ANDA ORANG BEBAL? Pada hakekatnya, tidak ada orang yang tidak BEBAL di dunia ini. Kita memiliki kebiasaan buruk dan menyadari sepenuhnya bahwa itu kebiasaan buruk. Kita ingin mengubah kebiasaan itu akan tetapi walaupun telah berusaha mengubahnya, namun tidak kunjung berubah. KITA LUPA! Setiap kali melakukan hal itu, kita lupa mengubah caranya. Setelah melakukannya, ketika dikecam dan ditegur, kita baru menyadari, bahwa kita belum berubah. Itulah yang disebut BEBAL.
Survey menunjukkan, “Rata-rata manusia hanya menggunakan 5% dari kemampuan otaknya. Itu berarti, bila meningkatkannya menjadi 10% maka kita akan menjadi jenius.” Ungkapan tersebut SALAH! Yang benar adalah, “Rata-rata hanya 5% dari seluruh aktifitas sehari-hari yang kita lakukan dengan berpikir sementara 95% yang lainnya dilakukan secara reflek. Kita BEBAL karena kebiasaan buruk itu sudah menjadi REFLEK yang kita lakukan tanpa memikirkannya bahkan tanpa menyadarinya. Itu sebabnya dikatakan, “tidak ada orang yang tidak BEBAL di dunia ini.”
Anda pernah berurusan dengan orang bebal? Anda orang paling beruntung di dunia, bila tidak pernah berhubungan dengan orang bebal. Mudah-mudahan anda sendiri bukan orang bebal. Umumnya orang menyangka bahwa orang bebal adalah orang bodoh. BUKAN! Orang bebal pasti bodoh, malas dan tidak bertanggungjawab, namun orang bodoh, malas, tidak bertanggungjawab belum tentu bebal. Tokoh Oneng dalam sinetron Bajai Bajuri adalah orang bodoh, namun dia bukan orang bebal. Tokoh Emak dan Ucup adalah orang bebal. Anda dengan mudah dapat menemukan tokoh bebal lainnya.
Orang bebal adalah orang paling menyebalkan di dunia ini. Mereka kurang ajar, susah diajar, selalu mencari alasan dan kambing hitam. Orang bebal adalah orang yang “Always Blame Somebody Else”, orang yang selalu menyalahkan orang lain. Apabila menangkap seorang maling yang bebal, lalu anda gebukin sampe babak belur, maka dijamin dia akan menyalahkan anda. Dia akan bilang, “Saya memang maling, karena sedang sial maka tertangkap, tetapi nggak boleh digebukin dong!”
Saya banyak berurusan dengan orang-orang bebal dengan berbagai tingkat kebebalan yang berbeda-beda. Kalau boleh memilih, maka beberapa di antaranya sudah dimasukkan ke dalam mesin blender untuk diblender sampai hancur lebur berantakan. Bila jadi diktator, maka yang pertama saya lakukan adalah memblender semua orang bebal di dunia ini. Karena sadar tidak mungkin untuk tidak berurusan dengan orang bebal dalam hidup ini, maka sepuluh tahun terakhir ini saya coba untuk mempelajari kehidupan orang-orang bebal itu dengan harapan dapat memahami mereka lalu menolong mereka. Inilah yang saya pahami tentang orang-orang BEBAL.
