Sakramen Perjamuan Kudus Adalah Penyembahan Berhala


Teologi Reformed mengajarkan bahwa manusia adalah Dikotomi. Tubuh adalah diri yang dialami secara indrawi oleh pribadi, itu sebabnya disebut jasmani. Jiwa tidak dialami secara indrawi, makanya disebut rohani.

Allah adalah Roh. Yesus Kristus adalah Roh. Roh Kudus adalah Roh. Oleh karena itu karya keselamatan manusia terjadi di alam rohani. Walaupun karya keselamatan ada di alam roh namun manusia hidup di alam wadag. Itu sebabnya Yesus memberikan sakramen kepada gereja. Sakramen adalah Sakramentum, kata Latin yang artinya menjadikan suci.

Sakramen adalah yang indrawi dari yang rohani. Sakramen adalah wujud dari rahkmat yang tidak kelihatan. Sakramen adalah sarana untuk ikut serta menikmati karya Roh Kudus di alam rohani secara indrawi. Yesus hanya memberi perintah untuk melakukan perjamuan kudus dan membaptis, itu sebabnya Gereja Kristen hanya mengakui Baptis dan Perjamuan Kudus sebagai sakramen.

Baptis adalah wujud indrawi karya Roh Kudus menyucikan seseorang lalu menanamnya ke dalam Yesus. Yesus menjadi pokok dan dia pun menjadi carang-Nya. Perjamuan Kudus adalah wujud indrawi karya Roh Kudus memberi jemaat makan tubuh Yesus yang adalah roti hidup.

Percayakah anda bahwa doktrin sakramen perjamuan kudus adalah ajaran sesat karena bertentangan dengan ajaran Alkitab?

Memberanikan diri bertanya, konon, ketika kotbah tentang Perjamuan Kudus pada tanggal 29 Juli 2007, Pdt. Sutjipto Subeno berkata:

Perjamuan kudus merupakan salah satu bagian yang diajarkan dalam doktrin gereja. Doktrin gereja ini sangat riil dengan kehidupan kita sehari-hari sebagai umat Tuhan yang hidup bergereja karena doktrin gereja ini berkenaan langsung dengan pemerintahan gereja, sakramen maupun sarana-sarana anugerah yang lain. Namun banyak orang yang memandang remeh doktrin gereja karena orang merasa doktrin ini telah menjadi bagian dalam kehidupan sehari-hari sebagai umat yang bergereja. Maka tidaklah heran kalau orang Kristen sulit untuk bertumbuh dalam iman. Sadarkah kita, betapa dalam kebenaran Tuhan itu sehingga tidak cukup bagi kita hanya memahami sebagian kebenaran lalu kita menganggap kita sudah mengerti seluruh kebenaran. Tidak! Firman Tuhan menegaskan bahwa kamu akan mengerti kebenaran dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.

Sangatlah mengenaskan, dengan alasan lebih mementingkan kuasa Tuhan, orang mengabaikan kebenaran. Perhatikan, sesungguhnya, kuasa Allah itu telah nyata dalam kehidupan setiap orang percaya, yakni kita dapat menyadari bahwa kita orang berdosa, bertobat dan diselamatkan; kita dapat merasakan kasih Allah. Inilah kuasa Allah yang sejati. Ironisnya, orang tidak pernah menyadari hal ini dan sampai hari ini masih terus mencari kuasa Tuhan – hidupnya menjadi terombang ambing.

Perjamuan kudus merupakan anugerah Tuhan pada kita lalu yang menjadi pertanyaan adalah pernahkah kita memahami apa arti perjamuan kudus? Mengapa kita harus menerima perjamuan kudus? Salah satu perdebatan yang terbesar khususnya pada jaman reformasi adalah tentang perjamuan kudus di antara para tokoh reformasi. Secara garis besar, ada beberapa doktrin yang berkenaan dengan perjamuan kudus, yakni:

1.    Transubstansiasi, dicetuskan oleh gereja Roma – ada perubahan atau transformasi, yakni roti bertransformasi menjadi tubuh Kristus secara harafiah demikian pula halnya dengan anggur bertransformasi menjadi darah Kristus. Kristus hadir secara fisik. Penekanan terletak pada: “Inilah tubuh-Ku.”

2.    Consubtansiasi yang dicetuskan oleh Luther; roti dan anggur tetaplah roti dan anggur tetapi hadirat Kristus itu nyata, melingkupi roti dan anggur. Jadi ketika kita menikmati roti, kita juga menikmati tubuh Kristus demikian pula ketika kita menikmati anggur, kita menikmati anggur dan darah Kristus.

3.    Zwingli melihat perjamuan kudus itu sebagai suatu tanda. Perjamuan kudus itu untuk mengenang kematian Kristus dan kasih Kristus melalui tubuh-Nya dipecah-pecahkan dan darah-Nya tercurah. Penekanannya terletak pada: ”…sebagai peringatan akan Aku.”

4.    Calvin menyatakan roti itu tetaplah roti dan anggur itu tetaplah anggur tetapi perjamuan kudus itu bukan semata-mata hanya mengenang Kristus. Tidak! Perjamuan kudus merupakan sarana anugerah di mana Kristus hadir secara rohani di dalam karya Roh Kudus sehingga dengan pengertian kebenaran dan iman maka Roh Kudus bekerja sedemikian rupa membawa kita lebih dekat pada Kristus dan masuk dalam hadirat Kristus bahkan lebih dekat ketika kita mendengar kebenaran Firman Tuhan.

Sepintas, orang sulit membedakan manakah yang benar dan bagaimana mengkompromikan kedua-duanya. Calvin melihat bahwa roti dan anggur secara harafiah adalah roti dan anggur namun janganlah kita mensakralkan roti dan anggur itu sendiri. Bukan roti maupun anggur itu yang memberikan mujizat. Tidak! Tuhan Yesus mengatakan, ”Inilah tubuh-Ku…” maka secara rohani, Ia hadir dalam karya Roh Kudus sehingga ketika kita menerima roti dan anggur dengan iman dan pengertian yang benar maka Roh Kudus akan bekerja sedemikan rupa membuat kita memahami kebenaran dan kebenaran itu tertanam dalam hidup kita. Theologi Reformed melihat sakramen itu sebagai sarana anugerah. Mengapa sakramen itu menjadi sarana anugerah? Apakah kebenaran Firman Tuhan saja itu tidak cukup bagi kita? Bukankah yang diajarkan dalam sakramen juga telah diajarkan dalam Firman Tuhan? Perjamuan kudus harus didampingi oleh firman tetapi firman dapat diberitakan setiap saat tanpa harus didampingi oleh perjamuan kudus. Lalu kenapa kita harus mengadakan sakramen perjamuan kudus? Untuk apa kita mengadakan perjamuan kudus? Calvin memberikan jawaban yang sangat berhikmat, yakni pada hakekatnya, Tuhan tidak mau memakai benda-benda yang bersifat fisik untuk menyatakan keberadaan diri-Nya – Tuhan tidak ingin manusia jatuh dalam penyembahan berhala seperti yang pernah dilakukan oleh bangsa Israel pada Perjanjian Lama. Allah adalah Roh, Dia ingin manusia datang dalam roh dan kebenaran. Kalau begitu, kenapa Tuhan memerintahkan pada kita untuk melakukan sakramen perjamuan kudus di mana di dalamnya sangat menekankan aspek fisik, yakni roti dan anggur? Jawabannya adalah karena kelemahan manusia sehingga firman saja tidak cukup bagi manusia.

