Hanya Mau Memberi Banyak


Apabila mencintainya itu sebabnya melamarnya untuk menjadi kekasih, kenapa murka bukan kepalang lalu membencinya karena dia menolak menjadi kekasih? Dia ingin kawan namun anda hanya MAU jadi kekasih. Dia perlu sedikit namun anda hanya MAU memberi banyak. Oleh karena itu, alih-alih memberi anda justru membenci. Jika mengasihinya itu sebabnya memberitakan injil kepadanya, kenapa murka lalu memusuhinya sebab dia menolak jadi Kristen? Dia ingin jadi sesama manusia namun anda hanya MAU seagama. Dia perlu sedikit namun anda hanya MAU memberi banyak. Itu sebabnya, alih-alih memberkati anda justru mengutuknya.

Hati Nurani Adalah Hasrat

Anda merasa trenyuh ketika melihat seorang anak kecil jatuh? Itulah yang disebut kasihan (Yunani: eleos) atau belas kasihan. Anda bertemu seseorang dan merasa nikmat bersamanya? Itulah yang dinamakan kasmaran (Ibrani: ahabah). Anda melihat seseorang dan ingin berhubungan sex dengannya? Itu disebut birahi (Yunani: orexis). Anda nelangsa karena menyangka orang cintaan anda mencintai orang lain? Itu namanya cemburu (Yunani: Zelos). Anda sakit hati melihat orang lain berhasil? Itu namanya dengki (Yunani: phthonos). Ketika berjalan sendirian di malam gelap tiba-tiba bulu roma anda merinding? Itu namanya gentar (Yunani: phobos). Anda meradang ketika dimaki tanpa alasan? Itulah murka (Yunani: orge). Anda tidak gentar walaupun bahaya mengancam? Itu namanya tabah (yunani: parrhesia). Anda berbunga-bunga ketika mendapat hadiah? Itu disebut girang (yunani: chara). Anda bersusah hati ketika orang yang anda sayangi meninggal? Itu dukacita (lupe). Anda susah hati tanpa alasan yang jelas? Itu gelisah (yunani: odune).

1.    Kasihan (Yunani: eleos)
2.    Kasmaran (Ibrani: tashuwqah)
3.    Birahi (Yunani: orexis)
4.    Cemburu (Yunani: Zelos)
5.    Dengki (Yunani: phthonos)
6.    Gentar (Yunani: phobos)
7.    Murka (Yunani: orge)
8.    Tabah (Yunani: parhesia)
9.    Girang (Yunani: chara)
10.    Dukacita (Yunani: lupe)
11.    Gelisah (Yunani: odune)

Kerabatku sekalian, anda mengenali perasaan-perasaan tersebut di atas, bukan? Perasaan-perasaan itu muncul begitu saja. Perasaan-perasaan itulah yang disebut perasaan hati yang murni yang sedalam-dalamnya. Itulah yang dinamakan hati nurani alias hawa nafsu alias keinginan daging alias hasrat alias kerinduan alias watak sejati alias sifat alamiah manusia. Tidak memilikinya berarti tidak sehat jasmani dan rohani. Memuaskannya membabibuta bisa membawa kita ke penjara. Mustahil menjadikan HASRAT (epithumia) sebagai standard kebenaran. Hati nurani alias hasrat ibarat lonceng yang memberi tanda diri kita menghadapi sesuatu. Mengendalikan hati nurani alias hasrat disebut membina diri. Inilah yang diajarkan oleh kitab Tiongkok kuno dan Alkitab.

Sesungguhnya,
membina diri itu
harus dimulai dengan meluruskan hati
Diri yang diliputi geram dan marah
tidak mungkin lurus (zheng 正)
Yang diliputi kuatir dan gentar
tidak mungkin lurus
Yang diliputi rasa puas dan girang
tidak mungkin lurus
Yang diliputi duka dan belas kasihan
tidak mungkin lurus

Bila hati tidak pada tempatnya
walau pun melihat tidak akan nampak
Meski pun mendengar tidak akan terdengar
Sungguh pun mengunyah tidak akan merasa

Itu sebabnya dikatakan
sesungguhnya,
membina diri itu
harus dimulai dengan meluruskan hati
Daxue VII:1-3

Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya (epithumia) sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya. Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut. Yakobus 1:14-15

Yang Baik Dan Yang Jahat

Pada hakekatnya setiap manusia memiliki perasaan tidak tega menyakiti manusia. Hari ini, bila melihat anak kecil hampir jatuh ke dalam lobang maka semua orang akan merasa takut, kuatir dan iba di dalam hatinya. Bukan untuk mencari perhatian dari orang tua anak kecil itu. Bukan untuk mendapatkan pujian dari handai taulan sekampungnya. Juga bukan karena takut disebut jahat. Mengzi IIA:6:3 – Gongsunchao shang