Hampir semua pengguna komputer dengan sistem operasi Windows pernah menghadapi situasi ketika mencari sebuah file melalui folder My Computer. Ketika file tersebut ditemukan dan akan dibuka, muncul pesan :
“Windows Cannot open this file (Windows tidak dapat membuka file ini)”
Kemudian dihadapkan pada pilihan untuk:
- Use the Web service to find the appropriate program (masuk ke internet untuk mencari program yang sesuai)
- Select the program from a list (pilih program dari daftar)
Apabila anda memilih pilihan kedua, maka anda akan dibawa ke menu:
“open with (buka dengan)”
dan dihadapkan pada pilihan untuk
“Choose the Program you want to use to open this file (pilih program yang akan digunakan untuk membuka file)”
Setelah memilih program yang sesuai, maka anda diberi kesempatan untuk memanfaatkan fasilitas:
- Always use this program to open these files (selalu gunakan program ini untuk membuka file jenis ini)
Sekali anda memerintahkan komputer untuk Selalu membuka file jenis tersebut dengan program tersebut, maka setiap kali menemukan file jenis tersebut, komputer secara otomatis (tanpa bertanya lebih dulu) akan menggunakan program tersebut untuk membukanya. Prosedur dalam komputer tersebut, sepadan dengan gerakan reflek yang dilakukan oleh manusia. Prosedur itu akan terus berlangsung hingga anda mengubah perintahnya atau hingga komputer tidak dapat membuka file dan memberikan pesan:
“Windows Cannot open this file (Windows tidak dapat membuka file ini)”
Ada yang mengajarkan, “Rata-rata manusia hanya menggunakan 5% dari kemampuan otaknya. Itu berarti, bila meningkatkannya menjadi 10% maka kita akan menjadi jenius.” Ungkapan tersebut SALAH! Yang benar adalah, “Rata-rata hanya 5% dari seluruh aktifitas sehari-hari yang kita lakukan dengan berpikir sementara 95% yang lainnya dilakukan secara reflek. Kita BEBAL karena kebiasaan buruk itu sudah menjadi REFLEK yang kita lakukan tanpa memikirkannya bahkan tanpa menyadarinya.
Seorang anak kecil kejeduk meja. Karena rasa sakit dia lalu menangis. Untuk mendiamkannya dan menghiburnya, maka orang dewasa di sekitarnya lalu memukul meja tersebut sambil berkata, “Cup cup cup, jangan nangis. Mejanya nakal ya? Nah, mejanya sudah dipukul!” Anak kejeduk meja, mejanya yang salah dan dimarahi bahkan dipukul. Anak yang dibesarkan dengan cara seperti itu akan tumbuh menjadi seorang dewasa ABS, Always Blame Somebody Else, Selalu menyalahkan orang lain atau mencari alasan untuk membenarkan diri. Anak yang dibesarkan dengan cara demikian akan terlatih untuk secara reflek mencari kambing hitam seumur hidupnya, baik ketika menghadapi kemalangan maupun berbuat salah.
Banyak orang tua yang menilai anaknya tidak sepandai yang diharapkannya. Untuk memotivasinya, mereka lalu membandingkan anaknya dengan temannya, “Masa kamu kalah dibanding si Aliong?” Seiring bertumbuhnya si anak, maka kalimat yang digunakan semakin kasar, “Heran, kamu bodoh sekali, adik kamu lebih pintar.” Orang tua melakukannya untuk memotivasi namun sang anak menerimanya sebagai pelecehan dan penghinaan. Kebanyakan orang tua cenderung menyangka motivasi seperti itu lebih efektif bila dilakukan di depan umum, bagi sang anak, itu jauh lebih menyakitkan. Ketika menghadapi pelecehan, anak-anak secara naluri akan mencari cara untuk menghindarinya, bila tidak mampu melakukannya, maka mereka akan mencari cara paling nyaman untuk menghadapinya. Karena pelecehan dan penghinaan selalu dilakukan ketika belajar, maka si anakpun membenci kegiatan belajar. Ketika disuruh belajar, dia akan mencari alasan untuk tidak belajar atau bertingkah agar bisa menghindari kegiatan belajar. Jadilah dia si anak nakal yang malas belajar. Setiap kali disuruh belajar, dia secara reflek akan berlaku nakal. Ketika disalahkan si anak akan mencari alasan, mencari kambing hitam untuk alasan kegagalannya atau ketidak mampuannya. Bahkan dalam putus asa si anak akan berusaha meyakinkan diri sendiri bahwa dia memang bodoh dan layak dihina.
Berdasarkan penelitian, para ilmuwan menyimpulkan bahwa manusia memiliki 2 buah otak, satu otak terletak di bagian depan kepala (otak depan), gunanya untuk berpikir, satu lagi terletak di belakang kepala (otak belakang), gunanya untuk menerima semua rangsangan yang diterima oleh panca indera dan memerintah tubuh untuk melakukan sesuatu. Yang diperintahkan oleh otak belakang untuk dilakukan tubuh tanpa meminta pertimbangan dari otak depan disebut gerak reflek.
