Santo dan Santa Di Mata Seorang Tionghoa Kristen


Sebagian orang menyangka orang-orang Kristen permulaan kekristenan PASTI mengerti Alkitab dengan benar dan hidup benar. Mereka juga menyangka para Santo dan Santa serta BAPAK Gereja pasti sakti dan suci mandraguna itu sebabnya mustahil jahat dan mustahil sesat ajarannya. Apakah prasangka dan keyakinan demikian benar? Tentu saja SALAH! Bukan hanya salah, bahkan NGACO BELO! Kenapa demikian?

Alkitab mencatat bahwa SEJAK permulaan Kekristenan, artinya SEJAK Yesus naik ke SORGA, PENYESATAN itu SUDAH ada. Itu sebabnya para penulis Perjanjian Baru menuliskan kisahnya dan MENGINGATKAN JEmaat BERULANG-ULANG agar berhati-hati dengan SERIGALA berbulu DOMBA dan GURU-guru PALSU.

1. Kristen
2. Saleh
3. Disukai jemaat
4. Pengkotbah alias pengajar

Itulah 4 SYARAT MINIMAL untuk menjadi GURU palsu alias SERIGALA berbulu domba. Mustahil dinamakan serigala berbulu domba bila mereka bukan anggota JEMAAT. Mustahil disebut guru-guru PALSU bila mereka bukan PENGAJAR alias PENGKOTBAH di gereja. Bila nggak NGETOP dan disenangi BANYAK orang, mustahil guru-guru PALSU itu bisa menyesatkan bukan?

Anda kenal rasul Petrus? Anda percaya bahwa Petrus pernah menjadi guru palsu karena dia mengajarkan ajaran yang bertentangan dengan ajaran Alkitab? Perlukah saya mengutip ayat-ayatnya? Apa yang terjadi ketika Paulus mendapat mandat dari Roh Allah untuk pergi ke Yeruselam? Namun apa yang terjadi ketika dia sampai di Tirus? Murid-murid, oleh bisikan roh membujuk Paulus supaya jangan ke Yerusalem. UJILAH!

Sejarah mencatat kisah tentang sebagian orang Kristen SOK JAGOAN yang menyangka dirinya berkuasa untuk mengaruniakan GELAR Orang SUCI (Santo; Santa) kepada sebagaian leluhur yang yang sudah MATI dan tubuhnya MEMBUSUK jadi tanah itu. Yang lelaki disebut Santo sementara yang perempuan disebut santa. Sebagian orang Kristen yang lain mengaruniakan gelar BAPAK GEREJA, Bapak Reformasi, Bapak Teologi anu. Bapak Gereja Anu.

Sekali seseorang mati tubuhnya pasti membusuk jadi tanah. Apabila orang mati itu diagul-agulkan oleh suatu generasi, maka Jemaat Kristen pun berhenti mengingat kesalahan-kesalahannya. Setelah generasi itu berlalu, apa yang terjadi dengan generasi berikutnya? Generasi berikutnya mulai lupa bahwa orang itu adalah manusia biasa. Itu sebabnya mereka mulai mencari-cari hal-hal istimewa guna mendukung prasangka mereka bahwa orang tersebut memang bukan manusia biasa.

Setelah generasi itu berlalu, apa yang terjadi dengan generasi berikutnya? Generasi berikutnya merasa hal-hal istimewa yang tentang manusia yang bukan manusia biasa itu sama sekali tidak cukup istimewa, itu sebabnya mereka pun mengarang kisah-kisah yang benar-benar istimewa untuk manusia yang bukan manusia biasa.

Setelah generasi itu berlalu, apa yang terjadi dengan generasi berikutnya? Generasi berikutnya mulai bertanya-tanya, apa yang terjadi dengan manusia yang bukan manusia biasa itu? Ketika masih hidup orang itu melakukan hal-hal luar biasa, itu sebabnya dia disebut bukan manusia biasa. Bukankah itu berarti setelah mati pun dia tetap bukan manusia biasa? Mereka pun mulai memperlakukan kuburannya dan segala hal yang berhubungan dengan manusia yang bukan manusia biasa itu berbeda dengan perlakuannya pada manusia biasa.

