalar.

dan kalau pulang dari pasar mereka juga tidak makan kalau tidak lebih dahulu membersihkan dirinya (RHANTIZO). Banyak warisan lain lagi yang mereka pegang, umpamanya hal mencuci (BAPTISMOS) cawan, kendi dan perkakas-perkakas tembaga. Markus 7:4

Ketika pulang dari pasar, orang Farisi tidak membersihkan dirinya dari kotoran namun menyucikan tubuhnya yang bersih dari najis. Ketika hendak menggunakan perkakas, orang Yahudi tidak mencucinya agar bersih namun menyucikannya dari najis. Itulah yang disebut baptis (baptismos). Pembaptisan (baptisma) dilakukan dengan memercikkan (rhantizo) air ke tubuh dan perkakas.

Yesus dan murid-murid-Nya makan dengan tangan karena tangan mereka bersih. Orang-orang Farisi dan ahli taurat heran bukan karena Yesus dan murid-murid-Nya makan dengan tangan yang kotor namun dengan tangan yang belum disucikan dari najis alias belum dibaptis.

Tradisi Baptis Bangsa Yahudi

karena semuanya itu, di samping makanan minuman dan pelbagai macam pembasuhan (baptismos), hanyalah peraturan-peraturan untuk hidup insani, yang hanya berlaku sampai tibanya waktu pembaharuan. Ibrani 9:10

Sebab, jika darah domba jantan dan darah lembu jantan dan percikan abu lembu muda menguduskan mereka yang najis, sehingga mereka disucikan secara lahiriah, Ibrani Ibrani 9:13

Sebab sesudah Musa memberitahukan semua perintah hukum Taurat kepada seluruh umat, ia mengambil darah anak lembu dan darah domba jantan serta air, dan bulu merah dan hisop, lalu memerciki (rhantizo) kitab itu sendiri dan seluruh umat, Ibrani 9:19

sambil berkata: “Inilah darah perjanjian yang ditetapkan  Allah bagi kamu.” Ibrani 9:20

Dan juga kemah dan semua alat untuk ibadah dipercikinya (rhantizo) secara demikian dengan darah. Ibrani 9:21

Dan hampir segala sesuatu disucikan menurut hukum Taurat dengan darah, dan tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan. Ibrani 9:22

Jadi segala sesuatu yang melambangkan apa yang ada di sorga haruslah ditahirkan secara demikian, tetapi benda-benda sorgawi sendiri oleh persembahan-persembahan yang lebih baik dari pada itu. Ibrani 9:23

Ayat-ayat di atas mencatat tentang tradisi baptis (baptismos) bangsa Yahudi. Pembaptisan bukan mencuci untuk membersikan kotoran namun menyucikan dari najis. Pembaptisan dilakukan dengan memercik (rhantizo), bukan mencelup (dendruazo). Segala sesuatu ditahirkan dengan baptisan dengan cara rhantuzo alias dipercik, bukan dicelup.

Apa yang dilakukan oleh orang Farisi dan ahli taurat dengan tangannya sebelum makan? Baptismos! Bagaimana caranya? Memercik alias rhantizo alias mencurahkan air ke tangan. Apa yang dilakukan oleh orang Farisi dan ahli taurat serta bangsa Yahudi dengan perkakas mereka? Baptismos! Bagaimana caranya? Memercik alias rhantizo alias mencurahkan air ke tangan. Apa yang dilakukan oleh Yohanes kepada Yesus? Baptismos! Bagaimana caranya? Memercik alias rhantizo alias mencurahkan air ke atas-Nya. Apa yang dilakukan oleh Filipus kepada sida-sida dari Etiopia? Baptismos! Bagaimana caranya? Memercik alias rhantizo alias mencurahkan air ke atasnya. Apa yang terjadi bila Yohanes Pempabtis dan Filipus membaptis dengan mencelupkan Yesus dan sida-sida Etiopia ke dalam air? MELANGGAR hukum Taurat. Kenapa demikian? Karena Kitab Taurat dan para nabi mengajarkan dengan TEGAS dan GAMBLANG bahwa BAPTIZO dilakukan dengan RHANTIZO alias NIPTO alias PERCIK alias TUANG alias, bukan CELUP alias BENAM alias DENDRUAZO.

Baptis Genggam

Aku mau, supaya kamu mengetahui, saudara-saudara, bahwa nenek moyang kita semua berada di bawah perlindungan awan dan bahwa mereka semua telah melintasi laut. 1 Korintus 10:1  

Untuk menjadi pengikut Musa mereka semua telah dibaptis dalam awan dan dalam laut. 1 Korintus 10:2

Aku membaptis kamu dengan air sebagai tanda pertobatan, tetapi Ia yang datang kemudian dari padaku lebih berkuasa dari padaku dan aku tidak layak melepaskan kasut-Nya. Ia akan membaptiskan kamu dengan Roh Kudus dan dengan api. Matius 3:11

Sebab Yohanes membaptis dengan air, tetapi tidak lama lagi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus.” Kisah Para Rasul 1:5

Kata Paulus: “Baptisan Yohanes adalah pembaptisan orang yang telah bertobat, dan ia berkata kepada orang banyak, bahwa mereka harus percaya kepada Dia yang datang kemudian dari padanya, yaitu Yesus.” Kisah Para Rasul 19:4

Bala Keselamatan (Salvation Army) melakukan Baptis Genggam. Memegang bendera Bala Keselamatan lalu mengucapkan janji. Itulah yang disebut Baptis Genggam. Bala Keselamatan didirikan oleh William Boot (1829-1912). Ayat-ayat tersebut di atas adalah sebagian ayat-ayat yang digunakan untuk mendukung tradisi mereka. Baptis Air adalah baptis Yohanes. Baptis Roh Kudus adalah Baptis Yesus Kristus. Itu sebabnya Bala Keselamatan tidak melakukan baptis air sebab mereka percaya bahwa Baptis Yohanes sudah berlalu sejak Yesus membaptis dengan Roh Kudus. Itu sebabnya Baptis Genggam dilakukan dengan menggenggam bendera Bala Keselamatan sambil mengucapkan janji untuk menjadi Bala (tentara) Keselamatan yang melawan kejahatan.

