Hermeneutika Dan Tafsir Alkitab


hai hai

hai hai

Banyak sarjana Teologi yang berperiku tukang tafsir namun berlagak pakar hermeneutika. Karena malas belajar baik-baik maka banyak orang Kristen yang menjadi korban penipuan para sarjana teologi tukang tafsir demikian.

Yoppie Khan berkata:

Sebenarnya bukan menafsirkan, kata yang tepat hermeneutika (memahami tex dengan memahami kontek budaya, sejarah, ajaran, sosio masyarakat dan lain sebagainya pada waktu tex itu muncul). Padanan dalam bahasa Indonesia memang tidak ada yang pas.

Sebenarnya ini hanya pemahan yang tidak pas. Kalau istilah menafsir, memang itu ada unsur pendapat pribadi dari si penafsir. Tapi untuk memahami suatu texs suci seperti Alkitab yang di gunakan adalah Hermeneutik.

Sialnya kata hermeneutik ini dalam bahasa Indonesia, padanan yang mendekati adalah menafsir. Padahal menafsir dengan hermeneutik ada perbedaan yang cukup besar. Untuk memahami tex kuno seperti Alkitab, supaya kita benar-benar paham maka dibutuhkan hermeneutika.

Hermeneutika adalah ilmu untuk memahami teks masa lalu, bisa Alkitab, tulisan kuno dan lain-lain. Dalam hermeneutika itulah kita perlu alat bantu supaya kita tidak salah dalam memahami teks, misalnya pengetahuan bahasa Ibrani, Yunani, sosial budaya, keagamaan, sejarah, adat istiadat dll.

Hermeneutika ini untuk MEMAHAMI teks masa lalu (misal: Alkitab) supaya kita tidak salah dalam menangkap maksud penulis Alkitab. Secara simple beda antara menafsir dan hermeneutika adalah: Jika menafsir kita boleh sesukanya sesuai pandangan dan kemauan kita. Tapi kalau Hermeneutika harus mengikuti kaidah-kaidah dalam ilmu hermeneutika, supaya kita benar-benar paham apa yang menjadi maksud, arti dan tujuan penulis teks itu. Sekali lagi sialnya dalam KBBI hermeneutika itu disamakan dengan menafsir.

Saya setuju kata bung Arief Chrisdiyanto, Alkitab tidak boleh ditafsir, harus dipahami, itu benar. Untuk memahami teks dalam Alkitab itu kita bukan menafsir (mengira-ira) tapi kita eksegese memakai kaidah-kaidah ilmu hermeneutika.

Junifrius Gultom PhD berkata:

Bung Arief Chrisdiyanto apakah anda yakin bahwa ada orang yang membaca Alkitab tanpa menafsirkan? Jika anda memahami secara harafiah apa-adanya pun sudah termasuk menafsirkan. Menafsir secara harafiah! He he he … Dan justru berbahaya jika Alkitab tidak ditafsirkan.

Emmy Sahertian, MTh berkata:

Yesus menafsir dan memahami kitab Taurat ….. lalu diaplikasikan dalam pemahaman sesama yang telah dikutuk oleh agama Yahudi yang begitu textual….

Bengcu Menggugat

Yoppie Khan yang mulia, menafsirkan adalah kata kerja yang artinya menangkap maksud perkataan dan kalimat dan sebagainya tidak menurut apa adanya saja namun mengutarakan pendapatnya sendiri.

Sementara itu The World Book Dictionary mencatat, “Hermeneutics is the science of interpretation, especially the  branch if theology that deals with the principles of scriptural interpretation.” – Hermenutika adalah ilmu membabarkan (membentangkan; memaparkan), khususnya cabang ilmu teologi yang berhubungan dengan prinsip-prinsip memaparkan Alkitab.

Oleh karena itu maka pernyataan anda bahwa, “kata hermeneutika ini dalam bahasa Indonesia, padanan yang mendekati adalah menafsir.” Adalah penipuan publik. Nampaknya anda sama sekali tidak mengerti arti kata “menafsirkan” bahkan belum pernah membuka Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) untuk melihat arti kata “menafsirkan”.

Kisanak, perilaku anda sembarangan bicara tentang kata yang tidak anda pahami senak jidatnya adalah perilaku tukang tafsir. Perilaku demikian sangat tidak terpuji. Kalau tahu, katakan tahu, kalau tidak tahu, jangan sok tahu.