Nampak dengan gamblang bahwa yang tidak memiliki rasa kasihan dan iba (ce yin 惻隱),  bukan manusia. Yang tidak merasa malu dan merasa jahat (xiu e 羞惡) bukan manusia. Yang tidak menyetujui dan menolak (ci rang 辭讓) bukan manusia. Yang tidak membenarkan dan menyalahkan (shi fei  是非), bukan manusia. Mengzi IIA:6:4 – Gongsunchao shang

Kasihan dan iba (ce yin 惻隱) adalah benih cinta kasih (ren 仁). Rasa malu dan jahat (xiu e 羞惡) adalah benih kebenaran (yi 義). Menyetujui dan menolak (ci rang 辭讓) adalah benih kesusilaan (li 禮). Membenarkan dan menyalahkan (shi fei 是非) adalah benih kearifan (zhi 智). Mengzi IIA:6:5 – Gongsunchao shang

Manusia mempunyai keempat benih itu seperti manusia memiliki keempat anggota badan. Mempunyai keempat benih itu namun berkata dirinya tidak mampu, sama dengan mencuri dari diri sendiri. Barang siapa yang mengatakan pemimpinnya tidak mampu adalah orang yang mencuri dari pemimpinnya. Mengzi IIA:6:6 – Gongsunchao shang

Karena keempat benih itu ada di dalam diri kita, maka setelah mengerti harus membinanya hingga sempurna, seperti mengobarkan bara menjadi api, seperti mengalirkan air dari mata air. Barang siapa yang dapat membinanya hingga sempurna akan mampu melindungi keempat penjuru lautan. Yang tidak mau membinanya, takkan mampu walau hanya melayani ayah bundanya. Mengzi IIA:6:7 – Gongsunchao shang

Handai taulanku sekalian, walaupun menggunakan bahasa yang berbeda, namun Mengzi (372-289SM) mengajarkan hal yang sama dengan yang diajarkan oleh Alkitab.

Setiap bayi yang lahir sehat jasmani dan rohani menanggapi hati nuraninya dengan dua cara yaitu: menyukai (phileo) dan membenci (miseo). Bila suka dia senang bila benci dia marah. Dalam pertumbuhannya, dia akan meraih yang disukainya dan menolak yang dibencinya. Kemudian dia akan menyetujui yang disukainya dan menentang yang dibencinya. Selanjutnya mulai membenarkan yang disukainya dan menyalahkan yang dibencinya. Lalu dia akan merasa malu dan merasa jahat karena melakukan yang disukainya namun disalahkannya. Artinya dia melakukan sesuatu yang disukai namun menganggapnya jahat. Selanjutnya dia pun mulai merasa iba dan kasihan. Pada hakekatnya, setiap orang tua hanya mengajarkan DUA hal kepada anak-anaknya yaitu:

1.    Membedakan yang baik dan yang jahat
2.    Menyukai (phileo) yang baik dan membenci (miseo) yang jahat

Masalahnya adalah manusia tidak memiliki STANDARD tentang yang baik dan yang jahat. Itu sebabnya yang baik dan yang jahat selalu berubah-ubah. Orang tua menyalahkan anaknya karena tidak mau makan namun juga menyalahkan anaknya yang makan terus-terusan. Jadi, makan itu baik atau jahat? Orang tua menyalahkan anaknya yang tidak mau tidur namun juga menyalahkan anaknya yang tidur terus-menerus. Bila demikian, tidur itu baik atau jahat? Orang tua mengajari anaknya murah hati namun mereka marah ketika anaknya membagi-bagikan mainannya kepada teman-temannya. Sesungguhnya, murah hati itu baik atau jahat?

YHWH membunuh bangsa Mesir tanpa belas kasihan dan merasa senang ketika bangsa Israel memuji-muji tindakan-Nya. YHWH lalu memberi perintah kepada bangsa Israel, “Jangan membunuh.” Namun, anehnya, Dia lalu menyuruh bangsa Israel membunuhi orang-orang Kanaan tanpa belas kasihan dan tanpa ampun, “Bunuh semuanya, jangan bersisa!” Kenapa YHWH membunuh bangsa Mesir? Untuk menunjukkan kesaktian-Nya. Kenapa YHWH melarang pembunuhan? Karena manusia itu gambar dan rupa Allah. Mungkinkah bangsa Mesir yang dibunuh YHWH bukan gambar dan rupa Allah? Apakah ketika bangsa Israel memusnahkan bangsa Kanaan atas perintah YHWH manusia yang dibunuhnya bukan gambar dan rupa Allah?

YHWH adalah El Shadday alias Allah yang mahakuasa. Apakah karena mahakuasa maka Dia boleh membunuh siapa saja dan menyuruh membinasakan siapa saja? YHWH mengagulkan diri-Nya setia dan adil. Bila setia kenapa melanggar hukum-Nya sendiri? Bila adil kenapa menyuruh bangsa Israel merampok, membunuh bahkan memusnahkan bangsa Kanaan? Kenapa bangsa Kanaan dirampok dan dimusnahkan? Karena bangsa Israel yang disukai (phileo) YHWH perlu tempat tinggal dan harta benda. Karena YHWH cemburu (zelos) sebab bangsa Kanaan menyembah berhala dan tidak menyembah-Nya(?). Merampok demi yang disukai dan memusnahkan karena cemburu sama sekali tidak adil namun sewenang-wenang. Ketika YHWH bertindak sewenang-wenang, para teolog menyebutnya BERDAULAT. Kenapa ketika para penguasa bertindak sewenang-wenang para teolog menyebut mereka lalim?