Sebab Roh Kudus belum turun di atas seorangpun di antara mereka, karena mereka hanya dibaptis (baptizo) dalam nama Tuhan Yesus. Kisah Para Rasul 8:16

Kemudian keduanya menumpangkan tangan di atas mereka, lalu mereka menerima Roh Kudus. Kisah Para Rasul 8:17

Bangsa Samaria dibaptis oleh Filipus dengan baptisan dalam nama Tuhan Yesus itu berarti mereka belum menerima baptis dalam nama Yesus Kristus. Ketika Petrus dan Yohanes membaptis orang-orang samaria dalam nama Yesus Kristus keduanya hanya menumpangkan tangan dan tidak menggunakan air sama sekali.

Ketika mereka mendengar hal itu, mereka memberi diri mereka dibaptis (baptizo) dalam nama Tuhan Yesus. Kisah Para Rasul 19:5

Dan ketika Paulus menumpangkan tangan di atas mereka, turunlah Roh Kudus ke atas mereka, dan mulailah mereka berkata-kata dalam bahasa roh dan bernubuat. Kisah Para Rasul 19:6

Orang-orang Efesus yang ditemui Paulus dibaptis oleh Apolos dengan baptisan Yohanes. Mereka memberi dirinya untuk dibaptis dalam nama Yesus. Ketika Paulus membaptis mereka dalam nama Tuhan Yesus, dia hanya menumpangkan tangan atas mereka dan tidak menggunakan air sama sekali.

Apa yang dilakukan oleh Petrus atas orang Samaria dan dilakukan oleh Paulus atas orang Efesus adalah bukti bahwa baptis tidak harus dilakukan dengan air. Beberapa teolog Calvinis yang saya temui menyatakan bahwa kedua kisah tersebut tidak boleh dipahami secara hurufiah namun harus dipahami sesuai konteksnya. Mereka mengajarkan bahwa dalam kedua kisah tersebut, Petrus dan Paulus melakukan dua hal yang berbeda pada waktu yang berbeda yaitu: membaptis dengan air dan menumpangkan tangan. Lebih lanjut mereka bilang: Alkitab tidak mencatat proses pembaptisan air yang dilakukan oleh Petrus dan Paulus dengan detail namun mencatat kisah penumpangan tangan keduanya dengan lengkap. Kepada para teolog itu saya bertanya, “Karena pembaptisan dan penumpangan tangan adalah dua peristiwa yang berbeda, mungkinkah itu berarti ketika melakukan pembaptisan, Petrus dan Paulus menumpangkan dengkul ke jidat orang-orang yang dibaptisnya, itu sebabnya setelah pembaptisan, keduanya merasa perlu utuk menumpangkan tangan?”

Janis-Jenis Baptis

Jawab Petrus kepada mereka: “Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis (baptizo) dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus. Kisah Para Rasul 2:38

Sebab Roh Kudus belum turun di atas seorangpun di antara mereka, karena mereka hanya dibaptis (baptizo) dalam nama Tuhan Yesus. Kisah Para Rasul 8:16

Kemudian keduanya menumpangkan tangan di atas mereka, lalu mereka menerima Roh Kudus. Kisah Para Rasul 8:17

“Bolehkah orang mencegah untuk membaptis (baptize) orang-orang ini dengan air, sedangkan mereka telah menerima Roh Kudus sama seperti kita?” Kisah Para Rasul 10:47

Lalu ia menyuruh mereka dibaptis (baptize) dalam nama Yesus Kristus. Kemudian mereka meminta Petrus, supaya ia tinggal beberapa hari lagi bersama-sama dengan mereka. Kisah Para Rasul 10:48

Pada hari Pentakosta Petrus mengajarkan tentang Baptisan dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosa agar menerima karunia Roh Kudus. Petrus menyimpulkan bahwa orang-orang Samaria baru menerima baptisan dalam nama Tuhan Yesus dan belum menerima baptisan dalam nama Yesus Kristus itu sebabnya mereka belum menerima Roh Kudus. Petrus pun membaptis orang-orang Samaria dengan Baptisan dalam nama Yesus Kristus tanpa menggunakan air. Dia hanya  menumpangkan tangan atas mereka. Walaupun belum dibaptis, baik dengan baptisan dalam nama Tuhan Yesus maupun baptisan dalam nama Yesus Kristus namun Cornelius dan handai taulannya telah menerima Roh Kudus itu sebabnya mereka berbahasa Roh. Setelah menerima karunia Roh Kudus alias menerima Roh Kudslah Cornelius dan kerabatnya dibaptis dalam nama nama Yesus Kristus.

