Allah Mustahil Kembar Siam


Allah Tritungal itu ibarat tiga orang kembar siam. Walaupun ketiganya adalah tiga orang yang berbeda namun ketiganya adalah satu orang yang sama. Meskipun ketiga pribadi itu berbeda-beda namun tubuhnya satu. Tiga namun ESA.

Memberanikan diri bertanya, di dalam buku berjudul Institutio, John Calvin menulis:

Dari Alkitab harus kita ambil aturan yang pasti, baik untuk pikiran kita maupun untuk ucapan kita, aturan yang kita pakai untuk mengukur segala pikiran otak kita dan segala ucapan mulut kita. Tetapi siapa gerangan yang akan menghalangi kita untuk menguraikan dengan kata-kata yang lebih jelas perkara-perkara di dalam Alkitab yang membingungkan dan mengalutkan pikiran kita? Asal saja kata-kata itu kita pakai untuk melayani kebenaran Alkitab dengan taqwa dan setia dan di gunakan tidak terlalu sering dan bebas dan hanya pada kesempatan-kesempatan yang baik. John Calvin – Institutio – Pengajaran Agama Kristen, hal 34

Pertama, yang saya namakan PERSONA (PRIBADI) ialah suatu SUBSISTENSI (substantia) di dalam HAKIKAT Allah yang meskipun berhubungan dengan yang lainnya, berbeda karena suatu sifat yang tak dapat menjadi kepunyaan dari yang lain. Tetapi, istilah SUBSISTENSI itu menurut kami harus menunjukkan sesuatu yang lain dari HAKIKAT. Sebab, jika FIRMAN itu sama saja dengan Allah dan tidak mempunyai suatu sifat yang khas, maka Yohanes kurang tepat waktu ia berkata bahwa Firman itu selama-lamanya telah ada bersama-sama dengan Allah (Yohanes 1:1). Bila kemudian ditambahkannya bahwa Firman itu juga Allah sendiri, ia mau memanggil kita kembali kepada hakikat yang satu itu. Tetapi, oleh karena Firman itu tidak mungkin ada bersama-sama dengan Allah kalau tidak berdiam di dalam Bapa, maka lahirlah wawasan SUBSISTENSI yang kami sebut tadi. Istilah inilah yang cocok untuk mengungkapkan bahwa Dia, meskipun terpaut dengan ikatan yang tak teputuskan dengan hakikat sendiri, masih mempunyai istimewa yang membedakan-Nya dari hakikat itu. Ibid, hal 36

Kedua, telah juga saya katakan bahwa ketiga SUBSISTENSI itu masing-masing berhubungan dengan yang lain sedangkan sifatnya berbeda. Dalam ayat tadi, hubungan itu diungkapkan secara khusus karena bila menyebut Allah begitu saja, tanpa ada suatu yang khusus yang ditentukan, nama itu dapat saja menunjukkan Anak atau Roh Kudus, maupun Bapa. Tetapi bila Bapa dibandingkan dengan anak, masing-masing terbedakan karena sifatnya. Ibid, hal 36-37

Ketiga, saya tegaskan bahwa apa yang menjadi sifat khas salah satu SUBSISTENSI itu tidak dapat dialihkan kepada yang lain karena segala sesuatu yang dianggap ada pada Bapa sebagai tanda membedakan-Nya, tidak dapat menjadi kepunyaan Anak, tidak pula dapat dialihkan kepada-Nya. Dan juga perumusan yang diberikan oleh Tertullianus saya sukai asal saja diartikan dengan tepat: Di dalam diri Allah ada suatu pengaturan atau suatu tertib yang tak mengubah apa-apa pada kesatuan hakikat. Ibid, hal 37