Teologi Reformed mengajarkan bahwa bangsa Mesir dan Kanaan yang dirampok dan dimusnahkan atas kehendak YHWH memang pantas mati. Selain menyembah berhala mereka juga jahat. Sayang sekali Alkitab mencatat dengan gamblang dan tegas sehingga mustahil menyangkalnya bahwa bangsa Israel sering sekali mengenang kehidupan mereka di Mesir yang menyenangkan dan Firaun menentang bangsa Israel karena YHWH mengeraskan hatinya. Hal yang sama juga terjadi ketika bangsa Israel merampok dan memusnahkan bangsa Kanaan. Bahkan Alkitab juga mencatat bahwa YHWH membunuhi bangsa Israel karena Dia murka sebab mereka menolak-Nya atau tidak menaati-Nya. YHWH mengutus nabi-nabi kepada bangsa Israel untuk mengajari mereka menyambah-Nya dan memperingatkan mereka agar tidak menyembah berhala namun sama sekali tidak melakukan hal demikian kepada bangsa Kanaan. Tidak mendidik dan tidak memperingatkan namun menghukum, itu namanya zalim.

Janganlah engkau merasa sayang  kepadanya, sebab berlaku: nyawa ganti nyawa, mata ganti mata, gigi ganti gigi, tangan ganti tangan, kaki ganti kaki.” Ulangan 19:21

Nyawa ganti nyawa, mata ganti mata, gigi ganti gigi, tangan ganti tangan, kaki ganti kaki. Itulah hukum alias ketetapan YHWH. Bagaimana dengan diri-Nya sendiri? Apakah karena Dia yang membuat hukum maka tidak terikat oleh hukum. Bila demikian, kenapa para penguasa lalim disebut jahat? Bila YHWH memang lalim, kenapa El Elyown alias Allah yang mahatinggi membiarkan kelaliman-Nya? Mungkin karena belum waktunya? Atau karena ada alasan lainnya? Karena belum waktunya dan ada alasan lainnya. Itulah yang diajarkan oleh Alkitab.

Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia.” Matius 19:6

Apa yang dipersatukan oleh Allah tidak boleh diceraikan manusia. Karena Engkau yang mahakuasa dan mahatinggi, bagaimana bila kita melakukannya dengan cara yang lebih mudah? Engkau tahu alasanku ingin menceraikannya, bukan? Bila memang Engkau yang menyatukan kami dan tidak ingin kami bercerai, tolong hilangkan alasanku ingin menceraikannya. Ubahlah dia atau ubahlah aku. Aku tidak mampu menyukainya lagi.

Aku sudah membujuknya untuk menjadi orang yang aku sukai namun dia tidak mau mungkin pula dia tidak mampu. Aku ingin menceraikannya karena tidak tahan lagi menjalani hidup pernikahan kami. Engkau yang mahakuasa dan Engkau yang mahatinggi, apakah Engkau juga tidak mampu seperti kami? Tolong, jangan larang kami bercerai bila Engkau tak mau atau tak mampu menunjukkan cara agar kami menjalani hidup pernikahan yang mengasykkan. Masakan Engkau tidak tahu bahwa kami menikah karena ingin LEBIH bahagia bukannya untuk menderita? Bukankah kami minta restu-Mu sebelum menikah? Bukankah kami minta berkat-Mu ketika menikah? Bila tidak mau memberkati, kenapa tidak katakan sejak awal? Allah pasti buka jalan. Kapan? Setelah kami bercerai? Jangan-jangan bercerai adalah jalannya? Ha ha ha ha ha ha ….

Kenapa harus MENAATI firman Tuhan Allah? Teologi reformed mengajarkan bahwa manusia harus taat karena Tuhan Allah yang berdaulat. Apa arti berdaulat? Berdaulat artinya bila tidak menyukai anda maka  anda akan ditindak alias dipanggang di atas api dengan setia dan adil. Kenapa orang Kristen berbuat baik? Teologi reformed mengajarkan bahwa orang Kristen berbuat baik untuk membalas budi alias bersyukur kepada Tuhan Allah yang telah berbuat baik duluan. Bukankah seharusnya anda taat karena ajarannya benar dan berbuat baik karena anda orang baik? Itulah bukti bahwa anda bukan BUDAK namun orang merdeka bahkan anak. Itu namanya KASIH, bukan TAKUT.