Setelah generasi itu berlalu, apa yang terjadi dengan generasi berikutnya? Generasi berikutnya mulai minta tolong kepada manusia yang bukan manusia biasa itu karena menyangka, siapa tahu dia mampu dan mau menolongnya? Bila tidak ditolong? Ya, nggak apa-apa tho? Namanya juga usaha. Satu orang mulai minta tolong. Satu orang lainnya ikut minta tolong. Mulai muncul cerita tentang banyak orang minta tolong kepada manusia yang bukan manusia biasa itu.

Setelah generasi itu berlalu, apa yang terjadi dengan generasi berikutnya? Generasi berikutnya punya banyak cerita tentang orang-orang yang ditolong oleh manusia yang bukan manusia biasa itu ketika mereka minta tolong alias berdoa kepadanya.  Itu sebabnya semakin hari, semakin banyak orang minta tolong kepadanya dan semakin hari semakin banyak kesaksian tentang orang-orang yang ditolongnya karena minta tolong.

Kerabatku sekalian, itulah KISAH seorang manusia yang digelari SANTA atau SANTO ata BAPAK Gereja lalu berubah menjadi seorang manusia yang bukan manusia biasa padahal tubuhnya bahkan tulangnya pun sudah membusuk semuanya menjadi tanah. Apa yang sesungguhnya terjadi? Bukankah semua kesaksian tentang MUJIZAT adalah BUKTI bahwa orang bergelar Santa atau SANTO itu memang bukan manusia biasa? Bila dia hanya manusia biasa, mustahil menjawab doa-doa bukan?

Handai taulanku sekalian, Ilmu Statistik menyebutnya PROBABILITA artinya KEMUNGKINAN. Anda kurang paham apa itu PROBABILITA dan ingin mempelajarinya guna memahaminya? Baiklah. Menurut anda, apa yang akan terjadi bila anda menunjuk seseorang lalu memakinya, “GILA LU!”? Anda pasti menyangka yang akan terjadi adalah: Maksimal anda akan ditonjok, minimal anda dipelotin dengan rasa benci dan yang paling banyak adalah anda dimaki-maki nggak karu-karuan. Percayakah anda bahwa dalam waktu paling lama setengah jam, anda akan diberi uang ketika menunjuk dan memaki seseorang, “GILA LU!”? Tentu saja anda tidak percaya dan menganggap hai hai membual. Faktanya hai hai sama sekali tidak membual.  Selain telah membuktikannya sendiri, juga banyak orang yang tidak percaya kebenaran demikian telah membuktikan kebenarannya.

Anda mau mencobanya? Silahkan! Pergilah ke perempatan lampu merah paling ramai di kota anda lalu berdirilah di sana. Bila anda bosan berdiri, cobalah menyanyi. Bila bosan berdiri sambil menyanyi, silahkan menari. Ketika lampu berubah merah pandanglah supir maupun pengendara motor. Siapapun yang membalas tatapan anda,  tunjuk mukanya lalu  makilah dia, “GILA LU!” Kerabatku sekalian, bila anda melakukannya sekali atau sekali-sekali maka yang anda yakini PASTI terjadi. Anda akan ditonjok, minimal dipelototin dan kemungkinan besar dimaki-maki. Namun bila anda terus melakukannya seperti yang hai hai katakana, maka percayalah kurang dari setengah jam akan ada orang yang mulai memberi uang ketika anda menunjuk mukanya dan memakinya,  “GILA LU!” Kurang dari setengah jam, orang-orang yang anda tunjuk dan maki, “GILA LU!” yang tidak memberi anda uang, alih-alih ngamuk, mereka akan NGAKAK. Handai taulanku sekalian, itulah yang disebut PROBABILITA yang artinya KEMUNGKINAN.