Lalu kata Paulus kepada mereka: “Kalau begitu dengan baptisan (baptisma) manakah kamu telah dibaptis (baptizo)?” Jawab mereka: “Dengan baptisan Yohanes.” Kisah Para Rasul 19:3

Kata Paulus: “Baptisan (baptisma) Yohanes adalah pembaptisan (baptizo) orang yang telah bertobat, dan ia berkata kepada orang banyak, bahwa mereka harus percaya kepada Dia yang datang kemudian dari padanya, yaitu Yesus.” Kisah Para Rasul 19:4

Ketika mereka mendengar hal itu, mereka memberi diri mereka dibaptis (baptizo) dalam nama Tuhan Yesus. Kisah Para Rasul 19:5

Dan ketika Paulus menumpangkan tangan di atas mereka, turunlah Roh Kudus ke atas mereka, dan mulailah mereka berkata-kata dalam bahasa roh dan bernubuat. Kisah Para Rasul 19:6

Sebab Kristus mengutus aku bukan untuk membaptis (baptizo), tetapi untuk memberitakan Injil; dan itupun bukan dengan hikmat perkataan, supaya salib Kristus jangan menjadi sia-sia. 1 Korintus 1:17

Orang-orang di Efesus sudah menerima Baptisan Yohanes. Paulus menyimpulkan bahwa Baptisan Yohanes adalah pembaptisan orang yang telah bertobat. Dia mengusulkan agar mereka menjalani baptis dalam nama Tuhan Yesus. Paulus melakukan pembaptisan dalam nama Yesus tanpa air. Orang-orang Efesus pun berbahasa Roh sebagai bukti bahwa mereka sudah menerima karunia Roh Kudus alias memiliki Roh Kudus alias Roh Kudus sudah dikaruniakan kepada mereka.

Apabila kesimpulan awal Petrus benar maka inilah urutan-urutannya:

  1. Bertobat
  2. Dibaptis dalam nama Tuhan Yesus
  3. Dibaptis dalam nama Yesus Kristus
  4. Mendapat Roh Kudus
  5. Mendapat karunia berbahasa Roh

Apabila kesimpulan awal Paulus benar maka inilah urutan-urutannya:

  1. Bertobat
  2. Dibaptis dalam nama Tuhan Yesus
  3. Mendapat Roh Kudus
  4. Mendapat karunia berbahasa Roh

Apabila kesimpulan Petrus dan Paulus benar maka inilah urut-urutannya:

  1. Bertobat
  2. Dibaptis dengan air
  3. Dibaptis dengan Roh Kudus
  4. Mendapat karunia berbahasa Roh

Namun kesimpulan Petrus salah itu sebabnya Cornelius dan kerabatnya berbahasa Roh walaupun belum dibaptis dengan air dan dibaptis dengan Roh Kudus. Kesimpulan Paulus juga salah, itu sebabnya dia tidak membaptis lagi.

Sebab Yohanes membaptis dengan air, tetapi tidak lama lagi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus.” Kisah Para Rasul 1:5

Dan akupun tidak mengenal-Nya, tetapi Dia, yang mengutus aku untuk membaptis dengan air, telah berfirman kepadaku: Jikalau engkau melihat Roh itu turun ke atas seseorang dan tinggal di atas-Nya, Dialah itu yang akan membaptis dengan Roh Kudus. Yohanes 1:33

Ketika tiba hari Pentakosta, semua orang percaya berkumpul di satu tempat. Kisah Para Rasul 2:1

Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk; Kisah Para Rasul 2:2

dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing. Kisah Para Rasul 2:3

Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya. Kisah Para Rasul 2:4

Ayat-ayat di atas mengajarkan bahwa membaptis dengan Roh Kudus adalah hak dan kuasa Yesus yang tidak pernah dianugerahkan-Nya kepada manusia. Membaptis dengan air adalah hak dan kuasa Yohanes pembaptis yang tidak pernah dianugerahkan kepada manusia lainnya. Itu sebabnya Yohanes di sebut Yohanes Pembaptis. Itu sebabnya Cornelius dan kerabatnya berbahasa Roh walaupun belum dibaptis dengan air dan dibaptis dengan Roh Kudus oleh Petrus dan Yohanes. Itu sebabnya Paulus menyatakan bahwa dia hanya dipanggil untuk memberitakan Injil, bukan membaptis.

Bukankah orang-orang Samaria baru berbahasa Roh setelah Petrus menumpangkan tangan atas mereka? Bukankah orang-orang Efesus baru berbahasa Roh setelah Paulus menumpangkan tangan atas mereka? Bukankah penumpangan tangan Petrus dan Paulus adalah bukti bahwa keduanya berkuasa untuk membaptis dengan Roh Kudus? Bila memang demikian, itu berarti Yohanes Pembaptis dan Yesus membual ketika mengajarkan bahwa Yesus Kristuslah yang berkuasa untuk membaptis dan akan membaptis dengan Roh Kudus? Bukankah itu berarti Yesus Kristus membual ketika memberi amanat untuk membaptis DALAM nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus sebab yang terjadi kemudian adalah murid-murid-Nya membaptis DENGAN Roh Kudus? Membaptis dengan Roh Kudus adalah hak dan kuasa Yesus Kristus yang tidak pernah diwariskan kepada manusia.

Kenapa Petrus membaptis orang-orang Samaria dalam nama Yesus Kristus? Karena dia tidak beriman bahwa Roh Kudus SUDAH dianugerahkan kepada bangsa Samaria. Bahwa Yesus sudah membaptis bangsa Samaria dengan Roh Kudus. Kenapa Paulus menumpangkan tangan atas orang-orang Efesus? Karena dia tidak beriman bahwa Roh Kudus SUDAH dianugerahkan kepada bangsa Efesus Bahwa Yesus sudah membaptis bangsa Efesus dengan Roh Kudus.