Saya seorang ayah dan istri saya seorang ibu. Saya dan istri berharap anak kami menjadi orang baik. Walaupun berdaulat namun tidak memaksanya untuk taat apalagi memanggangnya dengan api karena tidak taat. Kami berharap dia menjadi orang baik dan melakukan hal-hal yang baik namun sama sekali tidak menginginkannya berbuat baik HANYA untuk membalas budi saya dan istri. TAAT untuk menghindari hukuman namanya TAKUT. Baik untuk membalas budi namanya dagang. Taat karena takut dan baik karena dagang namanya MENJILAT. Yang melakukannya sama sekali bukan orang baik-baik. Kami mengajari anak melakukan ini dan tidak melakukan itu untuk menghindarkannya dari penderitaan dan berbahagia bukan untuk menegakkan kedaulatan apalagi mengagul-agulkan kesaktian kami. Kami melarang anak melakukan yang jahat dan menyuruhnya melakukan yang baik untuk mengajarinya menjadi orang baik, bukan untuk menunjukkan bahwa kami adalah orang baik yang membenci kejahatan. Memanggang anak yang tidak taat untuk mengagulkan diri kepada sorga dan dunia bahwa kita adalah orang baik? Mohon maaf, tanpa mengurangi rasa hormat, hai hai dan istrinya tidak melakukan hal demikian dan menurut kami, hanya orang GILA yang melakukannya.

“Nak, jangan makan permen pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat, sebab pada hari memakannya engkau pasti mati.” Suatu hari, Wisely, anak hai hai berkata, “Papa, papa, aku sudah makan permen pengetahuan baik dan jahat lho. Boro-boro mati, cuman berasa asem doang. Papa bohong, buah itu nggak ada khasiatnya sama sekali.” Pada saat itu hai hai berkata, “Oh anakku yang kukasihi, tidak tahukah bahwa engkau telah tidak taat padaku? Tidak tahukah engkau bahwa aku berdaulat? Tidak tahukah engkau bahwa aku membenci ketidaktaatan secara absolut? Gua udah NGANCEM elu pasti mati, TOLOL! Kenapa elu makan juga?” Sejarah kerajaan hai hai mencatat, Karena begitu besar kasihnya kepada Wisely (anaknya) maka Dia lalu GEBUKIN istrinya sampai mati untuk menggantikan anaknya yang kekasih. Iis mandah diembat sampai mati untuk menggantikan anaknya digebukin hai hai. Dengan kemajuan teknologi yang dimilikinya hai hai lalu membangkitkan Iis dari kematian. Sejak itulah Wisely taat karena takut mati dan membalas kebaikan hai hai bapaknya yang gebukin mamanya sampai mati untuk menggantikannya. Suatu hari Wisely minggat dan inilah catatan yang ditinggalkannya:

Punya orang tua tolol memang menyebalkan namun punya orang tua sakit jiwa, benar-benar mengenaskan! Mengancam MATI bolah-boleh saja, namun main sinetron gebukin mama sampai mati lalu membangkitkannya? Tak U U lah yao! Ha ha ha ha ha …

Handai taulan sekalian, apakah yang terjadi di dalam kerajaan Allah sama seperti yang terjadi di dalam kerajaan hai hai?

Apakah karena ancaman MATI-Nya gagal, Allah lalu main sinetron gebukin Yesus sampai mati lalu membangkitkan-Nya agar manusia takut lalu menaati-Nya dan berbuat baik untuk membalas budi-Nya? Ha ha ha ha ha …

Kerabatku, anda berkata, “Hai hai tidak boleh memaki saya tolol sebab memaki bukan ungkapan kasih Kristiani. Kasih itu lemah lembut.” Hai hai berkata, “Saya memaki anda tolol dan saya orang Kristen. Saya memaki anda tolol sebab anda memang tolol dan saya ingin agar anda tidak tolol. Itu sebabnya saya memberitahu anda bahwa anda tolol sekali dan berharap setelah tahu bahwa anda tolol sekali lalu membina diri agar tidak bertindak tolol lagi lain kali. Bila tidak mengasihi anda, peduli setan anda tolol atau bloon?! Anda tolol karena selama ini tidak ada orang Kristen yang cukup peduli memberitahu bahwa anda tolol sekali.”

Yang baik dan yang jahat tidak ada standardnya. Hal itu berlaku bagi manusia juga YHWH bahkan Allah. Itu sebabnya hukum Taurat gagal mendidik manusia. Itu sebabnya YHWH gagal menjadi PENERANG bagi manusia. Itu sebabnya alih-alih membimbing YHWH justru membinasakan manusia. Bukankah YHWH sudah berjanji di dalam hati-Nya untuk tidak memusnahkan manusia walaupun mereka jahat sejak kecilnya? Kenapa Dia memusnahkan Sodom dan Gomorah? Karena Sodom dan Gomorah jahat di mata-Nya. Kenapa Dia memusnahkan bala tentara Mesir? Karena Dia menganggap baik untuk mengagulkan kesaktian-Nya dengan cara demikian kepada bangsa Israel yang disukai-Nya. Kenapa Dia memberi perintah untuk memusnahkan seluruh bangsa Kanaan? Karena mereka jahat di mata-Nya dan menganggap baik untuk memberi tempat tinggal dan harta kepada bangsa Israel kesukaan-Nya. Karena Dia menyangka itulah cara agar bangsa Israel tidak menyembah berhala dan taat kepada-Nya. Karena Dia menyangka itulah cara agar bangsa Israel tidak membangkitkan cemburu-Nya.