KBBI mencatat: Menafsirkan artinya menangkap maksud perkataan (kalimat dan sebagainya) tidak menurut apa adanya saja, melainkan diterapkan juga apa yang tersirat (dengan mengutarakan pendapatnya sendiri).

Junifrius Gultom PhD, “Bung Arief Chrisdiyanto apakah anda yakin bahwa ada orang yang membaca Alkitab tanpa menafsirkan? Jika anda memahami secara harafiah apa-adanya pun sudah termasuk menafsirkan. Menafsir secara harafiah! He he he … Dan justru berbahaya jika Alkitab tidak ditafsirkan.”

Yoppie Khan, pernyataan Junifrius Gultom PhD di atas adalah bukti bahwa dirinya adalah tukang tafsir karena bagi dia hermeneutika bukan ilmu untuk membabarkan (membentangkan; memaparkan), khususnya cabang ilmu teologi yang berhubungan dengan prinsip-prinsip memaparkan Alkitab jurus 1001 mimpi untuk menangkap maksud perkataan dan kalimat dan sebagainya tidak menurut apa adanya saja namun mengutarakan pendapatnya sendiri.

Sementara pernyataan Emmy Sahertian, MTh bahwa “Yesus menafsir dan memahami kitab Taurat ….. lalu diaplikasikan dalam pemahaman sesama yang telah dikutuk oleh agama Yahudi yang begitu textual….” adalah bukti bahwa dia bukan hanya tukang tafsir namun pembual yang benar-benar mengenaskan.

Ayat Alkitab mana yang menunjukkan Yesus menafsirkan kitab Taurat? Dan kapan Yesus mengaplikasikan kitab Taurat dalam pemahaman sesama yang telah dikutuk oleh agama Yahudi yang begitu textual?

Hermenutika Ilmu Membabarkan Alkitab

Kenapa kita memerlukan ilmu membabarkan alias membentangkan alias memaparkan Alkitab alias hermenutika? Karena ada jurang pemisah antara penulis Alkitab dan pembaca Alkitab dalam generasi ini. Jurang pemisah itu adalah?

1.    Bahasa
2.    Budaya
3.    Geografi
4.    Sejarah
5.    Naskah

Jurang Bahasa

Alkitab tidak ditulis dalam bahasa Indonesia namun dalam Bahasa Ibrani Kuno, Kaldea Kuno (Aram) dan Yunani Koine. Itu sebabnya ada jurang pemisah antara para penulis Alkitab dengan pembacanya.

Menerjemahkan Alkitab adalah cara untuk menjembatani jurang pemisah bahasa Alkitab. Jurang yang dihadapi pembaca Alkitab berbahasa Indonesia generasi ini adalah meyakini keakuratan terjemahan Alkitab yang kita miliki saat ini.

Selain masalah terjemahan, pembaca juga menghadapi jurang kemampuan memahami kata-kata di dalam Alkitab terjemahan Indonesia. Misalnya: Banyak orang Kristen bahkan para sarjana teologinya yang tidak mengerti arti kata “menciptakan.”

Cobalah untuk menguji diri anda sendiri dengan menuliskan definisi “menciptakan” kemudian membuka kamus KBBI untuk mengerti kata, “menciptakan”.

Jurang Budaya

Menurut penelitian, Alkitab ditulis oleh sekitar 30 penulis yang hidup di jaman yang berbeda-beda dalam budaya yang berbeda-beda pula. Ensiklopedia Alkitab berisi pengetahuan tentang budaya-budaya yang ada pada zaman Alkitab ditulis.

Tanpa pengetahuan tentang budaya Alkitab anda bisa tersesat ketika membaca ayat-ayat Alkitab tentang Perjamuan Paskah zaman Musa dan jaman Yesus.

Jurang Geografi

Hasil penelitian Arkeologi membantu pembaca Alkitab untuk memahmi ayat-ayat Alkitab yang dibacanya. Misalnya: Tanpa hasil penelitian Arkeologi anda mustahil tahu bahwa jarak yang ditempuh oleh Yesus dari rumah Pontius Pilatus ke Golgota tempat Yesus disalib jauhnya hanya sekitar 400 meter.

