In Loving Memorry Of Fatma Djugo


Satu demi satu para petarung GKI Yasmin pulang ke rahmat Allah? Aku tidak kuatirkan hal demikian, karena paling-paling kita diteriaki, “Pahlawan telat pulang, sabab nggak mati-mati, karena selama ini mereka merasa puas meneriaki kita pahlawan kesiangan. Ha ha ha …”

Namun, AKU KUATIR dengan MUNCULNYa para petarung Yasmin yang menarik diri sebab tidak mau MENYAKITI sesama Yasmin dan takut SALAH apalagi DISALAHKAN. Dalam bahasa sehari-hari artinya MUTUNG karena nggak mau RIBUT dan takut SAKIT hati.
Saat Indonesia merdeka 1945, kita punya Soekarto dan Hatta.

Soekarno mau mempercepat pembangunan Indonesia lewat JALAN PINTAS dan menghalalkan segala cara. Sementara Hatta tahu bahwa JALAN PINTAS justru membawa Indonesia TURUNAN tanpa REM.

Sebab tidak mau MENYAKITI Soekarno dan takut SALAH apalagi DISALAHKAN oleh seluruh bangsa, maka Bung Hatta pun mengundurkan diri dari jabatan Wakil Presiden.

Sejarah mencatat, tanpa Hatta, Indonesia bukannya tambah BAIK namun MAKIN kacau.

Aku sering berandai-andai, kalau Bung Hatta kekeh jumekeh menjadi Wakil Presiden dan melakukan banyak hal yang dia lakukan atas bangsa ini sedapatnya saja meskipun Presiden Soekarno justru mengacau, apakah Indonesia akan menjadi lebih baik dan tidak perlu mengalami yang dialami sejarah kita?

Tahun 1949, Mao Zedong adalah Ketua Partai Komunis Tiongkok yang menjalani kemimpinannya secara DIKTATOR sementara Zhao Enlai menjadi Perdana Menteri sampai wafatnya tahun 1976.

Seumur hidupnya, Mao Zedong MEMAKSAKAN percepatan pembangunan Tiongkok lewat JALAN PINTAS berupa: Lompatan Jauh ke Depan. Dan membangun KARAKTER bangsa lewat Revolusi Kebudayaan.

Meskipun tahu dan mengalaminya bahwa yang dilakukan oleh Mao Zedong itu SALAH dan sangat merugikan masyarakat namun seumur hidupnya, Zhao Enlai tidak pernah MEMPERTANYAKAN apalagi MENGERITIK bahkan MENYERANG Mao Zedong. Kenapa demikian?

Karena PERTENTANGAN dan saling MENYALAHKAN hanya akan MEMBAWA kerugian bagi seluruh BANGSA. Yang dilakukan oleh Mao Zedong ibarat MEMBAKAR lumbung padi sendiri dan MEMUKULI rakyat sendiri.

Itu sebabnya yang dilakukan oleh Zhao Enlai BUKAN menyalahkan namun menggunakan segala cara untuk MEMADAMKAN kebakaran dan MERAWAT masyarakat yang DIPUKULI. Zao Enlai tidak mengejar KESUCIAN namun MENYELESAIKAN masalah sedapatnya.

Itu sebabnya, Mao Zedong digelari Bapak Revolusi Tiongkok sementara diam-diam seluruh bangsa Tiongkok menghormati Zhao Enlai sebagai ABANG SULUNG (tuako) karena KERENDAHAN hatinya dan JIWA BESARNYA untuk terus MEMBANGUN Tiongkok meskipun DISAKITI hatinya dan didzolimi tubuhnya.

Perjuangan kita di GKI Yasmin adalah MENGGUGAT Penegakkan Hukum dan HAM serta Toleransi beragama di Indonesia kepada Presiden RI dan MENGGUGAH KESADARAN Hukum dan HAM serta Toleransi beragama di Indonesia.

Kalau semua KEBENCIAN dan SALAH PAHAM diungkapkan maka yang TINGGAL adalah PERIKEMANUSIAAN dan MEMBINA DIRI untuk belajar BENAR.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.