Anda tahu arti kata percik? Kata lain dari percik adalah tampias atau ciprat. Memercik artinya menciprat. Celupkan tangan anda ke dalam air lalu kibaskan atau cipratkan, itulah yang disebut memercik. Itukah yang dilakukan oleh para pendeta ketika membaptis seseorang, dengan memerciki mereka? Mungkin lebih cocok bila menyebut mereka menyiram atau menuang. Anda tahu arti kata selam? Dalam bahasa Indonesia kata selam tidak memiliki arti, agar berarti harus ditambahkan awalan atau akhiran atau menggabungkannya dengan kata lain. Juru selam adalah orang yang pekerjaannya menyelam, kapal selam adalah kapal yang dapat menyelam, namun apa yang dimaksud dengan baptis selam? Mustahil bilang baptis selam adalah baptis yang bisa menyelam atau baptis sambil menyelam. Baptis selam adalah baptis dengan mencelupkan atau menenggelamkan atau melelepkan atau membenamkan atau merendam orang yang dibaptis ke dalam air. Nah, saudara, bukankah kata BAPTIS SIRAM dan BAPTIS CELUP lebih cocok untuk digunakan dibandingkan baptis percik dan baptis selam?
Umumnya jemaat Siramis (penganut baptis siram) sangat toleran terhadap para penganut baptis celup. Selama pembaptisan itu dilakukan atas nama Bapa, Putera dan Roh Kudus oleh pendeta, maka para Siramis mengakuinya. Namun jemaat Celupis (penganut Baptis Celup) tidak memiliki toleransi sama sekali, bagi mereka hanya ada satu cara baptis yang benar yaitu dicelup dan mereka kekeh jumekeh menyatakan baptis Celup adalah satu-satunya baptis yang benar karena:
1. Yohanes Pembaptis dan para rasul melakukan baptis celup
2. Baptis Celup melambangkan kematian, penguburan dan kebangkitan
3. Baptis Celup sesuai dengan Yohanes 3:5
4. Baptizo artinya dicelup.
5. Baptis Celup sudah berlaku sejak Perjanjian Lama.
Di mata saya baptis celup dan baptis siram sama-sama kudusnya selama dilakukan oleh orang yang berwenang (pendeta) dan dilakukan dengan benar sesuai tata cara yang ditetapkan oleh gereja. Alasan saya mengunggah tulisan ini bukan untuk menyatakan bahwa baptis celup itu salah dan baptis siram itu benar, namun untuk membuka wawasan dari teman-teman penganut baptis celup yang salama ini menganggap baptis celup adalah satu-satunya cara baptis yang benar.
Yohanes Pembaptis dan para Rasul melakukan baptis celup.
Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya, Matius 3:16
Pada saat Ia keluar dari air, Ia melihat langit terkoyak, dan Roh seperti burung merpati turun ke atas-Nya. Markus 1:10
Dan setelah mereka keluar dari air, Roh Tuhan tiba-tiba melarikan Filipus dan sida-sida itu tidak melihatnya lagi. Ia meneruskan perjalanannya dengan sukacita. Kisah Para Rasul 8:39
Para Celupis menyatakan bahwa kalimat “Keluar dari air” adalah bukti bahwa Yesus Kristus dan sida-sida menjalani baptis celup. Apabila tidak dicelup maka mustahil Yesus dan sida-sida itu keluar dari air. Tanpa mengurangi rasa hormat namun maaf, argumentasi demikian walaupun nampak masuk akal namun sesungguhnya tidak logis sama sekali. Mari kita melihat di mana letak ketidaklogisanya!