YHWH Hanya Mau Memberi Banyak

YHWH yang mulia, bangsa Israel suka menyembah berhala-berhala yang DIAM namun Anda NGOCEH melulu. Bangsa Israel ingin menyembah dan memberi dengan sukarela namun anda memaksa mereka memberi yang Anda inginkan sebanyak yang Anda mau dengan cara yang Anda tentukan. Mereka menyembah Anda bukan karena suka namun takut. Itu sebabnya ketika rasa takut hilang, mereka pun menyembah berhala yang disukainya.

YHWH yang terhormat, Anda kasmaran (ahab) pada Israel bahkan Anda kecanduan (Tashuwqah) pada Israel. Itu sebabnya anda CEMBURU (zelos) ketika mereka menyembah berhala. Itu sebabnya Anda nelangsa ketika mereka mengabaikan anda. Anda Kasmaran bahkan kecanduan namun tidak menyukai (aphilagathos) mereka itu sebabnya Anda berusaha untuk MENYUKAI (phileo) mereka. Anda NGOCEH melulu mengajari, mengiming-imingi, mengancam bahkan memaksa mereka untuk menjadi orang-orang yang anda sukai. itu sebabnya Anda berang bukan kepalang ketika mereka tidak berusaha menjadi orang yang anda sukai. Anda hanya MAU memberi banyak sedangkan Israel hanya perlu sedikit. Itu sebabnya alih-alih memberi anda justru membenci. Anda gagal!

Apa STANDARD kebenaran Anda, YHWH yang kekasih? PERASAAN alias hati nurani Anda. Bukankah ketika mencium korban bakaran Nuh, Anda berjanji di dalam hati untuk tidak memusnahkan manusia walaupun mereka jahat sejak kecilnya? Benar! Lalu kenapa Anda tidak menepati janjinya? Karena perasaan Anda selalu berubah-ubah dan Anda memilih untuk memuaskannya. Itu sebabnya Anda memilih Musa lalu berusaha membunuhnya. Itu sebabnya Anda memilih Israel lalu ingin membinasakan mereka. Itu sebabnya Anda memilih Saul lalu menolaknya. Bapa kita Elohim alias Theos alias Allah mengajarkan untuk memilih tidak membenci (miseo) walaupun tidak menyukai (phileo). Bukankah itu janji Anda kepada diri sendiri di hadapan Nuh? Anda berjanji untuk tidak membenci walaupun tidak menyukai manusia. Itulah yang disebut KASIH alias agapao. Anda gagal menepati janji karena berusaha untuk MENYUKAI (phileo) Israel. Anda hanya MAU memberi banyak sementara Israel hanya perlu sedikit.

Ketika TUHAN mencium persembahan yang harum itu, berfirmanlah TUHAN dalam hati-Nya: “Aku takkan mengutuk bumi ini lagi karena manusia, sekalipun yang ditimbulkan hatinya adalah jahat dari sejak kecilnya, dan Aku takkan membinasakan lagi segala yang hidup seperti yang telah Kulakukan. Kejadian 8:21

Tidak perlu menyukai (phileo), apalagi memaksa diri menyukai bahkan pura-pura menyukai, karena yang diperlukan adalah KASIH alias tidak membenci walaupun tidak menyukai. Tidak membenci artinya: Tidak mengutuk, tidak mengiming-imingi, tidak memaksa, tidak mengancam, tidak mereka-reka cara bahkan tidak membunuh agar mereka menjadi seperti yang Anda sukai, namun terus berharap agar mereka menjadi orang baik itu sebabnya terus NGOCEH mengajari dan BERDOA kepada Allah. Untuk sebuah kata yang lebih baik, itu namanya SABAR dalam harapan.

Manusia itu jahat sekali! Benar! Namun dia adalah gambar dan rupa Allah. Jangan membencinya walaupun tidak menyukainya. Yang harus dilakukan adalah mengajari orang-orang agar tidak menjadi korban kejahatannya dan mengajarinya agar menjadi orang saleh sehingga bisa menikmati hidup yang mengasykkan. Namun dia kekeh jumekeh jahat! Biarlah demikian, siapa tahu dengan demikian banyak orang akan belajar bahwa hidup sebagai orang jahat itu benar-benar menyebalkan.