Ketika makan, anda tidak berpikir tentang bagaimana cara memegang sendok, menyuap makanan ke mulut, mengunyah makanan dan menelannya. Ketika makan, anda melakukannya dengan reflek. Di dalam otak belakang telah tertanam sebuah perintah, “Always use this procedure to solve this problem,” selalu gunakan cara ini untuk menyelesaikan tugas ini. Sejak kecil saya diajarkan untuk makan dengan santun. Makan dengan santun yang diajarkan adalah, makan dengan rapih, tidak berdecap ketika mengunyah dan makanan tidak tercecer acak-acakan. Setiap kali melihat orang makan acak-acakan, saya akan menilainya kurang sopan. Setiap kali mendengar orang makan sambil berdecap-decap, selera makan saya langsung hilang. Saya selalu menegur teman makan yang makannya acak-acakan apalagi makan berdecap.
Ketika anda menegur seseorang yang makan berdecap-decap, maka secara otomatis otak belakangnya bereaksi. Pertama-tama otak belakangnya akan mencari arsip kasus ditegur orang lalu beraksi sesuai arsip itu. Apabila yang anda tegur adalah seorang yang bijaksana, maka otak belakangnya akan menemukan arsip beritahu otak depan untuk mempertimbangkannya. Ketika ditegur karena makan berdecap, maka otak belakang akan segera memberitahu otak depan, “DIA menegur cara makan kita yang berdecap, apa yang harus dilakukan?” Otak depan, ketika mendapat pemberitahuan tersebut akan mempertimbangkannya. Apabila otak depan menyimpulkan bahwa makan berdecap memang bermasalah, maka dia akan memikirkan sebuah cara untuk makan tidak berdecap lalu memberi tahu otak belakang untuk memerintahkan agar mulut makan dengan cara tertentu agar tidak berdecap. Apabila otak depan tidak mampu menemukan cara tersebut, maka dia akan memberitahu otak belakang untuk memerintahkan mulut untuk bertanya kepada orang yang menegur tersebut, “Bagaimana cara makan tidak berdecap?” Setelah otak belakang mendapat jawaban melalui saraf telinga, maka dia akan memberitahukannya ke otak depan. Otak depan setelah mempertimbangkannya akan memberi tahu otak belakang untuk memerintahkan mulut makan sesuai dengan cara yang diajarkan.
Sekali otak depan memberi tahu otak belakang untuk selalu memerintahkan mulut makan dengan cara tertentu agar tidak berdecap, maka setiap kali makan, otak belakang secara otomatis (reflek) akan memerintahkan mulut untuk makan dengan cara tertentu agar tidak berdecap. Apabila otak depan tidak memberikan perintah tesebut, maka lain kali, ketika akan makan, otak belakang akan mengirim pesan ke otak depan, “Ada dua cara makan, berdecap dan tanpa decap, mana yang harus dipilih?” Otak depan akan mempertimbangkannya lalu memberitahu otak belakang cara makan yang harus dilakukan. Apabila otak depan selalu memberitahu otak belakang untuk makan dengan cara tertentu agar tidak berdecap, maka akhirnya secara reflek orang tersebut akan makan tanpa decap. Di dalam ilmu komputer inilah yang dikatakan: Always use this program to solve this problem (selalu gunakan cara ini untuk menghadapi kasus ini).
Apabila yang anda tegur adalah seorang bebal, maka otak belakangnya tidak akan memberitahu otak depan tentang teguran itu, tetapi langsung mencari alasan dan kambing hitam. Setelah menemukan arsip alasan dan kambing hitam yang cocok, maka otak belakang memerintahkan mulut untuk mengatakan alasan dan kambing hitam tersebut. Apabila otak belakang tidak menemukan alasan dan kambing hitam yang cocok, maka dia akan meminta otak depan untuk mencari alasan dan kambing hitam yang cocok. Setelah menemukan alasan dan kambing hitam yang cocok, maka otak depan lalu memberitahu otak belakang dan otak belakang segera memerintahkan mulut untuk mengatakannya.
“Makan berdecap adalah cara makan yang paling nikmat. Saya orang desa, sudah biasa makan berdecap.” Adalah contoh alasan dan kambing hitam yang biasa dipakai. Bila tidak menemukan alasan yang tepat, orang bebal di dalam hatinya akan menyalahkan penegurnya sok ikut campur, sok sopan santun.
Orang bijaksana mudah sekali mengoreksi kebiasaan-kebiasaan buruknya. Ketika ditegur tentang cara makan berdecapnya, orang bijaksana tidak menganggap hal itu sebagai sebuah SERANGAN. Alih-alih membela diri, dia justru mengakui kenyataan bahwa cara makannya salah dan mencari cara untuk memperbaikinya. Setelah menemukan cara makan yang benar, maka pada saat bersamaan diberikan TIGA perintah kepada otak belakang:
Pertama, cara makan berdecap itu salah sehingga tidak boleh dilakukan lagi.