Kerabatku sekalian, kumpulkan tahi kambing lalu jemurlah hingga kering, kemudian bagikanlah itu kepada Jemaat ketika kebaktian selesai. Ingatkan agar satu orang hanya mengambil satu pil dalam satu kebaktian. Ingatkan mereka agar jangan berperilaku seperti orang Israel ketika mendapatkan manna di padang gurun. Beritahu mereka bahwa pil itu bisa menyembuhkan berbagai penyakit karena sudah didoa puasakan. Sebelum minum pil, mintalah agar mereka berdoa dengan sungguh-sungguh. Lebih baik lagi bila seluruh anggota keluarga berdoa bersama-sama. Ingatkan mereka agar pil itu disimpan baik-baik dan sebaiknya mereka yang baru saja berbuat dosa, misalnya berzinah baik dalam roh maupun tubuh tidak memegang apalagi minum pil itu karena bisa ditempelak (ditempeleng) oleh Roh Kudus dan membuka celah bagi Iblis dan setan-setan. Bila anda melakukannya, maka percayalah. Tidak perlu waktu lama bagi anda untuk ketemu dengan orang-orang yang bersaksi tentang kesaktian pil  Roh WEDUS itu. Bila anda tanya, kenapa harus tahi kambing? Maka jawabannya adalah” “Karena generasi ini suka produk herbal.” Ha ha ha ha ha ha …

“Sejarah Kekristenan bukanlah Protestanism. Jika ada yang namanya kebenaran yang aman, inilah dia. Dan Protestanism juga merasakan hal ini… Ini terlihat dalam keyakinan … untuk membuang semua sejarah kekristenan, dan membentuk Kekristenan dari Alkitab saja: orang-orang tidak akan pernah membuang sesuatu kecuali jika mereka sudah berputus asa tentang hal itu…. Untuk menjadi seseorang yang berakar pada sejarah, maka ia berhenti menjadi seorang Protestan.” John Henry Cardinal Newman, Essay on the Development of Christian Doctrine (Notre Dame, Indiana: Notre Dame Press, 1989), p. 7-8.

http://katolisitas.org/2009/04/27/sejarah-yang-mendasari-pengajaran-tentang-ekaristi/

Apakah orang Kristen membuang sejarah seperti tuduhan Cardinal Newman? Bagaimana cara orang Kristen membuang sejarah gereja? Tidak! Orang Kristen tidak membuang sejarah gereja. Menyangkal doktrin “roti dan anggur jadi Yesus” sebagai ajaran Alkitab walaupun beberapa pemimpin gereja purbakala mengajarkannya demikian, bukan membuang sejarah gereja namanya. Itu namanya BERTOBAT!

Sejarah mencatat tentang pempimpin-pemimpin gereja Katolik yang mengajarkan bahwa perang salib adalah perang suci. Banyak raja-raja dan bangsawan Eropah yang lalu digelari orang Kudus oleh gereja Katolik yang terlibat dalam perang salib dengan keyakinan bahwa itu adalah perang suci. Kenapa umat Katolik tidak melakukan perang salib lagi? Mohon maaf, tanpa mengurangi rasa hormat, tentu saja karena mereka KEOK alias kalah melulu. Kenapa orang Katolik generasi ini tidak melakukan perang salib lagi? Bukankah perang salib adalah perang suci? Semua bala tentaranya mendapat pengampunan dari Paus yang katanya memegang kunci kerajaan sorga. Mohon maaf, tanpa mengurangi rasa hormat, apakah tidak melakukan perang salib lagi berarti membuang sejarah gereja Katolik? Ha ha ha ha ha … Tanyakan saja kepada Cardinal Newman.

18 thoughts on “Santo dan Santa Di Mata Seorang Tionghoa Kristen

  1. Menanggapi tanggapan Pak Bengcu…

    Grace, peduli setan dengan segala KONSILI gereja.
    Maaf, Pak Bengcu, tidak perlu emosi seperti itu, tanpa konsili gereja, Bapak tidak akan bisa membaca Alkitab seperti yang ada di rumah Bapak sekarang.