Apakah perbedaan antara kebenaran yang disampaikan melalui firman dengan kebenaran melalui perjamuan kudus? Ketika kita menerima kebenaran firman, di antara lima panca indera kita, indera manakah yang bekerja? Pastilah indera pendengaran kita yang lebih dominan, bukan? Namun perhatikan, pada saat perjamuan kudus itu dijalankan maka bukan hanya indera pendengaran kita yang bekerja tetapi semua indera yang lain turut bekerja. Dengan mata, kita melihat roti yang melambangkan tubuh Kristus, anggur yang melambangkan darah Kristus yang tercurah. Dengan telinga, kita mendengar firman yang menyertai perjamuan kudus. Dengan mulut, kita mengecap tubuh yang terpecah dan darah yang tercurah dan tangan kita memegang roti dan anggur yang menjadi lambang dari darah yang tercurah. Dengan hidung, kita menghirup aroma dari roti dan anggur. Inilah keunikan dari sakramen perjamuan kudus di mana semua panca indera kita terlibat di dalamnya untuk menyatakan akan kebenaran Allah yang dinyatakan kepada setiap kita. Tuhan melihat bahwa manusia itu terlalu lemah sehingga tidak cukup kalau kita hanya mendengar dan melihat kebenaran saja tetapi Tuhan mau menyatakan kebenaran-Nya melalui seluruh panca indera kita.

Sama seperti halnya kita mendengarkan firman di mana Roh Kudus bekerja menanamkan kebenaran itu dalam hati demikian pula halnya dalam perjamuan kudus, Roh Kudus juga menyatakan kebenaran-Nya secara berlimpah. Orang yang hanya melihat perjamuan kudus sebagai rutinitas berarti ia telah melewatkan anugerah karena ia menghambat pekerjaan Roh Kudus. Perhatikan, perjamuan kudus itu bukan sekedar rutinitas belaka. Tidak! Luis Berkhoff dalam bukunya Systematic Theology menegaskan bahwa Roh Kudus itu juga turut bekerja dalam perjamuan kudus, yakni menanamkan kebenaran dalam hati kita. Sungguh besar anugerah Tuhan yang diberikan kepada kita, Dia tahu kelemahan kita, Dia tahu kalau firman itu saja tidaklah cukup bagi kita sehingga Dia berikan sakramen perjamuan kudus yang melibatkan seluruh panca indera kita. Memang, roti dan anggur itu tidak berubah tetapi ketika memahami kebenaran secara benar dan ketika kita menerimanya dengan iman maka di sana Roh Kudus bekerja sama seperti Ia memakai firman untuk menyatakan kebenaran.

Injil Markus mengungkapkan beberapa aspek yang berkaitan dengan perjamuan kudus. Markus memakai salah satu metode yang disebut sebagai metode sandwich, yakni inti dari kebenaran terletak di bagian tengah di mana bagian atas dan bagian bawah mengajarkan hal yang kurang lebih sama. Markus meletakkan hal tentang perjamuan kudus ini pada bagian tengah di mana pada bagian atas diawali dan diakhiri dengan kisah pengkhianatan, penyangkalan dari para murid. Sepintas, kita melihat Markus tidak tepat meletakkan hal tentang perjamuan kudus, hal yang mulia di tempat yang tidak layak. Seumpama benda mahal yang indah tetapi berada di toilet. Namun justru melalui kisah ini, Markus ingin membukakan pada setiap kita bahwa perjamuan kudus itu diberikan pada orang-orang yang tidak layak seperti kita. Kebenaran inilah yang dibukakan oleh Markus dan harusnya hal ini menyadarkan kita betapa besar anugerah Tuhan yang dilimpahkan pada orang berdosa seperti kita. Hendaklah kita mengevaluasi diri, bagaimana sikap kita ketika kita menerima dan berbagian dalam perjamuan kudus?

Markus kembali menekankan kontras antara perjamuan kudus dengan orang yang menerima perjamuan kudus. Perhatikan, ada satu kata yang diulang oleh Markus, yakni kata “semua” (Mrk. 14:23, 27, 29, 31, 50). Setelah semua murid itu menerima perjamuan kudus, semua telah diperingati oleh Tuhan Yesus bahkan Petrus dengan lantang berani menyatakan bahwa ia tidak akan pernah meninggalkan Tuhan Yesus meski semua menyangkal namun ironis, mereka semua mengkhianati, semua menyangkal, semua lari dan pergi meninggalkan Dia. Dalam injil Markus juga dituliskan tentang seorang anak muda yang pada waktu itu hanya memakai sehelai kain lenan tetapi ia melepaskan kainnya dan lari dengan telanjang ketika orang hendak menangkapnya (Mrk. 14:51-52). Kisah ini tidak ditulis di Injil yang lain dan kemungkinan besar anak muda pengecut yang dikisahkan dalam kisah ini adalah Markus itu sendiri. Markus ingin supaya kita melihat bagian yang menjadi kontrasnya – ia adalah seorang pengecut, ia seharusnya tidak layak menerima perjamuan kudus namun kepada orang tidak layak ini, Tuhan masih berkenan memberikan anugerah-Nya.

Mungkin kita berpikir bahwa kita sudah tahu bahwa kita adalah orang berdosa, bukankah  setiap khotbah selalu mengingatkan kita akan dosa? Dan celakanya, kita terlalu sering mendengar kata “dosa” akibatnya “dosa” tidak lebih hanya kata-kata klise. Di satu pihak, kita mengaku kita adalah orang berdosa namun di lain pihak, kita tidak berlaku layaknya seperti orang berdosa. Kita mungkin merasa marah dan jengkel ketika melihat orang berdosa yang hidupnya nyaman; kita ingin supaya Allah langsung menghukum mereka. Dapatlah dibayangkan, bagaimana hidup manusia berdosa kalau Allah langsung menghukum setiap perbuatan dosa yang dilakukan oleh manusia. Semua manusia termasuk kita akan langsung binasa. Namun Allah yang kasih itu memberikan anugerah pengampunan dan kita pun adalah salah seorang berdosa yang menerima anugerah itu. Celakanya, kita merasa diri bukan orang berdosa karena kita tidak melakukan perbuatan dosa yang “besar.” Kebenaran firman itu seringkali kita dengar tetapi pada saat yang sama, kebenaran itu hanya kita dengar tanpa kita pernah menghidupinya dan Tuhan tahu, kelemahan kita tersebut, tidak cukup hanya kita mendengar saja sehingga Dia memberikan sakramen perjamuan kudus.

Ketika perjamuan kudus itu dilakukan, kita memegang roti, kita memegang bukti keberdosaan kita, kita melihat dan juga mengecap betapa kita adalah orang yang berdosa. Pada waktu kita menerima perjamuan kudus dengan pengertian yang benar dan dengan iman maka di sana barulah kita memahami bahwa perjamuan kudus bukan sekedar kenang-kenangan. Roh Kudus memakai perjamuan kudus di mana seluruh panca indera kita turut bekerja untuk menolong kita semakin mengerti siapakah kita? Pada saat kita menyadari bahwa kita adalah orang berdosa, kita semakin disadarkan betapa indah dan mulianya kasih yang Tuhan berikan pada setiap kita orang yang berdosa.