Kedua, cara makan yang benar tidak boleh berdecap, itu yang harus selalu dilakukan.
Ketiga, setiap kali makan harus memperhatikan cara makannya, sopan atau tidak.
Dengan kondisi seperti itu, maka orang bijaksana dengan mudah mengembangkan teknik makannya dari hari ke hari. Dengan pola pikir demikianlah seorang bijaksana senantiasa mengejar kesempurnaan.
Orang bebal tidak mampu mengoreksi kebiasaan-kebiasaan buruknya. Ketika ditegur tentang cara makan berdecapnya, orang bebal, walaupun di dalam hatinya mengakui kesalahannya, namun menganggap teguran itu sebagai sebuah SERANGAN. Bukannya mencari CARA untuk memperbaiki diri, dia justru MEMBELA diri membabi buta, dengan mencari alasan untuk membenarkan cara makan berdecapnya, bahkan melakukan SERANGAN balik kepada penegurnya. Melalui tindakan tersebut, orang bebal pada saat yang bersamaan memberikan TIGA perintah kepada otak belakangnya.
Pertama, cara makan berdecap itu tidak salah.
Kedua, setiap kali di tegur, langsung bela diri, kalau perlu lakukan serangan balik.
Ketiga, semua orang yang menegur adalah musuh yang harus dilawan.
Dengan pola pikir demikianlah seorang bebal mempertahankan kebebalannya. Dalam kasus makan berdecap, maka semakin ditegur orang bebal akan makan makin berdecap. Hal itu terjadi, karena semakin ditegur, dia akan semakin MENYAKINKAN diri bahwa cara makan berdecap itulah yang paling benar.
Suatu hari, ketika pikirannya jernih dan suasana hatinya nyaman, seorang bebal menyadari, bahwa cara makan mendecap itu tidak sopan dan kampungan, ia lalu menetapkan hati untuk mengubah cara makannya, bahkan berdoa agar Tuhan membantunya. Walaupun telah menyadari dan bertekad untuk mengubah cara makannya, namun orang tersebut menemukan FAKTA bahwa cara makannya tetap berdecap. Setiap kali ada orang yang menegurnya, dia membela diri, namun menyadari bahwa dia selalu LUPA untuk makan tidak berdecap.
Apa yang terjadi? Kenapa walaupun bertekad untuk makan tidak berdecap, namun setiap kali makan dia LUPA dan tetap makan berdecap? Sebenarnya orang tersebut tidak LUPA. Lupa adalah ketika kita melakukan tindakan mengingat atau mencari sebuah arsip di dalam otak, namun tidak dapat menemukannya. Ketika orang bebal itu makan, dia tidak melakukan tindakan MENGINGAT namun melakukan tindakan makan secara REFLEK dan cara makan refleknya adalah berdecap.
Berikut ini adalah salah satu kisah tentang kebebalan yang pernah saya teliti:
Saya alergi mecin. Ketika memasak mie instan, saya hanya menuangkan bumbunya ¼ atau ½ bungkus. Makan mie instan dengan bumbu 1 bungkus penuh, akan menyebabkan saya merasa haus dan meriang sepanjang hari atau harus minum hingga 6 liter air. Istri saya mengetahui hal itu, namun setiap kali memasak mie instan untuk saya, dia selalu memasukan semua bumbunya. Setiap kali saya tegur, dia selalu membela diri, bahwa dia lupa atau dia pikir mie yang dimasak dengan bumbu separuh rasanya pasti tidak enak. Untuk menghindari keributan karena masalah kecil, maka saya meminta istri untuk berhenti memasak mie untuk saya. Namun hal itu tidak berhasil, dia tetap memasak mie untuk sarapan saya dengan bumbu penuh. Untuk membantunya mengingat, saya menempelkan RESEP yang ditulis pada kertas ukuran A4 di dinding dapur, sehingga, setiap kali hendak masak mie, dia akan melihatnya. Aneh bin ajaib, istri saya tetap masak mie dengan bumbu penuh dan setiap kali saya tegor dia menyatakan bahwa dia LUPA atau dia pikir pake bumbu separuh mana enak? Saya sadar sekarang, istri saya memang bebal.
