Mereka menyebut dirinya teolog Reformed dan menamai ajaran Alkitab yang diyakininya Teologi Reformed. Teologi Reformed di bangun di atas prinsip LIMA SOLA atau FIVE SOLAS yaitu:
- Sola scriptura – by Scripture alone – Hanya Alkitab
- Sola fide – by faith alone – Hanya Iman
- Sola gratia – by grace alone – Hanya Anugerah
- Solus Christus – Solo Christo – Christ alone; through Christ alone – Hanya Kristus
- Soli Deo gloria – glory to God alone – Hanya untuk kemuliaan Allah
John Calvin (1509-1564) adalah adalah salah satu bapak reformasi. Tentang karya-karyanya dia menulis di dalam Kata Pengantar buku “Institutes of the Christian Religion – Philadelphia: Westminster 1960: “Setidak-tidaknya saya dapat menjanjikan bahwa hal ini bisa menjadi KUNCI untuk membuka jalan bagi semua anak Allah ke dalam suatu pemahaman Alkitab yang baik dan benar.”
Dalam generasi ini, banyak teolog reformed yang mengkhianati AMANAT John Calvin dan prinsip Teologi Reformed. Walaupun tidak mengajarkannya secara terang-terangan, namun nampak gamblang sekali bahwa banyak teolog reformed generasi ini yang menganut paham bahwa Allkitab SUDAH selesai dipahami oleh para teolog reformed. Itu sebabnya mereka merasa tidak perlu mengujinya lagi. Beberapa teolog reformed yang paling takabur mengajarkan: Apabila seseorang tidak berkesempatan untuk membaca Alkitab seumur hidupnya, namun mempelajari dan memahami ajaran reformed dengan baik, maka dia tidak akan tersesat. Ketika muncul pemahaman berbeda, alih-alih mengujinya dengan Alkitab mereka justru menjadikan ajaran Reformed sebagai standard kebenaran. Bahkan mereka seolah-olah berkata, “Alkitab adalah standard kebenaran namun Teologi Reformed adalah standard kebenaran Alkitab.” Mengenaskan! Benar-benar mengenaskan!
Itu sebabnya prestasi mahasiswa Teologi dinilai berdasarkan kemampuannya mengingat dan mengutip buku-buku teologi reformed yang mereka baca. Semakin banyak buku yang dibaca dan dihafal semakin tinggi prestasi seorang mahasiswa.
Walaupun tidak gembar-gembor, namun nampak gamblang sekali bahwa banyak teolog reformed generasi ini yang menganut paham bahwa Allkitab harus diajarkan dengan cara si anu dan si anu dan si anu. Itu sebabnya, saya mendengar cerita dari salah satu sumber yang bisa dipercaya bahwa di Sekolah Tinggi Theologia Reformed Injili Indonesia – Jakarta (STTRII) mahasiswa dilarang mengutip buku-buku Pdt. Dr. Stephen Tong karena dianggap kurang berbobot akademis.
Apabila anda membaca tulisan-tulisan Pdt. Budi Asali MDiv, walaupun dengan judul EKSPOSISI Alkitab, namun isinya tidak lebih dari kutip sana kutip sini dari buku-buku teologi. Saya sudah sering mendengar kotbah-kotbah yang isinya hanya mengutip pemahaman Alkitab si anu, si anu dan si anu lainnya. Apabila anda membeli buku-buku teologi yang katanya kualitas nomor satu, maka saya jamin, isinya penuh dengan catatan kaki sementara sumber pustaka utamanya yaitu Alkitab sama sekali tidak dikutip secara lengkap ayat-ayatnya. Handai taulan sekalian, izinkan saya bertanya, ketika membaca alamat sebuah ayat di dalam buku rohani, apakah anda selalu membuka Alkitab untuk membaca ayat tersebut? Mengenaskan bukan?
Sola scriptura – by Scripture alone – Hanya Alkitab. Semua orang Kristen, apapun denominasinya, semua teolog apapun aliran teologinya selalu gembar-gembor bahwa Alkitab adalah FIRMAN Tuhan; Alkitab adalah standard kebenaran. Bahkan gereja Katolik yang mengajarkan bahwa Paus tidak mungkin bersalah, mengajarkan bahwa itulah yang diajarkan oleh Alkitab. Demikian pula gereja alam roh yang mengajarkan bahwa pendetanya adalah orang suci yang mustahil berbuat dosa lagi dan diangkat oleh Allah menjadi Imam Agung mengklaim bahwa gereja mereka adalah gereja yang paling alkitabiah. Kaum Fundamentalis yang paling getol mengagul-agulkan gerejanya sebagai satu-satunya gereja yang paling alkitabiah justru mengajarkan banyak hal yang bertentangan dengan ajaran Alkitab.
Apabila Alkitab adalah standard kebenaran dan semua gereja serta aliran teologi mengklaim ajaran merekalah yang paling alkitabiah, kenapa begitu banyak ajarannya yang berbeda? Apabila semuanya benar, kenapa saling bertentangan? Apabila hanya ada satu yang benar, yang mana?
