Allah-nya Budi Asali Sakit Jiwa


Gambar: dedewijaya83.blogspot.com

Budi Asali adalah gembala sidang GKRI (Gereja Kristus Rahmani Indonesia) Golgota Surabaya dan pendiri Golgotha Ministry Surabaya. Meskipun mengaku bergelar Mdiv lulusan Amerika namun kecerdasannya payah. Walaupun mengagul-agulkan diri “Reformed Sejati” namun pengetahuan Alkitabnya mengenaskan. Tulisan-tulisannya hanya berisi kutipan dari buku teologi bahasa Inggris yang disisipi terjemahannya. Bila tidak mengutip maka ajarannya benar-benar pepesan kosong belaka. Inilah buktinya.

Memberanikan diri bertanya, di dalam blognya yang berjudul “Bisakah masuk surga dengan berbuat baik?” Budi Asali mengajarkan:

a)   Perbuatan baik itu harus dilakukan untuk kemuliaan Allah.

Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah. 1 Kor 10:31

b)   Perbuatan baik itu harus dilakukan karena cinta kepada Allah.

Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku. Yoh 14:15

Ingat bahwa 2 hal di atas ini tak mungkin bisa dilakukan oleh orang yang ada di luar Kristus! Bdk. Ro 3:10,11,18 yang mengatakan bahwa tidak ada manusia (ini jelas menunjuk kepada manusia di luar Kristus, tanpa pekerjaan Roh Kudus dalam dirinya) yang benar, yang berakal budi, yang mencari Allah, atau yang takut kepada Allah.

Bengcu Menggugat:

Perbuatan baik ditentukan oleh MOTIVASI untuk kemuliaan Allah dan pernyataan cinta kepada Allah? Omong kosong!

Dan Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: “Ada seorang kaya yang mempunyai seorang bendahara. Kepadanya disampaikan tuduhan, bahwa bendahara itu menghamburkan miliknya. Lukas 16:1
 
Lalu ia memanggil bendahara itu dan berkata kepadanya: Apakah yang kudengar tentang engkau? Berilah pertanggungan jawab atas urusanmu, sebab engkau tidak boleh lagi bekerja sebagai bendahara. Lukas 16:2

Kata bendahara itu di dalam hatinya: Apakah yang harus aku perbuat? Tuanku memecat aku dari jabatanku sebagai bendahara. Mencangkul aku tidak dapat, mengemis aku malu. Lukas 16:3

Aku tahu apa yang akan aku perbuat, supaya apabila aku dipecat dari jabatanku sebagai bendahara, ada orang yang akan menampung aku di rumah mereka. Lukas16:4

Lalu ia memanggil seorang demi seorang yang berhutang kepada tuannya. Katanya kepada yang pertama: Berapakah hutangmu kepada tuanku? Lukas 16:5

Jawab orang itu: Seratus tempayan minyak. Lalu katanya kepada orang itu: Inilah surat hutangmu, duduklah dan buat surat hutang lain sekarang juga: Lima puluh tempayan. Lukas 16:6

Kemudian ia berkata kepada yang kedua: Dan berapakah hutangmu? Jawab orang itu: Seratus pikul gandum. Katanya kepada orang itu: Inilah surat hutangmu, buatlah surat hutang lain: Delapan puluh pikul. Lukas 16:7

Lalu tuan itu memuji bendahara yang tidak jujur itu, karena ia telah bertindak dengan cerdik. Sebab anak-anak dunia ini lebih cerdik terhadap sesamanya dari pada anak-anak terang. Lukas 16:8

Dan Aku berkata kepadamu: Ikatlah persahabatan dengan mempergunakan Mamon yang tidak jujur, supaya jika Mamon itu tidak dapat menolong lagi, kamu diterima di dalam kemah abadi.” Lukas 16:9

Menurut Yesus, perbuatan BAIK tidak ditentukan oleh MOTIVASI orang yang MELAKUKAN-nya namun oleh penilaian ORANG yang MENERIMA perbuatannya. Meskipun motivasinya jahat namun perbuatan Bendahara itu BAIK di mata mereka yang menerima perbuatannya dan Yesus. Yesus mengajarkan, “Ikatlah persahabatan dengan mempergunakan Mamon yang tidak jujur, supaya jika Mamon itu tidak dapat menolong lagi, kamu diterima di dalam kemah abadi!

Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga. Matius 16:21
 
Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia, katanya: “Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau.” Matius 16:22

Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus: “Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia.” Matius 16:23

Perbuatan BAIK tidak ditentukan oleh MOTIVASI namun penilaian ORANG yang MENERIMA-nya. Itu sebabnya, meskipun MOTIVASI Petrus baik namun tindakannya JAHAT di mata Yesus yang menerimanya.

Lalu bertanyalah TUHAN kepada Iblis: “Apakah engkau memperhatikan hamba-Ku Ayub? Sebab tiada seorangpun di bumi seperti dia, yang demikian saleh dan jujur, yang takut akan Allah dan menjauhi kejahatan.” Ayub 1:8

Apabila ajaran Budi Asali benar maka Ayub mustahil berbuat baik karena dia manusia di luar Kristus tanpa pekerjaan Roh Kudus dalam dirinya. Kenapa TUHAN (YHWH) justru memuji Ayub saleh?

Memberanikan diri bertanya, di dalam blognya yang berjudul “Bisakah masuk surga dengan berbuat baik?” Budi Asali mengajarkan:

Allah tahu akan hal ini (yaitu bahwa manusia tidak bisa selamat karena perbuatan baiknya), tetapi Ia mau menyelamatkan manusia yang berdosa itu. Lalu bagaimana caranya? Memasukkan manusia berdosa ke surga begitu saja? Memang ada agama yang percaya hal ini. Mereka percaya bahwa Allah itu maha pengasih dan pengampun, sehingga Ia akan memasukkan orang berdosa ke surga begitu saja, tanpa ada yang membayar dosa-dosanya. Tetapi ini tidak mungkin! Ia tidak bisa berbuat demikian karena Ia adalah Allah yang suci, yang tidak bisa bersatu dengan manusia berdosa, dan Ia adalah Allah yang adil, yang tidak bisa tidak menghukum manusia yang berdosa!

Jadi bagaimana? Ia harus menjatuhkan hukuman tetapi Ia ingin manusia bisa terhindar dari hukuman tersebut. Jadi, harus ada seseorang yang menjadi pengganti dalam menerima/memikul hukuman dari Allah tersebut. Tetapi siapa? Seorang manusia biasa? Tidak mungkin, karena semua manusia berdosa, sehingga tidak mungkin memikul hukuman untuk orang lain. Seorang malaikat? Kalau demikian maka Allah menjadi tidak adil, karena manusia yang berdosa, malaikat yang dihukum. Jadi satu-satunya cara adalah Ia sendiri yang harus menebus dosa itu/membayar hutang dosa itu! Dan karena ‘upah dosa ialah maut’ (Ro 6:23), sedangkan sebagai Allah Ia tidak bisa mati, maka Allah harus menjadi manusia, yaitu Yesus Kristus, supaya Ia bisa mati menebus dosa kita!

Bengcu Menggugat:

Pada waktu itu orang tidak akan berkata lagi: Ayah-ayah makan buah mentah, dan gigi anak-anaknya menjadi ngilu, melainkan: Setiap orang akan mati karena kesalahannya sendiri; setiap manusia yang makan buah mentah, giginya sendiri menjadi ngilu.  Yeremia 31:29-30

Irenaeus (115-202) menegakkan doktrin dosa warisan Agustinus dari Hippo (354-430) mengembangkannya. Dosa adalah PERBUATAN yang melanggar kehendak Allah. Berdosa alias berbuat dosa adalah melanggar kehendak Allah. Sebelum makan buah pengetahuan Adam dan Hawa posse pecare (bisa berdosa) posse non pecare (bisa tidak berdosa). Setelah makan buah pengetahuan Adam dan Hawa non posse non pecare (tidak bisa tidak berdosa). Kondisi demikian diwariskan kepada seluruh keturunannya. Itu sebabnya semua manusia tidak bisa tidak berdosa. Itulah dosa asal atau dosa warisan.