Saya menjalani baptis celup dan inilah yang saya alami saat itu. Saya berdiri di dalam air, pendeta berdiri di sebelah kanan depan saya, seorang majelis berdiri di belakang saya. Kami semua berdiri di dalam air yang dalamnya antara pinggang dan dada. Saya meletakkan telapak tangan kiri saya di dada lalu menumpangkan telapak tangan kanan di atas tangan kiri saya. Pendeta yang berdiri di samping kanan saya lalu mendekat dan menelentangkan tubuh saya sambil mencelupkannya ke dalam air sehingga ketika seluruh tubuh saya tercelup di dalam air, saya ada dalam posisi telentang. Saya keluar dari air ketika pendeta menegakkan tubuh saya kembali, setelah itu saya melangkah keluar dari air. Dalam kisah saya, dua kali saya keluar dari air.
Matius 3:16 dan Markus 1:10 menyatakan Yesus “Keluar dari air,” berdasarkan kedua ayat itulah para celupis beriman bahwa Yesus Kristus menjalani baptis celup. Mustahil keluar dari air bila seluruh tubuhnya tidak dicelup ke dalam air. Apabila keyakinan para celupis itu benar, maka kita harus menyimpulkan bahwa mustahil Yohanes melakukan pembaptisan sendirian. Murid-muridnya pasti membantunya memegangi orang-orang yang dibaptis. Para pendeta yang pernah membaptis celup dan orang-orang yang menjalani baptis celup pasti tahu kenapa dibutuhkan pembantu untuk melakukan baptis celup. Bila melakukannya di sungai yang airnya mengalir mustahil tanpa pembantu untuk menjaga posisi orang yang dibaptis.
Dengan asumsi Yesus Kristus menjalani baptis celup, maka ketika Dia keluar dai air (muncul ke permukaan setelah dilelepkan)%2ngkin terjadi bila Allah tidak mau jaga image (JAIM) dan nggak sabaran. Bila hal itu yang tejadi, mungkin Yohanes Pembaptis dan muridnya akan menyangka mereka diurapi juga karena pada saat itu mereka sedang memegangi Yesus KristusC langit terbuka dan Roh Allah seperti burung merpati turun atas-Nya dan terdengarlah suara Allah berkata, “Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan.” Silahkan membayangkan kejadian itu. Menurut saya hal itu hanya mu. Namun bila anda menganggap kejadian demikian selain tidak AGUNG juga nggak wajar, maka itu berarti anda membuang peluang untuk menjadikan kedua ayat tersebut sebagai bukti Yohanes Pembaptis melakukan baptis celup.
Dalam kisah pembaptisan sida-sida oleh Filipus, sebenarnya mustahil menyatakan kalimat “keluar dari air” dalam ayat itu sebagai bukti bahwa sida-sida itu dibaptis celup.
Dengan menafsirkan kalimat “keluar dari air” menyatakan sida-sida itu muncul ke permukaan air setelah dilelepkan sama dengan menyatakan bahwa Filipus membaptis sida-sida itu sambil menyelam. Sebab kalimat lengkap dalam ayat itu adalah, “Dan setelah mereka keluar dari air, …” Di samping itu, coba bayangkan perasaan anda bila menjalani baptis celup di sungai yang sepi lalu begitu muncul dari air, orang yang membaptis anda menghilang.
Baptis Celup melambangkan kematian, Penguburan dan kebangkitan
Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya? Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru. Sebab jika kita telah menjadi satu dengan apa yang sama dengan kematian-Nya, kita juga akan menjadi satu dengan apa yang sama dengan kebangkitan-Nya. Roma 6:3-5
karena dengan Dia kamu dikuburkan dalam baptisan, dan di dalam Dia kamu turut dibangkitkan juga oleh kepercayaanmu kepada kerja kuasa Allah, yang telah membangkitkan Dia dari orang mati. Kolese 2:12
Berdasarkan ayat-ayat tersebut di atas para Celupis menyatakan bahwa di dalam Baptis Celup terdapat tiga makna yaitu MATI, DIKUBURKAN dan DIBANGKITKAN. Sungguh mengherankan, atas dasar apa kaum Celupis itu menyimpulkan bahwa makna “mati, dikuburkan dan dibangkitkan” hanya terdapat di dalam Baptis Celup dan tidak ada di dalam Baptis Siram?