Herodes jahat sekali. Namun kita tahu bahwa dia sama sekali tidak bahagia karena hidup dalam ketakutan tahtanya direbut orang lain. Hitler jahat sekali. Namun kita tahu jalan hidupnya, bukan? Dia bunuh diri karena yakin tak seorang pun mengingininya hidup. Mao Zedong jahat sekali. Namun kita tahu bahwa sebelum mati dia menghukum istrinya agar Deng Xiaoping yang dia jatuhi hukuman pengasingan bisa kembali memimpin Tiongkok. Orde Baru jahat sekali. Namun kita tahu Soeharto menjalani hidupnya sejak 1998 hingga 2008 untuk memikirkan jalan hidupnya dan kepemimpinannya sebagai presiden Indonesia sejak 1968 hingga 1998. YHWH, Herodes, Hitler, Mao Zedong dan Soeharto hanya sedikit orang yang menjadi contoh. Kemuliaan dan Kekuasaan yang mereka kejar seumur hidupnya, tidak mengasykkan lagi, bahkan kenangan atasnya pun tidak mengasykkan lagi. Tidak ada alasan untuk membenci (miseo) dan tidak ada orang yang disukai (phileo) lagi itu berarti hanya ada KASIH (agape). Hidup dengan kenangan seumur hidup menyakiti bahkan membunuh demi pepesan kosong (Kemuliaan dan Kekuasaan) benar-benar mengenaskan. Handai taulanku sekalian, anda mau hidup dengan kenangan demikian? Silahkan!

Bengcu Hanya Mau Memberi Banyak

Di dalam kotbahnya, kotbah pertamanya yang saya dengar sejak mengenalnya tahun 1984, sahabatku Thomy Matakupan bercerita: Seorang wanita menelponnya dan bertanya apa yang harus dilakukannya karena dia kena kanker? Sahabatku diam karena tidak tidak punya kalimat untuk diucapkan. Wanita itu lalu berkata-kata setelah beberapa saat mereka saling diam. Sahabatku mendengarkan. Wanita itu menghibur dirinya sendiri dengan slogan-slogan iman dan pernyataan cinta Tuhan. Setelah telepon itu, sahabatku bertekat untuk membesuk wanita itu. Mengatur jadwal, menyediakan waktu, menghabiskan sejumlah uang, jauh-jauh berkunjung, suatu hari sahabatku pun bertemu dengan wanita itu di kamarnya, terbaring di atas ranjang besar dalam kondisi diam. Suaminya bilang, dosis morfin yang disuntikkan untuk menghilangkan rasa sakitnya sudah hampir mencapai ambang batasnya, artinya, ditambah sedikit lagi maka dia akan mati over dosis. Sahabatku duduk di tepi ranjang dan menggenggam tangan wanita itu lalu bercerita tentang Injil sementara wanita itu adalah orang Kristen dan dia di bawah pengaruh morfin untuk mengurangi rasa sakitnya karena kanker. Ketika sahabatku pamit pulang, wanita itu hanya mengantarnya dengan seulas senyum simpul yang samar. Dalam hitungan hari wanita itu pun meninggal.

Aku menerima SMS dari sahabat yang paling aku hormati. Dia ada  di Singapura. “Bengcu, aku kena kanker kelenjar getah bening. Stadium tiga +. Kemoterapi.” Rongga ulu hatiku pun menggelembung dan rasa itu benar-benar menyebalkan. Aku tidak tahu berapa lama terdiam dan gentar. Kemudian aku menulis, “Thomy Matakupan sahabatku, just fight until the end. Kuberikan seluruh semangatku.” Dia tidak membalas SMS-ku. Mustahil mengharapkan lebih dari itu, bukan? Aku lalu minta tolong adikku memantau kondisinya lewat sahabatnya yang adalah adik sahabatku itu. Dia sama sekali tidak pernah menghubungiku lagi. Suatu hari, aku melampiaskan frustasiku, entah di wall FB-nya atau di wall YM-nya, “Thomy Matakupan sahabatku, AWAS LU kalau mati muda!” Dia hanya ngakak. Suatu hari adikku bilang, Thomy Matakupan sudah bersih. Aku pun menelponnya. Senang sekali. Kami pun ngobrol lama sekali.

Suatu hari dia memberitahuku jadwalnya di Jakarta. Kami pun berjanji untuk bertemu. Di kamar tempat menginap, dia tahu apa yang kuinginkan. Karena sejak di bandara, sudah berkali-kali dia memergokiku menatap tubuhnya penuh selidik. Dia membuka bajunya dan memamerkan tubuhnya. Aku memeriksanya dengan teliti lewat pandangan mataku. Thomy Matakupan sudah bersih dari kanker kelenjar getah bening (limfoma). Itulah vonisku. “Benarkan, nasibmu jelek, makanya panjang umur.” Komentarku setelah memeriksa tubuhnya. Dia ngakak sementara temannya, seorang pendeta, terlongong-longong melihat ulah kami.