Undang-undang adalah standard kebenaran bagi suatu negara itu sebabnya undang-undang hanya bisa dipahami dan tidak bisa ditafsirkan. Undang-undang yang bisa ditafsirkan bukan undang-undang sejati. Bila Undang-undang bisa ditafsirkan maka timbullah kekacauan. Itu sebabnya dari generasi ke generasi para wakil rakyat dan pemerintah negara-negara di dunia berusaha membuat Undang-undang yang hanya bisa dipahami dan mustahil ditafsirkan untuk dijadikan standard kebenaran.
Alkitab adalah standard kebenaran. Alkitab hanya bisa dipahami dan mustahil ditafsirkan. Alkitab hanya memiliki satu pemahaman yang benar atasnya. Apabila Alkitab tidak memiliki kualitas seperti undang-undang karena memiliki berbagai pemahaman itu berarti Alkitab tidak layak disebut standard kebenaran karena standard kebenaran hanya bisa dipahami dan tidak bisa ditafsirkan.
“Tidak ada orang yang menyalakan pelita lalu menutupinya dengan tempayan atau menempatkannya di bawah tempat tidur, tetapi ia menempatkannya di atas kaki dian, supaya semua orang yang masuk ke dalam rumah dapat melihat cahayanya. Lukas 8:16
Sebab tidak ada sesuatu yang tersembunyi yang tidak akan dinyatakan, dan tidak ada sesuatu yang rahasia yang tidak akan diketahui dan diumumkan. Lukas 8:17
Karena itu, perhatikanlah cara kamu mendengar. Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, dari padanya akan diambil, juga apa yang ia anggap ada padanya.” Lukas 8:18
Manusia mustahil memahami Allah dengan sempurna, itu sebabnya manusia mustahil memahami ajaran Alkitab dengan sempurna pula. Allah adalah Allah, bukan Alkitab. Alkitab adalah Alkitab, bukan Allah. Manusia mustahil memahami Allah dengan sempurna karena Allah adalah pencipta sementara manusia adalah ciptaan. Itu sebabnya manusia hanya mampu mengetahui tentang Allah sejauh penyataan Allah. Namun, manusia MUSTAHIL tidak mampu memahami Alkitab dengan sempurna karena Alkitab ditulis untuk dipahami manusia. Apabila Alkitab mustahil dipahami dengan sempurna, bukankah itu berarti Allah membual ketika memberi perintah agar kita mempelajari dan memahaminya serta menjadikannya pelita hidup kita? Apabila Alkitab mustahil dipahami dengan sempurna, bukankah itu berarti Allah melakukan hal sia-sia ketika berfirman? Apabila ada ayat-ayat Alkitab yang belum dipahami dengan benar, itu hanya berarti dua hal: Belum waktunya kebenaran itu dibukakan atau kita belum mempelajarinya dengan benar, bukan karena Alkitab mustahil dipahami dengan sempurna.
Manusia memahami segala sesuatu dengan akal budi bukan dengan roh. Apa yang dimaksudkan dengan memahami dengan roh atau pemahaman rohani? Memahami dengan roh atau pemahaman rohani adalah isapan jempol para teolog untuk mengesahkan tafsiran dengan jurus tafsir 1001 mimpi mereka. Alkitab sama sekali tidak mengajarkan tentang memahami dengan roh atau pemahaman rohani karena Alkitab mengajarkan bahwa manusia memahami dengan akal budi. “Jangan memahami dengan akal budi!” Adalah omong kosong para pengkotbah untuk menutupi bualan mereka dengan membujuk jemaat untuk berlaku bodoh.
Alkitab belum selesai dipahami. Semua pengajaran harus diuji dengan Alkitab sebagai standard kebenaran. Apabila teologi reformed bertentangan dengan ajaran Alkitab, tetaplah menjadi teolog reformed namun PERBARUILAH ajaran TEOLOGI REFORMED.
saya adalah orang yang telah selesai memahami Alkitab .
Penasaran kan ?
jelas anda penasaran tentang apa yang saya katakan .
Sebab anda belum selesai memahami Alkitab .
Di tambah lagi oleh keangkuhan yang ada di dalam diri anda .
Berkata…
ANDA PEMBUAL Dth7 !
Dengan begitu anda adalah Orang yang sok tau . Wong aku yang alami kok, jd sampeian yg tau .
Dengan begitu anda adalah Setan .
Tidak ada yang lebih baik dari kata itu untuk anda .
Sok tau lu, malu-maluin. Kutu kupret , jin
oh ya.. Jin kan memang tau segalanya .
atur aja.
Bengcu menulis ini, krn dia tdk bisa memahami alkitab dgn benar. Makanya dia kebingungan. Haa ….haa….haa….makin dibaca makin tdk berisi dan nggak mutu.
Yg mutu dikit dong ko….krn koko tdk mengulas ttg Allah yg memberi kebebasan kita utk berpikir. Biar nyambung ttg kenapa kok banyak pendeta jadi punya tafsir sendiri2….
@Goraring, DAPAT GRATIS aja lu NAWAR, gimana kalau harus BAYAR?
Haa….haa….haaa….habis….bukankah itu keunikan Allah…. Makanya kenapa orang pada mikir2 sendiri.