Beberapa Celupis menyatakan demikian, “Baptis Celup memberi kesempatan untuk merasakan sensasi mati dan hidup. Sebelum dicelup dia merasa hidup karena bebas bernafas, ketika dicelup dia merasa mati karena tidak dapat bernafas, setelah keluar dari air dia merasa hidup lagi karena bebas bernafas. Ketika telentang di dalam air, bukankah itu seperti dikubur? Dalam Baptis Siram hal itu tidak terjadi.” Sebuah penjelasan yang cukup masuk akal, namun kenapa tidak dicelup hingga glagapan bahkan hingga pingsan sekalian, bukankah sensasinya semakin dasyat? Lalu apa gunanya sensasi itu bagi iman Kristen? Beberapa orang bilang, “Guna merasakan penderitaan Kristus!” Yesus mati agar kita tidak perlu mati (bukankah itu yang anda yakini?) dan Yesus sudah mati dan bangkit 20 abad yang lalu. Selain mustahil juga tidak ada gunanya merasakan apa yang Yesus rasakan.
Baptis Celup Sesuai Dengan Yohanes 3:5
Yesus menjawab, kata-Nya: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah.” Kata Nikodemus kepada-Nya: “Bagaimanakah mungkin seorang dilahirkan, kalau ia sudah tua? Dapatkah ia masuk kembali ke dalam rahim ibunya dan dilahirkan lagi?” Jawab Yesus: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah. Yohanes 3:3-5
Sebagian Celupis menyatakan bahwa dalam Yohanes 3:5 Yesus Kristus sedang mengajarkan tentang baptis celup. Seperti seorang manusia keluar dari rahim ibunya, demikianlah seseorang yang dibaptis celup keluar dari air.
Bolah boleh saja menafsirkan Yohanes 3:5 demikian, namun lakukanlah dengan KONSISTEN. Drum minyak lebih mirip RAHIM dibandingkan dengan kolam renang, bukan? Kenapa tidak dibaptis di dalam Drum saja? Ketika dikandung, seorang bayi SENDIRIAN di dalam rahim bukan? Kenapa ketika dibaptis, berdua dengan pendeta bahkan dengan asistennya? Kembar tiga ya? Ketika lahir, seorang anak menangis. Kenapa setelah dibaptis celup tidak melakukan hal yang sama?
Baptizo Artinya Dicelup
Mengenai Baptis air, seorang Celupis yang mengaku dirinya mengakui Alkitab sebagai otoritas tertinggi mengajak kita untuk tunduk pada apa yang diajarkan oleh Alkitab. Dia mengajarkan bahwa Baptis berasal dari bahasa Yunani BAPTIZO, dalam Alkitab terjemahan Septuaginta kata baptizo digunakan untuk menerjemahkan kata Ibrani TABAL yang berarti membenamkan atau mencelup. Kata PERCIK dalam bahasa Ibraninya adalah NAZAH. Menurutnya ayat di bawah ini menjelaskan perbedaan mencelup dan memercik.
Imam harus mencelupkan jarinya ke dalam darah itu, dan memercikkan sedikit dari darah itu, tujuh kali di hadapan TUHAN, di depan tabir penyekat tempat kudus. Imamat 4:6
Kata “mencelupkan” pada ayat tersebut diterjemahkan dari kata TABAL sedangkan kata “memercikkan” diterjemahkan dari kata NAZAH. Untuk membaca seluruh tulisan Celupis itu anda bisa klik di sini.