Handai taulanku sekalian, saya menyebutnya sahabat sebab dia memang sahabat yang paling aku hormati sejak kuliah dulu. Di dunia ini saya tidak punya banyak sahabat. Mau tahu arti seorang sahabat bagiku? Bila seorang sahabat berkata, “Aku perlu seseorang untuk mati bagiku!” Maka saya akan menyerahkan diri untuk mati baginya tanpa bertanya apa alasannya. Seseorang sahabat bertanya kepada saya, “Kenapa elu membiarkan gua mengkhianati elu berkali-kali namun tidak pernah mengeluh?” Saya menatapnya lalu berkata, “Karena elu sahabat gua! Seorang sahabat tidak berkorban bagi sahabatnya namun memberi. Memberi dari yang kita miliki. Itu sebabnya setelah memberi kita tidak mengingatnya lagi.” Mengerutkan kening dia bertanya, “Dari mana elu belajar kebenaran demikian?” Saya ngakak lalu berkata, “Dari sahabat baru elu, Yesus namanya. Ha ha ha ha …”

Bagi Thomy sahabatku, wanita itu hanya sebuah nama dan sebuah suara di telepon. Dia bersusah payah, mengatur waktu, membelanjakan uang jalan, jauh-jauh datang hanya untuk menggenggam tangannya dan bercerita tentang Injil, padahal dia tahu wanita itu orang Kristen dan di bawah pengaruh morfin. Itulah bedanya hai hai dan Thomy Matakupan. Itulah bedanya Phileo dan Agapao. Itulah bedanya suka dan kasih. Itulah yang diajarkan oleh sahabatku kepadaku ketika aku mendengar kotbahnya untuk pertama kali. Itulah yang selalu dia lakukan sejak dulu, sejak kami masih kuliah. Dia selalu mengajariku lewat perilakunya. Dia tidak berhitung ketika memberi. Dia memberi yang dia punya. Dia memberi walaupun ingin memberi banyak sementara yang ingin diberinya hanya perlu sedikit. Dia hanya memberi. Dan dia memberi. Dan dia senang sekali karena wanita itu tersenyum simpul menerima pemberiannya walaupun kemudian mati.

Saat itu dia sudah lulus kuliah fakultas Ekonomi. Dia melanjutkan kuliah Teologi dan saya bekerja. Kurang lebih 6-7 bulan setelah dia kuliah, saya mengunjunginya di sekolah Teologinya. Saya kaget bukan kepalang. Dia kurus sekali. Wajahnya tirus dan rambut putihnya banyak sekali. Di samping itu, jidatnya pun lebar sekali. Ketika saya bertanya, apa yang dia lakukan? Dia pun bercerita tentang merawat sekolah dan asramanya, menyapu, ngepel dan membersihkan kamar mandi dan WC. Dia bercerita tentang buku-buku Teologi tebal yang saya sebut papan gilesan yang harus dibaca dan dipahaminya. Semuanya bahasa Inggris. Dia juga bercerita bahwa nonton televisi dan ngerumpi tidak dilarang namun mereka yang melakukannya harus membuat paper untuk apa yang telah ditontonnya dan dirumpinya.

Saya pun tahu kenapa rambut putihnya banyak sekali dan jidatnya lebar sekali. Itu karena dia belajar dan bekerja dan belajar dan bekerja dan belajar dan bekerja keras sekali. Namun dia menikmati semua yang dikerjakannya dan dipelajarinya. Dia sama sekali tidak tahu karena saya belum pernah memberitahu dia dan berjanji tidak akan pernah memberitahu dia. Saat itu, saya berjanji pada diri sendiri untuk menyisihkan sebagian gaji saya untuknya. Saya suka dia sekolah Teologi dan ingin jadi pendeta. Hal yang tidak berani saya tempuh walaupun saat itu ingin. Namun saya tidak pernah memberinya sebab jumlah uang yang dapat saya sisihkan setiap bulannya sedikit sekali. Saya pun memasukkan uang itu ke kantong kolekte di kebaktian dan berdoa ala pengkotbah alam roh, semoga Tuhan melipatgandakannya lalu memberikannya kepada Thomy. Bodoh sekali! Namun itulah yang kulakukan saat itu. Dan itulah yang kulakukan selama bertahun-tahun. Saya meneladani caranya bekerja keras dan belajar keras, menikmati yang dikerjakan dan menikmati yang dipelajari, namun, tidak pernah mengunjunginya lagi karena malu sebab nggak memberi karena nggak mampu memberi sebanyak yang ingin kuberikan.

Persisnya saya lupa, akhir 1998 sampai akhir 1999. Dia diwisuda dengan gelar MDiv dan mengundang saya untuk menghadiri wisudanya. Saya hadir dan setelah acara berakhir membawanya ke kampus kami untuk mengenang saat-saat kami kuliah. Saat itu dia bercerita tentang apa yang dilakukannya di Yogyakarta. Saat itu saya memberitahu dia tentang apa yang dilakukan oleh para pengkotbah mantan dukun dan meminta dia untuk membongkar kedok mereka. Dia berkata, kira-kira begini, “Bila kita mengajarkan hal yang benar, jemaat nggak akan bisa disesatkan.” Saat itu saya memberitahu dia tentang pernikahan saya yang kacau balau dan keputusan saya menceraikan istri saya. Aneh bin ajaib. Dia sama sekali tidak memberi komentar baik lewat kata-kata maupun lewat pandangan mata juga bahasa tubuh lainnya padahal saya menyangka dia akan memberi banyak nasehat itu sebabnya sudah mempersiapkan banyak alasan untuk membenarkan tindakan saya. Ketika kami berpisah, dia berkata, “Salam untuk nyonya.” Sebagai seorang ksatria saya pun lalu mengunjungi istri saya untuk menyampaikan salamnya. Pulang dari kunjungan itu, sendirian di rumah, ruko berlantai 4,5 saya teringat apa yang saya katakan kepada istri saya sebelum meninggalkannya, “Kamu sudah pernah menang sekali dan saya sudah memberitahumu kenapa kamu kalah. Kamu masih punya harapan untuk menang kembali.” Saya juga ingat kata Thomy ketika kami berpisah, “Salam untuk nyonya.” Ha ha ha ha ha ha ….. Saya pun berdoa dengan jumawa, “Bila Engkau yang mempersatukan kami, bawalah aku kembali.”