Bapa, Anak dan Roh, kata-kata ini memang menunjuk pada perbedaan yang sesuai dengan kenyataan, supaya tak ada yang mengira bahwa kata-kata itu merupakan julukan saja, yaitu hanya untuk menyatakan Allah dengan berbagai cara menurut karya-Nya. Tetapi, kita harus ingat bahwa ini merupakan perbedaan dan bukan pembagian. Anak mempunyai kekhasan yang membedakan-Nya dari Bapa, sebab tak mungkin Firman ada bersama-sama dengan Allah kecuali jika Firman itu lain dari Bapa dan tak mungkin firman itu mempunyai kemuliaan di hadapan Bapa jika tidak berbeda dari Bapa. Demikian pula, anak itu membedakan Bapa dari diri-Nya. Lagi pula, yang turun ke bumi bukan Bapa melainkan yang KELUAR dari Bapa; yang mati dan bangkit kembali bukan Dia melainkan yang diutus oleh-Nya. Perbedaan antara Roh Kudus dan Bapa dinyatakan oleh Kristus, waktu Dia berkata bahwa Roh Kudus itu terbit dari Bapa; perbedaan Roh Kudus dengan diri-Nya dinyatakan-Nya setiap kali Dia menyebut-Nya sebagai “se-Orang lain”, seperti pada saat Dia menyatakan bahwa Dia akan mengutus seorang Penolong yang lain dan juga dalam beberapa tempat lain. Ibid hal 37-38

Saya tidak tahu, apakah bijaksana mengambil persamaan dari hal-hal yang termasuk lingkungan manusia untuk mengungkapkan sifat perbedaan itu. Tetapi tidaklah baik untuk menutupi perbedaan yang kita lihat dinyatakan dalam Alkitab yaitu bahwa Bapalah yang dianggap pangkal penggerak segala kegiatan, sumber dan asal segala sesuatu; Anaklah yang dianggap mempunyai hikmat dan kebijaksanaan dan pengaturan segala kegiatan dan bahwa Roh Kudus dipandang sebagai sebab yang membuat kegiatan itu ampuh dan berhasil. Lagi pula, memang keabadian Bapa juga menjadi kebadaian Anak dan keabadian Roh mengingat bahwa Allah tak pernah mungkin tanpa hikmat dan kekuatan-Nya dan bahwa dalam keabadian tidak usalah dicari mana yang dahulu mana yang kemudian. Meskipun demikian, bukanlah tidak perlu atau sia sia memperhatikan urutan antara Bapa, Anak dan Roh Kudus. Bapa disebut yang pertama sesudahnya anak sebagai yang berasal dai Bapa lalu Roh Kudus sebagai yang berasal dari kedua-duanya sebab pikiran setiap orang sudah sewajarnya cenderung paling dulu memperhatikan Allah lalu hikmat-Nya yang bersumber pada-Nya akhirnya kekuatan-Nya yang dipakai-Nya untuk melaksanakan apa yang  telah diputuskan-Nya. Oleh karena itu, Anak dikatakan keluar dari Bapa saja dan Roh dari Anak dan Bapa. Ibid hal 38-39

Yang dimaksudkan dengan sebutan-sebutan yang menunjukkan perbedaan ini, kata Agustinus, “Ialah hubungan yang ada antara pribadi yang satu dengan yang lain, bukan ZAT yang membuat ketiga-tiganya merupakan keesaan. Pada tempat lain Agustinus menguraikan dengan baik dan dengan jelas sebab perbedaan itu. Katanya, “Kristus dinamakan Allah bila dilihat berhubungan diri-Nya sendiri. Berhubungan dengan Bapa, Dia dinamakan Anak. Demikian pula Bapa, dilihat berhubungan dengan diri-Nya sendiri, dinamakan Allah; berhubungan dengan Anak, Dia dinamakan Bapa. Yang dinamakan Bapa bila dilihat dalam hubungan dengan Anak, bukanlah Anak; demikian pula yang dinamakan Anak dilihat dalam hubungan dengan Bapa, bukanlah Bapa. Tetapi, yang dinamakan Bapa dilihat dalam hubungan dengan diri-Nya sendiri dan yang dinamakan Anak dilihat dalam hubungan dengan diri-Nya sendiri adalah Allah yang sama. Ibid hal 39

Oleh karena itu, baiklah mereka yang suka akan kesederhanaan dan yang puas dengan patokan iman, menerima secara singkat apa yang ada gunanya diketahui. Bila kita menyatakan percaya kepada satu Allah, hendaknya dengan nama itu dimaksudkan hakikat yang tunggal saja yang kita pahamkan mengandung tiga pribadi atau hyposteseis. Demikian pula setiap kali nama Allah disebut dengan arti umum, tanpa penentuan yang lebih tepat, maka yang dimaksudkan baik Anak dan Roh Kudus maupun Bapa. Tetapi bila Anak disebut bersama dengan Bapa maka kita berurusan dengan hubungan anatara yang satu dengan yang lain. Begitulah kita mengadakan perbedaan antara pribadi-pribadi. Ibid hal 40