Septuaginta adalah Alkitab Perjanjian Lama bahasa Yunani yang diterjemahkan oleh 72 orang penerjemah dari Alkitab bahasa Ibrani. Apa yang dilakukan oleh Celupis itu sungguh mengherankan, setelah menyatakan bahwa Alkitab memiliki otoritas tertinggi dan menghimbau agar kita mentaati Alkitab, dia begitu saja membujuk kita untuk menganggap ke 72 penerjemah Alkitab dari bahasa Ibrani ke bahasa Yunani itu memiliki otoritas tertinggi dan harus ditaati. Mungkin saja ke 72 orang penerjemah itu melakukan kesalahan kan?. Di samping itu, apakah kalimat “mencelupkan jarinya ke dalam darah” dalam ayat tersebut berbicara tentang baptis? Apakah ayat Imamat 4:6 tersebut di atas berbicara tentang baptis? Apakah ayat tersebut berbicara tentang baptis pada jaman perjanjian lama? Sungguh mengada-ada.
Ketika Yesus selesai mengajar, seorang Farisi mengundang Dia untuk makan di rumahnya. Maka masuklah Ia ke rumah itu, lalu duduk makan. Lukas 11:37
Orang Farisi itu melihat hal itu dan ia heran, karena Yesus tidak mencuci tangan-Nya sebelum makan. Lukas 11:38
mencuci tangan-Nya = BAPTIZO <907> = Mencuci
Pada suatu kali serombongan orang Farisi dan beberapa ahli Taurat dari Yerusalem datang menemui Yesus. Mereka melihat, bahwa beberapa orang murid-Nya makan dengan tangan najis, yaitu dengan tangan yang tidak dibasuh. Sebab orang-orang Farisi seperti orang-orang Yahudi lainnya tidak makan kalau tidak melakukan pembasuhan tangan lebih dulu, karena mereka berpegang pada adat istiadat nenek moyang mereka; Markus 7:1-3
tidak dibasuh = ANIPTOS <449> = tidak membasuh
pembasuhan tangan = NIPTO <3538> = membersihkan
Lukas 11:38 dan Markus 7:3 berbicara tentang hal yang sama yaitu tradisi CUCI TANGAN sebelum makan pada bangsa Israel. Lukas menggunakan kata BAPTIZO Di dalam Lukas 11:38, sementara Markus menggunakan kata NIPTO dalam Markus 7:3. Apa yang dapat kita simpulkan dari fakta tersebut? Kita dapat menyimpulkan:
dan kalau pulang dari pasar mereka juga tidak makan kalau tidak lebih dahulu membersihkan dirinya. Banyak warisan lain lagi yang mereka pegang, umpamanya hal mencuci cawan, kendi dan perkakas-perkakas tembaga. Markus 7:4
membersihkan dirinya = RHANTIZO <4472> = mandi; membersihkan; MEMERCIK.
umpamanya hal mencuci = BAPTISMOS <909> = PENCUCIAN
BAPTISMOS <909> adalah kata benda yang berakar dari kata BAPTIZO <907>. Bagaimana cara mem-BAPTIZO (cuci) cawan, kendi dan perkakas tembaga? DICELUP, dipercik atau dibasuh alias dibilas? Bagaimana cara orang Israel me-RHANTIZO (mandi)? Dicelup, dipercik, dibasuh alias dibilas? Apa yang bisa disimpulkan dari Markus 7:4?
RHANTIZO <4472> = BAPTIZO <907> = MEMBERSIHAN dengan AIR.
Sebab sesudah Musa memberitahukan semua perintah hukum Taurat kepada seluruh umat, ia mengambil darah anak lembu dan darah domba jantan serta air, dan bulu merah dan hisop, lalu memerciki kitab itu sendiri dan seluruh umat, Ibrani 9:19
memerciki = RHANTIZO <4472> = mandi; membersihkan; MEMERCIK.
Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, oleh karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni. Ibrani 10:22
kita telah dibersihkan = RHANTIZO <4472> = mandi; membersihkan; MEMERCIK.
dibasuh = LOUO <3068> = mandi, membasuh
Handai taulanku sekalian, Ibrani 9:19 dan Ibrani 10:22 kembali mengajarkan kepada kita bahwa kata RHANTIZO bukan hanya berarti MEMERCIK namun lebih tepat bila dipahami sebagai MEMBERSIHKAN dengan AIR.