Hanya iman Kristen satu-satunya yang menyatakan bahwa kita diselamatkan hanya oleh anugerah. Hal ini membuktikan bahwa manusia itu bedosa sehingga mustahil manusia dapat menyelamatkan dirinya sendiri. Puji Tuhan, Tuhan Yesus memberikan jaminan kepastian keselamatan sehingga kita yang tadinya tidak berpengharapan, kini kita beroleh pengharapan di dalam Dia – Firman itu tidak pernah berubah‚ Dia adalah kebenaran sejati. Karya Kristus di kayu salib itulah yang telah menyelamatkan kita sehingga dua hal yang sepertinya tidak terjembatani kini sudah terjembatani dan manusia pun diselamatkan.

Perjamuan kudus merupakan suatu anugerah yang besar diberikan pada setiap kita orang berdosa yang tidak layak menerimanya. Perjamuan Kudus menjadi tempat yang mulia karena Kristus hadir di sana melalui pengorbanan-Nya di atas kayu salib. “Inilah tubuh-Ku… makanlah, inilah darah-Ku… minumlah” – Hendaklah kita mengevaluasi diri kita bagaimana sikap kita ketika kita mengambil bagian dalam perjamuan kudus?

Bengcu Menjawab:

Mengajarkan yang tidak diajarkan oleh Alkitab sebagai ajaran Alkitab namanya membual. Bila tidak membual, itu berarti yang bersangkutan mendapat wahyu baru. Mengajarkan yang bertentangan dengan Alkitab sebagai ajaran Alkitab namanya menyesatkan. Bila bukan penyesatan pasti karena Allah lupa pada firman-Nya. Bagaimana menghadapi para pembual dan penyesat di gereja dengan bijaksana? Anda menyangka itu hal mudah untuk dilakukan? Anda salah! Hal itu sama sekali tidak mudah bahkan sering sangat mengenaskan dan menyakitkan. Ibarat menebas tubuh sendiri.

Apa yang anda lakukan ketika membaca namun tidak memahami yang anda baca? Orang pinter langsung mencari sumber pustaka. Ketika tidak menemukan sumber pustaka yang memuaskannya, dia pun mulai menafsirkan yang dibacanya agar bisa memahaminya. Apa yang anda lakukan ketika membaca Alkitab namun menganggap yang anda baca tidak logis? Bila pinter maka anda pasti melakukan hal yang sama, mencari sumber pustaka atau menafsirkannya agar logis.

Jemaat lebih suka belajar dari buku teologi dari pada belajar dari Alkitab. Saat ini ada sekitar 19 buku yang merupakan ringkasan kotbah dan seminar Pdt. Dr. Stephen Tong. Semuanya dijilid dengan baik dan apik. Harganya sekitar Rp. 750.000,-. Percayalah! Buku-buku itu akan membuat lemari buku anda nampak indah dan berwibawa. Gaya bahasanya yang segar dan pemaparannya yang sistematis dan sederhana akan membuat anda gemar membacanya dan memahami isinya dengan mudah. Andai kata anda membaca dan memahami isi ke 19 buku itu dalam waktu satu tahun. Tahukah anda artinya? Itu berarti dalam waktu 1 tahun anda sudah memahami apa yang baru dipahami oleh Pdt. Dr. Stephen Tong setelah belajar bertahun-tahun. Benar-benar luar biasa, bukan? Menggiurkan! Itu sebabnya jemaat lebih suka belajar dari buku teologi dari pada belajar dari Alkitab. Hanya perlu 1 tahun untuk menjadi seperti Stephen Tong.

Berapa menit waktu yang anda habiskan untuk membaca ringkasan kotbah Pdt. Sutjipto Subeno tersebut di atas? Angaplah anda orang lamban sehingga butuh waktu satu jam untuk membacanya berulang-ulang baru memahaminya. Setelah memahaminya, maka pengetahuan anda tentang sakramen Perjamuan Kudus bukan hanya seimbang dengan Pdt. Sutjipto Subeno STh, MDiv dan Pdt. Dr. Stephen Tong namun juga John Calvin (1509-1564) bahkan Agustinus (354-430) dan teolog-teolog reformed top generasi ini. Hebat bukan?

Sutjipto: Apakah perbedaan antara kebenaran yang disampaikan melalui firman dengan kebenaran melalui perjamuan kudus? Ketika kita menerima kebenaran firman, di antara lima panca indera kita, indera manakah yang bekerja? Pastilah indera pendengaran kita yang lebih dominan, bukan? Dengan mata, kita melihat roti yang melambangkan tubuh Kristus, anggur yang melambangkan darah Kristus yang tercurah. Dengan telinga, kita mendengar firman yang menyertai perjamuan kudus. Dengan mulut, kita mengecap tubuh yang terpecah dan darah yang tercurah dan tangan kita memegang roti dan anggur yang menjadi lambang dari darah yang tercurah. Dengan hidung, kita menghirup aroma dari roti dan anggur. Tuhan melihat bahwa manusia itu terlalu lemah sehingga tidak cukup kalau kita hanya mendengar dan melihat kebenaran saja tetapi Tuhan mau menyatakan kebenaran-Nya melalui seluruh panca indera kita.

Bengcu: Tidak ada satu ayat Alkitab pun yang mengajarkan bahwa sakramen diberikan untuk mengatasi kelemahan manusia karena firman saja tidak cukup. Silahkan cari sampai kuda gigit jari.

Dengan mata saya melihatnya, dengan telinga mendengarnya, dengan mulut memuji atau menentangnya, dengan tangan menyalaminya, dengan hidung menghirup aroma tubuhnya. Bukankah seorang pengkotbah jauh lebih memicu panca indera dibandingkan dengan roti dan anggur perjamuan kudus? Mengajarkan yang tidak diajarkan oleh Alkitab sebagai ajaran Alkitab namanya membual! Bila tidak membual artinya Sutjipto Subeno mendapat wahyu baru.

Sutjipto:  Orang yang hanya melihat perjamuan kudus sebagai rutinitas berarti ia telah melewatkan anugerah karena ia menghambat pekerjaan Roh Kudus.

Bengcu:  Tidak ada satu ayat Alkitab pun yang mengajarkan hal tersebut di atas. Silahkan cari sampai burung bangau pulang ke kandang setahun sekali. Mengajarkan yang tidak diajarkan oleh Alkitab sebagai ajaran Alkitab namanya membual! Bila tidak membual artinya Sutjipto Subeno mendapat wahyu baru.

Sutjipto: Luis Berkhoff dalam bukunya Systematic Theology menegaskan bahwa Roh Kudus itu juga turut bekerja dalam perjamuan kudus, yakni menanamkan kebenaran dalam hati kita.

Bengcu:  Tidak ada satu ayat Alkitab pun yang mengajarkan yang diajarkan oleh Luis Berkhoff di atas. Luis Berkhoff mendapat wahyu baru?

Sutjipto: Ketika perjamuan kudus itu dilakukan, kita memegang roti, kita memegang bukti keberdosaan kita, kita melihat dan juga mengecap betapa kita adalah orang yang berdosa.

Bengcu: Tidak ada satu ayat Alkitab pun yang mengajari jemaat menjadikan roti dan anggur sebagai simbol dosa. Mengajarkan yang tidak diajarkan oleh Alkitab sebagai ajaran Alkitab namanya membual! Bila tidak membual artinya Sutjipto Subeno mendapat wahyu baru.

Sutjipto: Pada waktu kita menerima perjamuan kudus dengan pengertian yang benar dan dengan iman maka di sana barulah kita memahami bahwa perjamuan kudus bukan sekedar kenang-kenangan.