Kita akan berpegang pada apa yang telah dengan secukupnya dibuktikan dari Alkitab yaitu bahwa Allah satu hakikat-Nya, yang tak dapat dibagi-bagi meskipun hakikat itu ada pada Bapa, ada pada Anak dan ada pada Roh Kudus. Demikian pula bahwa karena salah satu sifat-Nya Bapa berbeda dari Anak dan anak dari Roh Kudus. Ibid hal 40

Saya yakin bahwa saluruh bahan ajaran ini telah diterangkan dengan tepat di sini, asal saja si pembaca mau mengendalikan hasrat ingin tahunya dan tidak terlampau mengingingkan perdebatan-perdebatan yang merugikan dan membingungkan. Sebab, saya tidak rela kalau harus memuaskan mereka yang kesenangannya ialah mengarang pemikiran teoritis yang bukan-bukan. Ibid hal 40

Bengcu Menggugat hai hai Mengungkap:

Doktrin Tritunggal termasuk doktrin monoteisme yang percaya kepada Allah Yang Maha Esa. Dan Allah Yang Maha Esa itu mempunyai tiga pribadi, bukan satu. Pribadi pertama adalah Allah Bapa, pribadi kedua adalah Allah Anak (Yesus Kristus) dan pribadi ketiga Roh Kudus. Tiga pribadi bukan berarti tiga Allah, dan satu Allah bukan berarti satu pribadi. Tiga pribadi itu mempunyai satu esensi atau sifat dasar (Yunani: Ousia, Inggris: substance) yang sama, yaitu Allah. Allah Bapa adalah Allah, Allah Anak adalah Allah dan Roh Kudus adalah Allah, namun ketiga-Nya mempunyai satu ousia, yaitu esensi Allah. Stephen Tong – Allah Tritunggal, hal 20-21

Dalam sejarah Kekristenan hanya ada dua Teolog yang mengajarkan doktrin Allah Tritunggal dengan logis dan sistematis serta tegas dan gamblang sehingga sulit sekali untuk dilawan. Yang pertama adalah John Calvin yang hidup sekitar 500 tahun yang lalu dan yang kedua adalah Pdt. Dr Stephen Tong, sang hamba Allah, pelayan manusia.

Selama bertahun-tahun saya meyakini ajaran kedua teolog tersebut sebagai ajaran Alkitab sampai saya mengujinya dengan Alkitab sebagai sumber pustaka dan standard kebenaran dan menemukan fakta bahwa doktrin Allah Tritunggal adalah ajaran sesat karena bertentangan dengan ajaran Alkitab. Itu sebabnya, dalam kesempatan ini saya mengutip ajaran kedua Teolog agung tersebut untuk diuji dengan Alkitab sebagai standard kebenaran dan sumber pustaka.

Ada orang yang tersesat ada pula orang yang menjadi penyesat. Orang tersesat berbeda dengan penyesat. Orang tersesat adalah orang yang menjalani jalan yang salah karena tidak tahu jalan yang benar. Penyesat adalah orang yang tahu jalan yang benar namun sengaja memimpin orang ke jalan yang salah.

Tentang doktrin Allah Tritunggal, John Calvin walaupun tersesat dan ajarannya menyesatkan namun dia bukan penyesat karena belum pernah ada orang yang menggunakan Alkitab sebagai standard kebenaran dan sumber pustaka, membuktikan kepadanya bahwa doktrin Allah Tritunggal adalah ajaran sesat karena bertentangan dengan ajaran Alkitab. Hal yang sama pun berlaku bagi Pdt. Dr. Stephen Tong.

Tiga Allah Kembar Siam

Pada akhir tahun 80 an, ketika memimpin seminar Allah Tritunggal di Jakarta, Pdt. Dr. Stephen Tong menyatakan bahwa belum ada perumpamaan yang mampu menggambarkan doktrin Allah Tritunggal dengan sempurna. Pada saat itu saya berjanji di dalam hati untuk berusaha menemukan perumpamaan yang paling sempurna untuk menggambarkan doktrin Allah Tritunggal. Setelah bertahun-tahun berusaha akhirnya saya menemukannya.

Allah Tritungal itu ibarat tiga orang kembar siam. Walaupun ketiganya adalah tiga orang yang berbeda namun ketiganya adalah satu orang yang sama. Meskipun ketiga pribadi itu berbeda-beda namun tubuhnya satu. Tiga namun ESA.