    Saya hanya belajar dari Alkitab.
    Semua orang Kristen juga maunya begitu Pak, tetapi kan ada banyak faktor, yang menyebabkan orang tidak bisa belajar seperti Bapak. Lagipula, tidak semua bagian Alkitab harus dimengerti secara harfiah kan?

    Sebagian umat katolik memang MENGAGUL_AGULKAN gereja Katolik sebagai institusi yang MENGKANONISASI alias MEMILIH dari sekian BANYAK kitab-kitab lalu MEMUTUSKAN ini Alkitab dan itu BUKAN Alkitab.
    Emang begitu kenyataanya, fakta sejarah kok mo ditiadakan…

    Apabila anda salah satu umat Katolik yang berkeyakinan demikian, sebaiknya IKUT katekisasi lagi. Kali ini belajarlah baik-baik.
    Apakah karena Saya tidak sependapat dengan Bapak, lalu Saya dikatakan kurang belajar dan disuruh ikut (dalam huruf besar) katekisasi lagi.
    Maaf, Saya musti ikut katekisasi di mana lagi? Apakah Bapak membuka kelas katekisasi? Silakan email Saya tempat dan jam nya.

    Trims.

  2. Grace, FAKTANYA anda memang TIDAK belajar dengan baik. Itu sebabnya pengetahuan anda tentang KANONISASI Alkitab ngaco BELO. Anda beruntung sebab dari komentar anda dan beberapa bloger lain maka saya memutuskan untuk MENGUNGGAH blog tentang penulisan dan KANONISASI Alkitab. Bacalah blog tentang hal itu baik-baik dan anggaplah itu kelas ketekisasi yang saya BUKA khusus buat anda.

    https://bengcumenggugat.wordpress.com/2011/04/27/bengcu-menggugat-karena-alkitab-ditulis-bukan-dikanon/

  3. Aahh…..ternyata lu orang non-Kristen ya….gitu kok ya ngaku-ngaku Kristen……hahahahhahahaha

  4. oo jadi di protestan hanya mau mendoakan yg kenal2? di protestan ga mendoakan jemaat yang tertindas, misal di negara muslim atau di People’s Republic of China, gitu? karena ga kenal?

    tidak ada jaminan santo santa mendengar doa? mana ayat Alkitab yg menjelaskan hal itu? merely dgn argumen mereka sudah mati fisik?

  5. Menurut anda para santo dan santa mendengar permintaan anda?. Mana ayat Alkitab yg menjelaskan hal itu. Bukankah Yesus mengajarkan kepada kita mintalah kepada Bapa melalui Aku. Bukan mintalah kepada Bapa melalui santo/santa.

  6. @all
    Semua manusia telah berdosa dan telah kehilangan kemuliaan ALLAH ..tertulis di kitab Roma.
    Santo santa hanya orang biasa …berdosa ….dan tidak suci ….
    darimana umat KATOLIK yakin bahwa mereka orang SUCI …? dari ajarannya ?
    Sesuai standar ALKITAB …ya kita kembalikan ke ALKITAB ….
    kalau kita yakin ALKITAB itu benar …maka Santo santa berdosa termasuk Paus Kardinal dan Uskup juga Bengcu dan saya
    SEMUA BERDOSA

  7. @frans abednego, orang Katolik PERCAYA bahwa untuk MASuK sorga ada STANDARDNya sedangkan Santo dan Santa adalah orang-orang yang NILAINya di atas STANDARD. Ibarat untuk lulus perlu nilai 6 sedangkan para Santo punya nilai 50, itu sebabnya SISANYA bisa dibagi-bagi kepada orang lain dan KARENA bagi-bagi kepada orang lain adalah perbuatan BAIK maka santo dan santa itu pun DAPAT ganjaran nila 100. Demikian seterusnya. Semakin banyak berbuat baik, santo dan santa itu semakin TINGGI nilainya.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.