Aku kembali lupa namun kemungkinan besar itu tahun 2002. Dia akan ditahbiskan menjadi pendeta dan mengundangku. Aku beritahu dia bahwa aku akan datang dengan istriku dan anakku. Dia tidak memberi komentar lain kecuali berkata, “Sampai ketemu! Salam untuk nyonya.” Aku, istriku dan anakku menghadiri wisudanya. Aku mengenalkan istriku kepadanya, kepada istrinya dan anaknya. Thomy Matakupan, sampai saat ini dia tidak pernah bertanya apakah istriku yang ada bersamaku saat ini adalah istriku yang aku tinggalkan dulu?  “Salam untuk nyonya!” Itulah kalimatnya setiap kali kami berpisah baik di telepon maupun ketika bertemu. Bila anda bertanya kepadanya tentang hai hai, kira-kira inilah yang akan dia katakan, “Bengcu, aku kenal dia.” Bila anda bertanya lebih lanjut, apakah hai hai sesat? Kurang lebih dia akan berkata, “Bengcu, dia orang baik.” Lalu dia akan cerita kisah-kisah kami kuliah dulu. Bila anda berkeras bertanya, apakah hai hai sesat? Kemungkinan besar dia akan bilang, “Bengcu adalah teolog jalanan, namun dia orang baik.” Kerabatku sekalian, bila dia tidak pernah memberitahu anda, baiklah saya beritahu anda, dia memberitahuku dalam kotbahnya, dan saya akan mengucapkannya dengan gaya bahasa saya, Thomy Matakupan tahu (terserah bila anda menyebutnya beriman) bahwa anak-anak Allah yang pemarah dan putus asa akan mengancam bahkan minggat namun mereka tidak pernah minggat jauh. Mereka mengeluh bahkan memaki namun tidak pernah kehilangan cintanya kepada Allah karena Allah tidak pernah berhenti mencintai mereka. Itu sebabnya Thomy Matakupan tidak pernah kuatir tentang orang-orang demikian.

Hai hai hanya MAU memberi banyak, itu sebabnya dia tidak memberi apa pun! Thomy Matakupan memberi apa pun itu sebabnya dia telah memberi banyak. Hai hai hanya MAU memberi kepada yang DISUKAINYA, itu sebabnya dia baru memberi kepada beberapa! Thomy Matakupan memberi kepada siapa pun tanpa perlu menyukai mereka, itu sebabnya banyak orang telah menerima pemberiannya. Oleh karena itu, bila anda perlu, carilah Thomy Matakupan atau bersabarlah hingga hai hai mampu meneladaninya. Hai hai hanya mau Phileo sementara Thomy Matakupan selalu Agapao. Hai hai tidak pernah kuatir masuk neraka sebab percaya Thomy Matakupan takkan pernah membiarkannya di sana. Hai hai tidak pernah takut tersesat karena walaupun tak pernah mengucapkannya Thomy selalu berkata, “Mau sesat? Langkahin dulu mayat gua!”

MENGASIHI adalah memilih untuk tidak membenci walaupun tidak menyukai! Itulah Agape!

MENGASIHI adalah memilih tetap memberi walaupun hanya BISA memberi sedikit. Itulah Agape!

MENGASIHI adalah memberi tanpa menghitung berapa banyak yang diberikan. Itulah Agape!

Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu.Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. Matius 5:43-44

NB:
Ini adalah tulisan ke 1 dari 3 Tulisan. Untuk membaca tulisan yang lain, klik saja judul tulisannya.

  1. Bengcu Menggugat Karena Wanita Kristen Ibarat Cheongsam
  2.  Bengcu Menggugat Karena hai hai Hanya Mau Memberi Banyak
  3. Bengcu Menggugat Karena Perceraian Adalah Langkah Terakhir Menyelamatkan Perkawinan

53 thoughts on “Hanya Mau Memberi Banyak

  1. @Nicolaas, terima kasih pujiannya. semoga berguna. Kalau anda suka, tolong beritahu handai taulan yang lainnya. siapa tahu mereka juga suka dan berguna bagi mereka?

Leave a reply to Nicolaas

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.