Kenapa anda tidak bisa jalan? Karena tidak punya kaki sejak lahir. Allah Budi Asali menghendaki anda jalan kaki. Kalau Allah Budi Asali WARAS, mungkinkah dia menghukum anda karena tidak jalan kaki? Allah Budi Asali sakit jiwa makanya, meskipun anda tidak punya kaki dia menghukum anda karena tidak jalan kaki.

Kenapa anda berdosa? Karena tidak bisa tidak berdosa. Kenapa anda tidak bisa tidak berdosa? Karena sebelum dikandung sudah tidak bisa tidak berdosa. Allah Budi Asali menghendaki anda tidak berdosa. Kalau Allah Budi Asali WARAS, mungkinkah dia menghukum anda karena tidak bisa tidak berdosa? Allah Budi Asali sakit jiwa itu sebabnya meskipun anda tidak bisa tidak berdosa namun dia menghukum anda karena tidak bisa tidak berdosa.

Maka ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi membawa kepada-Nya seorang perempuan yang kedapatan berbuat zinah. Yohanes 8:3

Mereka menempatkan perempuan itu di tengah-tengah lalu berkata kepada Yesus: “Rabi, perempuan ini tertangkap basah ketika ia sedang berbuat zinah. Yohanes 8:4

Musa dalam hukum Taurat memerintahkan kita untuk melempari perempuan-perempuan yang demikian. Apakah pendapat-Mu tentang hal itu?” Yohanes 8:5

Mereka mengatakan hal itu untuk mencobai Dia, supaya mereka memperoleh sesuatu untuk menyalahkan-Nya. Tetapi Yesus membungkuk lalu menulis dengan jari-Nya di tanah. Yohanes 8:6

Lalu Ia membungkuk pula dan menulis di tanah. Yohanes 8:8

Tetapi setelah mereka mendengar perkataan itu, pergilah mereka seorang demi seorang, mulai dari yang tertua. Akhirnya tinggallah Yesus seorang diri dengan perempuan itu yang tetap di tempatnya. Yohanes 8:9

Lalu Yesus bangkit berdiri dan berkata kepadanya: “Hai perempuan, di manakah mereka? Tidak adakah seorang yang menghukum engkau?” Yohanes 8:10

Jawabnya: “Tidak ada, Tuhan.” Lalu kata Yesus: “Akupun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang.” Yohanes 8:11

Sejak purbakala, penjahat dipenjara agar tidak bisa menjahati sesama manusia lagi. Di penjara penjahat tidak disiksa namun dibina. Penjahat dihukum bila hakim yakin dia tidak bisa dibina lagi.

Budi Asali bilang, Allahnya yang suci tidak bisa bersatu dengan manusia berdosa. Allahnya yang adil tidak bisa tidak menghukum manusia berdosa. Reformed sejati percaya Yesus adalah Allah. Karena Budi Asali menyebut dirinya Reformed sejati, dia pasti percaya Yesus adalah Allah.

Apabila Yesus adalah Allah, seharusnya Dia menghukum perempuan berzinah yang dibawa ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi kepada-Nya, bukan? Yesus mustahil Allah. Kalau pun Allah pasti SAKIT jiwa, itu sebabnya alih-alih menghukum Yesus justru MENGAMPUNI perempuan itu.

Yesus berkata: “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.” Dan mereka membuang undi untuk membagi pakaian-Nya. Lukas 23:34

Yesus pasti bukan Allah. Kalau pun Allah pasti SAKIT jiwa, itu sebabnya alih-alih menghukum dan minta Bapa-Nya menghukum Yesus justru MENGAMPUNI dan berdoa agar Bapa-Nya mengampuni juga.

Menjahati sesama manusia adalah membuat orang yang menghalangi kehendaknya menderita. Allah yang membuat orang yang menghalangi kehendak-Nya menderita, mustahil Allah yang suci dan adil sebab Allah demikian adalah Allah sakit jiwa.