Lalu Ia mengambil roti, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka, kata-Nya: “Inilah tubuh-Ku yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan (anamnesis) akan Aku.” Lukas 22:19

dan sesudah itu Ia mengucap syukur atasnya; Ia memecah-mecahkannya dan berkata: “Inilah tubuh-Ku, yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan (anamnesis) akan Aku!” 1 Korintus 11:24

Demikian juga Ia mengambil cawan, sesudah makan, lalu berkata: “Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darah-Ku; perbuatlah ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan (anamnesis) akan Aku!” 1 Korintus 11:25

Bengcu: Apabila Sutjipto Subeno benar, bukankah itu berarti Lukas dan Paulus adalah pembual? Bukankah TUJUAN Yesus menyuruh melakukan perjamuan kudus mustahil tercapai sebab perjamuan kudus bukan sekedar kenang-kenangan, sementara Yesus hanya ingin dikenang lewat perjamuan kudus, bukan? Mengajarkan yang bertentangan dengan yang diajarkan oleh Alkitab sebagai ajaran Alkitab namanya penyesatan! Bila bukan penyesatan artinya Sutjipto Subeno mendapat wahyu baru karena Allah lupa pada firman-Nya.

Sutjipto: Perjamuan kudus merupakan suatu anugerah yang besar diberikan pada setiap kita orang berdosa yang tidak layak menerimanya.

Bengcu: Tidak ada satu ayat Alkitab pun yang mengajarkan bahwa perjamuan kudus adalah anugerah besar. Juga tidak ada ayat yang mengajarkan tentang syarat kelayakan untuk melakukan atau mengikuti perjamuan kudus. Mengajarkan yang tidak diajarkan oleh Alkitab sebagai ajaran Alkitab namanya membual! Bila tidak membual artinya Sutjipto Subeno mendapat wahyu baru.

Sutjipto: Perjamuan Kudus menjadi tempat yang mulia karena Kristus hadir di sana melalui pengorbanan-Nya di atas kayu salib.

Bengcu: Tidak ada satu ayat Alkitab pun yang mengajarkan bahwa Kristus hadir di dalam perjamuan kudus apalagi melalui pengorbanan-Nya di atas kayu salib. Bila hadir, untuk apa diperingati? Bila hadir, untuk apa roti dan anggur? Bila hadir untuk apa mengutus Roh Kudus? Mengajarkan yang tidak diajarkan oleh Alkitab sebagai ajaran Alkitab namanya membual! Bila tidak membual artinya Sutjipto Subeno mendapat wahyu baru. Mengajarkan yang bertentangan dengan yang diajarkan oleh Alkitab sebagai ajaran Alkitab namanya penyesatan! Bila bukan penyesatan artinya Sutjipto Subeno mendapat wahyu baru karena Allah lupa pada firman-Nya.

Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang. 1 Korintus 11:26

Jadi barangsiapa dengan cara yang tidak layak makan roti atau minum cawan Tuhan, ia berdosa terhadap tubuh dan darah Tuhan. 1 Korintus 11:27

Karena itu hendaklah tiap-tiap orang menguji dirinya sendiri dan baru sesudah itu ia makan roti dan minum dari cawan itu. 1 Korintus 11:28

perbuatlah = poieo <4160>
ini = touto <5124>
menjadi = eimi <1510>
peringatan = anamnesis <364>
akan = eis <1519>
Aku = emos <1699>

Lukas 22:19 dan 1 Korintus 11:24 mencatat ucapan Yesus dengan tegas dan gamblang: “perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku!” 1 Korintus 11:25 mengunakan kalimat yang berbeda: “perbuatlah ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku!” namun menyatakan hal yang sama yaitu: “perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku!“.  Satu saksi, tidak sah! Dua saksi sah dan mustahil dibantah! Tidak ada saksi mustahil dipercaya bahkan sang pembual seharusnya dihukum mati. Mustahil menyangkalnya. Juga mustahil menafsirkannya walaupun dengan jurus tafsir 1001 mimpi.

Aneh bin ajaib! Walaupun gembar-gembor “Sola Scriptura! Hanya Alkitab!” dan “Sacra scriptura sui ipsius interpres! Kitab suci menyatakan dirinya sendiri!” kenapa alih-alih memahami mereka justru menafsirkan Alkitab seenak jidatnya? Karena mereka belajar dari buku teologi namun tidak belajar dari Alkitab. Itu sebabnya menyangka yang diajarkan oleh buku teologi pasti ajaran Alkitab. Itu sebabnya mereka mengajarkannya dengan segenap jiwa raga demi cintanya kepada Allah dan manusia. Itulah yang disebut: TULUS namun BULUS. Orangnya tulus namun ajarannya BULUS.

Untuk apa bangsa Indonesia merayakan hari pahlawan 10 November? Untuk mengenang pertempuran antara Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Belanda di Surabaya pada tanggal 10 Nopember 1945. Setiap kali merayakan hari pahlawan bangsa Indonesia memberitakan kepahlawanan TNI yang gugur demi negaranya. Hari pahlawan dirayakan dengan tembakan salvo 21 kali dan menyalakan lilin pada malamnya. Itulah yang tercatat di dalam buku sejarah bangsa Indonesia. Itulah faktanya.

Kenapa dilakukan tembakan salvo 21 kali? Agar semangat para pahlawan yang gugur, menggema lalu menjelma ke dalam sanubari seluruh bangsa Indonesia. Kenapa menyalakan lilin? Agar setiap orang yang menyalakan lilinnya menyala pula jiwa kepahlawanannya terpicu oleh api pahlawan yang disulutnya. Itulah yang ditulis oleh sastrawan Indonesia.

Kenapa dilakukan tembakan salvo 21 kali? Untuk memastikan agar tidak ada jiwa pahlawan yang masih tertidur di taman makam pahlawan. Untuk apa menyalakan lilin? Untuk melipatgandakan jumlah pahlawan Indonesia. “Esa hilang, dua terbilang!” Melalui cahaya lilin, setiap tentara Siliwangi yang gugur akan memecah jiwanya di mana kedua jiwa pecahan itu  lalu lahir menjadi dua bayi Indonesia. “Gugur satu, tumbuh seribu!” Melalui cahaya lilin maka setiap pahlawan Indonesia dari suku jawa akan memecah jiwanya menjadi seribu lalu lahir menjadi seribu bayi Indonesia. Itulah bualan para dukun dan tukang dongeng Indonesia.

Untuk apa orang Kristen melakukan perjamuan kudus? Untuk mengenang alias memperingati peristiwa Yesus menunggu lalu menjalani hukuman mati disalib. Itu sebabnya dikatakan oleh Paulus,  “Melakukan perjamuan kudus berarti memberitakan kematian Yesus.” Orang Kristen melakukan perjamuan kudus dengan memecah-mecah roti dan membagi-bagikan anggur. Itulah yang tercatat di dalam Alkitab.

Kenapa memperingatinya dengan membagi-bagikan roti yang dipecah dan anggur? Agar cinta kasih Yesus Kristus yang dibagi-bagikan kepada murid-murid-Nya menjelma menjadi cinta kasih murid-murid-Nya yang lalu dibagi-bagikan kepada orang lain yang membagikannya lagi kepada orang lain yang membagikannya lagi kepada orang lain …. Dengan cara demikianlah cinta kasih Yesus Kristus menggapai dunia dan menjelma menjadi cinta kasih seluruh umat manusia. Itulah yang ditulis oleh hai hai sebagai sastrawan Kristen.