Allah Tritunggal adalah satu Allah yang terdiri dari tiga pribadi yang berbeda. Allah Tritunggal adalah tiga Allah yang terdiri dari satu hakekat. Allah Tritunggal adalah tiga Allah kembar siam.

Doktrin Allah Tritunggal Mustahil Ajaran Alkitab

Kerabatku sekalian, apa yang diajarkan oleh Pdt. Dr. Stephen Tong dan John Calvin tersebut di atas memang nampak logis dan sistematis, namun sama sekali tidak alkitabiah. Kenapa demikian? Karena Alkitab tidak mengajarkan hal demikian. Yang saya maksudkan bukan Alkitab tidak mengajarkan frasa Allah Tritunggal. Yang saya maksudkan bukan Alkitab tidak mengajarkan kata pribadi dan hakekat. Yang saya maksudkan adalah Alkitab sama sekali tidak mengajarkan tentang tiga Allah yang satu hakekat alias satu Allah tiga pribadi.

Alkitab mengajarkan dengan gamblang bahwa manusia adalah DIKOTOMI yang terdiri dari TUBUH dan JIWA. Alkitab juga mengajarkan dengan tegas bahwa manusia adalah TRIKOTOMI yang terdiri dari TUBUH dan JIWA serta ROH KUDUS. Namun tidak ada satu ayat Alkitabpun yang mengajarkan bahwa Manusia adalah DIKOTOMI yang terdiri dari PRIBADI dan HAKEKAT.

Memang banyak teolog, salah duanya adalah Budi Asali Mdiv dan Esra Alfred Soru yang mengajarkan bahwa manusia adalah DIKOTOMI yang terdiri dari HAKEKAT dan PRIBADI. Itu sebabnya mereka juga mengajarkan bahwa Yesus memiliki DUA hakekat dan SATU pribadi. Namun para teolog demikian hanya bisa gigit jari ketika ditanya: Tubuh itu hakekat atau pribadi? Jiwa itu hakekat atau pribadi? Roh Kudus itu hakekat atau pribadi? Ketika manusia mati, yang mati itu hakekatnya atau pribadinya? Ketika Yesus mati, yang mati itu hakekat-Nya atau pribadi-Nya? Ayat Alkitab mana yang mengajarkan bahwa manusia itu terdiri dari hakekat dan pribadi? Ayat Alkitab mana yang mengajarkan bahwa Yesus punya satu pribadi dan dua hakekat?

Tidak ada satu ayat Alkitab pun yang mengajarkan bahwa Allah itu DIKOTOMI yang terdiri dari PRIBADI dan HAKEKAT. Itu sebabnya mustahil ada ayat Alkitab yang mengajarkan tentang TIGA Allah SATU hakekat alias SATU Allah TIGA pribadi. Oleh karena itu, meskipun NGOTOT sampai kuda gigit jari Doktrin Allah Tritunggal mustahil ajaran Alkitab. Karena Alkitab tidak mengajarkannya maka Doktrin Allah Tritunggal nggak mungkin WAHYU Allah.

Karena Alkitab tidak mengajarkannya lalu dari mana Pdt. Dr. Stephen Tong dan John Calvin mendapatkan ajaran demikian? Dari buku-buku teologi yang mereka pelajari. Karena menyangka yang diajarkan oleh buku-buku Teologi itu adalah ajaran Alkitab maka mereka pun mengajarkannya sebagai ajaran Alkitab.

Karena Alkitab tidak mengajarkannya lalu dari mana para teolog sebelum John Calvin tahu bahwa Allah itu DIKOTOMI yang terdiri dari PRIBADI dan HAKEKAT? Dari mana mereka tahu bahwa yang TIGA itu PRIBADINYA dan SATU itu HAKEKATNYA? Tahu dari hongkong kali? Ha ha ha ha …..