Orang yang menegakkan keadilan dengan menghentikan penjahat berbuat jahat adalah PENDEKAR. Orang yang berlagak suci dan menegakkan keadilan dengan menyiksa penjahat yang sudah mati namanya PENGECUT sakit jiwa. Allah-nya Budi Asali yang menyiksa penjahat setelah penjahatnya mati mustahil WARAS.

Memberanikan diri bertanya, di dalam blognya yang berjudul “Bisakah masuk surga dengan berbuat baik?” Budi Asali mengajarkan:

Bahwa Kristus adalah substitute (= pengganti) kita terlihat dari text khotbah hari ini, yaitu Yes 53:4-6 dan 2 Kor 5:15.

Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah. Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh. Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian. Yesaya 53:4-6

Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka. 2 Korintus 5:15

Bengcu Menggugat:

Simon dari Kirene tidak mengeluh ketika dipaksa tentara Romawi memikul salib Yesus. Tindakannya MENANGGUNG kesengsaraan yang seharusnya ditangung Yesus menjadikannya seorang PAHLAWAN. Apa kata tentara Romawi bila Simon dari Kirene mengasongkan diri untuk DISALIB menggantikan penjahat yang disalibkan bersama Yesus? Sakit jiwa. Hanya Allah sakit jiwa yang mengutus Yesus untuk menggantikan manusia menerima balas dendam-Nya? Jaka sembung bawa golok, nggak nyambung, goblok!

Memberanikan diri bertanya, di dalam blognya yang berjudul “Bisakah masuk surga dengan berbuat baik?” Budi Asali mengajarkan:

Fakta bahwa Kristus tidak berdosa (2 Kor 5:21  Ibr 4:15).  Andaikata Ia berdosa, maka pada saat Ia mati, Ia mengalami hukuman untuk diriNya sendiri. Tetapi karena Ia suci, maka pada saat Ia mati, Ia mengalaminya untuk kita!

Bengcu menggugat:

Jawab orang-orang Yahudi itu kepadanya: “Kami mempunyai hukum dan menurut hukum itu Ia harus mati, sebab Ia menganggap diri-Nya sebagai Anak Allah.” Yohanes 19:7

Meskipun dengan Undang-Undang Romawi sebagai standar kebenaran Yesus tidak bersalah namun Pontius Pilatus membiarkan Yesus disalib. Kenapa demikian? Karena hukum Taurat. Yesus dihukum mati karena menganggap diri-Nya Anak Allah. Berdasarkan hukum Taurat Dia harus mati. Yesus dihukum mati karena pelanggaran-Nya sendiri.

Memberanikan diri bertanya, di dalam blognya yang berjudul “Bisakah masuk surga dengan berbuat baik?” Budi Asali mengajarkan:

2) Jenis hukuman mati yang Ia alami adalah salib, bukan penggal, rajam dsb. Mengapa harus salib? Karena salib adalah hukuman yang terkutuk, dan dengan mengalami kematian yang terkutuk itu, Ia menanggung kutuk yang seharusnya untuk kita (Ul 21:23  Gal 3:10,13).

Karena Kristus ingin menebus kita dari kutuk hukum Taurat, maka kematian Kristus tidak bisa terjadi dengan cara penggal, rajam dsb, tetapi harus melalui cara yang terkutuk, yaitu penyaliban!

Memang sebetulnya kalau Kristus mati melalui hukuman gantung, maka Ia memang mengalami kematian yang terkutuk. Tetapi hukuman gantung tidak memenuhi satu persyaratan lain, yaitu kematianNya haruslah kematian yang berdarah. Mengapa harus demikian? Karena type-type tentang Kristus dalam Perjanjian Lama adalah hal-hal yang berdarah, seperti binatang untuk korban dosa, domba Paskah, dsb. Jadi, satu-satunya kematian yang bisa dialami oleh Kristus, kalau Ia mau menjadi Penebus dan pemikul kutuk kita, adalah kematian melalui salib.