Karena itu karunia bahasa roh adalah tanda, bukan untuk orang yang beriman, tetapi untuk orang yang tidak beriman; sedangkan karunia untuk bernubuat adalah tanda, bukan untuk orang yang tidak beriman, tetapi untuk orang yang beriman. 1 Korintus 14:22

Maka teringatlah aku akan perkataan Tuhan: Yohanes membaptis dengan air, tetapi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus. Kisah Para Rasul 11:16

Jadi jika Allah memberikan karunia-Nya kepada mereka sama seperti kepada kita pada waktu kita mulai percaya kepada Yesus Kristus, bagaimanakah mungkin aku mencegah Dia?” Kisah Para Rasul 11:17

Orang-orang Samaria berbahasa Roh untuk memberitahu Petrus dan Yohanes bahwa mereka sudah menerima baptisan Roh Kudus alias sudah dibaptis oleh Yesus Kristus dengan Roh Kudus. Cornelius dan kerabatnya berbahasa Roh untuk menunjukan kepada Petrus dan orang-orang bersunat yang ada bersamanya bahwa mereka sudah menerima baptisan Roh Kudus alias sudah dibaptis oleh Yesus Kristus dengan Roh Kudus. Itu sebabnya Paulus mengajarkan bahwa bahasa Roh adalah tanda, bukan untuk orang yang beriman, tetapi untuk orang yang tidak beriman.

Baptis air bukan syarat untuk mendapatkan baptisan Roh Kudus. Baptisan Roh Kudus adalah hak dan kuasa Yesus Kristus yang tidak pernah dianugerahkan kepada manusia. Itu sebabnya mereka yang mengajarkan baptisan air adalah syarat untuk mendapatkan baptisan Roh Kudus dan mereka yang mengajarkan tentang karunia untuk membaptis dengan Roh Kudus adalah orang-orang yang tidak tahu bahwa mereka tidak tahu. Oleh karena itu, bila kekeh jumekeh mengajarkan apa yang selama ini diajarkan setelah diberitahu kebenarannya, maka selanjutnya mereka adalah penyesat yang kekeh jumekeh menyesatkan jemaat walaupun sudah dinyatakan kesalahannya dan diajari hal yang benar. Mereka adalah orang-orang yang mencari pujian dengan mencuri kebajikan.

Kenapa Yesus Harus Mati?

Tetapi kata Yesus kepada mereka: “Kamu tidak tahu apa yang kamu minta. Dapatkah kamu meminum cawan yang harus Kuminum dan dibaptis (baptizo) dengan baptisan (Baptisma) yang harus Kuterima?” Jawab mereka: “Kami dapat.” Yesus berkata kepada mereka: “Memang, kamu akan meminum cawan yang harus Kuminum dan akan dibaptis (baptizo) dengan baptisan (Baptisma) yang harus Kuterima. Markus 10:38-39

Aku harus menerima baptisan (Baptisma), dan betapakah susahnya hati-Ku, sebelum hal itu berlangsung! Lukas 12:50

Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya, dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan.” Lukas 1:32-33

Pada saat mengucapkan kalimat-kalimat tersebut di atas, Yesus sudah dibaptis dengan air oleh Yohanes Pembaptis dan dibaptis dengan Roh Kudus oleh Allah Bapa. Baptisan air dan baptisan Roh Kudus itulah yang menjadikan Yesus Sang Anak Manusia menjadi Tuhan Yesus Sang Anak Allah. Itu sebabnya, sejak saat itu, kepada orang-orang tertentu Roh Kudus memberi pencerahan sehingga mereka tahu bahwa Yesus yang mereka hadapi adalah Tuhan Yesus alias Kristus alias Yesus Kristus. Itu sebabnya setan-setan (daimonion) yang bertemu dengan-Nya takluk kepada-Nya dan menyapa-Nya Anak Allah Yang Mahatinggi. Itulah yang dinubuatkan oleh Gabriel kepada Maria. Yesus adalah Anak Manusia. Setelah tumbuh dewasa dan mendapat karunia Tuhan Allah Dia pun menjadi Anak Allah Yang Mahatinggi. Sebagai Yesus, Dia adalah Anak Manusia yang dilahirkan oleh perempuan, itu sebabnya Dia mengaku lebih kecil dibandingkan Yohanes Pembaptis yang adalah Malaikat Allah alias Utusan Allah. Namun setelah menjadi Yesus Kristus, Dia adalah yang TERKECIL di kerajaan Sorga itu sebabnya Yohanes menyatakan dirinya tidak layak bahkan untuk membuka tali kasut-Nya sekali pun.

Kenapa setelah dibaptis oleh Yohanes dan Allah Yang Mahatinggi, Tuhan Yesus alias Yesus Kristus menyatakan bahwa Dia masih harus dibaptis? Karena masih ada satu baptisan lagi yang belum diterima-Nya saat itu.Itulah Baptisan Maut alias KEMATIAN. Setelah bangkit dari kematian dan naik ke sorga, barulah Tuhan Yesus menjadi Tuhan Yesus Kristus. Pada saat itulah Dia memberi AMANAT AGUNG sebagai yang empunya kuasa di sorga dan di dunia.