Kaum Celupis sering mengejek kaum siramis dengan berkata, “Baptizo artinya menyelam. Bila bapti adalah percik, bukan selam, maka kata yang digunakan mustahil BAPTIZO namun RHANTIZO.”
Kepada mereka saya selalu berkata, “BAPTIZO artinya MEMBERSIHAN dengan Air. Apabila BAPTIS harus DICELUP maka kata yang digunakan mustahil BAPTIZO namun DENDRUAZO yang artinya SELAM atau MENYELAM.”
Pada hakekatnya kata BAPTIZO harus dipahami sebagai MEMBERSIHKAN dengan AIR. Dibasuh, disiram atau dicelup itu sangat tergantung pada barang yang akan dibersihkan dan jumlah air yang dimiliki serta tempat penyimpanan air. Hanya menafsirkan Baptizo sebagai direndam atau dicelup benar-benar kebablasan, itu sama artinya dengan menyatakan MANDI hanya boleh dilakukan dengan BERENDAM.
Baptis Celup sudah berlaku sejak Perjanjian Lama
Elisa menyuruh seorang suruhan kepadanya mengatakan: “Pergilah mandi tujuh kali dalam sungai Yordan, maka tubuhmu akan pulih kembali, sehingga engkau menjadi tahir.” II Raja-raja 5:10
Maka turunlah ia membenamkan dirinya tujuh kali dalam sungai Yordan, sesuai dengan perkataan abdi Allah itu. Lalu pulihlah tubuhnya kembali seperti tubuh seorang anak dan ia menjadi tahir. II Raja-raja 5:14
Para Celupis menyatakan bahwa Baptis Celup sudah berlaku sejak Perjanjian Lama dengan mengajukan kisah Naaman tersebut di atas sebagai buktinya. Apabila benar demikian, mari kita coba menjawab pertanyaan ini. Siapa yang MENELENTANGKAN Naaman dalam kisah tersebut? Naaman adalah seorang penderita kusta, mustahil ada orang yang mau mandi bersama-sama dia jadi kemungkinan besar dia masuk ke air sendirian. Apakah Naaman membenamkan diri sambil telentang sebanyak tujuh kali? Mungkinkah Naaman membenamkan diri dengan jongkok karena cara itu lebih mudah?
Apabila orang yang demikian sudah bersih dari lelehannya, ia harus menghitung tujuh hari lagi untuk dapat dinyatakan tahir, lalu mencuci pakaiannya, membasuh tubuhnya dengan air mengalir, maka ia menjadi tahir. Imamat 15:13
Para Celupis juga mengaitkan Baptis Celup dengan cara orang Israel MENAHIRKAN dirinya yang najis dengan membasuh tubuhnya atau mandi. Namun kalimat “membasuh tubuhnya” dalam ayat tersebut di atas diterjemahkan dari kata RACHATS, bukan TABAL. Disamping itu nampaknya mustahil mengaitkan BAPTIS AIR dengan cara penahiran diri itu, sebab penahiran diri dilakukan sendiri, tidak dilakukan oleh IMAM. Juga dalam tradisi pentahiran diri orang melakukannya dengan jongkok atau duduk di dalam air, bukan telentang seperti di dalam baptis celup.
Baptis Dalam Perjanjian Lama
Kita sudah menguji TEORI Baptis Celup yang dianut oleh para Celupis dan nampak jelas sekali bahwa dasar Alkitabiah yang mereka kemukakan bukan saja sangat lemah namun justru menentang Baptis Celup itu sendiri.
Yohanes pembaptis adalah anak Imam Zakharia, itu berarti sejak kecil dia dididik untuk menjadi seorang Imam pula. Sebagai seorang calon Imam mustahil Yohanes Pembaptis tidak memahami ajaran Perjanjian Lama, juga mustahil dia membaptis orang tanpa mengaitkannya dengan tradisi yang ada. Ketika membaptis, tradisi manakah yang diikuti oleh Yohanes Pembaptis?