Bengcu Menggugat:

“Apabila seseorang berbuat dosa yang sepadan dengan hukuman mati, lalu ia dihukum mati, kemudian kaugantung dia pada sebuah tiang, maka janganlah mayatnya dibiarkan semalam-malaman pada tiang itu, tetapi haruslah engkau menguburkan dia pada hari itu juga, sebab seorang yang digantung terkutuk oleh Allah; janganlah engkau menajiskan tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu menjadi milik pusakamu.” Ulangan 21:22-23

Karena semua orang, yang hidup dari pekerjaan hukum Taurat, berada di bawah kutuk. Sebab ada tertulis: “Terkutuklah orang yang tidak setia melakukan segala sesuatu yang tertulis dalam kitab hukum Taurat.”  Galatia 3:10

Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis: “Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!”  Galatia 3:13

Seorang Amon atau seorang Moab janganlah masuk jemaah TUHAN, bahkan keturunannya yang kesepuluhpun tidak boleh masuk jemaah TUHAN sampai selama-lamanya, Ulangan 23:3

Hukum Taurat hanya berlaku untuk jemaah TUHAN (YHWH). Yang boleh menjadi jemaah TUHAN hanya keturunan Yakub. Yang terkutuk oleh hukum Taurat hanya keturunan Yakub. Yang tercatat dalam Ulangan 21:22-23 adalah hukuman gantung. Hewan korban digorok lehernya.  Bila cerdas Budi Asali pasti mengajarkan: Yesus harus di-GANTUNG dan di-GOROK lehernya.

Memberanikan diri bertanya, di dalam blognya yang berjudul “Bisakah masuk surga dengan berbuat baik?” Budi Asali mengajarkan:

Kristus mengalami penderitaan yang luar biasa hebatnya, seperti:

  • Pencambukan. Ingat bahwa Ia dicambuki dengan cambuk Romawi, yaitu tali-tali kulit yang diberi besi-besi tajam, tulang-tulang yang diruncingkan, sehingga pencambukan itu betul-betul menghancurkan punggungNya.
  • Penyaliban. Bisakah saudara bayangkan sakitnya kalau paku-paku menebus tangan dan kaki saudara? Dan bagaimana penderitaan saudara kalau setelah itu saudara digantungkan selama berjam-jam sampai saudara mati? Itulah yang Yesus alami bagi saudara!

Kristus memang harus mengalami penderitaan yang luar biasa ini, karena penderitaan di neraka juga luar biasa hebatnya!

Bengcu Menggugat:

Yesus bukan satu-satunya yang pernah dicambuk dengan cambuk Romawi. Kedua penjahat yang disalib bersama-Nya memikul salibnya sendiri sedangkan salib Yesus dipikulkan oleh Simon dari Kirene. Keduanya masih hidup waktu Yesus sudah mati makanya dipatahkan tulang kakinya namun Yesus tidak. Yesus sempat mencicipi anggur asam namun keduanya tidak. Bila demikian,  hanya Kristen TOLOL yang mengagul-agulkan penderitaan Yesus karena cambuk Romawi dan mati disalib.

Memberanikan diri bertanya, di dalam blognya yang berjudul “Bisakah masuk surga dengan berbuat baik?” Budi Asali mengajarkan:

4) Kristus menolak anggur bius (Mat 27:34). Banyak penafsir beranggapan bahwa Ia menolak anggur itu, karena anggur itu mengandung sejenis ramuan bius, yang bisa mengurangi rasa sakit. Yesus sadar bahwa saat itu Ia sedang menggantikan kita dalam memikul hukuman dosa, dan karena itu Ia tidak mau rasa sakitnya dikurangi. Seandainya Ia mau meminum anggur tersebut, dan rasa sakitnya dikurangi 10%, maka Ia hanya memikul 90% hukuman dosa kita. Itu akan berarti bahwa sekalipun kita percaya kepada Kristus, dosa kita hanya diampuni 90%, dan yang 10% sisanya harus kita tanggung sendiri. Itu memastikan kita masuk neraka selama-lamanya. Tetapi Kristus menolak minuman itu, karena Ia mau memikul 100% hukuman dosa kita! Karena itu kalau kita percaya kepada Dia, kita diampuni dari seluruh dosa-dosa kita.