Karena itu Ia adalah Pengantara dari suatu perjanjian (diatheke) yang baru (kainos), supaya mereka yang telah terpanggil dapat menerima bagian kekal yang dijanjikan, sebab Ia telah mati untuk menebus pelanggaran-pelanggaran yang telah dilakukan selama perjanjian yang pertama (protos). Ibrani 9:15

Sebab di mana ada wasiat (diatheke), di situ harus diberitahukan tentang kematian pembuat wasiat (diatithemai) itu. Ibrani 9:16

Karena suatu wasiat barulah sah, kalau pembuat wasiat (diatithemai) itu telah mati, sebab ia tidak berlaku, selama pembuat wasiat (diatithemai) itu masih hidup. Ibrani 9:17

Itulah sebabnya, maka perjanjian (diatheke) yang pertama tidak disahkan tanpa darah. Ibrani 9:18

Sebab Kristus bukan masuk ke dalam tempat kudus buatan tangan manusia yang hanya merupakan gambaran (antitupos) saja dari yang sebenarnya, tetapi ke dalam sorga sendiri untuk menghadap hadirat Allah guna kepentingan kita. Ibrani 9:24

demikian pula Kristus hanya satu kali saja mengorbankan diri-Nya untuk menanggung dosa banyak orang. Sesudah itu Ia akan menyatakan diri-Nya sekali lagi tanpa menanggung dosa untuk menganugerahkan keselamatan kepada mereka, yang menantikan Dia. Ibrani 9:28

Handai taulanku sekalian, bacalah ayat-ayat tersebut di atas dengan seksama dan hati-hati. Bila perlu, bacalah seluruh perikop dengan lengkap. Kemudian, jawablah pertanyaan-pertanyaan ini: Siapakah pembuat Perjanjian  pertama? Apa isi Perjanjian Pertama? Di mana Perjanjian Pertama dibuat? Kapan Perjanjian Pertama dibuat? Siapakah pembuat Perjanjian Baru?  Apa isi Perjanjian Baru?  Di mana Perjanjian Baru dibuat? Kapan Perjanjian Baru dibuat? Siapakah pembuat wasiat? Apa isi Wasiat itu? Kepada siapakah wasiat ditujukan? Di mana dan kapan Wasiat itu dibuat? Apakah isi wasiat itu digenapi?

Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: “Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati.” Perjanjian Kejadian 2:16-17

maka menyesallah TUHAN, bahwa Ia telah menjadikan manusia di bumi, dan hal itu memilukan hati-Nya. Kejadian 6:6

Berfirmanlah TUHAN: “Aku akan menghapuskan manusia yang telah Kuciptakan itu dari muka bumi, baik manusia maupun hewan dan binatang-binatang melata dan burung-burung di udara, sebab Aku menyesal, bahwa Aku telah menjadikan mereka.” Kejadian 6:7

Lalu Nuh mendirikan mezbah bagi TUHAN; dari segala binatang yang tidak haram dan dari segala burung yang tidak haram diambilnyalah beberapa ekor, lalu ia mempersembahkan korban bakaran di atas mezbah itu. Kejadian 8:20

Ketika TUHAN mencium persembahan yang harum itu, berfirmanlah TUHAN dalam hati-Nya: “Aku takkan mengutuk bumi ini lagi karena manusia, sekalipun yang ditimbulkan hatinya adalah jahat dari sejak kecilnya, dan Aku takkan membinasakan lagi segala yang hidup seperti yang telah Kulakukan. Kejadian 8:21

Selama bumi masih ada, takkan berhenti-henti musim menabur dan menuai, dingin dan panas, kemarau dan hujan, siang dan malam.” Kejadian 8:22

Yesus berkata: “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.” Dan mereka membuang undi untuk membagi pakaian-Nya. Lukas 23:34

Sebab seorang isteri terikat oleh hukum kepada suaminya selama suaminya itu hidup. Akan tetapi apabila suaminya itu mati, bebaslah ia dari hukum yang mengikatnya kepada suaminya itu. Roma 7:2

Kerabatku sekalian, Perjanjian Pertama dibuat oleh TUHAN Allah dan manusia (Adam) di taman Eden. Perjanjian itu tercatat di dalam Kejadian 2:16-17. Perjanjian Kedua dibuat oleh YHWH dengan diri-Nya sendiri setelah menerima korban bakaran dari Nuh.  Perjanjian kedua tercatat di dalam Kejadian 8:20-22. Wasiat dibuat di atas kayu salib oleh Yesus dan ditujukan kepada Bapa-Nya. Wasiat Yesus tercatat di dalam Lukas 23:34. Isi wasiat-Nya adalah untuk menggenapi Perjanjian Baru.

Itu sebabnya Dia disebut Imam Agung alias Perantara alias Tuhan alias Mahatuan alias El Shadday alias TUHAN Yang Mahakuasa alias Allah Yang Mahakuasa. Bila Dia MEMVONIS mati maka mereka yang divonis-Nya pun matilah. Bila Dia MENGAMPUNI maka mereka pun HARUS diampuni. Bila demikian, kenapa Dia harus mati? Karena Dialah yang empunya kuasa di sorga dan di dunia, itu sebabnya tidak ada kuasa yang berkuasa menentang kuasa-Nya bahkan kuasa-Nya pun tidak berkuasa untuk menyangkal kuasa-Nya. Benarkah demikian? Itulah yang terjadi.