Kerabatku sekalian, siapa saja bisa mengarang dongeng perjamuan kudus lalu menceritakannya baik lewat kotbah maupun tulisan. Ada yang melakukannya untuk menyesatkan jemaat, ada yang melakukannya untuk mengejek jemaat, ada yang melakukannya untuk mencari pujian dari jemaat, ada yang melakukannya untuk mengeruk uang jemaat, ada pula yang melakukannya karena tidak tahu kebenarannya namun sok tahu. Untuk penglaris dongeng-dongeng itu pun dibuali kalimat, “Inilah misteri Perjamuan Kudus yang disingkapkan Roh Kudus bagi generasi ini.” Karena mengasykkan ketika didengar maka banyak jemaat yang menyangkanya kebenaran padahal yang terjadi adalah mereka memalingkan hatinya dari kebenaran Alkitab untuk dongeng-dongeng mengasykkan yang memuaskan hati.

Waktu berlalu, generasi pun berganti. Ajaran-ajaran tentang Perjamuan Kudus marak di mana-mana dengan berbagai merek dagang dan nama pedagangnya bahkan nama-nama pedagang dari generasi sebelumnya. Anda bisa menjadikan merek dagang (Teologi Reformed, Protestan) dan nama pedagang (Sutjipto Subeno, Stephen Tong, John Calvin, dll) sebagai standard kebenaran bagi ajaran Perjamuan Kudus yang beredar seperti yang dilakukan oleh banyak orang. Anda pun bisa menjadikan hikmat (kebijaksanaan) anda sendiri sebagai standard kebenaran. Contoh: Anda menilai yang ditulis oleh hai hai tentang sakramen di awal tulisan ini sangat logis dan indah lalu memutuskannya pasti alkitabiah juga (tulisan itu bukan atas dasar kebenaran Alkitab namun ajaran Teologi Reformed). Kerabatku sekalian, ketahuilah bahwa cara demikian bukan cara mengambil keputusan untuk membeli yang benar karena standard kebenaran ajaran Perjamuan Kudus hanya Alkitab.

Itu sebabnya dikatakan, tidak ada jalan pintas untuk belajar Alkitab selain belajar dari Alkitab dengan cara yang benar. Itu sebabnya hai hai sangat meyayangi dan menghormati Sang Hamba Allah, Pelayan Manusia, Pdt. Dr. Stephen Tong sebagai gurunya dan teladannya, karena dia sangat rendah hati dan berpegang teguh pada prinsip Sola Scriptura dan Sacra Scriptura Sui Ipius Interpres. Dia mengajarkan yang dipahaminya dengan segenap hati dan segenap jiwa raganya serta segenap akal budinya namun tidak pernah berhenti mengujinya dengan Alkitab sebagai standard kebenarannya dan ketika menemukan kesalahan dalam ajarannya, dia dengan jujur dan rendah hati mengakuinya dan mengoreksinya. Pdt. Dr. Stephen Tong, Sang Hamba Allah, Pelayan Manusia.

Makan Artinya Datang Dan Minum Artinya Percaya

Kata Yesus kepada mereka: “Akulah  roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi. Yohanes 6:35

Inilah roti yang turun dari sorga: Barangsiapa makan dari padanya, ia tidak akan mati. Yohanes 6:50

Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia.” Yohanes 6:51

Orang-orang Yahudi bertengkar antara sesama mereka dan berkata: “Bagaimana Ia ini dapat memberikan daging-Nya kepada kita untuk dimakan.” Yohanes 6:52

Maka kata Yesus kepada mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu. Yohanes 6:53

Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman. Yohanes 6:54

Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan dan darah-Ku adalah benar-benar minuman. Yohanes 6:55

Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia. Yohanes 6:56

Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku dan Aku hidup oleh Bapa, demikian juga barangsiapa yang memakan Aku, akan hidup oleh Aku. Yohanes 6:57

Inilah roti yang telah turun dari sorga, bukan roti seperti yang dimakan nenek moyangmu dan mereka telah mati. Barangsiapa makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya.” Yohanes 6:58

Karena tidak memahaminya dengan benar, maka ayat-ayat tersebut di atas selalu digunakan untuk mendukung ajaran Sakramen Perjamuan Kudus. Walaupun menyebut tentang daging dan darah serta makan daging dan minum darah namun sejak awal Yesus sudah membuat definisi bahwa “makan” artinya “datang” dan “minum” artinya “percaya” karena walaupun menyebut diri-Nya roti yang turun dari sorga namun diri-Nya bukan roti (manna) seperti yang dimakan nenek moyang Israel. Itu sebabnya, para pengajar doktrin Sakramen Perjamuan Kudus seharusnya bertengkar dulu tentang, “”Bagaimana Yesus dapat menjadikan daging-Nya menjadi roti perjamuan kudus untuk dimakan dan darah-Nya menjadi anggur untuk diminum?” sebelum mengutip ayat-ayat tersebut di atas untuk mendukung ajaran mereka. Ha ha ha ha ha ha ha …..

Mawas Diri Sebelum Perjamuan Kudus

Dalam peraturan-peraturan yang berikut aku tidak dapat memuji kamu, sebab pertemuan-pertemuanmu tidak mendatangkan kebaikan, tetapi mendatangkan keburukan. 1 Korintus 11:17

Sebab pertama-tama aku mendengar, bahwa apabila kamu berkumpul sebagai Jemaat, ada perpecahan di antara kamu, dan hal itu sedikit banyak aku percaya. 1 Korintus 11:18

Sebab di antara kamu harus ada perpecahan, supaya nyata nanti siapakah di antara kamu yang tahan uji. 1 Korintus 11:19

Apabila kamu berkumpul, kamu bukanlah berkumpul untuk makan perjamuan Tuhan. 1 Korintus 11:20

Sebab pada perjamuan itu tiap-tiap orang memakan dahulu makanannya sendiri, sehingga yang seorang lapar dan yang lain mabuk. 1 Korintus 11:21

Apakah kamu tidak mempunyai rumah sendiri untuk makan dan minum? Atau maukah kamu menghinakan Jemaat Allah dan memalukan orang-orang yang tidak mempunyai apa-apa? Apakah yang kukatakan kepada kamu? Memuji kamu? Dalam hal ini aku tidak memuji. 1 Korintus 11:22

Ayat-ayat di atas mencatat bahwa perjamuan Kudus biasa dilakukan dalam pertemuan jemaat Korintus. Ketika berkumpul mereka datang dengan membawa makanan dan anggurnya masing-masing lalu makan dan minum semuanya. Itu sebabnya ada yang lapar namun yang lain mabuk.

Sebab apa yang telah kuteruskan kepadamu, telah aku terima dari Tuhan, yaitu bahwa Tuhan Yesus, pada malam waktu Ia diserahkan, mengambil roti 1 Korintus 11:23

dan sesudah itu Ia mengucap syukur atasnya; Ia memecah-mecahkannya dan berkata: “Inilah tubuh-Ku, yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan (anamnesis) akan Aku!” 1 Korintus 11:24

Demikian juga Ia mengambil cawan, sesudah makan, lalu berkata: “Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darah-Ku; perbuatlah ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan (anamnesis) akan Aku!” 1 Korintus 11:25

Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang. 1 Korintus 11:26

Paulus menyatakan bahwa pengetahuannya tentang perjamuan kudus dia dapat dari Tuhan alias Tuhan Yesus. Itu berarti pengetahuannya pasti benar karena di dapat dari Tuhan Yesus. Oleh sebabnya, mustahil menyangkal apa yang dikatakan oleh Paulus. Perjamuan Kudus adalah cara untuk mengenang Yesus di malam perjamuan terakhir. Melakukan perjamuan kudus berarti memberitakan kematian Tuhan Yesus.