Jurang Sejarah

Sejarah penulisan Alkitab dimulai pada jaman Musa dan berakhir pada jaman Yohanes. Jaraknya sekitar 16 abad. Tanpa pengetahuan sejarah yang benar anda mustahil tahu bahwa gunung Ararat yang tertulis di dalam Alkitab bukan gunung Ararat yang tertulis di peta Timur Tengah.

Kritik Naskah

Kritik Naskah adalah ilmu yang mempelajari cara memulihkan kata-kata  “asli” sebuah naskah yang terdapat alam manuskrip-manuskrip yang telah mengubah kata-kata tersebut.” Manuskrip adalah tulisan tangan yang ditulis oleh orang-orang terdahulu yang masih ada sampai saat ini.

Yohanes 7:53 – Yohanes 8:1-11 mencatat kisah “Perempuan yang berzinah”. Para ilmuwan menunjukan bukti:

1.    Tidak tercatat dalam manuskrip-manuskrip Injil Yohanes tertua dan terbaik.
2.    Gaya tulisannya berbeda dengan bagian kitab Yohanes yang lainnya.
3.    Banyak kata dan frasa yang tidak ada di bagian kitab Yohanes yang lainnya.
4.    Sebagian manuskrip menyelipkannya setelah Yohanes 21:25
5.    Ada manuskrip yang menyelipkannya setelah Lukas 21:38

Sementar itu, di Israel hukum rajam hanya bisa dilakukan oleh Imam Besar setelah melewati pengadilan dengan kesaksian oleh dua atau lebih saksi. Pastilah keduanya dihukum mati, baik laki-laki maupun perempuan yang berzinah itu.

Itu sebabnya dikiatakan bahwa kisah “Perempuan yang berzinah” adalah HOAK

Kesimpulan

Alkitab harus dipahami, tidak boleh ditafsirkan karena Alkitab ditulis untuk dipahami bukan ditafsirkan. Memahami artinya mengerti betul. Menafsirkan adalah menangkap maksud perkataan dan kalimat tidak apa adanya saja namun mengutarakan pendapat sendiri. Anda menafsirkan karena tidak memahami atau menganggap yang tertulis salah. Menafsirkan Alkitab berarti membuang kesempatan untuk memahaminya alias mengerti betul sebab tafsiran adalah pendapat sendiri, bukan yang tertulis.

Ketahuilah hai Yoppie Khan yang mulia, pernyataan hai hai di atas adalah tentang memahami Alkitab dan tidak boleh menafsirkan Alkitab. Saya mengerti apa itu hermenutika dengan benar sementara anda bahkan mengerti arti kata MENAFSIRKAN saja tidak tahu. Mengenaskan.

Yang saya tentang adalah jurus tafsir 1001 malam sarjana teologi bukan Hermenutika. Ketahuilah bahwa Hermenutika adalah ilmu membabarkan Alkitab secara ilmiah sementara menafsirkan adalah perilaku menangkap maksud perkataan dan kalimat Alkitab tidak menurut apa adanya saja namun mengutarakan pendapatnya sendiri seenak jidatnya.

11 thoughts on “Hermeneutika Dan Tafsir Alkitab

  1. Kisanak, bukan hanya kitab-kitab Yahudi dan Islam namun Alkitab dan kitab-kitab Tiongkok kuno dan semua kitab-kitab kuno itu DIPELAJARI dengan cara yang SAMA.

    Jangan menganggap enteng Alkitab karena Orang Kristenlah yang paling SISTEMATIS mengembangkan pelestarian Alkitab. Yang jadi masalah adalah orang-orang Kristen, khusunya para sarjana teologi Kristen itu ibarat AYAM yang MATI di lumbung padi. Kenapa mati konyol? Katena mereka DUNGU sehingga kekeh jumekeh maunya makan NASI padahal ada PADI dan BERAS di sana. ha ha ha ha ha …

    Alkitab bahasa Indonesia diterjemahkan dari bahasa asli. BUKAN terjemahan dari BAHASA lain misal Ingrris dll, namun ASLI dari bahasa asli Alkitab.

    Anda bisa lihat selain bahasa Indonesia juga ada terjemahan bahasa lain dan ADA bahasa aslinya.

    Kalau anda klik angka-angka di dalam alkitab tersebut maka anda bisa melihat bahasa aslinya.

    http://alkitab.sabda.org/verse.php?book=Kej&chapter=1&verse=1

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.