Kerabatku sekalian, sejarah manusia membuktikan bahwa Dia tidak berkuasa untuk menyangkal kuasa-Nya sendiri. Setelah gagal dengan Nuh, Dia mencoba dengan Abraham. Dia lalu mencoba kembali dengan bangsa Israel. Bahkan Dia mencoba untuk melakukannya dengan Musa namun ditolak dan Musa membujuk-Nya untuk konsisten dengan perjanjian yang telah dibuat-Nya.

dan oleh Dialah Ia memperdamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya, baik yang ada di bumi, maupun yang ada di sorga, sesudah Ia mengadakan pendamaian oleh darah salib Kristus. Kolose 1:20

Itu sebabnya Dia harus mati. Dia mati agar manusia bebas dari Perjanjian Pertama. Dia mati agar wasiat-Nya untuk menggenapi Perjanjian Baru diwujudkan oleh Bapa-Nya. Itu sebabnya sebelum mati Dia berwasiat kepada Bapa-Nya, “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.” Bila tidak mati, Perjanjian Pertama mustahil batal. Bila tidak mati, Perjanjian Baru mustahil digenapi. Bila tidak mati, wasiatnya mustahil berlaku. Itu sebabnya Dia harus MATI. Dia harus mati karena itulah satu-satunya cara untuk menyelamatkan manusia. Dia adalah Mesias alias juruselamat. Dia mati menanggung dosa manusia. Dia tidak mati untuk menggantikan manusia menerima hukuman. Sebab Dia mati untuk membatalkan tuntutan atas manusia. Dia tidak menebus manusia dari siapa pun karena tak ada satu kuasa pun baik di dunia mau pun di sorga yang berkuasa merebut milik-Nya dari-Nya.

Perjanjian Baru mencatatnya dengan tegas dan gamblang namun aneh bin ajaib. Dari generasi ke generasi umat Kristen kehilangan pengetahuan demikian. Itulah RAHASIA KRISTUS yang tidak dipahami generasi sebelumnya. Untuk sebuah nama yang lebih baik, sebut saja SOTERIOLOGI SALIB. Kenapa Yesus HARUS MATI? Paulus menuliskannya dengan tegas dan gamblang dalam Kolose 1:20 yaitu:

UNTUK MEMPERDAMAIKAN SEGALA SESUATU DENGAN DIRI-NYA!

Baptis Bukan Sakramen

Baptisan merupakan suatu sakramen Perjanjian Baru yang ditetapkan oleh Yesus Kristus, bukan hanya supaya pihak yang dibaptis diterima secara sungguh-sungguh ke dalam gereja yang kelihatan tetapi juga baginya merupakan suatu tanda dan meterai dari perjanjian (covenant) anugerah, pencangkokkan dirinya ke dalam Kristus, kelahiran baru, pengampunan dosa dan penyerahan hidupnya kepada Allah melalui Yesus Krisus untuk berjalan di dalam hidup baru. Baptisan merupakan suatu sakramen yang oleh penetapan Kristus sendiri harus dilanjutkan di dalam gereja sampai akhir dunia. Pengakuan Iman Westminster – G.I Williamson – Momentum, hal 309

Baptisan menyatakan: 1. Keterhisapan ke dalam gereja yang tampak, 2. Anugerah dari perjanjian (covenant), 3. Kelahiran baru, 4. Penghapusan dosa, 5. Kewajiban akan ketatan baru. Pengakuan Iman Westminster – G.I Williamson – Momentum, hal 319

Teologi Reformed mengajarkan bahwa manusia terdiri dari tubuh dan jiwa. Tubuh adalah diri yang dialami secara indrawi. Makanya disebut  jasmani alias tubuh indrawi. Jiwa adalah diri yang tidak dialami secara indrawi. Itu sebabnya disebut tubuh rohani. Allah adalah Roh. Yesus Kristus adalah Roh. Roh Kudus adalah Roh. Oleh karena itu karya keselamatan manusia terjadi di alam rohani. Walaupun karya keselamatan terjadi di alam roh namun manusia hidup di alam wadag. Itu sebabnya Yesus memberikan sakramen kepada gereja. Sakramen adalah Sakramentum, kata Latin yang artinya menjadikan suci. Bagi Teologi Reformed, sakramen adalah yang indrawi dari yang rohani.  Sakramen adalah wujud dari rahkmat yang tidak kelihatan. Sakramen adalah sarana untuk ikut serta menikmati karya Roh Kudus di alam rohani secara indrawi. Teologi Reformed mengajarkan bahwa Yesus hanya memerintahkan untuk melakukan dua sakramen yaitu: perjamuan kudus dan baptis. Baptis adalah wujud indrawi karya Roh Kudus menyucikan manusia lalu menanamnya ke dalam Yesus. Yesus menjadi pokok dan manusia pun menjadi carang-Nya. Perjamuan Kudus adalah wujud indrawi karya Roh Kudus memberi jemaat makan tubuh Yesus yang adalah roti hidup. Doktrin sakramen perjamuan kudus adalah ajaran sesat karena bertentangan dengan ajaran Alkitab. Kita sudah membahasnya di dalam blog berjudul: “Bengcu Menggugat Karena Sakramen Perjamuan Kudus Adalah Penyembahan Berhala”

Demikian juga dibuat-Nya dengan cawan sesudah makan; Ia berkata: “Cawan ini adalah perjanjian baru oleh darah-Ku, yang ditumpahkan bagi kamu. Lukas 22:20

Demikian juga Ia mengambil cawan, sesudah makan, lalu berkata: “Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darah-Ku; perbuatlah ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku!” 1 Korintus 11:25

Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang. 1 Korintus 11:26

Perjanjian Baru sama sekali tidak dimeteraikan dengan cawan atau anggur yang ada di dalamnya namun dengan DARAH Yesus. Yang dimaksudkan dengan DARAH Yesus adalah HIDUP-Nya, bukan DARAH yang mengalir dari tubuh-Nya. Darah yang mengalir dari tubuh-Nya bukan tanda dari hidup-Nya namun kiasan alias gambar dan rupa dari hidup-Nya. Perjamuan kudus adalah CARA untuk memperingati kematian Yesus. Perjamuan kudus adalah GAMBAR dan RUPA alias KIASAN kematian Yesus. Ketika merayakan Perjamuan Kudus kita memberitakan kematian Yesus. Melalui Perjamuan Kudus kita mengenang kematian Yesus.