Jadi barangsiapa dengan cara yang tidak layak makan roti atau minum cawan Tuhan, ia berdosa terhadap tubuh dan darah Tuhan. 1 Korintus 11:27

Perjamuan kudus adalah cara untuk mengenang dan memberitakan kematian Yesus. Itu sebabnya yang melakukannya dengan cara yang TIDAK LAYAK berdosa tehadap tubuh dan darah Tuhan Yesus. Yang dipermasalahkan Paulus adalah KELAYAKAN caranya, bukan KESAMAAN cara dengan yang dilakukan oleh Yesus dan murid-murid-Nya. Itu sebabnya walaupun menjelaskan cara yang dilakukan oleh Yesus dan murid-murid-Nya dengan gamblang namun yang dipermasalahkan oleh Paulus adalah KELAYAKAN cara perjamuan kudus di Korintus, bukan kelayakan SESEORANG untuk mengikuti perjamuan kudus. Cara boleh berbeda namun harus tetap layak. Itulah ajarannya.

Karena itu hendaklah tiap-tiap orang menguji dirinya sendiri dan baru sesudah itu ia makan roti dan minum dari cawan itu. 1 Korintus 11:28

Karena barangsiapa makan dan minum tanpa mengakui tubuh Tuhan, ia mendatangkan hukuman atas dirinya. 1 Korintus 11:29

Sebab itu banyak di antara kamu yang lemah dan sakit, dan tidak sedikit yang meninggal. 1 Korintus 11:30

Kalau kita menguji diri kita sendiri, hukuman tidak menimpa kita. 1 Korintus 11:31

Tetapi kalau kita menerima hukuman dari Tuhan, kita dididik, supaya kita tidak akan dihukum bersama-sama dengan dunia. 1 Korintus 11:32

Karena itu, saudara-saudaraku, jika kamu berkumpul untuk makan, nantikanlah olehmu seorang akan yang lain. 1 Korintus 11:33

Kalau ada orang yang lapar, baiklah ia makan dahulu di rumahnya, supaya jangan kamu berkumpul untuk dihukum. Hal-hal yang lain akan kuatur, kalau aku datang. 1 Korintus 11:34

Dalam pertemuan jemaat Korintus, banyak yang menjadi sakit bahkan mati karena ikut perjamuan kudus. Hal itu terjadi bukan karena CARA perjamuan kudusnya berbeda dengan yang dilakukan oleh Yesus dan murid-murid-Nya namun karena cara mereka TIDAK LAYAK. Itu sebabnya kesakitan kematian yang terjadi saat itu juga bukan hukuman Tuhan namun karena masing-masing tidak mengakui tubuh. Kata “Tuhan” dalam  1 Korintus 11:29 ditambahkan oleh para penerjemah LAI. Kata itu tidak ada di dalam bahasa aslinya. Kata mengakui di dalam 1 Korintus 11:29 diterjemahkan dari kata Yunani diakrino yang berarti: membedakan, menghakimi; meragukan. Apa arti tidak mengakui (menguji) tubuh? Artinya MAWAS diri.

Ada yang lapar dan yang lain mabuk. Anggur mengandung alkohol. Alkohol bisa menyebabkan mabuk, sakit bahkan mati pada orang-orang tertentu apalagi bila diminum berlebihan. Anggur ber alkohol yang diminum pada waktu lapar memberi dampak yang lebih besar pada peminumnya. Minum waktu lapar mudah mendatangkan mabuk juga menyebabkan iritasi lambung. Itu sebabnya mereka yang sakit mag, jangan coba-coba minum alcohol dalam kondisi lapar. Bisa mati. Itu sebabnya Paulus menasehati untuk tidak mengikuti perjamuan kudus dengan kondisi lapar.

Paulus mengajarkan agar seseorang MAWAS diri sebelum ikut perjamuan kudus. MAWAS diri dengan KESEHATAN dan kondisi tubuhnya. Paulus sama sekali tidak mengajarkan tentang SYARAT kesucian untuk mengikuti perjamuan kudus. Kenapa ayat-yat yang ditulis oleh Paulus dengan logis, akurat, tegas dan sistematis masih nekad ditafsirkan dengan jurus tafsir 1001 mimpi sehingga menjadi ajaran perjamuan kudus yang nggak karu-karuan? Aneh bin ajaib!

Sakramen Perjamuan Kudus Adalah Penyembahan Berhala

Oneng adalah nama dewi hikmat yang disembah oleh suku Bajay Bajuri. Patung Oneng adalah simbol dari dewi Oneng. Ketika suku Bajay Bajuri menyembah patung Oneng, saat itu mereka sama sekali tidak menyembah patung namun menyembah dewi Oneng. Dewa-dewi adalah makluk rohani alias roh yang tidak memiliki tubuh, itu sebabnya menggunakan simbol alias patung untuk menyatakan dirinya kepada manusia.

Teologi Reformed mengajarkan bahwa malaikat (Ibrani: malak; Yunani: aggelos) adalah nama jenis makluk hidup. Makluk berjenis manusia hidup di dunia sementara yang berjenis malaikat hidup di sorga. Makluk berjenis malaikat itu sakti mandraguna. Pada suatu waktu, 1/3 malaikat memberontak dipimpin oleh malaikat yang bernama Iblis (Satan; satanos; diabolos). Malaikat-malaikat pemberontak itu lalu dibuang oleh Allah ke dunia dan gentayangan untuk memuaskan nafsu jahatnya. Itu sebabnya mereka disebut roh-roh jahat. Ketika menyamar sebagai malaikat Terang (Reformed: malaikat baik), roh-roh jahat itu dikenali sebagai dewa-dewi yang disembah oleh bangsa-bangsa.

Dewi Oneng adalah salah satu contoh dewa-dewi bangsa-bangsa. Ajaran tentang keberadaan dewa-dewi meskipun diyakini oleh banyak orang namun bukan ajaran Alkitab sehingga mustahil menjadikannya sumber pustaka apalagi standard kebenaran Kristen. Pdt. Sutjipto Subeno adalah salah satu Calvinis yang getol sekali mengagul-agulkan teologi reformed sebagai yang paling ketat menjaga kemurnian ajaran Alkitab. Apakah doktrin malaikat jatuh (Fallen Anggels) yang menjadi dasar ajaran Okultisme Reformed di atas adalah ajaran Alkitab? Mustahil!

Berhala itu sama seperti orang-orangan di kebun mentimun, tidak dapat berbicara; orang harus mengangkatnya, sebab tidak dapat melangkah. Janganlah takut kepadanya, sebab berhala itu tidak dapat berbuat jahat, dan berbuat baikpun tidak dapat.” Yeremia 10:5

Berhala itu semuanya bodoh dan dungu; petunjuk dewa itu sia-sia, karena ia hanya kayu belaka. –Yeremia 10:8

Setiap manusia ternyata bodoh, tidak berpengetahuan, dan setiap pandai emas menjadi malu  karena patung buatannya. Sebab patung tuangannya itu adalah tipu, tidak ada nyawa di dalamnya, Yeremia 10:14

Ketika menyembah berhala, seseorang hanya menyembah apa yang dilihatnya walaupun meyakini sedang menyembah roh yang tidak kelihatan. Selain yang dilihat dan disembahnya, tidak ada lagi yang lainnya. Selain yang dilihatnya, tidak ada lagi yang bisa dilakukan oleh berhala yang disembahnya. Berhala tidak dapat berbuat jahat dan berbuat baik pun tidak bisa. Berhala tidak punya roh. Tidak ada roh jahat yang nongkrong di dalam berhala. Tidak ada malaikat jahat yang menyamar sebagai malaikat baik dalam berhala. Dewa-dewi itu tidak ada. Dewa-dewi hanya ada dalam dongeng belaka. Malaikat jahat itu tidak ada. Malaikat jahat adalah kambing hitam bualan teolog Kristen belaka.