Suatu hari seorang teman bercerita bahwa dia baru saja ditegur oleh managernya. Dia memang melakukan kesalahan, namun merasa KESAL sekali karena teguran tersebut. Dia lalu menelepon mantan anak buah managernya dan mereka setuju dengannya, bahwa managernya memang keterlaluan ketika menegur anak buah. Menurut temanku itu, dia sendiri menyadari kesalahannya, jadi tidak perlu dimaki lagi. Untuk memuaskan kekesalannya temanku itu lalu menceritakan semua borok managernya padaku. Ketika temanku minta pendapatku, aku hanya bilang padanya, “Just do what you must!”
Orang bebal memang menyebalkan, tetapi sesungguhnya mereka patut dikasihani. Orang bebal bukan orang yang bahagia. Sesungguhnya, ketika membuat orang lain jengkel, mereka juga kesal luar biasa. Kebanyakan orang bebal mau belajar, namun sayangnya, program BEBAL yang tertanam di dalam otaknya membuat mereka SULIT sekali untuk diajar.
Banyak orang mengira, cara terbaik untuk mengajar orang bebal adalah dengan menghajarnya habis-habisan. Menelanjangi kesalahannya habis-habisan. Mempermalukannya habis-habisan. Konfrontasi habis-habisan untuk memaksa dia mengakui kesalahannya. Namun pengalaman menunjukkan bahwa cara tersebut selain KEJAM juga tidak memberikan hasil yang baik. Ketika seorang bebal tidak menemukan alasan dan kambing hitam, maka dia akan membenarkan diri dengan mengasihani diri sendiri. “Betapa malangnya diriku yang malang ini!” Lalu dia akan MENYERANG balik dengan berkata, “Tidak semua orang MUDAH berubah seperti kamu, TAU?”
Anda sulit berkembang karena tidak pernah SALAH! Anda tidak pernah SALAH karena tidak MENGAKUI kesalahan, bukan karena tidak salah.
saya tunggu juga bukunya om hai2, kabari ke email ya kalo udah terbit , hahaha
@ayamdjago, kalau sudah terbit pasti saya akan menulis referensinya di sini. Teman-teman setuju untuk MENCOBA menjualnya lewat Internet dan BBM.
omong ngalor ngidul,fitnah sana sini,menghakimi orang seenak udelnya sendiri,kayaknya nih orang sombong n jumawa banget.
rasa2nya aku pengin nantang duel ama nih orang.apa emang udah kebal kali ya???jangan sok jagoan lah.
eh ujung2nye mo jualan buku,kesian deh loe.
hai Amir, hai hai MEMFITNAH? ha ha ha ha …. ha ha ha ha … hai hai memagn SOMBONG namun dia benar-benar BERISI lho. Anda? menangtang dia DUEL? ha ha ha …. Mustahil hai hai BERANI. ha ha ha .. sudah lama hai hai tidak menyandang 12 senjata pembunuh Tionghoa lagi. hai hai sudah menyandang senjata ke 13. ha ha ha …. Mau tahu senjata ke 13? klik di SiNi saja dech.
@suhu hai hai. adakah solusi untuk menghadapi orang bebal ? misalkan, sebagaimana suhu riwayatkan tentang kisah mie instan itu, adakah jalan keluarnya sehingga mie instan bisa dimasak dengan 1/4 atau 1/2 bumbu dan kita ga perlu ambil keputusan yang merugikan diri kita sendiri karena memang di buatkan mie instan oleh istri dengan bumbu 1/4 atau 1/2 itu lebih enak.
@bala bentara, PENGULANGAN. MENGAJARI berulang-ulang. Itulah CARA untk MENGAJAR. Makanya perlu KESABARAN untuk melakukannya. Dan perlu kreatifitas untuk mengajarkannya. Itu sebabnya bangsa Tionghoa MENGAJAR lewat MUSIK alias LAGU. Kenapa demikian? Karena ketika DIAJARI sebuah LAGU, seseorang TIDAK MEMASANG perisai untuk MENOLAK yang DIAJARKAN. Bagi bangsa Tionghoa, termasuk di dalam lagu adalah PUISI. Karena meneladani leluhurlah maka hai hai sering sekali mengutip ajaran-ajaaran kuno dan membuat puisi baru.