Bengcu Menggugat:

Budi Asali yang mulia, Alkitab tidak mencatat alasan Yesus menolak anggur asam setelah mencicipinya. Yesus menolak minum anggur asam karena mau menanggung hukuman-Nya 100%? Bila demikian, kenapa membiarkan Simon dari Kirena memikul salib-Nya, tolol?

Memberanikan diri bertanya, di dalam blognya yang berjudul “Bisakah masuk surga dengan berbuat baik?” Budi Asali mengajarkan:

5)   Kristus mengalami kehausan (Yoh 19:28 bdk. Maz 22:16). Ingat bahwa orang di neraka pasti mengalami kehausan yang luar biasa. Bandingkan dengan kehausan dari orang kaya di neraka dalam Luk 16:23-24. Kristus menggantikan kita memikul hukuman itu, dan karenanya Ia harus mengalami kehausan yang luar biasa. Ini menyebabkan kita tidak perlu mengalami kehausan di neraka, asal kita mau percaya kepada Yesus!

Bengcu Menggugat:

Sesudah itu, karena Yesus tahu, bahwa segala sesuatu telah selesai, berkatalah Ia–supaya genaplah yang ada tertulis dalam Kitab Suci–:”Aku haus!” Yohanes 19:28

kekuatanku kering seperti beling, lidahku melekat pada langit-langit mulutku; dan dalam debu maut Kauletakkan aku.  Mazmur 22:16

Orang kaya itu juga mati, lalu dikubur. Dan sementara ia menderita sengsara di alam maut ia memandang ke atas, dan dari jauh dilihatnya Abraham, dan Lazarus duduk di pangkuannya. Lalu ia berseru, katanya: Bapa Abraham, kasihanilah aku. Suruhlah Lazarus, supaya ia mencelupkan ujung jarinya ke dalam air dan menyejukkan lidahku, sebab aku sangat kesakitan dalam nyala api ini. Lukas 16:23-24

Yohanes 19:28 mustahil kegenapan Mazmur 22:16 sebab Mazmur 22:16 tidak bicara tentang HAUS. Orang kaya dalam Lukas 16:23-24 tidak kehausan namun sangat kesakitan. Mengajarkan yang bertentangan dengan Alkitab sebagai ajaran Alkitab? Mengenaskan!

Memberanikan diri bertanya, di dalam blognya yang berjudul “Bisakah masuk surga dengan berbuat baik?” Budi Asali mengajarkan:

6)   Kristus mengalami keterpisahan dengan Allah (Mat 27:46). Keterpisahan dengan Allah merupakan hukuman dosa (Yes 59:1-2,  2 Tes 1:9). Kristus menggantikan kita memikul hukuman dosa, dan karena itu Ia harus mengalami keterpisahan dengan Allah/BapaNya.

Bengcu Menggugat:

Kira-kira jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: “Eli, Eli, lama sabakhtani?” Artinya: Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku? Matius 27:46

Sesungguhnya, tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaran-Nya tidak kurang tajam untuk mendengar;  tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu. Yesaya 59:1-2

Mereka ini akan menjalani hukuman kebinasaan selama-lamanya, dijauhkan dari hadirat Tuhan dan dari kemuliaan kekuatan-Nya, 2 Tesalonika 1:9

Allah Tritunggal alias Tiga Allah Kembar Siam alias satu HAKEKAT Allah yang terdiri dari TIGA pribadi yaitu Bapa dan Anak dan Roh Kudus. Karena pribadi Tritunggal sudah terpisah sejak kekal itu berarti ketika di salib yang terpisah adalah HAKEKAT Tritunggal. Bila demikian, mustahil Allah Tritunggal lagi bukan? Kenapa Budi Asali tidak mengajarkan doktrin Allah Triduo, ya?

Serba salah ya? Bila HAKEKAT Tritunggal tidak TERPISAH maka ketika Yesus mati Allah Tritunggal pun mati. Bila hanya pribadi Yesus yang mati, hakekat-Nya tidak itu namanya SETENGAH mati bukan?