Dewa Baal itu tidak ada. Yang ada hanya patung Baal. Namun ajaran agama Baal benar-benar menguras harta bahkan nyawa bangsa Israel. Kenapa demikian? Karena, walaupun tidak ada namun Baal itu ada. Ada namun tidak ada. Itu sebabnya disebut sang mahatiada alias berhala. Dia ada bukan karena dia ada namun karena dia yang tidak ada diperlakukan sebagai ADA. Dia megnuras harta dan nyawa bukan karena dia ada dan melakukan semua itu, namun karena manusia menganggapnya ada lalu menguras harta bahkan nyawa deminya. Tidak ada namun ada! Itu sebabnya disebut ROH. Tidak melakukan apa pun, namun mengakibatkan kejahatan. Itu sebabnya dinilai JAHAT. Itu sebabnya dinamai ROH JAHAT. Roh jahat adalah berhala karena roh jahat adalah roh yang tidak ada. Roh jahat adalah mahatiada namun ada dalam keyakinan manusia. Halusinasi!

dan supaya jangan kita menjadi penyembah-penyembah berhala, sama seperti beberapa orang dari mereka, seperti ada tertulis: “Maka duduklah bangsa itu untuk makan dan minum; kemudian bangunlah mereka dan bersukaria.” 1 Korintus 10:7

Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, jauhilah penyembahan berhala! 1 Korintus 10:14

Aku berbicara kepadamu sebagai orang-orang yang bijaksana. Pertimbangkanlah sendiri apa yang aku katakan 1 Korintus 10:15!   

Bukankah cawan pengucapan syukur, yang atasnya kita ucapkan syukur, adalah persekutuan dengan darah Kristus? Bukankah roti yang kita pecah-pecahkan adalah persekutuan dengan tubuh Kristus? 1 Korintus 10:16

Karena roti adalah satu, maka kita, sekalipun banyak, adalah satu tubuh, karena kita semua mendapat bagian dalam roti yang satu itu. 1 Korintus 10:17

Perhatikanlah bangsa Israel menurut daging: bukankah mereka yang makan apa yang dipersembahkan mendapat bagian dalam pelayanan mezbah? 1 Korintus 10:18

Apakah yang kumaksudkan dengan perkataan itu? Bahwa persembahan berhala adalah sesuatu? Atau bahwa berhala adalah sesuatu? 1 Korintus 10:19

Bukan! Apa yang kumaksudkan ialah, bahwa persembahan mereka adalah persembahan kepada roh-roh jahat, bukan kepada Allah. Dan aku tidak mau, bahwa kamu bersekutu dengan roh-roh jahat. 1 Korintus 10:20

Kamu tidak dapat minum dari cawan Tuhan dan juga dari cawan roh-roh jahat. Kamu tidak dapat mendapat bagian dalam perjamuan Tuhan dan juga dalam perjamuan roh-roh jahat. 1 Korintus 10:21

Atau maukah kita membangkitkan cemburu Tuhan? Apakah kita lebih kuat dari pada Dia? 1 Korintus 10:22

Banyak teolog tolol yang menggunakan 1 Korintus 10:16-17 untuk mendukung doktrin sakramen perjamuan kudus dan doktrin roti menjadi tubuh dan anggur menjadi darah Yesus. Disebut tolol karena mereka sama sekali tidak peduli bahwa yang tercatat di dalam kedua ayat tersebut bukan ajaran Paulus namun AJARAN SESAT yang disebut Paulus sebagai penyembahan berhala alias penyembahan roh jahat. Kenapa demikian?

Jemaat: Bukankah cawan pengucapan syukur, yang atasnya kita ucapkan syukur, adalah persekutuan dengan darah Kristus?

Bengcu: Bukan! Meyakini hal demikian berarti menyembah berhala.

Jemaat:  Bukankah roti yang kita pecah-pecahkan adalah persekutuan dengan tubuh Kristus?

Bengcu:  Bukan!Meyakini hal demikian berarti menyembah berhala.

Jemaat:  Karena roti adalah satu, maka kita, sekalipun banyak, adalah satu tubuh, karena kita semua mendapat bagian dalam roti yang satu itu?

Bengcu: Mustahil! Karena roti perjamuan kudus adalah roti. Bukan apa pun selain roti. Menganggap roti bukan sebagai roti artinya menjadikannya berhala.

Jemaat:   Kenapa demikian?

Paulus:  Perhatikanlah bangsa Israel menurut daging: bukankah mereka yang makan apa yang dipersembahkan mendapat bagian dalam pelayanan mezbah?

Jemaat:   Apa maksudnya?

Paulus:  supaya jangan kita menjadi penyembah-penyembah berhala, sama seperti beberapa orang dari mereka, seperti ada tertulis: “Maka duduklah bangsa itu untuk makan dan minum; kemudian bangunlah mereka dan bersukaria.”

Jemaat:   Apa maksudnya? Kok saya makin bingung tho?

Bengcu:  Bangsa Israel mengumpulkan emas lalu menuangnya dan muncullah patung seekor anak lembu. Inilah yang tercatat dalam Alkitab.

Dan keesokan harinya pagi-pagi maka mereka mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan, sesudah itu duduklah bangsa itu untuk makan dan minum; kemudian bangunlah mereka dan bersukaria. Keluaran 32:6

Segera juga mereka menyimpang dari jalan yang Kuperintahkan kepada mereka; mereka telah membuat anak lembu tuangan, dan kepadanya mereka sujud menyembah dan mempersembahkan korban, sambil berkata: Hai Israel, inilah Allahmu yang telah menuntun engkau keluar dari tanah Mesir.” Keluaran 32:8

Sutjipto: Transubstansiasi, dicetuskan oleh gereja Roma – ada perubahan atau transformasi, yakni roti bertransformasi menjadi tubuh Kristus secara harafiah demikian pula halnya dengan anggur bertransformasi menjadi darah Kristus. Kristus hadir secara fisik. Penekanan terletak pada: “Inilah tubuh-Ku.” Consubtansiasi yang dicetuskan oleh Luther; roti dan anggur tetaplah roti dan anggur tetapi hadirat Kristus itu nyata, melingkupi roti dan anggur. Jadi ketika kita menikmati roti, kita juga menikmati tubuh Kristus demikian pula ketika kita menikmati anggur, kita menikmati anggur dan darah Kristus.

Jemaat:  Wow … Wow ….. Wow wow wow….. Menganggap roti adalah tubuh Yesus dan anggur adalah darah Yesus ibarat Bangsa Israel menyembah patung anak lembu sebagai YHWH? Yesus tidak hadir namun hadirat-Nya hadir? Hadir dari hongkong?

Reformed: Itu sebabnya teolog reformed menentang doktrin Transubstansiasi umat Katolik dan doktrin Consubtansiasi Martin Luther. Keduanya memang menyesatkan.

Sutjipto:  Calvin menyatakan roti itu tetaplah roti dan anggur itu tetaplah anggur tetapi perjamuan kudus itu bukan semata-mata hanya mengenang Kristus. Tidak! Perjamuan kudus merupakan sarana anugerah di mana Kristus hadir secara rohani di dalam karya Roh Kudus sehingga dengan pengertian kebenaran dan iman maka Roh Kudus bekerja sedemikian rupa membawa kita lebih dekat pada Kristus dan masuk dalam hadirat Kristus bahkan lebih dekat ketika kita mendengar kebenaran Firman Tuhan.