Juga kamu sekarang diselamatkan oleh kiasannya (antitupos), yaitu baptisan (baptisma) — maksudnya bukan untuk membersihkan kenajisan jasmani, melainkan untuk memohonkan hati nurani yang baik kepada Allah — oleh kebangkitan Yesus Kristus, yang duduk di sebelah kanan Allah, setelah Ia naik ke sorga sesudah segala malaikat, kuasa dan kekuatan ditaklukkan kepada-Nya. 1 Petrus 3:21-22

Petrus mengajarkan dengan tegas dan gamblang bahwa baptisan yang dilakukan oleh orang-orang Kristen adalah KIASAN. Baptisan Kristen sama sekali tidak bertujuan untuk menyucikan manusia dari kenajisan sebagai syarat untuk dibaptis dengan Roh Kudus alias memperoleh Roh Kudus apalagi syarat untuk mendapatkan karunia DARI Roh Kudus. Baptisan adalah DOA untuk mendapatkan NURANI yang baik kepada Allah. Baptisan adalah KIASAN, bukan simbol. Baptisan bukan TANDA namun FOTO alias GAMBAR dan RUPA.

Dalam Dia kamu telah disunat, bukan dengan sunat yang dilakukan oleh manusia, tetapi dengan sunat Kristus, yang terdiri dari penanggalan akan tubuh yang berdosa,  karena dengan Dia kamu dikuburkan dalam baptisan (Baptisma), dan di dalam Dia kamu turut dibangkitkan juga oleh kepercayaanmu kepada kerja kuasa Allah, yang telah membangkitkan Dia dari orang mati. Kolose 2:11-12

Dengan Dia kamu dikuburkan dalam baptisan. Baptisan yang dimaksudkan oleh Paulus dalam ayat di atas sama sekali bukan baptisan yang dilakukan oleh orang-orang Kristen namun BAPTISAN AGUNG alias BAPTISAN MAUT alias KEMATIAN Yesus Kristus. Manusia tidak dibangkitkan pada saat dibaptis namun saat Yesus dibangkitkan dari antara orang mati oleh kuasa Allah. Baptis bukan tanda alias simbol perjanjian baru. Baptis bukan meterai perjanjian Baru.  Meterai Perjanjian Baru adalah Darah alias Hidup Yesus. Bukan darah-Nya yang tertumpah di Golgota yang sudah mengering dan membusuk menjadi tanah namun hidup-Nya yang dibangkitkan oleh kuasa Allah. Baptis bukan CARA untuk menikmati perjanjian Anugerah. Baptis bukan cara untuk menanggapi perjanjian anugerah. Baptis bukan cara untuk mensahkan perjanjian anugerah. Baptis bukan cara untuk menyucikan diri dari najis. Baptis bukan cara untuk mentahirkan diri. Baptis bukan cara untuk mendapatkan Roh Kudus. Baptis bukan cara untuk mendapatkan karunia dari Roh Kudus. Baptis HANYA cara untuk memperingati kebangkitan Yesus. Baptis adalah GAMBAR dan RUPA alias KIASAN kebangkitan Yesus. Ketika melakukan baptis kita memberitakan kebangkitan Yesus. Melalui Baptis kita mengenang kebangkitan Yesus.

Membaptis Dalam Nama Bapa Dan Anak Dan Roh Kudus

Bagaimana cara membaptis dengan benar? Caranya harus LAYAK! Walaupun mencatat cara baptis yang dilakukan oleh Yohanes Pembaptis dan para rasul namun Alkitab sama sekali tidak mencatat ketetapan bahwa baptis harus dilakukan dengan cara demikian. Cara boleh berbeda namun harus tetap layak. Itulah ajarannya. Yang penting bukan caranya namun ajarannya dan tujuannya. Yohanes membaptis dengan air namun Yesus Kristus sama sekali tidak mengajarkan untuk membaptis dengan air. Ketika Petrus membaptis orang-orang Samaria dalam nama Yesus Kristus, dia sama sekali tidak menggunakan air. Ketika Paulus membaptis orang-orang Efesus dalam nama Tuhan Yesus, dia juga tidak menggunakan air. Bukankah itu berarti baptis boleh dilakukan dengan air mau pun tanpa air?

Yesus menjawab mereka: “Aku telah mengatakannya kepada kamu, tetapi kamu tidak percaya; pekerjaan-pekerjaan yang Kulakukan dalam DENGAN (en) nama Bapa-Ku, itulah yang memberikan kesaksian tentang Aku, Yohanes 10:25

Selama Aku bersama mereka, Aku memelihara mereka dalam DENGAN (en) nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku; Aku telah menjaga mereka dan tidak ada seorangpun dari mereka yang binasa selain dari pada dia yang telah ditentukan untuk binasa, supaya genaplah yang tertulis dalam Kitab Suci. Yohanes 17:12

Yesus mendekati mereka dan berkata: “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah (baptizo) mereka dalam (eis) nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” Matius 28:18-20

Kata Yunani EN dalam Yohanes 10:25 dan Yohanes 17:12 seharusnya diterjemahkan sebagai DENGAN, bukan DALAM. Kenapa demikian? Karena NAMA Bapa telah diberikan kepada Yesus itu sebabnya Dia melakukan segala pekerjaan-Nya DENGAN nama Bapa. Ketika hendak naik ke sorga, Yesus Kristus memberi amanat untuk membaptis DALAM nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus. Dia sama sekali tidak memberi amanat untuk membaptis DENGAN nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus. “Membaptis DALAM nama” berbeda dengan “membaptis DENGAN nama”. Orang Kristen mustahil membaptis DENGAN nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus karena ketiga nama itu tidak pernah diberikan kepada manusia. Yesus Kristus juga sama sekali tidak memberi amanat untuk membaptis dengan mengucapkan, “Aku membaptis engkau dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus.”