Memberanikan diri bertanya, di dalam blognya yang berjudul “Bisakah masuk surga dengan berbuat baik?” Budi Asali mengajarkan:

7) Kristus mati. Upah dosa ialah maut (Ro 6:23), dan karena itu Kristus, yang menggantikan kita untuk memikul hukuman dosa, harus mengalami kematian. Karena itu, orang yang percaya Yesus, sekalipun tetap mengalami kematian, tetapi tidak mengalami kematian itu sebagai hukuman dosa, tetapi sebagai pintu gerbang menuju surga!

Bengcu Menggugat:

Sebab upah dosa ialah maut (thanatos); tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita. Roma 6:23

tetapi ketika mereka sampai kepada Yesus dan melihat bahwa Ia telah mati (thnesko), mereka tidak mematahkan kaki-Nya, Yohanes 19:33

Andai kata Budi Asali  tidak membual, kematian adalah hukuman dosa, bukankah itu berarti semua yang mati sebelum Yesus mati SUDAH menjalani hukumannya? Kenapa Budi Asali bilang mereka perlu juruselamat ya?

Bila kematian adalah hukuman dosa itu sebabnya Kristus yang menggantikan kita memikul hukuman dosa mengalami kematian, bukankah orang Kristen tidak perlu mati lagi karena kematiannya sudah dijalani oleh Yesus? Kenapa masih pada mati ya?

Bila kematian adalah pintu gerbang ke sorga, kenapa Yesus tidak ke sorga lewat kematian ya?

28 thoughts on “Allah-nya Budi Asali Sakit Jiwa

  1. bagi orang miskin, uang adalah uang. bagaimana CARA orang yang memberi uang itu mendapatkan uangnya tidak penting. itulah yang dikatakan, “PERBUATAN dikatakan BAIK bukan karena MOTIVASI namun karena yang MENERIMA akibat PERBuATAN itu menilainya BAIK.” Itu sebabnya saya katakn Budi Asali GOBLOK sekali karena mengajarkan bahwa PERBuATAN baik baru disebut baik bila MOTIVASINYA untuk memuliakan Allah. Kalau Budi Asali tidak GOBLOK maka BERISGTRI banyak dan PERKOSA sana sini dengan MOTIVASI memuliakan Allah dengan menaati perintahnya untuk BERANAK cucu adalah BAIK adanya.

  2. bang kelhatnya anda sudh sangat mendalami alkitab. Mungknkah stiap hri anda blajr alkitb?
    Saya akui sya blum blajr bnyak tentng isi alkitb, sya trlalu bnyak dengr orng tnpa mencri tahu apakah hal2 i2 sesuai Firman Nya atau tdak. Tpi wktu sya melhat blog ini. Sya sadar bhwa memang sya sndrilah yg hrus menggalinya.

  3. Banyak-banyaklah belajar
    Pandai-pandailah bertanya
    Hati-hatilah memikirkannya
    Jelas-jelaslah menguraikannya
    Dan sungguh-sungguhlah melaksanakannya
    Zhong Yong XIX:19

  4. Cara pandang setiap manusia terhadap penciptanya bisa berbeda.Sebaiknya cara pandang kita terhadap ‘keyakinan/theologi’ kita jangan di buat memandan keyakinan dan theologi’ orang lain.Krn pasti akan menjadi perdebatan tak berujung.Alangkah baiknya keyakinan setiap individu menghargai keyakinan individu lainnya.

  5. Anda lucu sekali. Sejak ditulis oleh Musa, hukum taurat dijalankan oleh bangsa Israel Ribuan Tahun. Sejak jaman Yesus, tulisan-tulisan itu disebut FIRMAN TUHAN dan diajarkan kepada para sarjana. Kok ujuk-ujuk anda dengan SOK JAGOAN mengklaim bahwa semua tulisan itu DIPANDANG SEENAK JIDASNYA dan makanya PANDANGAN orang BERBEDA-BEDA? Ha ha ha ha …..

    Alkitab bukan kitab TAFSIR 1001 mimpi dimana semua orang BEBAS punya pandangan berbeda, kisanak. ha ha ha …

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.