Di dalam Perjanjian Lama ada tiga tradisi yang dapat kita kaitkan dengan Baptis Air, yang pertama adalah penahbisan Imam, yang kedua adalah pentahiran suku Lewi dan yang ketiga adalah pentahiran orang sakit kusta. Mari kita pelajari tradisi itu satu persatu.
Penahbisan Imam
Lalu kausuruhlah Harun dan anak-anaknya datang ke pintu Kemah Pertemuan dan haruslah engkau membasuh mereka dengan air. Keluaran 29:4
Sesudah itu kauambillah minyak urapan dan kautuang ke atas kepalanya, dan kauurapilah dia. Keluaran 29:7
Haruslah kauambil sedikit dari darah yang ada di atas mezbah dan dari minyak urapan itu dan kaupercikkanlah kepada Harun dan kepada pakaiannya, dan juga kepada anak-anaknya dan pada pakaian anak-anaknya; maka ia akan kudus, ia dan pakaiannya, dan juga anak-anaknya dan pakaian anak-anaknya. Keluaran 29:21
Dalam Keluaran 29:4 kata “membasuh” diterjemahkan dari kata “NAZAH” yang artinya memercik atau menyiram. Sedangkan dalam Keluaran 29:7 kata “kautuang” diterjemahkan dari kata “YATZAQ” sedangkan dalam Keluaran 29:21 kata “kaupercikkanlah” diterjemahkan dari kata “NAZAH”
Yohanes Pembaptis membaptis dengan air, baptisan PERTOBATAN, bukankah itu sesuai dengan Keluaran 29:4? Yesus Kristus membaptis dengan Roh Kudus, baptisan PENGURAPAN, bukankah itu sesuai dengan Keluaran 29:7? Darah dan minyak dalam Keluaran 29:21, bukankah itu sesuai dengan ajaran perjanjian baru, Darah Kristus yang ditumpahkan di Golgota dan pimpinan Roh Kudus sebagai bukti seorang Kristen DIKUDUSKAN?
Pentahiran Orang Lewi
“Ambillah orang Lewi dari tengah-tengah orang Israel dan tahirkanlah mereka. Bilangan 8:6
Beginilah harus kaulakukan kepada mereka untuk mentahirkan mereka: percikkanlah kepada mereka air penghapus dosa, kemudian haruslah mereka mencukur seluruh tubuhnya dan mencuci pakaiannya dan dengan demikian mentahirkan dirinya. Bilangan 8:7
Dalam Bilangan 8:7 kembali yang digunakan adalah kata NAZAH, yang berarti dipercikkan atau disiramkan.
Pentahiran Orang Sakit Kusta
“Inilah yang harus menjadi hukum tentang orang yang sakit kusta pada hari pentahirannya: ia harus dibawa kepada imam, Imamat 14:2
Kemudian ia harus memercik tujuh kali kepada orang yang akan ditahirkan dari kusta itu dan dengan demikian mentahirkan dia, lalu burung yang hidup itu haruslah dilepaskannya ke padang. Imamat 14:7
Orang yang akan ditahirkan itu haruslah mencuci pakaiannya, mencukur seluruh rambutnya dan membasuh tubuhnya dengan air, maka ia menjadi tahir. Sesudah itu ia boleh masuk ke dalam perkemahan, tetapi harus tinggal di luar kemahnya sendiri tujuh hari lamanya. Imamat 14:8
Imam harus mengambil sedikit dari darah tebusan salah itu dan harus membubuhnya pada cuping telinga kanan dari orang yang akan ditahirkan dan pada ibu jari tangan kanan dan pada ibu jari kaki kanannya. Imamat 14:14
Dari minyak selebihnya imam harus membubuh sedikit pada cuping telinga kanan orang itu, pada ibu jari tangan kanannya dan pada ibu jari kaki kanannya, di tempat mana darah tebusan salah dibubuhkan. Imamat 14:17
Dan apa yang tinggal dari minyak itu haruslah dibubuhnya pada kepala orang yang akan ditahirkan. Dengan demikian imam mengadakan pendamaian bagi orang itu di hadapan TUHAN. Imamat 14:18
Dalam tradisi ini kita kembali melihat kisah Baptis Perjanjian Lama, pertama orang itu dipercik atau disiram dengan air, lalu dioles dengan darah dan terakhir disiram dengan minyak, ketiganya dilakukan oleh Imam. Setelah melalui ketiga hal itu maka orang tersebut pun tahir dan berdamai dengan Allah.