Alkitab mencatat, setelah Roh Kudus turun pada hari Pentakosta, Petrus membaptis dalam nama Yesus Kristus sementara Filipus dan Paulus membaptis dalam nama Tuhan Yesus. Akan tetapi Alkitab tidak mengajarkan bahwa ketika membaptis dalam nama Yesus Kristus, Petrus berkata, “Aku membaptis engkau dalam nama Yesus Kristus.” Alkitab juga tidak mencatat bahwa ketika membaptis dalam nama Tuhan Yesus, Filipus dan Paulus berkata, “Aku membaptis engkau dalam nama Tuhan Yesus.”

Membaptis dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus berarti orang yang membaptis ada di dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus dan pembaptisan itu dilakukan dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus. Membaptis dalam nama Tuhan Yesus berarti orang yang membaptis ada di dalam nama Tuhan Yesus dan pembaptisan itu dilakukan dalam nama Tuhan Yesus. Membaptis dalam nama Yesus Kristus berarti orang yang membaptis ada di dalam nama Yesus Kristus dan pembaptisan itu dilakukan dalam nama Yesus Kristus. Kenapa para rasul tidak membaptis dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus? Kenapa para rasul tidak membaptis dalam nama Roh Kudus? Karena Roh Kudus ada bersama kita di dunia bahkan satu daging dengan manusia. Itu sebabnya manusia yang semula dikotomi yaitu: Tubuh dan jiwa, pun menjadi trikotomi yaitu: Tubuh dan jiwa serta Roh (Kudus). Ketika seseorang membaptis, Roh Kudus yang ada di dalam dirinya pun membaptis. Itu sebabnya orang Kristen tidak membaptis dalam nama Roh Kudus sebab yang dimiliki oleh Kristen bukan nama Roh Kudus namun Roh Kudus itu sendiri.

Tuhan Yesus adalah Yesus Kristus. Yesus adalah Tuhan sedangkan Kristus adalah Allah. Yesus adalah Anak sedangkan Kristus adalah Bapa-Nya. Itu sebabnya Petrus membaptis dalam nama Yesus Kristus sementara Paulus serta Filipus membaptis dalam nama Tuhan Yesus. Membaptis dalam nama Tuhan Yesus atau dalam nama Yesus Kristus sama dengan membaptis dalam nama Bapa dan Anak. Tuhan Yesus alias Yesus Kristus alias Bapa dan Anak ada di sorga. Yang kita tidak memiliki nama-Nya namun ada di dalam nama-Nya. Itu sebabnya kita tidak membaptis dengan nama-Nya namun membaptis dalam nama-Nya.

Baptis Anak

Teologi Reformed mengajarkan bahwa orang Kristen hidup dalam Perjanjian Baru. Perjanjian Baru juga disebut Perjanjian Anugerah. Perjanjian Anugerah artinya: Karena Allah sudah memilih sebagian manusia untuk diselamatkan maka manusia pilihan pun bertanggung jawab hidup sebagai orang pilihan. Baptis adalah tanda yang kelihatan bahwa seseorang ada di dalam perjanjian anugerah. Baptis juga adalah meterai bahwa seseorang memiliki perjanjian anugerah yang sah.

Pada hakekatnya baptis anak alias bayi dilakukan dengan tujuan agar anak itu memiliki perjanjian anugerah yang sah dan memiliki tanda bahwa dia ada di dalam perjanjian anugerah. Dengan demikian dia segera dapat menikmati perjanjian anugerah. Walaupun menyangkalnya namun faktanya adalah para orang tua membaptiskan anaknya untuk memastikannya masuk sorga walaupun mati muda. Di samping itu mereka berharap baptisan akan membuat anaknya tumbuh menjadi orang saleh karena sejak bayi sudah hidup dalam perjanjian anugerah.

Juga kamu sekarang diselamatkan oleh kiasannya (antitupos), yaitu baptisan (baptisma) — maksudnya bukan untuk membersihkan kenajisan jasmani, melainkan untuk memohonkan hati nurani yang baik kepada Allah — oleh kebangkitan Yesus Kristus, yang duduk di sebelah kanan Allah, setelah Ia naik ke sorga sesudah segala malaikat, kuasa dan kekuatan ditaklukkan kepada-Nya. 1 Petrus 3:21-22

Membaptis bayi dengan pemikiran demikian tentu saja sesat karena bertentangan dengan ajaran Alkitab sebab baptis HANYA cara untuk mengenang kebangkitan Yesus Kristus dan memberitakan kebangkitan Yesus Kristus. Bila demikian, bolehkah orang Kristen membaptis anaknya? Boleh! Bila demikian, apakah orang Kristen HARUS membaptis anaknya sejak kecil? Harus! Kenapa demikian? Karena membaptis bayi adalah adalah kiasan, bukan untuk menyucikannya dari najis namun untuk memohonkan hati nurani yang baik kepada Allah baginya.

NB.
blog ini khusus ditulis untuk seorang pencari kebenaran, Andy Wicaksono

121 thoughts on “Sakramen Baptis Mustahil Ajaran Alkitab

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.