Paulus:  Apakah yang kumaksudkan dengan perkataan itu? Bahwa persembahan berhala adalah sesuatu? Atau bahwa berhala adalah sesuatu?

Reformed: Lho? Bukankah tadi mengajar demikian?

Paulus:  Bukan! Apa yang kumaksudkan ialah, bahwa persembahan mereka adalah persembahan kepada roh-roh jahat, bukan kepada Allah. Dan aku tidak mau, bahwa kamu bersekutu dengan roh-roh jahat. Kamu tidak dapat minum dari cawan Tuhan dan juga dari cawan roh-roh jahat. Kamu tidak dapat mendapat bagian dalam perjamuan Tuhan dan juga dalam perjamuan roh-roh jahat. Atau maukah kita membangkitkan cemburu Tuhan? Apakah kita lebih kuat dari pada Dia?

Jemaat:  Lho …… Kok membingungkan sekali? Apa tho maksudnya?

Bengcu: Maksudnya? Ho ho ho …. Patung adalah patung. Mustahil patung bukan patung, bukan? Menurut para penyembah patung: Pada saat menyembah patungnya maka dewi Oneng yang disembah  akan hadir secara rohani di dalam karya mantera dan doa  sehingga dengan pengertian kebenaran dan iman maka dewi Oneng bekerja sedemikian rupa membawa kita lebih dekat pada dirinya dan masuk dalam hadiratnya bahkan lebih dekat ketika kita mendengar kebenaran Oneng dikotbahkan dari mimbar Reformed Injili tentang sakramen perjamun kudus.

NB.
Untuk membaca blog-blog hai hai yang berhubungan dengan GRII, silahkan klik di SINI

218 thoughts on “Sakramen Perjamuan Kudus Adalah Penyembahan Berhala

  1. Bengcu: Bukan! Meyakini hal demikian berarti menyembah berhala
    loe ngaku sdh ribuan kali “menikmati ” Hosti di GK, di banyak tempat. ketika ketahuan anda tdk layak menerima Hosti, loe sakit hati, memaki maki, menyebut “TOLOL”, dan akhirnya anda membuat blok ini, membuat deskripsi, seolah olah anda paling benar
    1.Kalo loe bilang ini berhala kenapa LOE mau terima dan”menikmati Ribuan Kali ?
    2.Kalo loe bilang ini berhala, Kenapa loe bilang ” mau dimakan setelah berdoa dulu ? ( apakah di Alkitab disebutkan bahwa makan ROTI ( Tubuh Kristus ) harus duduk dibangku dan berdoa dulu ? sampai kuda melahirkan kerbau pun gak ada, berarti anda MEMBUAL, atau loe punya wahyu..?
    3. Deskripsi loe masih banyak yg bisa dibantah. tapi gue malas berpanjang lebar di blok sesat ini, kalo mau langsung debat tatap muka. silahkan loe bawa referensi seluas perpustakaan, akan kuhadapi tanpa selembar catatan pun.

  2. bang apkh hnya roti sja yg dipakai saat perjamuan kudus, atau bleh menggunakan maknan lain?

  3. tujuan perjamuan kudus adalah MENGINGAT alias MENGENANG alias NAPAK TILAS. Ada yang bilang yagn penting MAKNa, roti dan anggur gak penting, bisa diganti apa saja. ganti singkong dan teh manis juga boleh. Masalahnya bukan BOLEH atau TIDAK BOLEH namun, anda nggak mungkin NAPAK TILAS pengembaraan Jenderal Besar Sudirman dengan jalan jalan ke Eropah, bukan? anda pasti NAPAK tilas menelusuri JALAN-JALAN yang dulu dijalani oleh Jendral sudirman.

  4. menulis artikel itu baik jika tulisan yang disampaikan membawa manfaat, lebih utamanya lagi membawa kabar sukacita, tapi klau gak ada manfaatnya untuk apa juga di tulis?.pernakah bpk bertanya pada jemaat yang mengikuti perjamuan kudus di Gereja? atau ikut saat Perjamuan kudus, tiba tiba bapak berdiri terus ngomong, PK ini sesat karena menyembah berhala.. mungkin ada 3 sikap yang ditunjukkan oleh seluruh jemaat, 1. bengong.. 2. Sepatu, sandal, melayang di kepala bapak. 3. sumpah serapah.. pastinya ricuh gak ada lagi DAMAI dlm Kristus. Pantaskah kita menyebut diri kita Kristen/Katholik? .artikel yang ditulis model seperti ini hanya berani dilakukan oleh provokator, bersembunyi di balik layar dunia maya. jikalau bapak punya gereja, pake tuh corong,speaker, pas kotbah sampaikan.. uneg uneg bapak dengan keras.. saya gak tahu yang terjadi nanti apa..? beranikah Bapak?. Mungkin pikir bapak, sudah menyampaikan misi TERANG atau WAHYU kebenaran, yah benar menurut bapak, tapi apakah benar menurut Jemaat lain???. Klau saya pribadi, saat mengikuti perjamuan kudus,, saya yakin Tuhan Yesus hadir..di alkitab pun di katakan “Berbahagialah orang yang percaya namun tidak melihat” karena saya merasakan damai, dan damai itu tetap saya pelihara sampai pulang ke rumah, menjalani kehidupan saya, dlm keluarga & lingkungan tempat saya tinggal, minggu kembali lagi untuk mengucap syukur, demikian seterusnya.. bukankah sebagai orang Kristen/Katholik kita harus selalu membawa terang dan damai dimanapun kita berada.. Amin, Maaf kalau ada kata-kata saya yang kurang berkenan. JCLU all. .. . . .

  5. Anda GENIUS seperti UDANG kisanak! hai hai adalah seorang ILMUWAN yang memberitakan KEBENARAN kepada dunia dengan mempublikasikan KARYA-nya lewat tulisan. hai hai bengcu bukan PREMAN seperti Yesus yang karena nggak SENANG lalu bertindak ANARKIS dengan membuat CAMBUK lalu MELULUHLANTAKAN pasar Hewan korban di Bait YHWH.

    Saya nggak heran kalau anda yang MENGAKU murid Yesus punya TABIAT biadab seperti Yesus lalu minta hai hai MENELADANI perbuatan PREMANISME dan ANARKIS YEsus. ha ha ha ha … TAK U U ya!

    Tentu saja saya tidak BERANI bertemu orang-orang Kristen dan Katolik GENIUS UDANG seperti anda karena hai hai orang CERDAS. Nggak perlu CERDAS-CERDAS banget untuk PAHAM bahwa gereja penuh dengan orang-orang OTAK UDANG yang TABIATNYA PREMAN yang bisanya yaitu BERTINDAK ANARKIS untuk mewujudkan kehendak-Nya seperti Yesus. ha ha ha ha …

    Semua kata-kata anda mencerminkan KEDUNGUAN. Namun saya mengampunimu kisanak. Saya mengampunimu NAK!

  6. Saya hanya bisa percaya.. .. Urusan benar atau salah itu menjadi urusan pendahulu.. .
    SayA hanya percaya bahwa ketika ada perjamuan kudus, saya yakin bahwa ketika saya menyantap roti dan anggur, saat itu saya merasa bersatu dengan yesus Kristus

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.