Setelah anda mempelajari tradisi-tradisi tersebut di atas, silahkan membaca kembali kisah Naaman dan tradisi Jamasan (mandi) pentahiran orang Israel namun sebelum itu mari kita baca bersama ayat berikut ini:
Imam harus mencelupkan jarinya ke dalam darah itu, dan memercikkan sedikit dari darah itu, tujuh kali di hadapan TUHAN, di depan tabir penyekat tempat kudus. Imamat 4:6
Mustahil Yohanes Pembaptis melakukan Baptis dengan mengaitkannya dengan Imam yang MENCELUPKAN jarinya ke dalam darah!
Kesimpulan
Saudara sekalian, saya menjalani baptis celup namun penganut baptis SIRAM sesuai tradisi gereja saya, GKI. Alasan saya menjalani baptis celup adalah karena saat itu saya masih muda dan sombong. Gereja saya GKI Siliwangi mengharuskan semua orang yang akan dibaptis harus mengikuti KETEKISASI namun saat itu saya sekolah di di Yogya. Selain sudah lulus katekisasi GKJ saya juga salah satu siswa di sekolah Theologia Parakletos Yogya, anggota team Film Yesus LPMI, ketua persekutuan SMA dan beberapa Ijasah Kursus Alkitab tertulis dan saya memenangkan beberapa debat dengan pendeta gereja saya serta tidak ada majelis gereja saya yang pengetahuan Alkitabnya menyamai apalagi melebihi saya. Saya siap menghadapi test kapan saja namun menolak untuk ikut katekisasi serta merasa keterlaluan bila harus meminta surat Keterangan dari GKJ Gondokusuman Yogya bahwa saya sudah lulus katekisasi mereka. Di samping itu, saat itu saya sudah baca Alkitab dari Kejadian 1 hingga Wahyu 22 lebih dari 5 kali.
Ketika menghadiri kebaktian di sebuah gereja yang dipimpin oleh seorang pengkotbah alam roh, saya ditawari untuk ikut baptis saat itu juga. Alasan saya menerima tawaran itu adalah, Tidak ada akar, rotan pun jadi. Di samping itu, saya juga ingin merasakan baptis celup dan saya dapat melakukan baptis ulang di gereja saya setiap saat saya siap mengikuti katekisasi atau meminta surat keterangan dari GKJ. Maka dibaptis Celup-lah saya.
Setelah mampu mengikuti katekisasi di gereja, pendeta saya menolak untuk membaptis ulang saya, menurutnya baptis yang sudah saya jalani itu sah, karena dilakukan oleh seorang pendeta dan dilakukan dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus. Pendeta lalu mengangkat saya menjadi asistennya. Saya boleh mengajar bila dia berhalangan untuk mengajar, namun dia tidak pernah berhalangan sekalipun. Karena mustahil dibaptis ulang, maka saya hanya melakukan SIDHI, mengaku percaya di depan jemaat gereja kami, GKI siliwangi tercinta, gereja pertama yang mengenalkan saya kepada Kristus pada tahun 1972.
yang dimaksud dalam II Raja raja 5:10 itu bukan tentang baptisan melainkan penyembuhan naaman yang sakit kusta. jangan menafsirkan langsung 1 ayat, baca dahulu satu perikop atau 1 pasal lalu menafsirkannya. Baptisan yang benar adalah baptisan yang diselamkan.