John Calvin Membual

John Calvin: yang saya namakan PERSONA (PRIBADI) ialah suatu SUBSISTENSI (substantia) di dalam HAKIKAT Allah yang meskipun berhubungan dengan yang lainnya, berbeda karena suatu sifat yang tak dapat menjadi kepunyaan dari yang lain. Tetapi, istilah SUBSISTENSI itu menurut kami harus menunjukkan sesuatu yang lain dari HAKIKAT. Sebab, jika FIRMAN itu sama saja dengan Allah dan tidak mempunyai suatu sifat yang khas, maka Yohanes kurang tepat waktu ia berkata bahwa Firman itu selama-lamanya telah ada bersama-sama dengan Allah (Yohanes 1:1). Bila kemudian ditambahkannya bahwa Firman itu juga Allah sendiri, ia mau memanggil kita kembali kepada hakikat yang satu itu. Tetapi, oleh karena Firman itu tidak mungkin ada bersama-sama dengan Allah kalau tidak berdiam di dalam Bapa, maka lahirlah wawasan SUBSISTENSI yang kami sebut tadi. Istilah inilah yang cocok untuk mengungkapkan bahwa Dia, meskipun terpaut dengan ikatan yang tak teputuskan dengan hakikat sendiri, masih mempunyai tanda istimewa yang membedakan-Nya dari hakikat itu. Ibid, hal 36

Pada mulanya adalah Firman (Logos); Firman itu bersama-sama dengan Allah (Theos) dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Yohanes 1:1-2

John Calvin: Yohanes kurang tepat waktu ia berkata bahwa Firman itu selama-lamanya telah ada bersama-sama dengan Allah (Yohanes 1:1).

Yohanes 1:1:  Pada mulanya Firman itu bersama-sama dengan Allah.

Hai hai: John Calvin membual karena “Pada mulanya” MUSTAHIL “selama-lamanya.”

John Calvin: Bila kemudian ditambahkannya bahwa Firman itu juga Allah sendiri, ia mau memanggil kita kembali kepada hakikat yang satu itu.

Yohanes 1:1:  Firman itu adalah Allah

Hai hai: John Calvin membual karena Yohanes 1:1 sama sekali tidak bicara tentang HAKEKAT.

John Calvin: Firman itu tidak mungkin ada bersama-sama dengan Allah kalau tidak berdiam di dalam Bapa.

Yohanes 1:1:  Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah.

Hai hai: Kerabatku sekalian, si Paijo tidak perlu berdiam di dalam IBU-nya untuk ada bersama-sama dengan mamanya bukan? Apakah John Calvin ada di dalam Michael Servetus (orang yang dihukum BAKAR) ketika dia ada bersama-sama dengannya? John Calvin benar-benar mengenaskan ketika membual: Firman itu tidak mungkin ada bersama-sama dengan Allah kalau tidak berdiam di dalam Bapa. Ha ha ha ha ha ha ha ha …

Kesimpulan

Kerabatku sekalian, karena Alkitab TIDAK pernah mengajarkan bahwa Allah itu DIKOTOMI yang terdiri dari PRIBADI dan HAKEKAT maka doktrin Allah Tritunggal yang didirikan di atas AKSIOMA Allah itu DIKOTOMI yang terdiri dari PRIBADI dan HAKEKAT adalah PEPESAN kosong alias omong kosong belaka.

NB.
Tentang Esra Alfred Soru, inilah yang tertulis di Esra Soru Friends Community:  Esra Soru sosok kontroversial yang menjadi pokok pembicaraan akhir2 ini karena Kegigihannya dalam mempertahankan Kebenaran Kristen yang berakar pada Firman Tuhan. Tak Jarang Beliau melakukan Perdebatan dan menyerang ajaran2 palsu di kalangan Kristen yang Tidak sesuai dengan Firman Tuhan, seperti saksi Yehovah, Pluralisme agama, Yahweisme, Unitarian, dll. maupun meladeni tantangan Islam yang menyerang Fondasi Kekristenan. Sehingga Membuatnya digemari maupun ditentang banyak pihak baik dari pihak Kristen sendiri maupun Non Kristen.

Kenapa sampai hari ini Esra Alfred soru yang mulia itu nggak BECUS membuktikan pernyataannya, “Benar sekali pak Albert, saya memang tak tertarik debat dengan orang seperti si Bugil ini, tapi kadang kita perlu melempar seekor anjing walaupun kadang kita abaikan gonggongannya.”

Untuk membaca blog-blog tentang Allah Tritunggal yang lain, silahkan klik di SINI.

51 thoughts on “Allah Mustahil Kembar Siam

  1. Dengan melihat saudara hai hai mengatakan allah tritunggal ibarat tiga orang kembar siam, saya sadar bahwa ajaran itu sesat, saya lihat ajaran Stephen tong tidak benar

Leave a reply to hai hai

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.