Mohammad Subhan mengklaim bahwa anaknya Kairos mengalami mujizat kesembuhan dari kanker Leukemia limfotik akut padahal pengobatan kemoterapi di rumah sakitlah yang mengobati anaknya sampai sembuh.
Karena Alkitab mencatat kisah-kisah kesembuhan mujizat secara gamblang, itu sebabnya kita bisa menarik kesimpulan bahwa mujizat kesembuhan adalah: Ujug-ujug sembuh setelah disembuhkan tanpa pengobatan medis.
Bukan hanya orang Kristen saja, banyak pula non Kristen bahkan ateis yang mengaku telah mengalami penyembuhan dari kanker secara mujizat padahal, faktanya, sampai hari ini, tidak ada seorang pun yang terbukti mengalami mujizat kesembuhan dari kanker mujizat tanpa pengobatan medis.
Sampai hari ini, para ilmuwan kedokteran mengakui bahwa, hanya ada 4 jenis kanker yang bisa dan telah disembuhkan secara medis yaitu: Leukemia limfotik akut alias acute lymphocytic leukemia (ALL). Walaupun ganas namun kanker limfoma alias Lymphoma – lymphatic cancer bisa disembuhkan. Kanker testis alias Cancer/testis (CT) antigens. Kanker koriokarsinoma alias kanker dinding rahim alias Choriocarcinoma cancer.
Kairos bukan satu-satunya pesien yang mengalami kesembuhan setelah menjalani kemoterapi Leukemia limfotik akut. Selain orang Kristen, ada ribuan non Kristen bahkan atesis yang mengalami kesembuhan demikian.
Itu sebabnya tindakan Mohammad Subhan mengklaim anaknya disembuhkan secara mujizat oleh Yesus bertentangan dengan fakta. Bahkan Mohammad Subhan sama sekali tidak bersaksi bahwa Yesus akan menyembuhkan anaknya secara mujizat. Buktinya, kemoterapi seratus kali lebihlah yang menyembuhkan anak tersebut.
“Kamu mau nyanyi nggak, Subhan, buat saya? ….. Tapi Tuhan suruh nyanyi. … Suara itu audible sekali. ” Benarkah Yesus menyuruh Subhan menyanyi? Dia memang bersaksi bahwa suara Yesus yang didengarnya audible sekali. Namun itu bukan kisah nyata. Kalau audible pasti didengar oleh istrinya. Karena istrinya tidak mendengarnya, itulah bukti bahwa Yesus tidak bicara sama sekali.
Halusinasi adalah gangguan jiwa sehingga terjadinya persepsi alias tanggapan dalam kondisi sadar tanpa adanya rangsangan nyata atas indera. Tanggapannya terasa sangat jelas dan nyata. Halusinasi berbeda dengan bermimpi dan berkhayal serta delusi.
Delusi adalah penyakit mental dimana yang bersangkutan memiliki pikiran atau pandangan yang tidak berdasar (tidak masuk akal) alias memiliki pendapat yang tidak berdasarkan kenyataan.
Kerabatku sekalian, kesaksian Mohammad Subhan membuktikan bahwa dia mengalami delusi sehingga meyakini anaknya disembuhkan oleh Yesus dari Leukemia limfotik akut padahal faktanya dia sembuh setelah menjalani seratus kali lebih kemoterapi.
Kalau bersaksi jangan bersaksi dusta apalagi menjilat. Saksikan saja kebenaran apa adanya saja!
Sehebat-hebatnya dokter dia tidak berkuasa atas nyawa orang…semua sesuai kehendakNya
10% sembuh? Itu berarti ketika ada yang sembuh, itu bukan mukzijat.
Lebih baik anda berharap dan berdoa agar diri anda yang tidak sakit nak.
Kehendak-Nya? Dari mana anda tahu si NYA itu sesuai? ha ha ha